Home / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Bab 137 - Pembunuh Bayaran

Share

Bab 137 - Pembunuh Bayaran

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2023-11-06 05:40:40

"Jangan kira aku mau membocorkannya, cuih!" Pria Sniper itu meludahi wajah Ryan. Air ludah yang kotor itu mengenai wajah Ryan, namun Ryan tetap tenang. Baginya, ini hanyalah provokasi rendah yang datang dari seorang pembunuh bayaran yang terperangkap.

Ryan berusaha menahan amarahnya. Meski begitu, aura panas dari tubuh Ryan mulai mengalir keluar. Wajahnya memancarkan ketegangan, dan udara di sekitarnya terasa bergetar. Air ludah yang menempel pada pipi Ryan, yang tadi terasa menjijikkan, menguap seketika, meninggalkan kulitnya yang mulus.

Melihat semua itu, pria sniper itu sama sekali tidak takut, seakan-akan dia telah siap untuk mati. Wajahnya yang tersembunyi di balik masker tetap datar, dan matanya yang penuh kebencian menatap tajam ke arah Ryan.

"Kalau begitu, aku akan mencarinya sendiri dari dalam kepalamu!" Ryan meletakkan telapak tangannya ke kepala pria misterius itu. Dari telapak tangannya, api berwarna putih bersih menyala dan mulai menyelimuti kepala pria bermasker putih i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 138 - Verethragna

    Tanpa diduga, Ryan merasakan hantaman brutal yang membelah udara dan menyerangnya. Serangan itu datang seperti kilat, tak ada tanda-tanda sebelumnya. Ryan, tertangkap dalam kejutan, tidak punya kesempatan untuk membalas atau mengelak. Dalam hitungan detik, diiringi suara dentuman yang memekakkan telinga, tubuhnya terlempar ke belakang seolah-olah Ryan adalah bola yang dipukul dengan kekuatan penuh.Bangunan kantor yang berdiri megah di jalur terbangnya kini berubah menjadi reruntuhan. Dinding-dindingnya runtuh satu per satu, menaburkan pecahan kaca dan debu ke sekelilingnya.Gedung pertama yang menyambut tubuh Ryan adalah sebuah menara pencakar langit, yang berderak kesakitan saat tubuhnya menyeruak masuk. Tembok dan jendela berhamburan, memenuhi angkasa dengan awan debu dan hujan pecahan kaca tajam. Ryan, tenggelam dalam kecepatan serangan itu, tidak merasakan sentuhan nyeri dari benturan pertama. Kesadarannya terputus sejenak, tersapu oleh kekuatan pukulan yang membuyarkan segalanya

    Last Updated : 2023-11-07
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 139 - Melawan Verethragna

    Verethragna berdiri dengan sombong di hadapan Ryan, senyum licik yang penuh dengan rasa superioritas menghiasi wajahnya. "Majulah..." katanya, suaranya berbaur dengan nada sinis yang mendalam, seakan-akan dia sedang berbicara kepada anak kecil yang tidak tahu apa-apa. "Dewa ini akan memberi manusia tak berarti sepertimu tiga kesempatan untuk menyerang. Dewa ini berjanji tidak akan membalas dalam tiga kesempatan itu. Tapi setelah itu, kau takkan memiliki kesempatan lagi."Ryan menatap Verethragna dengan senyuman yang penuh tantangan. Percikan semangat dan kepercayaan diri memancar dari matanya. "Jangan salahkan manusia yang kau anggap bodoh ini jika aku berhasil melumpuhkanmu dalam tiga serangan!" ucapnya dengan suara yang penuh keyakinan.Ryan berdiri tegap, bahu terangkat dengan percaya diri. Ia merasakan detak jantungnya yang cepat, bukan karena takut, tapi karena gairah dan antisipasi. Ryan tahu, selama Verethragna membatasi kekuatannya hingga Core Formation Awal, ia memiliki pelua

    Last Updated : 2023-11-07
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 140 - Melawan Verethragna (II)

