Linda benar-benar tidak bisa tidur tapi untungnya ponsel yang tergelatak di samping ia berbaring berdering, panggilan video dari Allexin, adiknya yang paling tampan di seluruh dunia.
“Kau belum tidur?” tanya Linda tepat ketika ia melihat wajah Allexin di layar ponsel pemberian lelaki itu.
“Aku baru selesai latihan dan baru saja tiba di rumah, besok aku libur sekolah jadi jika tidak keberatan apa aku bisa menghubungi Lindaku tersayang?” jawab Allexin dan kembali bertanya pada Linda.
Linda terkekeh pelan, tapi ketika cahaya menyinari terang wajah Allexin di sana Linda melihat lebam di wajah adiknya, kening Linda mengernyit, “Jangan bilang kau di
Linda berjalan menjauh dari Maggie dan Nelvan, tapi Nelvan segera mengejar Linda agar masalah tidak semakin memburuk.“Linda, wait!” seru Nelvan, tapi tangan Nelvan di cekal oleh Maggie, lelaki itu berhenti dan menatap ibunya.“Sejak kapan? Sejak kapan kamu sudah bisa berjalan selancar ini?” tanya Maggie.Nelvan melepaskan tangannya, “Aku jelaskan nanti setelah aku berhasil menghentikan Linda untuk pergi,” kemudian Nelvan mengejar Linda yang kini sedang menganmbil beberapa barang miliknya di kamar sebelah lalu keluar namun secepat mungkin Nelvan menutup pintu.Linda sedikit mendongak menatap lelaki yang jauh lebih tingga darinya, lelaki itu kini sudah menguasai pintu tanpa membiarkan Linda keluar.“Minggir Tuan Xander, saya tidak akan mengganggu Anda lagi.” Linda mendorong Nelvan pelan tapi Nelvan menahan kedua bahu Linda, terpaksa Linda kembali mendongak.Tatapan yang di berikan Linda dan kali
Beberapa saat menempuh perjalanan akhirnya Linda sampai di tempat yang harusnya tidak ia tinggalkan, setelah turun dari kendaraan terakhir untuk tiba di rumahnya, tatapan Linda jatuh pada benda berwarna coklat yang melingkari tangannya. Benda itu berwarna merah sebelum layar kecilnya mati.“Sepertinya kehabisan daya, akan aku isi lain kali saja.” Linda melepas dari tangannya, memasukkan benda itu kedalam tasnya lalu berjalan ke rumah.Sebuah rumah yang tak terlalu besar, pintu rumah di buka oleh Linda dan di dalam rumah tersebut kondisinya sangat sepi, sepertinya Allexin sedang tidak tidak di rumah, tapi Linda lebih memilih mengecek ke kamar Allexin karena siapa tau saja adiknya itu sedang tidur.Tapi tetap tidak ada, Linda menutup kembali pintu kamar Allexin dan memilih menghubungi remaja yang sebentar lagi akan enam belas tahun itu, dering ponsel tak di jawab oleh Allexin bahkan Linda sampai menghubungi sebanyak sepuluh kali tapi tidak juga di angk
“Allexin, stop!” Linda memeluk Allexin, menghentikan adiknya yang akan menghajar Nelvan, Nelvan yang tersungkur akan membalas perbuatan Allexin yang memukulnya, sekaligus menuangkan emosi karena lelaki itu telah dengan berani mencium Linda.“Nelvan, sudah cukup hentikan!” kini Linda berdiri di antara dua lelaki bertubuh besar di kanan kirinya, Nelvan menatap Allexin dengan tatapan tajam.“Kau membiarkanku seperti ini setelah dia memukulku? Jadi kau lebih membela lelaki ini?” ujar Nelvan emosi.Allexin tanpa permisi mencengkeram baju Nelvan, “Kau yang kurang ajar, beran-beraninya memperlakukan Linda-ku seperti tadi!” katanya tak kalah emosi.Mendengar kalimat kepemilikan yang di lontarkan Allexin justru semakin membuat Nelvan memanas, keduanya sama-sama menarik kerah baju lawannya, “Sejak kapan kau mendiaknosa Linda sebagai milikmu?”“Allexin! Nelvan! Kalian berhentilah, ini salah pah
“Kau tidak pulang?” itu adalah pertanyaan Allexin untuk Nelvan yang tak kunjung pulang saat waktu sudah pukul sepuluh malam.Nelvan menoleh, “Kamu mengusirku?” katanya balik.Allexin memutar bola matanya jengah, “C’mon, kau bilang tadi sedang bertengkar dengan Linda jadi aku pikir akan jauh lebih baik saat kau pulang sekarang dan membiarkan Linda bisa berpikir untuk tidak kembali pada lelaki sepertimu.”“Kenapa kata-katamu jauh lebih dewasa dari pada usiamu?” ucap Nelvan menahan kesal.“Kau ingin menantangku? Baiklah aku tidak keberatan, demi Linda aku akan melakukan apapun untuknya.” Allexin menggulung lengan bajunya tapi Linda segera menahan dan membuat adiknya itu kembali duduk.Lalu Linda melihat ke arah Nelvan, “Pulanglah, aku akan kembali besok.” Ucap Linda.“Kembali besok? Kau akan ke rumah lelaki ini?” sambil menunjuk Nelvan, perlahan tang
