"Pergi dari mansionku, kamu tidak memiliki hak atas cucuku lagi setelah kamu mencampakkannya demi seorang pelacur!" titah Flint seraya mengacungkan senjatanya ke kepala Noah. Noah melangkah mundur dan pergi dari hadapan semua orang, tapi ia pergi bukan karena ia menyerah. Ia hanya mencari aman saja agar tetap hidup dan bisa bertemu dengan Amberley, ia akan menyusun rencana lain. Amberley menghampiri Zionathan yang tengah memegang sudut bibirnya yang terluka, ia hanya mendapatkan sedikit luka karena Noah hanya berhasil memukulnya sebanyak tiga kali. Zionathan memiliki keahlian bela diri, itu sebabnya ia bisa menangkis seluruh serangan Noah dan hanya tiga kali lolos dan mengenai wajahnya. "Zionathan, bibirmu terluka." Amberley menatapnya penuh rasa cemas. "Ya, ini membuatku sedih." "Ada apa? apa ini menyakitkan?" "Bukan, tapi ini membuat wajah tampanku ternodai. Bagaimana bisa kita bertunangan dengan wajahku yang memar seperti ini," Amberley mencubit pinggangnya, dalam keadaan pa
Rosalyn tersenyum puas melihat hasil kerja para mantan kekasih Zionathan, tidak sia-sia ia menghasut mereka semua agar ia bisa membuat Amberley syok tanpa harus turun tangan secara langsung. Rosalyn membuat grup di aplikasi pesan singkat dan membernya adalah para mantan Zionathan, Rosalyn menyembunyikan identitasnya dan menghasut mereka dengan masa lalu Amberley. Rosalyn membuat seolah-olah Amberley adalah orang yang paling bertanggung jawab atas dicampakkannya mereka oleh Zionathan, mereka bahkan menghina Amberley dan mengatakan jika Amberley hanyalah sampah yang tidak lebih baik dari mereka. Setelah puas membaca cacian yang mereka lontarkan untuk Amberley, Rosalyn kembali menyembunyikan ponsel rahasianya tapi sebelum itu ia harus menonaktifkannya lebih dulu. "Ini baru permulaan, Amberley. Akan aku buat kamu meninggalkan Zionathan secepatnya," ******"Selamat pagi semuanya," sapa Cassie. "Pagi nona Cassandra,"Di sebelahnya, Ethan kini tengah mendampinginya untuk menghadiri rapat
Zionathan memasuki halaman rumah keluarga Wood tanpa permisi, ia bahkan menabrak apapun yang di hadapannya. Rosalyn yang saat ini sedang berlatih piano bersama kedua orangtuanya begitu terkejut dengan suara bising dari luar, mereka begitu waspada sampai ayah Rosalyn harus mengambil senapan miliknya untuk berjaga-jaga. "Panggil Rosalyn, aku ingin bertemu dengannya." titah Zionathan pada salah satu pelayan. Tidak butuh waktu lama, Rosalyn dan kedua orangtuanya keluar dari dalam rumah untuk menemui Zionathan. Zionathan bahkan menyuruh salah satu pelaku pencoretan mobilnya untuk ikut bersamanya, sebagai saksi jika ini adalah perbuatan Rosalyn. "Zionathan, apa-apaan ini. Kenapa kamu merusak pagar rumahku?" Rosalyn terkejut saat melihat kekacauan yang Zionathan buat. "Kamu kan yang sudah menghasut para wanita ini untuk mencoret-coret mobilku dan mempermalukan calon istriku?" Zionathan melempar ponsel milik wanita yang bersamanya. "Tanda lokasi perangkat admin grup itu ada di rumahmu,"
Rebecca mematung di pintu utama saat melihat August datang bersama dengan seorang wanita, ia tidak mengenal Cassie karena Cassie hanya anak dari seorang pebisnis biasa dan Rebecca tidak pernah bertemu dengan kedua orang tua Cassie secara langsung. Rebecca dulu begitu sombong, ia hanya mau berinteraksi dengan para konglomerat yang setara dengannya. "Maaf, bolehkah aku menumpang disini untuk sejenak? kepalaku sangat pusing." ucap Cassie lemah, ia sudah tidak memiliki tenaga lagi. "Ya tentu saja, silahkan masuk. Tapi aku tidak bisa menemanimu karena aku harus pergi menemui ayahnya August," "Tidak masalah," Setelah Rebbeca pergi, kini hanya tinggal Cassie dan August yang ada didalamnya. August sibuk mencari sesuatu untuk meredakan mual Cassie, ia sejujurnya tidak tau harus mencari apa karena sebelumnya ia tidak pernah memiliki pengalaman mengurus wanita hamil. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Cassie."Apa kamu butuh sesuatu agar bisa mengurangi rasa mualmu?" Cassie menggeleng p
Hari pertunangan Amberley dan Zionathan tiba, seluruh keluarga Gray, Turner, Moore dan Walton berkumpul di tempat ini untuk menyaksikan hari bahagia mereka berdua. Dengan balutan gaun berwarna putih gading yang senada dengan tuxedo yang Zionathan kenakan, mereka nampak seperti pangeran dan putri dari sebuah kerajaan. Rebecca, Lucia, Luca dan August menghampiri Amberley yang saat ini tengah menerima buket bunga dari salah satu tamu undangannya. Mereka memberikan ucapan selamat untuk Amberley, juga Zionathan. Lucia sudah benar-benar berubah, ia sudah tidak sombong dan arogan seperti dulu bahkan ia tidak lagi mencoba untuk menggoda Zionathan. Lucia kini sudah resmi menjadi kekasih Joel, siapa sangka pria yang selama ini menjadi pengawal setianya justru menjadi kekasihnya dan mereka akan menikah sebentar lagi. "Selamat atas pertunangan kalian, maaf aku tidak bisa memberikan kado yang mahal." ucap Rebecca sembari memeluk Amberley. "Tidak apa, kedatangan bibi sudah cukup untukku." Setel
Berjam-jam menunggu dalam keadaan penuh cemas, dokter akhirnya datang untuk memberikan kabar tentang Amberley dan bayinya kepada Flint dan Zionathan. Mereka berdua akhirnya bisa melewati masa kritis, namun bayi Amberley harus berada di inkubator karena usianya masih belum cukup untuk lahir dan Amberley kini tengah berada di ruang ICU untuk perawatan lebih lanjut. Semua orang langsung pergi menuju ke arah ruang bayi secara bersamaan, mereka ingin melihat bayi Amberley meskipun hanya dari kaca luar ruangan karena tempat dimana bayi Amberley dirawat harus steril. "Dia tampan sekali! ya Tuhan cucuku tampan sekali!" pekik Jessica kegirangan karena ia merasa senang memiliki cucu yang begitu tampan, meskipun bayi itu bukan darah daging Zionathan. "Yah, putraku tampan sekali." sahut Zionathan tanpa mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari bayi itu. Flint mengernyitkan keningnya, Zionathan belum resmi menikah dengan Amberley tapi ia merasa bingung mengapa dua orang di sebelahnya ini begitu
Rosalyn akhirnya tiba di tempat tujuannya, tapi kedatangannya tidak bisa terlihat oleh siapapun karena ia menggunakan akses pribadi yang khusus disediakan oleh bos besar untuk para wanitanya. Lift bergerak menuju ke lantai sebelas, lantai ini adalah lantai yang paling privat diantara lantai lainnya karena akses cctv lantai ini dipegang langsung oleh sang bos. Saat di lift tadi, Rosalyn sempat mengganti pakaiannya menjadi sebuah dress midi berwarna maroon satin dengan aksen dada rendah dan tali spagheti. Ia harus berdandan seseksi mungkin agar sang bos terpikat olehnya, juga agar ia bisa melayaninya dengan baik dan mendapatkan bayaran besar. Klik!Pintu utama terbuka setelah Rosalyn menempelkan kartu aksesnya, ruangan dengan furniture serba hitam dan dinding abu tua juga penerangan yang temaram membuat siluet pria itu terlihat semakin menawan di dalam sana. Nyala kobaran api dari perapian nampak mengilat di matanya yang hitam pekat, janggut dan rambut putihnya seperti perak pedang ya