    "Meski begitu, Dewa ini cukup puas dengan serangan terakhirmu. Untuk bertahan dari serangan itu, Dewa ini terpaksa harus menggunakan tiga otoritas sekaligus! Berbanggalah, manusia bodoh!" puji Verethragna dengan nada angkuh.Verethragna tidak dapat menahan senyumannya yang sombong. Namun, Ryan tetap fokus pada pertarungan ini.Faktanya, saat Teratai Kemarahan Buddha Pemusnahan meledak, Verethragna langsung menciptakan sepuluh lapis perisai tanah menggunakan otoritas Zam-Khshathra. Di depan perisai tanah, Verethragna membuat 10 lapis perisai es dengan kombinasi otoritas Apam-khshathra (Air) dan Vatar-khshathra (Angin). Bisa dibayangkan setebal apa perisai yang telah dipersiapkan Verethragna untuk menghadapi Teratai Kemarahan Buddha Pemusnahan."Maka dari itu, aku akan memberimu kematian yang tidak menyakitkan!" Ryan mendengar kata-kata Verethragna dan bersiap untuk serangan yang akan dilancarkan lawan.Setelah mengatakannya, detik berikutnya, tubuh Verethragna menghilang dari bidang pa

    Last Updated : 2023-11-08
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 141 - Menemui William Lionheart

    Saat asap mereda, pantulan cahaya keemasan menyeruak dari balik asap hitam. Di sana, terdapat ratusan pedang emas berkumpul membentuk kubah. Pedang-pedang emas itu dipenuhi banyak retakan dan lubang, hingga tak lama kemudian, pedang-pedang itu pecah.Musnahnya kubah yang terbuat dari pedang emas itu, memperlihatkan tubuh Verethragna yang sedang terbaring di tengah medan perang yang hancur. Tubuhnya terlihat penuh luka, dengan bagian-bagian pakaian dewanya yang robek. Kepalanya terlentang di atas tanah, dan matanya terpejam. Bagian-bagian tubuhnya yang terluka mengeluarkan darah, menciptakan garis merah di tanah.Tetapi Ryan juga tidak dalam kondisi yang lebih baik. Meskipun serangannya tampak berhasil, dampak serangan Babel juga membuat Ryan hampir tak berdaya. Tubuhnya gemetar dan lemah, darah mengalir dari luka-lukanya. Sayap-sayapnya yang indah telah tercabik dan tergores oleh kekuatan ledakan yang tak terbayangkan.Verethragna, meski terluka parah, masih memiliki kekuatan dalam di

    Last Updated : 2023-11-08
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 142 - Reaksi Berbagai Pihak

    Malam sebelumnya, Ryan telah meremukkan satu demi satu tulang di tubuh William. Teriakan William yang sedang memohon ampun pada Ryan terngiang ke segala penjuru rumah. Namun sayang, tidak ada orang lagi di rumah tersebut selain William dan Ryan. Seluruh pekerja di rumah itu telah Ryan buat tertidur lelap menggunakan obat yang diraciknya.William terguling di lantai, tubuhnya penuh dengan luka dan rasa sakit yang tak tertahankan. "Tolong ampuni aku ..." William menangis dan berkata dengan terbata-bata, "Aku janji akan memberimu uang kompensasi sebanyak sepuluh juta dollar ..."Mendengar tawaran William, Ryan hanya tersenyum sinis. Ryan saat ini tidak kekurangan uang sedikitpun. Ia adalah seorang Billioner, memiliki saldo bank sebanyak 140 triliun dollar. Uang 10 juta dollar jelas seperti batu kerikil di tengah lautan luas.Akan tetapi, Ryan tiba-tiba mendapat ide yang lebih baik. "Daripada uang sepuluh juta dollar, aku lebih menginginkan LionKing. Beri aku posisi Direktur Utama LionKin

    Last Updated : 2023-11-09
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 143 - Merebut Perusahaan Albert

