Beranda / Urban / Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar / Bab 30 : Apa Yang Sudah Kau Lakukan?

Share

Bab 30 : Apa Yang Sudah Kau Lakukan?

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-10 19:00:03

Tubuh Daniel langsung tersungkur ke tanah karena tidak siap menerima serangan dari Adrian.

Dia pun segera bangkit dan menatap Adrian dengan sorot mata kebencian.

Begitu pula dengan Adrian yang balik menatapnya tajam seperti elang.

"Sialan kau!" pekik Daniel tidak terima.

Dia pun balik memukul Adrian tapi pria itu berhasil mengelak.

Clara yang panik melihat suami dan mantan tunangannya sedang berkelahi jadi bingung.

Dia akan meminta bantuan supaya bisa memisahkan mereka.

"Tolong! Security!!!" teriaknya kencang.

Adrian pun mencengkram kerah kemeja Daniel dan kembali memukul wajahnya.

Bughhh!!!

Puas sekali rasanya melihat musuhnya itu kesakitan.

Dua orang security pun datang dan memisahkan mereka berdua.

Clara segera mendekati Adrian dan berlindung di belakang tubuh suaminya.

Sedangkan dua security itu langsung memegang tubuh Daniel.

"Sialan! Lepaskan aku!" pekiknya tidak ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 31 : Aku Terima Tawaranmu!

    Clara memperhatikan Adrian dari tadi.Dia tidak tahu apa yang sedang suaminya itu pikirkan.Clara jadi sedikit merasa bersalah karena kejadian tadi sore.Seharusnya dia tidak mengatakan hal itu. Dia harus menjaga perasaan Adrian.Tapi mau bagaimana lagi?Kalau Clara tidak melakukannya maka Daniel akan semakin memperkeruh keadaan.Selama ini memang Clara memperhatikan Adrian diam-diam.Dulu, waktu pertama kali melihat Adrian yang datang untuk bekerja di rumah ini, Clara sedikit terkesima karena memang Adian memiliki wajah yang tampan dan juga tubuh tinggi.Tapi karena dia sudah bertunangan dan akan menikah, jadi dia menggubris rasa kagumnya pada pemuda itu.Dan setelah mengalami patah hati karena dikhianati dan harus menikah dengan orang yang baru saja dia kenal, hal itu membuat Clara menjadi menutup dirinya.Itu sebabnya meskipun Papanya bersikap buruk pada Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 32 : Menyabotase Untuk Balas Dendam

    Gio pun yakin dengan keputusan yang diambilnya saat ini.Dia merasa sakit hati atas sikap Adrian yang mempermalukannya di depan banyak orang.Karena sekarang Adrian adalah Bosnya, jadi dia tidak bisa melawan dan tidak bisa lagi bersikap semena-mena pada pemuda itu.Tentu saja karena dia takut dipecat dan kehilangan pekerjaan yang sudah susah payah dia dapatkan.["Apa kau yakin? Bagaimana dengan Bayu?" tanya Daniel memastikan lagi.] Orang yang ditelepon oleh Gio adalah Daniel.Dia menerima tawaran kerjasama yang diberikan oleh temannya itu tadi malam."Dia pasti mau ikut denganku karena pagi ini pria itu baru saja mempermalukan kami berdua! Aku ingin membalas dendam padanya," jelasnya singkat.Gio yakin Adrian sengaja melakukan itu untuk membalas apa yang sudah mereka berdua lakukan selama ini.["Bagus! Akhirnya kalian paham juga dengan apa yang aku rasakan! Oke, aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 33 : Kecupan Pertama

    Beberapa pengendara yang lewat pun berhenti dan mencoba menolong Adrian dengan mengeluarkannya dari mobil.Ada juga seseorang yang langsung menelpon ambulans.Selang beberapa menit kemudian ambulans pun sampai dan segera membawa Adrian ke rumah sakit terdekat.Clara yang sudah di dalam taksi merasa khawatir dan cemas.Apalagi saat ini jalanan menjadi macet karena kecelakaan itu."Tunggu sebentar, Pak!"Clara pun bergegas turun dari taksi untuk mengecek apakah Adrian masih di sana atau tidak.Ternyata dia terlambat, karena Adrian sudah dibawa ke rumah sakit dan hanya mobilnya saja yang masih disana.Clara mengecek keadaan mobil dan menemukan ponsel Adrian yang masih tergeletak di bawah kemudian.Setelah memastikan semua aman, Clara menelpon bengkel langganan Papanya untuk membawa mobil Adrian.Clara pun kembali masuk ke dalam taksi dan meminta sopir untuk segera mengantarnya ke rumah sakit.Sesam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 34 : Tidur Satu Kamar

