"Cih, dasar anak kampung! Kami bertiga sudah dewasa, kenapa nggak boleh pergi?" ujar Rachel sambil membusungkan dadanya.Dulunya, dia masih kecil sehingga mendapat larangan dari orang tua di rumah. Jadi, dia tidak bisa pergi ke bar dan semacamnya.Akan tetapi, sekarang dia sudah bebas dan usianya kebetulan sudah lebih dari 18 tahun.Dengan sifatnya yang aneh dan cerdik, dia tentu ingin melihat-lihat ke bar untuk memenuhi rasa penasarannya."Benar, kami sudah dewasa." Maria tampak sedikit tergerak dan juga ingin pergi untuk melihat-lihat.Terus terang saja, dia dan Rachel berasal dari keluarga kaya raya yang murni hanya tidak ada kerjaan."Sudahlah, tempat itu sepertinya nggak terlalu baik. Lebih baik kita jangan pergi lagi," ujar Tiara dengan suara pelan."Kenapa nggak baik? Sekarang ini adalah masyarakat yang diatur oleh hukum. Bar itu palingan hanya tempat hiburan yang kurang lebih sama dengan tempat karaoke. Tiara, kamu tenang saja. Kali ini, aku traktir, ayo kita pergi bersama-sama
Ada banyak orang yang tercengang. Mereka juga sangat iri pada Owen. Namun, Owen tidak memedulikan pandangan semua orang. Dia memesan beberapa gelas moktail dan beberapa piring buah campur yang berkalori rendah.Rachel dan yang lainnya masih merupakan pelajar yang tidak memiliki kebiasaan minum alkohol. Mereka hanya ingin datang kemari karena penasaran. Jadi, mereka juga tidak keberatan.Bzzt, bzzt!Saat ini, ponsel Owen tiba-tiba bergetar. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa Yura yang menelepon. Suara di dalam bar sangat berisik. Jadi, Owen memberi tahu Rachel dan yang lainnya bahwa dia mau keluar untuk menerima telepon.Setelah melihat pelindung Rachel dan yang lainnya pergi, ada banyak orang yang langsung bersemangat. Salah seorang pemuda berusia sekitar 23-24 tahun yang tinggi, kekar, dan tampan berjalan mendekati mereka sambil membawa segelas koktail. “Halo, Cantik. Boleh kenalan nggak?” tanya pemuda itu sambil menunjukkan senyum yang dia rasa sangat memikat.Rachel me
“Osum! Apa-apaan sih kamu! Ini Brian, teman yang baru kukenal. Kami lagi bahas soal masalah pencak silat. Kamu jangan ganggu dong!” tegur Rachel dengan tidak senang. Dia secara refleks mendorong Owen, tetapi Owen tetap tidak bergeming.“Nggak bisa! Rachel, orang ini pasti bukan orang baik-baik. Jangan tertipu sama dia!” ujar Owen dengan buru-buru.“Kamu yang bukan orang baik-baik!” Brian langsung marah besar. Dia sudah menyadari bahwa Owen seharusnya adalah teman Rachel. Jadi, dia menekan amarahnya dan berkata, “Rachel, siapa dia? Apa hubunganmu dengannya?”“Oh, dia itu pembantu kakak sepupuku, bukan siapa-siapa ...,” ejek Rachel. Dia sangat memandang rendah Owen.“Ternyata cuma seorang pembantu!” Brian tersenyum mengejek, lalu mengangkat tinjunya dan berkata dengan nada meremehkan, “Hei, kuperingati kamu. Cepat minggir! Kalau nggak, aku bakal hajar kamu sampai babak belur!”“Memangnya kamu bisa?” Owen pun tertawa. Kekuatannya sudah melampaui tahap awal Alam Sigana, mana mungkin dia me
Brian sudah langsung bersemangat begitu memikirkannya. Saat melihat Brian sudah maju, Owen pun mengurungkan niatnya untuk bertindak. Dia melindungi Rachel dan yang lainnya di belakang, lalu melangkah mundur agar ketiga gadis itu tidak ikut terluka.“Sial! Siapa kamu? Mau cari mati, ya?” Jack langsung murka dan mengisyaratkan anak buahnya untuk mengepung Brian. Brian juga tidak berbicara omong kosong lagi dan langsung bertindak. Dia melayangkan tendangan ke dada Jack hingga Jack terpental dan menabrak dinding bar. Semua minuman keras yang ada di atas bar pun jatuh satu per satu.“Beraninya kamu memukul Bos Jack! Kawan-kawan, ayo hajar anak ini!” Seorang anak buah Jack berteriak marah, lalu memerintahkan teman-temannya untuk menyerang Brian dengan ekspresi garang.Jack bangkit dari lantai dengan menyedihkan. Dia sudah sepenuhnya murka. Jadi, dia mengambil sebuah botol alkohol yang sudah pecah dan bergabung dalam perkelahian itu.Buk! Bak! Buk!Brian adalah seorang ahli seni bela diri eks