    Mundurnya William yang terlalu tiba-tiba ini, membuat kondisi internal LionKing Indonesia kacau, terutama para komisaris dan juga para pemegang saham. Meski William adalah pemilik saham mayoritas perusahaan, namun penentuan posisi Direktur Utama harus dibicarakan dulu melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan juga persetujuan kantor pusat. Akibatnya, banyak petinggi LionKing Indonesia yang tidak menyukai keberadaan Ryan sebagai atasan mereka.Namun, Ryan bukanlah orang yang suka bermain halus. Tidak ada yang namanya bermain politik, Ryan langsung menggunakan ancaman dan kekerasan pada semua petinggi yang menentangnya. Hanya dalam jangka waktu satu minggu, Ryan berhasil menjalin Kontrak Budak-Tuan dengan semua petinggi LionKing Indonesia. Dengan kata lain, semua pemegang jabatan penting mulai dari Supervisor hingga Direktur, sekarang telah menjadi budak setia Ryan. Di ruang kerja barunya, di lantai paling atas gedung LionKing Indonesia, Ryan duduk di belakang meja kerjanya seraya m

    Last Updated : 2023-11-09
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 144 - Rencana Ambisius Ryan

    Malam itu, langit Jakarta tampak begitu cerah. Bintang-bintang berkelap-kelip di langit yang gelap. Cahaya bulan menyinari gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.Di depan lobi hotel Hyatt Jakarta, seorang pria berumur 30 tahunan turun dari mobil Rolls Royce. Pria berambut pirang itu mengenakan tuksedo hitam dan dasi panjang berwarna merah. Ia tampak begitu tampan dan elegan.Pria itu berjalan menuju pintu masuk hotel. Ia disambut oleh Arnold, tangan kanan Ryan yang telah menunggu kedatangan pria asing tersebut. Mengenakan setelan jas hitam, Arnold berkata dengan sopan, "Selamat datang, Tuan Mordred. Bos telah menunggu Anda di ruang privat. Mari saya antar."Mordred mengangguk penuh kesopanan. Dalam hati, Mordred mengeluh, 'Beraninya dia tidak datang sendiri menyambutku! Dia malah meminta anak buahnya untuk menyambut anggota keluarga inti Lionheart, ini benar-benar sebuah penghinaan bagi keluarga Lionheart!'Namun Mordred tahu, meluapkan kemarahannya pada Arnold bukanlah

    Last Updated : 2023-11-10
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 145 - Persiapan

    Untuk menjalankan rencana besarnya dalam merebut LionKing Group, Ryan memberi Mordred dua botol pil. Satu berisi sebuah pil berwarna hijau, dan lainnya berisi sebuah pil berwarna biru. "Gunakan pil berwarna hijau untuk meracuni Kakakmu. Sedangkan pil biru, gunakan saat melawan Galahad," ucap Ryan pada Mordred. Ia lalu menjelaskan lebih dalam mengenai fungsi dari masing-masing pil tersebut.Pil Hijau adalah racun surgawi, sama seperti dengan racun yang ada pada tubuh Alena sebelumnya. Akan tetapi, racun surgawi buatan Ryan kali ini jauh lebih berbahaya dan mematikan. Dan yang mengagumkan, racun ini tidak memiliki penawar dan juga tidak dapat terdeteksi dengan teknologi saat ini.Sementara Pil Biru adalah pil yang dapat meningkatkan kekuatan fisik dan Qi dalam diri seseorang sampai tingkat Foundation Establishment Tengah. Meski begitu, setiap obat ajaib pasti memiliki efek samping, tak terkecuali dengan Pil Biru buatan Ryan ini. Pil Biru memiliki efek samping, di mana penggunanya akan

    Last Updated : 2023-11-10

Latest chapter

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 155 - Epilog

    Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 154 - Reuni

    Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 153 - Pilihan

    Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 152 - Bidak Catur

    Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 151 - Akhir Pertarungan

    Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 150 - Puncak Pertarungan

    Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 149 - Kadukeus

    “Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 148 - Pertarungan Dimulai

    Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 147 - Monster

    Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k

DMCA.com Protection Status