Melihat Delis masih marah, Kelven benar-benar tak berdaya.Dia menunduk untuk menggendong anak yang sedang tidur.Delis melihatnya dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?”“Kamu istirahat saja, aku akan menggendongnya dan tidur bersamaku.”“Nggak perlu, aku bisa mengurusnya sendiri.”Kelven mencoba berbicara baik-baik dengannya,“Jangan anggap dia sekarang tidur nyenyak, dia akan terbangun tengah malam, menangis dan membuatmu nggak bisa beristirahat.”“Bukankah kamu harus bekerja besok? Tidur saja, biar aku yang menjaganya.”Karena Delis tidak membiarkannya tidur bersama, Kelven bersikeras menggendong anaknya pergi.Delis tidak menghalanginya.Melihat Kelven menggendong anak itu pergi, Delis berbaring di tempat tidur, tetapi tidak bisa tidur.Akhirnya, karena tidak bisa tidur, Delis bangun dan mencari Peter.Berdiri di depan pintu kamar kakaknya, Delis mengetuk pelan dan memanggil, “Kak, kamu sudah tidur? Bolehkah aku masuk dan bertanya sesuatu?”Peter baru saja mengenakan baju tidur da
Kelven menyerah, memilih untuk tetap menjadi ayah pengasuh dan membiarkan Delis mengelola perusahaan.Mungkin dengan car aini, Delis tidak akan marah lagi.Delis melihat ke arah pria yang sedang mengemudi.Mengingat kata-kata kakaknya yang mengatakan bahwa perusahaan itu memang milik Kelven, Delis merasa sangat konyol karena marah pada Kelven semalam.Selain itu, Delis juga tidak mengerti mengapa selama setahun ini, tidak ada satu orang pun yang menyebut pria ini di depannya.Begitu pria ini kembali, semua orang langsung menerima kehadirannya.Karena Kelven adalah pemilik Perusahaan Deli Jaya yang sebenarnya, biarlah semuanya yang seharusnya menjadi miliknya kembali padanya.Jabatan wakil direktur yang dirinya pegang, Delis juga tidak mau lagi.Menunduk melihat putranya yang menatapnya dengan mata terbuka lebat. Dengan menahan perasaan tidak nyaman di hatinya, Delis berkata, “Pemikiranku yang terlalu sempit. Kamu ambil saja perusahaanmu kembali. Aku yang akan mengurus anak kita.”Mend
Melihat punggung Delis yang menjauh sambil menggendong anaknya, hati Kelven terasa sangat tidak nyaman.Apa yang telah dirinya lakukan? Baru saja kembali dan sudah membuat Delis tidak senang.Delis bahkan tidak mengizinkannya masuk rumah.Namun, setelah dipikirkan lagi, memang belum saatnya dirinya masuk rumah.Lebih baik dirinya pergi ke kantor dulu dan setelah itu membeli hadiah untuk melamarnya nanti.Masuk ke mobil, Kelven langsung mengemudi menuju perusahaan.Delis yang baru saja masuk ke rumah, terkejut melihat Wenny dan Wiliam duduk di ruang tamu.Saat melihat Delis, kedua orang itu merasa sedikit canggung, tidak menyapanya dan berbicara sepatah kata pun.Bagi Delis, mereka berdua sama sekali tidak penting.Menyerahkan tasnya pada pengasuh yang datang menyambutnya, Delis menggendong anaknya dan langsung naik ke lantai atas.Wiliam ingin memanggilnya, tetapi Wenny segera menariknya.“Kenapa? Baru saja melihatnya, kamu sudah nggak sabar mau mendekatinya?”Wiliam menarik pandangann
Melihat reaksi ibunya, Delis pun tahu bahwa ibunya sudah mengetahui hubungannya dengan Kelven.Tanpa berbicara lagi, Delis menutup pintu dan mandi.Semua orang tahu hal ini, hanya dirinya yang tidak tahu. Mereka bahkan tidak pernah membahasnya di depannya, pasti ada sesuatu yang disembunyikan.Mungkin semua orang sedang menyembunyikan sesuatu darinya.Apa yang disembunyikan? Mereka tidak mengatakannya, Delis juga tidak ingin bertanya lebih jauh.Biarkan semuanya berjalan apa adanya.Dari pintu, terdengar suara pelayan, “Nyonya, Nona Wenny sedang menunggumu di bawah.”Nyonya Joven menjawab santai, “Iya.”Kemudian, dengan nada menyanjung, Nyonya Joven berkata pada Delis yang sedang di kamar mandi, “Delis, selesai mandi, turun untuk sarapan. Ibu sudah memerintahkan koki menyiapkan makanan kesukaanmu.”Meski tidak mendengar jawaban dari putrinya, Nyonya Joven tidak terlalu memedulikannya dan mengikuti pelayan turun ke bawah.Melihat ibunya datang, Wenny langsung berdiri dan menyambutnya
Mengikuti Bety, Delis memasuki rumah orang lain lagi.Memang tidak ada orang dewasa di dalam rumah.Ada tiga hidangan dan satu sup di atas meja. Meskipun semuanya hidangan rumahan, tetapi terlihat sangat menarik dan menggugah selera.Delis sangat terkejut, lalu melihat ke arah anak yang sedang menarik kursi untuknya.“Ini semua masakanmu?”Bety tersenyum dan mengangguk, lalu menjawab, “Iya, ayah bilang masakanku sangat enak. Cepat duduk tante dan coba.”Tanpa ragu, Delis duduk dan mengambil sumpit, lalu mencicipi sedikit sayur tumis.Dan ternyata, rasanya jauh lebih enak dari masakannya sendiri.Melihat anak yang duduk di sampingnya, Delis benar-benar kagum.“Bagaimana bisa kamu begitu hebat? Sekecil ini sudah bisa masak dan rasanya sangat enak. Ayahmu yang mengajarkanmu?”Bety menggeleng dan menjawab, “Terkadang masakan ayahku juga nggak enak. Aku belajar dari video di internet.”Bety berdiri di kursi dan mengambilkan sedikit tumis daging paprika hijau untuk Delis.“Tante, coba ini.”