Rosalyn yang baru turun dari taxi nampak terkejut saat melihat mobil kedua orangtuanya kini sudah ada di depan rumah, setaunya kedua orangtuanya baru akan kembali tiga hari lagi. Rosalyn masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa, ia mencoba menyusun skenario kebohongan dengan baik agar kedua orangtuanya tidak mencurigainya. "Ayah, ibu? kenapa kalian sudah kembali?" tanya Rosalyn. Mereka serentak menoleh ke arahnya, "Darimana saja kamu! lihatlah ini sudah hampir jam satu pagi!" "Maaf ayah, aku baru saja kembali dari perpustakaan pusat kota. Ada banyak hal yang harus aku pelajari sebelum melanjutkan pendidikan ku," jawab Rosalyn, wajah ayahnya yang tadi menegang marah kini berubah melunak dan terlihat sedih. "Rosalyn kemarilah, ibu ingin bicara padamu." ucapnya sembari menahan tangis. Rosalyn duduk di sebelah ibunya dengan ekspresi kebingungan, kali ini ia tidak sedang berakting karena ia benar-benar bingung dengan apa yang sudah terjadi kepada kedua orangtuanya."Rosalyn, sepertiny
Belum selesai masalah penangkapannya, kini Abraham harus menelan pil pahit setelah hartanya disita dan perusahaannya mengalami kebakaran karena korsleting listrik. Tidak ada yang bisa diselamatkan, semua hancur lebur bersama api dan meluluh lantahkan gedung mewah itu. Abraham kini tidak memiliki apapun, hanya pakaian yang menempel di tubuhnya harta satu-satunya yang ia miliki itupun sebentar lagi akan berganti dengan baju tahanan. Jennifer dan Ethan terusir tanpa membawa apapun, semua harta Abraham disita polisi dan mereka tidak diizinkan untuk membawa apapun selain pakaian. Jennifer menangis tersedu-sedu ketika semua kemewahan yang ia miliki tidak lagi berada dalam genggamannya, begitupun Ethan yang merasa usahanya selama ini untuk membangun Christeus sia-sia. Semua karena ulah Noah, begitulah yang Ethan dan Jennifer pikirkan. Sebelum Noah kembali, hidup mereka begitu tenang dan ketika Noah kembali dengan seluruh permasalahannya kehidupan keluarga Christensen mulai tidak beres. "Ny
Hari belum terlalu pagi ketika Abraham yang sedang tertidur pulas di kamarnya didatangi pihak kepolisian, ia diseret tanpa ampun atas kejahatan penggelapan dana sebuah mega proyek juga atas kejahatan karena bekerja sama dengan seorang gembong narkoba kelas kakap. Tidak hanya itu, Abraham juga ikut ditetapkan sebagai tersangka atas penjualan gadis di sebuah klub malam terkenal di kota I. Abraham tidak tau bagaimana bisa semua kejahatannya terbongkar semua dalam satu malam, ia mencari semua anak buahnya tapi sayangnya semua anak buahnya juga sudah diringkus oleh pihak kepolisian. Di tengah kekacauan, Jennifer dan Ethan yang tidak mengetahui apapun soal kejahatan Abraham mencoba meminta kejelasan kepada kepolisian tetapi tidak ada satupun yang menanggapi pertanyaan mereka. Mereka melihat Abraham diseret, tanpa mereka tau apa yang sudah Abraham lakukan. Sejak Jennifer memergoki Abraham di toko perlengkapan bayi bersama dengan seorang wanita, Jennifer tidak pernah lagi berbicara dengan A