    Clara dan Adrian terkejut dan melepaskan tautan bibir keduanya.Clara pun dengan cepat menggeser duduknya dan Adrian kembali bersandar di ranjang.Setelah itu sosok yang membuka pintu tadi muncul.Dia heran melihat Adrian dan Clara yang seperti baru saja kepergok melakukan sesuatu.Tapi dia tahu itu bukan urusannya."Tuan, sudah sadar?" dia bertanya untuk mengalihkan rasa penasarannya."Iya. Duduklah, Jo!" jawab Adrian pelan.Joseph pun meletakkan barang bawaannya dan duduk di kursi yang ada sisi ranjang sebelah kiri Adrian.Wajah Clara memerah karena kembali teringat apa yang baru saja dia dan Adrian lakukan."A-aku permisi sebentar ya! Aku lupa kalau belum makan malam," ucapnya sedikit gugup."Tidak perlu, Nyonya. Aku sudah membawakan makanan," jawab Joseph dengan sopan.Dia kembali berdiri dan memberikan makanan yang tadi dipesannya di restoran sebelum datang kemari."Ini, silah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 35 : Saling Menuduh

    Adrian merasa Cindy tidak suka melihat Clara bersikap baik padanya."Mama, kenapa tidak boleh? Adrian kan sedang sakit, Ma?!" protesnya heran.Cindy tidak menghiraukan anaknya, dia langsung membuka makanan yang dibawanya dari rumah."Ayo, cepat kemari!" ucap Cindy sambil membuka kotak bekal berisi nasi goreng yang tadi dia bawa."Mama, untuk apa?" tanya Clara bingung."Ayo, kamu sarapan dulu! Nanti nasinya keburu dingin. biar Adrian Mama yang menyuapinya! Ayo gantian! Kamu juga harus makan supaya tidak ikutan sakit!"Clara pun tidak jadi kesal pada Mamanya begitu mendengar penuturan Cindy."Ayo, cepat sini!" ucap Cindy tidak sabar."Iya, Ma!" jawabnya cepat sambil tersenyum.Cindy pun mengambil alih mangkok bubur yang dipegang oleh Clara, sementara itu Clara duduk di meja untuk sarapan ditemani oleh Baron."Ayo sini, Sayang! Biar mama yang suapin kamu! Cepat sembuh ya!" ucapnya dengan tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 36 : Menjadi Kambing Hitam

    Sementara itu Gio dan Bayu masih bekerja seperti biasa.Sama sekali tidak terlihat takut dan berusaha bersikap biasa saja.Mereka berdua merasa yakin kalau tidak akan ketahuan.Lalu beberapa karyawan dan juga para pengunjung yang ada di showroom merasa terkejut saat melihat beberapa petugas polisi yang masuk ke dalam.Mereka mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang yang mereka maksud.Lalu Gio dan Bayu sontak kaget dan ketakutan melihat polisi itu.Mereka berdua pun saling pandang.Gio pun memberikan kode pada Bayu untuk segera pergi dari tempat itu, namun terlambat Pak Robby menunjuk ke arah mereka.Para petugas polisi itu pun langsung menghampiri mereka berdua."Diam di tempat! Jangan ada yang bergerak!" teriak salah satu polisi sambil menodongkan sebuah pistol.Gio pun tidak bisa lagi mengelak dan langsung mengangkat kedua tangannya dan berbalik menghadap polisi itu."Ada apa ini, Pak? K

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 37 : Ayo, Kita Jalan Bersama!