Kembali lagi ke rumah besar Nelvan, Linda menatap rumah yang sangat luas itu sambil menarik nafas dalam dan di hela perlahan, Linda tidak yakin pekerjaan yang ia lakukan sekarang setelah Nelvan menjadi pria yang posesif.Beberapa maid sudah bekerja melakukan tugas mereka, tak lama Hans menyusul di belakang Linda, “Nelvan pasti sudah menunggumu sejak tadi, kau datanglah ke kamarnya, mungkin ada hal yang akan dia katakan padamu, aku harus kembali ke kantor setelah mengambil berkas dari ruang kerja Nelvan.” Ucap Hans, asisten Nelvan itu pun masuk ke ruang kerja Nelvan lalu ke luar dengan membawa beberapa berkas di tangannya.“Nelvan tidak ikut ke kantor?” tanya Linda.Hans menggeleng, “Dia hanya akan datang jika itu hal yang penting, kalau begitu aku segera berangkat, kamud an Nelvan segeralah berbaikan, dia akan seperti anak kecil jika sudah menyukai sesuatu jadi aku harap kau bisa terbiasa dengan perubahan sikapnya yang sering bergan
Padahal matahari masih bersinar terang benderang tapi Nelvan seolah tak kenal waktu untuk menuntaskan hasratnya pada Linda sehingga ia mengulangi apa yang ia butuhkan beberapa kali pada tubuh gadis itu.Dekapan erat di berikan oleh Nelvan, kecupan berkali-kali di berikan di pucuk kepala Linda lalu keningnya dan begitu yang Nelvan lakukan sejak pergulatan panas mereka selesai.“Terima kasih Linda, kau tidak perlu bekerja lagi, aku akan segera mengurus pernikahan kita secepatnya agar kau segera menjadi istriku.”Linda merasa malu, sangat malu sampai ia memilih untuk bersembunyi di balik da-da bidang Nelvan, detak jantung lelaki itu dapat Linda dengarkan, kulit tubuh Nelvan yang belum berpakaian bersentuhan dengan kulitnya yang sama-sama belum berpakaian.“Apa aku menyakitimu lagi di sana?” tanya Nelvan, Linda menggeleng pelan.“Istirahatlah, biar koki yang menyiapkan makan siang untuk kita.” Nelvan kembali mendarat
“Perusahaan tidak memerlukan pimpinan seperti Nelvano Xander, lelaki itu tidak pantas menjadi pimpinan di saat dia sendiri saja kesusahan untuk berjalan, para dewan harus sepakat untuk menurunkan jabatan yang saat ini di pegang oleh Nelvan.” Ucap Gilbert, salah satu pemegang sebagian saham di perusahaan.“Tapi Tuan Xander adalah pemegang saham tujuh puluh lima persen di perusahaan ini, tidak mudah bagi kita untuk menurunkan jabatannya, terlebih beliau juga sangat berkompeten dalam pekerjaan, buktinya selama periode beliau memimpin perusahaan tidak ada hal yang membuat perusahaan berada pada posisi buruk.” Sahut salah satu yang ada di ruangan rapat.Gilbert menggeplak meja cukup keras, “Pria cacat sepertinya mana bisa memimpin perusahaan sebesar ini, jika bukan karena dia pemilik saham terbanyak dia tidak akan terlihat berkuasa, jadi siapa yang setuju untuk membuat Nelvan turun dari posisinya saat ini?” ucap Gilber
Linda berlari di koridor rumah sakit sampai ia melihat keberadaan Allexin di depan sebuah pintu ruang rawat, Linda berlari menghampiri dengan wajah khawatir.“Bagaimana kondisi Mia?” tanya nya pada Allexin.“Aku tidak tau, dokter masih memeriksa Mia di dalam.” Jawab Allexin.Linda bersandar di dinding dekat pintu ruangan, Allexin memegang Lengan Linda untuk membantu kakaknya itu duduk di kursi besi yang tak jauh dari sana.“Apa yang terjadi dan apa yang membuatnya sampai celaka seperti ini?”“Aku tidak tau, sungguh. Seseorang menghubungiku menggunakan ponsel Mia karena aku adalah orang terakhir yang Mia hubungi, lalu aku segera menuju ke rumah sakit setelah mendengar Mia kecelakaan, mengenai kecelakaan apa yang menimpa Mia aku masih belum tau pasti.”Linda menghela nafas panjang, ia harap sahabatnya tidak dalam kondisi kritis, Mia tidak punya siapa-siapa karena gadis itu adalah anak yang di beb
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.