“Pak, aku rasa sebagai seorang ayah, kamu seharusnya bertanggung jawab penuh menjaga anakmu, bukan malah menyerahkannya pada orang asing.”Pria di balik telepon tertawa, “Kalau kamu orang jahat, aku pasti nggak akan membiarkanmu dekat dengannya.”“Lagipula, kamu sudah dua kali masuk ke rumahku saat aku nggak ada. Kenapa nggak sekalian menjadi orang baik dan membantu menjaganya?”Mendengar itu, Delia merasa sangat marah.“Ini anakmu, kenapa aku harus … “Kenapa aku harus membantumu menjaganya.Namun, Delis tidak mengatakan akhir kalimatnya. Alasannya karena anak di sebelahnya sedang menatapnya dengan tatapan mata besarnya yang polos.Pandangan tulus itu membuat Delis tidak tega untuk menolak.“Bu, bolehkah aku tahu siapa namamu? Nggak mungkin aku nggak tahu nama orang yang sudah membantuku menjaga anakku.”Mengetahui bahwa Delis tidak akan menolak, Yogi memutuskan untuk berteman dengannya.Dengan enggan, Delis menjawab, “Delis.”“Apa? Oh Bu Delis, terima kasih sudah membantuku menjaga a
Delis membawa Bety langsung ke perumahan Odesa.Kemudian, dia menelepon pengasuh, meminta pengasuh membawa Lesi ke perumahan Odesa juga.Delis berencana tinggal di sana beberapa hari untuk menemani kak Angel dan Joel.Beberapa hari ini suasana hatinya sedang buruk, tidak ingin kembali ke istana untuk melihat Wiliam dan Wenny.Karena hubungannya dengan Kelven yang tidak jelas, Delis juga tidak ingin membawa anaknya ke rumah tua Keluarga Rosli.Pergi ke perumahan Odesa adalah pilihan terbaik.Saat mereka tiba, sudah pukul satu siang.Delis menggandeng tangan Bety masuk ke rumah, tetapi tidak ada orang di dalamnya.Dia meminta Bety duduk di sofa ruang tamu, mengambil beberapa buah dari kulkas untuk dimakan, lalu menelepon Angel.Angel sedang syuting di luar dengan putranya. Ketika menerima telepon dari Delis, Angel menyapa dengan lembut, “Halo Delis, ada apa?”“Nggak apa-apa, aku hanya mau tahu kapan kamu dan Joel pulang?”“Mungkin besok.”“Begitu lama?’“Ada apa sebenarnya? Katakan saja
Pukul delapan malam, Angel membawa anaknya langsung ke rumah Delis.Namun di ruang tamu, hanya ada Kelven yang sedang menggendong bayi, dengan pengasuh di sampingnya.Tidak melihat Delis dan gadis kecil yang disebutkan, Angel berjalan menuju Kelven dan bertanya, “Di mana Delis?”“Di atas, dia sedang mengganti pakaian anak itu.”Delis meminta beberapa set pakaian anak kecil dikirim dan sekarang sedang membantu anak itu mengganti pakaian di kamar.Meskipun Delis telah menjelaskan siapa gadis kecil itu.Kelven masih merasa Delis terlalu mencampuri urusan orang lain.Anak kecil dari keluarga yang tidak dikenalnya, Delis membawanya pulang hanya karena tidak tega meninggalkan anak itu sendirian di rumah.Jika sesuatu terjadi pada anak itu di rumah mereka, mereka harus bertanggung jawab.Sudah bertahun-tahun, Delis tidak bisa menghilangkan kebiasaannya yang suka mencampuri urusan orang lain.Angel memberi isyarat pada anaknya,“Joel, kamu temani paman Kelven dulu, ibu naik ke atas dulu.”Joe
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b