    Besok paginya…Adrian sudah dibolehkan pulang oleh dokter.Pagi ini Joseph sudah menjemput mereka. Setelah itu langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah Baron.Di depan pintu, Cindy sudah menunggu kedatangan anak dan menantunya itu.Dia terlihat sangat antusias karena sudah tidak sabar lagi ingin bersandiwara, supaya cepat mendapatkan sedikit saja uang milik Adrian.Adrian dan Clara turun dari mobil bersama-sama.Sementara itu Joseph langsung pergi untuk kembali melakukan tugasnya."Terima kasih ya!" ucap Clara tersenyum."Sama-sama, Nyonya. Tuan, saya pergi dulu!" Joseph pamit dengan Tuannya sebelum meninggalkan halaman rumah Baron."Iya, nanti aku akan menghubungimu lagi!" jawab Adrian tegas.Cindy pun memasang senyuman yang merekah di bibirnya.Dia pun menyambut Adrian dengan tangan terbuka."Selamat datang, Adrian. Mama senang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 38 : Bertemu Wanita Gila

    Wanita itu sengaja menunggu sampai Adrian dan Clara selesai berbelanja.Dia melihat Clara dan Adrian tidak seperti yang dia kira selama ini.Sekarang Clara sedang memilih kemeja untuk pria yang tadi digandengnya.Itu sangat tidak masuk akal bagi wanita itu."Daniel bilang kalau Clara punya suami yang miskin dan hidupnya tidak bahagia? Tapi apa ini? Aku malah melihatnya dengan seorang pria di dalam toko baju mahal! Tidak mungkin!" gumamnya tidak terima.Iya, wanita itu adalah Joana. Istrinya Daniel, wanita yang sudah merebut tunangan Clara.Yang sudah membuat hati gadis itu hancur karena Joana ternyata sudah hamil anak dari Daniel.Dia menggenggam pegangan stroller dengan erat.Dia bosan di rumah, jadi mengajak anaknya jalan-jalan untuk sekedar membuang suntuk dan hanya berbelanja makanan ringan saja.Karena Daniel sudah mulai pelit memberinya uang bulanan.Joana tampak kesal karena Clara terlihat lebih bahagia dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11

Bab terbaru

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 144 : Apa Hubungan Mereka?

    Adrian menatap lekat lembaran foto di tangannya secara bergantian.Sorot matanya yang tajam meneliti setiap detail petunjuk yang ada.Raut wajahnya penuh tanda tanya. “Siapa pria ini, Jo? Lalu apa yang dia lakukan dengan Pamanku?” Joseph pun duduk dan terlihat antusias sekali.“Aku yakin pria ini adalah orang penting sampai mereka harus bertemu di tempat tersembunyi, Tuan!” ungkapnya bersemangat.Kening Adrian berkerut mendengar itu. Masih tetap tidak puas dengan penjelasan Asistennya.“Tapi, kenapa kau memberikan foto ini padaku? Memangnya apa yang menarik dari dia?” ucapnya kesal dan melempar asal ke meja.Dia sudah pusing dengan masalah perusahaan dan sekarang harus mengurusi orang asing pula!“Nah itu dia, Tuan! Apa Tuan tidak penasaran siapa dia sebenarnya? Tapi, tenang saja karena aku sudah mencari tahu siapa pria itu!” ucap Joseph dengan senyuman misterius.Dia pun membuka Tab miliknya dan mendekatkan lay

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 143 : Menyalahkan Semua Orang

    Pria paruh baya itu memberikan tatapan menusuk.Sementara pemuda lajang di seberang sana tampak duduk dengan gelisah, susah payah menyembunyikan raut wajah kesal karena kembali mendengar kata-kata yang sangat ia benci.‘Huh! Lagi-lagi cuma bisa menyalahkanku!’ hanya berani menggerutu dalam hati.Tangan kanannya mengambil gelas whisky, menghabiskan sisa minuman itu hingga tandas dan meletakkannya kembali ke atas meja kaca.Butuh sesuatu yang menantang untuk berbicara dengan pria itu.“Aku sudah mengatur semuanya, Bos! Dia gadis yang bodoh. Bahkan tidak memberitahuku kalau si cecunguk itu punya rekaman videonya!” jelasnya berkelit.Yup!Sandy dan Bastian bertemu diam-diam hari ini.Tentu untuk membahas situasi yang makin rumit karena rencana pemuda itu yang hanya ampuh di awal dan menguap begitu saja setelah Adrian berhasil memutar balikkan keadaan.Sandy menyenderkan punggungnya ke sofa.Senyuman miring pun terbit di sudut bibirnya, “Hahaha! Kalian berdua itu sama-sama bodoh! Kau itu s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 142 : Berita Itu Membuatku Sedih

    “A-apa? Ti-tidak mungkin!” ucapnya dengan bibir bergetar. “Kalian pasti salah orang!”[“Tidak, Pak. Kami sudah memeriksa di dalam selnya dan memastikan informasi ini dengan dokter terkait,” jelasnya lagi.]Tangan Bryan lemas dan ponselnya pun jatuh ke lantai.Pria di seberang sana masih bicara, tetapi pria paruh baya itu sudah tidak peduli.“Ti-tidak! Putraku tidak mungkin mati! Ronald … tidak mungkin! Tidaakkkkk!!!”Suaranya menggema di ruangan kerjanya.“Tidak mungkin! Hu-hu-huaaaaa!” Tangis pria itu akhirnya pecah.Kedua bahunya berguncang karena terisak pilu.Setelah semua kejadian yang dialaminya, dia selalu berusaha untuk kuat.Namun, sekarang adalah puncaknya.Putra satu-satunya dan kebanggaan baginya sudah pergi untuk selamanya.Dan dalam beberapa jam saja, berita kematian Ronald langsung laris manis mengisi stasiun televisi.Semua orang pun membicarakan berita itu dengan berbag

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 141 : Ini Balasan Untukmu!

    Sementara itu…Seorang pria paruh baya baru saja ingin merebahkan badan karena lelah seharian bekerja.Namun atensinya teralihkan saat mendengar bunyi ponsel yang ada di samping ranjang.Saat melihat nama yang ada di layar, raut wajahnya langsung berubah menjadi masam.“Halo! Untuk apalagi kau menelponku?” jawabnya ketus.Pria di seberang sana mencoba bersabar walaupun juga sama kesalnya.[“Tidak usah ketus begitu, Baron! Aku hanya ingin minta keringanan hukuman untuk Ronald! Kau bisa kan bicara pada polisi?” ucapnya sedikit memaksa.]Ya, Bryan menghubungi Baron untuk minta potongan masa tahanan putranya dan mereka tidak tahu sama sekali soal kedatangan Adrian dan rencana licik Ronald yang terbongkar.Belum ada yang memberitahu kedua pria ambisius itu.Jadi, apapun akan dia lakukan meskipun mengemis pada Adik satu-satunya.Baron merasa sangat emosi mendengarnya tetapi berusaha tetap tenang demi kesehatannya

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 140. Keputusan Yang Sulit

    Semua orang di ruangan terkejut mendengar ucapannya barusan.Tanpa banyak basa-basi lagi, Adrian melangkah mendekat ke arah pria yang dulu sangat sombong padanya.Orang yang menghancurkan keluarga istrinya, meskipun ada satu pengecualian karena berkat hal itu dia bisa menikah dengan Clara.Dengan cepat kedua tangannya menarik kerah baju berwarna oranye itu.Wajahnya berbalik ke belakang menatap Asistennya, “Berikan pisaunya, Jo!” teriak Adrian murka.Joseph yang tersadar langsung menaikkan celana kainnya di kaki kiri dan terlihat di balik kaos kaki itu sebuah benda tajam terbungkus dengan kulit khusus berwarna coklat.Dia pun mengambil bilah pisau lipat itu dan tanpa ragu memberikan pada Adrian.“Ini, Tuan!” ucapnya pelan.Adrian langsung mengambilnya dengan cepat dan kasar tanpa peduli kalau tangannya akan terluka.Dia langsung mengarahkan ke leher Ronald.Melihat itu salah satu petugas melarang Adrian untuk melakukan niatnya.“Jangan lakukan apapun, Pak Adrian! Ini kantor polisi dan

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 139. Aku Akan Membunuhmu!