Sidang selanjutnya atas kasus kematian Noah dimulai kembali hari ini, tetapi semua orang di ruang pengadilan nampak terlihat murung tidak seperti sidang kemarin terutama Flint. Pria itu tidak banyak bicara dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat ponselnya, dengan harapan sang cucu tersayang akan mengabarinya dan memberitahukannya jika ia baik-baik saja. Tidak ada kabar apapun tentang Amberley hingga saat ini, bahkan hingga kini Flint masih belum menemukan jejak keberadaan Amberley. Terakhir kali ia melacak keberadaan Amberley lewat foto yang dikirim orang tidak dikenal, ternyata ketika Flint sampai disana untuk mengeceknya ternyata tidak ada siapapun disana. Tempat itu kosong, entah karena Flint terlambat datang atau memang mereka sudah pergi sebelum Flint berhasil melacak keberadaan mereka. Sejak hilangnya Amberley, Matthias juga semakin rewel tidak seperti biasanya. Berkali-kali Jessica dan Darren mencoba menenangkannya, namun bayi itu tetap menangis seolah ia sangat
"Apa kalian sudah menemukan keberadaan cucuku atau jejaknya?" tanya Flint dengan raut wajah cemas dan gelisah. Mereka serentak menggeleng, mereka benar-benar menutup jejak rapat-rapat sampai tidak terlihat sedikitpun bukti kehadiran mereka di tempat ini. Flint menggeram kesal, ia membanting apapun yang ada di hadapannya untuk melampiaskan kekesalannya. Disaat semua orang sedang sibuk pada pemikirannya sendiri tentang keberadaan Amberley, tiba-tiba suara tembakan dari senjata api terdengar menggelegar di luar gerbang mansion Moore. Semua orang serentak keluar dari mansion untuk memastikan apa yang mereka dengar barusan, saat tiba disana mereka menemukan satu orang penjaga sudah tergeletak bersimbah darah dengan sebuah amplop tergeletak tidak jauh darinya. Flint memungutnya dan mengeluarkan isi dari amplop tersebut, beberapa lembar foto yang ia lihat berhasil membuatnya syok. "Tuan Flint," ujar Roberto dengan wajah memucat. "Roberto, menurutmu siapa yang berani melakukan ini?" tanya
Di sebuah ruangan temaram, Frank menyesap cerutunya begitu berat karena negosiasinya dengan orang di hadapannya ini sangat sulit. Frank tidak bisa serta merta menemuinya dengan mudah, ada beberapa hal yang harus ia lakukan demi bisa bertemu dengan orang ini. Bahkan ketika mereka sudah bertemu Frank masih harus melakukan negosiasi sengit demi tujuannya, kalau bukan demi Flint Frank tidak akan mau berurusan dengan orang seperti ini. "Apa kamu yakin bisa memberikan yang aku inginkan sebagai kesepakatan? aku hanya ingin mengingatkan, ketika kita sudah sepakat maka tidak ada jalan untukmu membatalkan perjanjian kita." ucapnya membuat Frank cukup gelisah di dalam hatinya, tapi tidak ia tunjukkan itu."Ya, aku menyetujuinya. Asal kamu bisa memberikan semua yang aku inginkan juga, aku ingin imbalan yang adil." "Apa kamu tidak percaya kepadaku Frank Moore?" "Jika aku tidak percaya kepadamu untuk apa aku harus bersusah payah untuk bisa duduk disini," Pria itu tertawa, "Baiklah, silahkan tan
Setelah mengasingkan Amberley, Flint langsung pergi menemui Frank untuk meminta bantuannya. Flint harus menyusun rencana baru untuk melawan Abraham, dan tentunya tidak dengan cara lurus seperti kemarin. Abraham tidak bisa dilawan dengan cara hukum, meskipun Flint bisa memenangkan Zionathan tapi Flint yakin Abraham akan bertindak gila jika ia kalah di pengadilan. "Frank tolong bantu aku, keselamatan cucuku terancam sekarang." ucap Flint setelah membuka pintu ruangan pribadi Frank.Di dalam sana, Frank tengah sibuk bercinta dengan seorang wanitanya di meja kerjanya. Melihat ekspresi Flint yang begitu gelisah, Frank menyudahi kesenangannya dan menyuruh wanitanya itu untuk pergi. Wanita itu terlihat sedikit jengkel karena ia hampir mencapai klimaksnya, tapi ia bukan siapa-siapa untuk bisa membantah perintah Frank. "Katakan kepadaku, apa yang harus aku lakukan Flint." "Cari celah kebusukan Abraham agar aku bisa menjebloskannya ke penjara selamanya, dia berusaha melenyapkan cucuku dan Zi