Brian tersenyum sombong dan sama sekali tidak terlihat takut. Biasanya, dia selalu pergi ke bar atau kelab malam lain. Ini adalah pertama kalinya dia datang ke Bar Bulan Biru. Jadi, dia juga belum pernah mendengar tentang reputasi William.Selain itu, dia baru saja membuat semua orang di tempat ini terkesan. Jadi, dia masih merasa sangat bangga. Meskipun pernah mendengar reputasi William, Brian juga mungkin tidak akan menanggapinya.“Aku nggak peduli siapa yang duluan bertindak! Pokoknya, bar ini punya peraturannya tersendiri! Berhubung kalian bukan sengaja buat onar, kukasih kalian satu kesempatan. Berlutut dan bersujudlah untuk minta maaf. Selain itu, kalian harus ganti rugi atas kerusakan bar sebesar dua kali lipat. Dengan begitu, aku nggak bakal mempermasalahkannya lagi.”“Kalau nggak, aku bakal hukum kalian menurut aturan dunia mafia. Kalian mau patah tangan atau kaki? Pilih saja sendiri!” ujar William dengan dingin.“Pak William, kami bersedia bersujud dan ganti rugi atas kerusak
Semua orang tidak berhenti melontarkan ejekan. Mereka sangat kecewa setelah melihat performa Brian.“Bukannya dia itu ahli bela diri? Kenapa bisa langsung dikalahkan dengan satu serangan?” Rachel benar-benar kebingungan. Tadi, dia mengira Brian benar-benar tidak terkalahkan. Sekarang, dia baru mengerti bahwa Brian hanya membual.“Sialan! Ternyata cuma seorang penipu! Aku hampir tertipu olehnya!” ujar Rachel dengan marah. Kesan baiknya terhadap Brian pun langsung sirna. Setelah mengingat dirinya yang dipermainkan Brian dan hampir memuja Brian, Rachel makin marah dan sangat ingin langsung pergi menendang Brian.“Aku sudah peringati kamu untuk jangan tertipu olehnya, tapi kamu malah bandel! Dia cuma punya sedikit kemampuan seni bela diri eksternal, mana bisa dibandingkan dengan ahli seni bela diri internal, apalagi disebut ahli bela diri!” cibir Owen.“Memangnya kamu lebih hebat darinya? Kalau kamu berada di posisinya, mungkin saja kamu sudah babak belur hanya dengan satu tamparan!” Rache
"Mau bersujud dan minta maaf atau kaki dan tangan dipatahkan, terserah kalian mau pilih yang mana," ujar William dengan dingin.Owen sangat marah dibuatnya dan dia berkata, "Bagaimana kalau aku nggak mau memilih keduanya?""Osum, kamu ...." Rachel menatap Owen dengan terkejut.Dia tidak menyangka Owen berani berucap seperti itu di hadapan William yang hebat itu. Bisa dikatakan bahwa nyali Owen jauh lebih besar dibanding Brian dan inilah yang membuat penilaian Rachel terhadap Owen berubah!"Bagus, bagus sekali!" William tersenyum marah dan berkata, "Nak, melihat keberanianmu, aku akan memberimu satu kesempatan lagi! Ketiga gadis ini masih muda dan cantik. Bukankah akan sangat disayangkan kalau salah satu kaki mereka dipatahkan?"Setelah itu, dia menyarankan, "Bagaimana kalau kamu saja yang menggantikan mereka? Kalau aku mematahkan kakimu, masalah ini akan dianggap beres.""Boleh! Asalkan kamu mampu, coba saja patahkan kakiku!" sahut Owen dengan santai."Osum, kamu ... kamu bercanda, ya?
Saat Owen bertarung barusan, William tidak merasakan adanya fluktuasi energi sejati di tubuh Owen. Jadi, dia mengira bahwa Owen sama seperti Brian, seorang ahli seni bela diri eksternal palsu. Berhubung Owen bukan praktisi seni bela diri dan dengan basis kultivasinya yang berada di tahap akhir Alam Hogana, mana mungkin William menganggap serius Owen?"Osum, awas!" seru Rachel. Saat ini, wajah cantiknya berubah pucat karena khawatir. Pemikiran Rachel sama dengan yang lain, Owen tidak mungkin bisa mengalahkan William yang luar biasa kuat itu. Ini sama sekali tidak realistis!Adapun Brian, dia sangat menantikan apa yang akan terjadi kepada Owen dan berharap Owen akan mempermalukan diri sendiri seperti dia. Dengan begitu, bukan hanya Brian yang malu!"Nggak ada apa-apanya tapi bertingkah seperti orang hebat!" celetuk Owen sambil tersenyum dingin. Dia yang tetap berdiri tenang di tempatnya menunjukkan ekspresi seolah-olah dirinya sedang ketakutan.Tepat ketika semua orang mengira Owen akan
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero