Share

Bab 252 : Perasaanku

Author: NACL
last update Last Updated: 2024-11-29 18:31:46
Malam ini, Lily duduk di atas kursi roda. Sepasang netranya menatap kosong ke luar jendela. Gadis itu seolah tidak memiliki gairah menjalani hidup.

Meskipun tubuhnya terkulai lemas, kepala gadis itu dipenuhi dengan beragam kenangan manis dan pahit. Termasuk beberapa hari lalu, saat memperlakukan Kevin dengan buruk.

“Apa yang harus kulakukan?” tanya Lily sembari terisak ditemani pekatnya malam.

Satu tangan yang terpasang saluran infus menyentuh bagian kepala belakang. Masih terasa sakit bekas jahitan di sana.

Andai saja Kevin tidak datang tepat waktu, mungkin … nyawa Lily tidak tertolong lagi. Namun, pria itu sangat gigih dan percaya akan menemukan Lily.

“M-maafkan aku, Pak Kevin,” gumam bibir pucat yang bergetar.

Kala perasaan bersalah menggerogoti diri, Lily tercengang mendengar pintu kamar terbuka. Gadis itu menoleh dan melihat Rosalyn berjalan masuk ke arahnya.

“Apa Pak Kevin sudah ditemukan?” tanya Lily.

Rosalyn tersenyum tipis, tetapi mata indahnya memancarkan luka. Kemudian wanit
NACL

Aduh, kasihan Pandu ya gak?

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Imelda
kasihan sih.. tp Pandu lbh baik dpt gadis yg lain.. ak doain spy Pandu cpt dpt cwek lain yg sm baiknya dg Lily.. biar Kevin sm Lily aj lagipula Kevin udh ngedusak Lily msa Pandu yg dpt siaanya
goodnovel comment avatar
Bang Joe van Rizky
cariin jodoh buat pandu, kevin otw menghalalkan lily
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 253: Tiga Pria Tampan

    “Sepertinya, kehadiranku tidak diinginkan," sindir pria berambut klimis. Orang itu berkata lagi, “Lagi pula, sekarang kamu sudah memiliki seseorang. Dan aku hanya menjalani perintah atasan saja.”Tangan Lily yang sedang menuangkan susu terhenti. Ia menoleh pada sumber suara dan menatap tidak suka pada orang itu.“Apa maksudmu, Pandu?” tanya gadis itu.“Sebagai teman, sudah tentu aku senang melihatmu bahagia. Kamu seperti remaja yang jatuh cinta.” Pandu menyenggol pelan siku Lily sehingga botol susu yang belum tertutup rapat menjadi tumpah. Lily mendengkus melihat meja makannya berubah kotor karena ulah Pandu.“Biarkan saja dulu, nanti aku bersihkan. Sudah, ya, aku mau memeriksa keadaan peternakan dulu,” kata Pandu sambil berjalan menuju pintu pondok.Pascaterapi selama satu bulan, kedua kaki Lily tidak sakit lagi. Hanya saja, ia belum bisa berjalan normal, karena adanya retak pada tulang. Gadis itu tetap semangat menjalani pengobatan setiap dua kali seminggu. Bahkan, ia bersyukur kar

    Last Updated : 2024-11-30
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 254: Calon Istri

    “Dia sosok yang hebat. Aku mengagumi dia sejak lama,” jawab Kevin membuat Fabian memutar bola mata dengan malas.“Cukup katakan saja namanya!” kesal Fabian, kemudian berjalan memasuki pondok.Seorang pun tidak ada yang menyadari bahwa saat ini, detik ini, dua anak manusia sedang beradu pandang dalam jarak lima meter.Kevin mengulas senyum menatap wajah merona gadis yang berdiri sendirian. Pria itu turun dari mobil, hanya saja tidak mendekat. Melainkan berdiam diri di tempat, di samping badan mobil.Segera Lily memutus kontak mata dan tersenyum kikuk, lalu masuk ke pondok. Sayup-sayup telinganya mendengar mesin mobil mendekat, ia tidak penasaran karena peternakan ini tidak pernah sepi.Akan tetapi, teriakan seorang anak perempuan mampu membuat Lily menoleh dan menatap lekat interaksi kedua orang di depan pondok.“Dia … Ayah yang baik,” gumam gadis itu.Rupanya dua mobil baru saja tiba. Dua pasang paruh baya keluar dari kendaraan roda empat, menyusul bocah kecil yang berlari lebih dulu.

    Last Updated : 2024-11-30
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 255: Mama

    Satu hari setelahnya, seperti biasa keluarga besar itu mengadakan sarapan bersama di vila. Semuanya duduk di tempat masing-masing. Begitu pun dengan Lily—di samping Kevin dan Janeta.Sarapan berjalan lancar tanpa drama apa pun. Hanya saja, selesai makan tidak ada satu pun yang beranjak dari duduk. Lily memperhatikan semua orang. Ia menjadi serba salah, ragu untuk pergi dan tetap tinggal.Hingga Rosalyn berdiri dan menepuk tangan membuat seluruh fokus pasang mata tertuju kepadanya.“Sebelumnya aku mohon maaf mengadakan liburan secara dadakan,” ucap wanita itu, “selain liburan aku juga memiliki tujuan lain.”Semua orang yang mendengar manggut-manggut terkecuali Kevin dan Lily. Dua orang itu berekspresi kebingungan.“Alasanku datang ke sini … karena ingin melamar Lily untuk Kak Kevin,” kata Rosalyn mendapat tepukan tangan dari anggota keluarga, tetapi tidak bagi Lily dan Kevin.Rosalyn beranjak dari tempat, wanita itu menghampiri Lily, lalu memberikan kotak bludru kecil berisi cincin. “Ma

    Last Updated : 2024-12-01
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 256: Mau Mama, Kangen

    “Demam pasien mencapai 40 derajat. Dan kami sarankan diopname selama beberapa hari,” tutur Dokter usai memeriksa batita yang terbaring lemah di atas ranjang.“Lakukan yang terbaik, Dokter. Tolong sembuhkan keponakanku,” pinta Rosalyn sambil berurai air mata.Dokter mengangguk lantas memasuki ruang pasien lainnya.Sedangkan Kevin berdiri di samping Janeta. Tangan pria itu menggenggam tangan mungil putrinya. “Jangan hubungi Lily! Dia tidak perlu tahu Janeta sedang sakit, jangan merepotkan orang lain,” pinta Kevin.“Baiklah,” sahut suara sengau Rosalyn.Sekitar dua jam kemudian, batita itu mengerjap dan menatap satu per satu orang dalam ruangan. Seketika sorot mata Janeta berubah buram oleh embun air. “Mama?” panggil Janeta, pandangannya tertuju kepada Rosalyn.Rosalyn yang tidak sengaja tertidur langsung membuka mata dan menghampiri Janeta. Wanita itu tersenyum hangat karena keponakan satu-satunya telah siuman.

    Last Updated : 2024-12-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 257: Bukan Bibi Tapi Mama

    Kevin melangkah gontai menuju kamar Janeta. Pria itu ingin melihat kondisi putri tercinta. Namun, ia mengurungkan niatnya, sesudah melihat apa yang sedang dilakukan Lily. Gadis itu membelai lembut kepala Janeta dan menggenggam satu tangan mungil. Kevin tersenyum tipis melihat kelembutan Lily. Beberapa saat kemudian, Lily terlelap di samping ranjang Janeta. Gadis itu membungkuk dan kepalanya menempel pada kasur. Setelahnya, Kevin berani masuk menemui dua orang itu. Ia melepas outer kemeja, lalu menyelimuti punggung Lily yang hanya mengenakan piama. “Terima kasih, Lily,” gumam Kevin. Kemudian, ia duduk di sofa dan terlelap. Sinar matahari pagi menerobos masuk menerangi ruangan ini. Lily merasakan ada gerakan dari atas ranjang. Bahkan sentuhan ringan pada rambutnya. Ia mengernyit, tetapi enggan membuka mata. Sampai terdengar satu kata bernada lembut yang menggetarkan jiwa, barulah Lily terbangun. “Mama?”

    Last Updated : 2024-12-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

    Last Updated : 2024-12-03
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

    Last Updated : 2024-12-03
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status