"Sayang, apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Amberley karena sedari tadi Zionathan lebih banyak diam. Zionathan menarik nafas panjang, seperti tengah memikul beban berat di dadanya. Amberley tau jika Zionathan pasti sedang tidak baik-baik saja sekarang, prianya itu selalu ceria di hadapannya meskipun sedang berada di penjara sekarang tapi kini ia lebih banyak diam. "Amberley, bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?" "Melakukan sesuatu? apa yang harus aku lakukan untukmu?" "Amberley, jika aku kalah di pengadilan pergilah sejauh-jauhnya dari tempat ini atau kalau perlu pergilah ke negara lain. Pergilah ke tempat dimana tidak ada seorangpun bisa menemukanmu," pinta Zionathan tangannya menggenggam erat jemari Amberley. Amberley mengernyitkan kening, "Permintaan konyol macam apa itu, jika kamu kalah aku tetap akan disini menemanimu Zio." "Amberley, aku mohon. Pergilah, mulailah hidup baru tanpaku. Jika memang kita ditakdirkan bersama kita pasti akan bertemu lagi," ucap Zionath
"Buka pintunya!" teriak seseorang dari luar unit orang tua Rosalyn. Mereka mengejutkan Rosalyn yang masih tertidur di dalam, kedua orang tuanya sudah pergi bekerja sejak pagi hari. Rosalyn tidak langsung membuka pintu, ia lebih dulu mengecek siapa yang ada di luar lewat doorbell camera. Rosalyn memperhatikan dua orang yang ada di depan pintu unit, setelah memperhatikannya cukup lama Rosalyn akhirnya tau jika mereka adalah anak buah Frank. "Buka pintunya nona Rosalyn! atau anda ingin kami mengacak-acak tempat ini!" ancam mereka lagi. Rosalyn kebingungan di dalam sana, ia tidak memiliki nyali untuk berhadapan dengan anak buah Frank tapi ia juga tidak mau mereka mengacau di tempat ini. "Baiklah, anda menantang kami nona Rosalyn. John, dobrak unitnya!" "Tunggu! jangan di dobrak! baiklah aku akan membuka pintunya," ucap Rosalyn lewat doorbell. Rosalyn membuka pintu untuk mereka namun setelah itu mereka malah masuk dan menggeledah seluruh isi unit, entah apa yang mereka cari karena Ro
Zionathan terpaku sesaat, tapi akhirnya ia bisa mengendalikan dirinya lagi dan mencoba bersikap tenang. Ia tidak boleh terpancing dengan ucapan Abraham, karena sekali ia terpancing maka usahanya untuk tetap membuat Amberley aman akan sia-sia. "Apa sekarang anda sedang bermain tebak-tebakan denganku tuan Abraham?" ujar Zionathan dengan tawa sinis. "Zionathan, aku bukan anak kecil yang bisa kamu tipu. Pelaku sebenarnya adalah Amberley, kamu hanya mengorbankan diri untuk membuat Amberley tetap aman. Sidik jari Amberley terlekat jelas di pistol itu," Zionathan maju mendekati Abraham yang tengah berusaha mengintimidasinya, "Tidak perlu berbasa-basi, anda sedang berusaha membuat Amberley menjadi pelakunya demi merebut Matthias bukan? tapi maaf tuan Abraham, pelakunya memang aku karena aku sangat membenci putramu." Abraham menanggapi ucapan Zionathan dengan tawa, "Ucapanmu ada benarnya juga, tapi selain itu aku juga memang ingin menyingkirkan kalian berdua. Nyawa dibayar nyawa, sebagai g