Begitu perempuan di belakangnya mengikutinya sebentar, Kelven juga tidak menyadarinya.Sampai dirinya hampir terjatuh dan ditopang oleh seseorang, Kelven baru sedikit sadar dan menoleh …Saat melihat wajah Delis lagi, mata merah lembabnya tampak semakin sedih.Bagaimana mungkin Delis ada di sini?Apakah Delis juga datang untuk melihat putri mereka?Tidak mungkin. Keadaannya terlihat baik, seharusnya bukan untuk melihat putri mereka. Apakah Delis mengikutinya?Kelven merasa tenggorokannya sakit, ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara perempuan itu memotong lebih dulu.“Kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sangat buruk. Bagaimana kalau aku mengantarmu?Hampir tidak tahan untuk memeluk Delis, saat mendengar kata-kata Delis, Kelven langsung kembali ke realita.Delis sudah tidak mengingatnya.Kelven tidak boleh membuat Delis mengingat dirinya dan putri mereka, sehingga merasakan sakit yang sama.Dia tidak seharusnya muncul lagi dan mengganggu kehidupan baru Delis.Memikirkan itu, Kelven denga
Delis tidak menyangka bahwa dirinya ditolak lagi.Apakah pria ini salah paham?Melihat pria itu berbalik dan pergi, Delis buru-buru turun dari mobil dan menghalangi jalannya, lalu menjelaskan, “Aku juga punya anak, aku juga seorang ibu. Aku nggak berniat sengaja mendekatimu.”“Aku hanya merasa kita berdua sangat berjodoh, aku seperti pernah melihatmu di sebuah tempat, makanya aku ingin mengenalmu.”“Coba lihat aku lagi, kamu benar-benar nggak mengenalku?”Delis benar-benar merasa pria ini sangat familiar.Rasanya seperti seharusnya mereka saling mengenal sebelumnya.Mengapa pria itu tidak mengenalnya?Atau mungkin perasaannya saja?Kelven menatap perempuan di depannya, melihat harapannya yang terpancar dari matanya, hati Kelven berdetak keras, sangat ingin meraih dan memeluknya.Namun, Kelven juga merasa sangat bersalah dan menyesal.Kelven tidak bisa menerima kenyataan bahwa putri mereka sudah tiada.Tidak ingin membuat Delis merasa sakit karena mengingat dirinya dan putri mereka, Ke
Tahu istrinya tidak rela dengan cucu mereka, Joni segera merangkul pundak istrinya dan berbisik pelan untuk menghiburnya, “Nggak apa-apa, nanti beberapa hari lagi Delis akan membawanya datang lagi.”Suminah teringat dengan janji yang dia buat dengan Keluarga Joven, dia akhirnya mengalah dan membiarkan Delis membawa pergi anak itu.Sebenarnya, dirinya juga tidak berhak memaksa anak itu tetap tinggal.Mengingat kejadian sebelumnya, jika bukan karena dirinya membawa Luna ke rumah tua dan dirinya tidak menjaganya dengan baik, Keluarga Rosli juga tidak akan mengalami masalah sebesar itu.Kematian ayahnya, anaknya dan cucunya, semua itu ada hubungannya dengan dirinya.Akhirnya Delis melahirkan seorang cucu lagi untuk mereka, kali ini Suminah tidak akan memaksakan diri untuk mempertahankan anak itu di sisinya.Selama cucu satu-satunya dari Keluarga Rosli ini bisa tumbuh sehat, meskipun tidak kembali ke Keluarga Rosli dan selalu berada di sisi ibunya, mereka tidak akan berkomentar.…Melihat
Selama bisa berpisah dengan damai, Delis akan berpura-pura tidak pernah melihat apa-apa.Wiliam merasa hatinya seperti disayat dengan pisau tajam.Rasa sakit itu hampir membuatnya sesak napas.Dia berusaha menahan emosinya dan mengangguk, lalu menjawab, “Iya, aku akan memutuskan pertunangan kita, hak asuh anak diberikan padamu.”Dirinya sudah tidur dengan Wenny, jika dirinya tidak menuruti Wenny, Wenny pasti akan membocorkan masalah mereka.Saat itu, Keluarga Joven pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Daripada dibenci oleh Delis dan diusir oleh Keluarga Joven, lebih baik dirinya pergi dengan mempertahankan harga diri.Namun, begitu banyak pengorbanan dan cintanya selama ini, hanya untuk mendapatkan hasil seperti ini, Wiliam benar-benar tidak puas.“Terima kasih.”Ujar Delis dengan tulus. Dia tidak ingin merugikan Wiliam dan berkata lagi, “Aku akan memberikan kompensasi berupa uang dan properti untukmu.”“Nggak perlu.”Wiliam menolak tawaran baiknya dan melihat ke arah sopir. “