    “Apa?!” teriaknya dengan raut wajah terkejut.Dia sampai bangkit berdiri dari kursi.Helaan napas panjang langsung keluar dari mulutnya.'Ini tidak mungkin!’ hatinya menolak percaya.Tentu saja!Bagaimana caranya dia membayar orang?Karena Joseph yakin kalau saat itu Ronald sedang berada di dalam penjara.“Kenapa pria itu masih bisa … ah, sudahlah. Cepat berikan semuanya pada kantor polisi atas nama Tuan Adrian. Aku akan menyusul ke sana!” putusnya cepat.[“Baik, Bos!”]Napas Joseph memburu lalu secepat kilat melangkah masuk ke dalam ruangan Tuannya.“Tuan, a-aku ada kabar buruk!” ucapnya sedikit ragu.Adrian memijat keningnya yang pusing karena dari pagi moodnya sudah jelek, ditambah informasi yang diterima dari Asistennya itu semua adalah masalah.“Ada apalagi, Jo?” jawabnya dengan ketus.Adrian terlihat malas meladeni Asistennya itu.Joseph pun duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Adrian.“Orangku bilang, kalau pria yang menabrak Tuan kemarin dibayar oleh Ronald. Dia pelaku

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 138 : Cepat Katakan Saja!

    Klik!Panggilan telepon itu dimatikan sepihak oleh Bastian.“Ha-halo! Hei, aku belum selesai bicara!” teriaknya kencang.Nayla menatap layar ponselnya dengan nanar. Tanpa basa-basi lagi dia pun langsung membantingnya ke lantai.“Aarrgghhhh!!! Aku benci kalian semua! Dasar brengsek!”Tubuh gadis itu merosot ke lantai.Kedua bahunya berguncang karena menangis dengan histeris.Tidak ada lagi yang bisa membuatnya merasa aman di sini.Dengan cepat dia menghapus air matanya dan segera bangkit menuju kamarnya.Nayla akan melakukan rencana yang terakhir supaya bisa hidup dengan tenang.Di Apartemen Joseph…Baru saja pria itu ingin merebahkan badan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan keningnya pun berkerut saat melihat nomor asing di layar.Meskipun ragu, ia akhirnya mengangkatnya juga.“Halo? Siapa ini?” ucapnya langsung.[“Halo, Bos. Maaf mengganggu malam-malam. Tapi, aku sudah mendapatkan lokasi gadis itu!” ungkap pria di seberang s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 137. Kerja Sama Selesai!

    Pria itu menarik sudut bibirnya dan tetap santai saja. Setelah seharian sengaja mengabaikan semua pesan dan telepon yang masuk, sekarang barulah ia tertarik meladeni gadis itu.[“Aku tentu saja sedang di kantor. Ada apa?” pria itu bertanya dengan nada malas.]Nayla semakin geram mendengar Bastian yang bersikap cuek padanya. Bahkan dia yakin kalau pria itu pasti sudah menonton berita yang mengguncang dirinya.Meskipun memakai inisial tapi semua karyawan perusahaan Adrian bisa menebak siapa orang yang dimaksudkan. Dan bukannya mendukung, malah mereka semua pasti akan menyalahkan dirinya.Kedua kaki Nayla menghentak ke lantai, “Kenapa kau membuat berita gosip tanpa persetujuan dariku? Kenapa membawa namaku, hah? Aku tidak terima!” teriaknya dengan kencang.Bastian sampai harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.Tetapi, bukannya merasa bersalah malah menampilkan senyuman licik di sudut bibirnya.[“Memangnya aku harus minta pendapatmu kalau ingin melakukan sesuatu? Tidak ‘kan? Kau ti

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 136 : Amarah Yang Meluap

    "Baik, Tuan!" jawab Joseph patuh. Adrian membuka jasnya dengan cepat dan memberi perintah lagi, “Hapus berita murahan itu sekarang!”Pria itu pun mengangguk dan segera ke luar dari sana sebelum Tuannya semakin murka. Adrian pun mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kasar. Dia pun memegang kepalanya yang berdenyut pusing dengan kedua tangannya. "Apalagi sekarang?!" teriaknya frustasi. Tentu saja karyawan di perusahaan ini tahu siapa yang dipecat secara tidak hormat olehnya. Sebagian orang pasti ada yang percaya dengan berita itu dan Adrian tidak ingin hal itu memperngaruhi kinerja mereka. Juga dengan inisial nama yang sudah jelas merujuk pada Nayla. Adrian tidak menyangka kalau gadis itu masih berani bermain api dengannya setelah apa yang terjadi. Padahal ia sudah sebisa mungkin menjauh dan tidak pernah memberikan celah pada wanita manapun untuk mendekatinya. Sedetik kemudian ia teringat kalau ponselnya masih dalam mode silent. Dengan terburu-buru Adrian merogoh saku jasnya.

DMCA.com Protection Status