“Apa?”Albert melongo, menatap hantu hidup-hidup di depannya dan gemetar saat berbicara, “Hantu juga masih makan makanan manusia? Atau aku juga harus membelikan kertas uang untukmu?”Kelven sungguh kehabisan kata-kata.Dia melewati Albert dan langsung duduk di sofa, lalu berkata, “Cepat, pesan saja satu makanan untukku.”Albert terdiam.Albert mengikuti arah Kelven berjalan. Melihat Kelven duduk di sofa, bahkan sofanya sedikit tenggelam, membuatnya semakin tidak percaya.Seharusnya hantu tidak meninggalkan jejak apapun.Kenapa dia masih memiliki berat badan?Dengan rasa tidak percaya, Albert perlahan mendekati hantu di depannya.Berdiri di depan hantu itu, Albert mencoba menyentuhnya.Kelven menepis tangannya dan wajahnya terlihat tak berdaya.“Seorang pria dewasa yang terduduk yang telah melalui begitu banyak hal, masih percaya ada hantu di dunia ini?”Albert merasakan sakit di tangannya yang dipukul.Lalu dia menatap pria di depannya, matanya terbelalak, mulutnya terbuka lebar seper
“Bagaimana mungkin mereka menyalahkanmu?”Suasana menjadi hening.Kelven terdiam.Meskipun tidak ada yang menyalahkannya, dia tidak bisa melepaskan rasa bersalahnya atas kematian putrinya.Selama dirinya masih ingat, dirinya akan selalu merasa bersalah.Kelven menundukkan kepala, terisak dengan rasa sakit yang dalam.Tiba-tiba, makanan yang dipesan sudah tiba.Albert berdiri untuk mengambilnya.Di depan pintu, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan lokasi pada Angel, sambil mengirimkan pesan, [Datang ke sini, aku punya kejutan untukmu.]Albetr juga tidak menjelaskan kejutan apa, hanya menyimpan ponselnya dan membawa makanan masuk ke dalam rumah.Dia tidak memberitahu Delis, karena Delis tidak mengingat Kelven.Namun, Angel ingat.Selama Angel tahu Kelven masih hidup, Angel akan berusaha keras untuk membawa Kelven kembali pada Delis.Angel menerima pesan dari Albert dan merasa bingung.Dia menyimpan ponselnya dan tidak ingin memikirkannya, lalu mandi dan bersiap menemani anaknya be
Orang tua Kelven hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Mereka terhuyung-huyung mendekati Kelven dan dengan canggung mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Saat mereka memastikan bahwa orang yang berlutut di depan mereka adalah putra mereka yang setahun lalu melompat ke laut untuk menyelamatkan anaknya, keduanya langsung menangis haru dan memeluknya erat-erat.“Apakah ini benar-benar kamu, Kelven? Kelven, kamu sudah kembali? Ibu bukan sedang mimpi, ‘kan?”“Anakku, benarkah ini kamu? Apakah ayah nggak salah lihat?”Kelven bangkit dan memeluk kedua orang tuanya, suaranya terdengar serak, “Ini aku, aku sudah kembali. Ayah, ibu, maafkan aku, aku anak yang nggak berbakti!”“Kelven, anakku, kamu nggak mati, kamu benar-benar masih hidup! Akhirnya anakku kembali lagi.”Tak bisa menggambarkan perasaan kehilangan dan menemukan kembali.Suminah memeluk anaknya sambil menangis.“Anakku, tahukah kamu apa yang terjadi di rumah selama setahun ini? Tahukah kamu betapa sakitnya hari kami s
“Setelah itu, Delis jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur selama beberapa hari tanpa sadarkan diri. Keluarga Joven harus menghipnotisnya agar dia bisa melupakan semua kejadian tersebut demi menyelamatkan nyawanya.”Suminah menggenggam tangan anaknya dan menyeka air mata di wajahnya, lalu melanjutkan, “Anakku, dulu aku nggak tahu bahwa Delis punya keluarga, hingga kejadian ini, keluarga kita menjadi kacau.”“Kakak Delis yang bernama Peter datang untuk membantu kami mengurus segalanya. Dia juga membantu mempertahankan perusahaanmu.”“Kamu harus berterima kasih padanya di masa depan dan juga pada Delis. Meskipun dia nggak mengingatmu, dia sering datang bersama anaknya untuk menjenguk aku dan ayahmu.”“Delis adalah pilihanmu yang sangat tepat.”Selama setahun ini, kebaikan Delis dan keluarganya terhadap Keluarga Rosli, mereka sangat menghargai itu.Suminah bahkan pernah berpikir, mereka rela jika cucu mereka tidak dikembalikan ke Keluarga Rosli.Selama cucunya bisa tumbuh sehat dan di
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b