Melihat tidak ada pergerakan, sepertinya Suminah sudah bersekongkol dengan Kelven. Delis tidak ingin melakukan perlawanan yang sia-sia, apalagi membiarkan mereka menahan anaknya.Dengan Luna masih bersamanya, setidaknya dirinya masih punya sedikit harapan.“Baik, aku akan pergi. Tapi biarkan Kelven keluar untuk menemuiku sekali saja. Aku mau berbicara dengannya sebelum pergi, boleh?”Delis ingin Kelven sendiri yang mengatakannya padanya. Jika Kelven benar-benar tidak membutuhkan dirinya lagi, maka dirinya akan menghilang dengan sendirinya.Tidak perlu membuat kebohongan seperti menikah dengan orang lain atau orang lain mengandung anaknya untuk memaksanya pergi.Delis tahu Kelven tidak akan berselingkuh dengan wanita lain.Suminah ragu-ragu.Melihat Delis benar-benar memiliki perasaan pada putranya, Suminah akhirnya menyerah, berbalik dan berkata, “Tunggu sebentar.”Delis mencari tempat untuk duduk dan berusaha menenangkan dirinya.Dia berkata pada dirinya sendiri, jangan menangis.Mes
“Kamu mau menikah dengan siapa? Nona Jessi dari Keluarga Sukma? Kamu pikir dengan membayar seseorang untuk berpura-pura seperti itu, aku akan percaya?!” Delis tidak bisa menahan diri dan berteriak padanya.“Bisakah kamu bangkitkan dirimu, bisakah kamu bertanggung jawab, bisakah kamu menjadi contoh yang baik untuk Luna? Kamu pikir dengan meninggalkan aku dan Luna adalah yang terbaik untuk kami?”“Kamu tahu aku mencintaimu. Tanpamu, aku dan Luna akan sangat menderita. Pernahkah sekalipun kamu memikirkan perasaan aku dan Luna?”Dia mulai emosional dan air matanya mulai menggenang.Dia menatap Kelven dengan penuh kekecewaan, ingin sekali menamparnya, tetapi untungnya dirinya sudah sadar dan tidak melakukannya.“Meskipun aku berbohong menikah dengan orang lain, tapi apakah kamu pikir kamu masih bisa tetap di sisiku?”Kelven sebenarnya tidak ingin memunculkan wanita lain untuk menyakitinya, tetapi Kelven tetap bersikeras untuk mendorongnya.“Delis, kamu tahu mengapa setelah empat tahun aku
Delis baru saja keluar dari rumah tua Keluarga Rosli dengan menggendong putrinya dan Peter buru-buru mengejarnya dari belakang.“Delis, kenapa tiba-tiba datang ke sini? Apa yang terjadi?”“Nggak ada, ayo kita pergi.”Delis tidak ingin berlama-lama di depan rumah tua dan segera pergi sambil menggendong putrinya.Luna yang berada di pangkuan ibunya berkata dengan sedih, “Mami, kenapa kita harus pergi? Kita nggak bertemu dengan papi?”“Dia sedang sibuk, kita pulang dulu.”“Lalu bagaimana dengan paman Alfred? Kita nggak menemaninya?”Mendengar putrinya mengungkit Alfred, Delis menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Peter yang berada di sampingnya.“Kalian nggak pergi? Kenapa kamu mengikutiku? Di mana Alfred?”Peter menjelaskan, “Alfred nggak mau pulang karena nggak melihatmu ikut. Jadi aku menyuruh orang untuk mengantarnya kembali ke rumah sakit.”“Delis, maafkan aku. Aku bahkan nggak bisa mengurus hal sekecil ini dengan baik. Ini pasti sudah mengganggu rencanamu, ya?”Delis menjawab
Segera, mobil Peter berhenti di komplek apartemen Monde Rafle.Peter menggendong Luna turun dari mobil, lalu melihat Delis dan berkata, “Sepertinya kamu juga berharap aku segera membawa orang itu kemari. Aku baru saja menyelidiki alamat ini, jaraknya ribuan kilometer dari Kota A. Jadi, aku nggak mengantar kalian naik ke atas ya, aku akan segera pergi mencari tabib ajaib yang kamu sebut.”Delis menggendong anaknya, lalu mengangguk.“Iya, hati-hati di jalan.”Peter masuk kembali ke mobilnya. Saat hendak pergi, dia mengingatkan Delis.“Aku mungkin akan kembali dalam dua atau tiga hari. Kalau ada waktu luang, tolong hibur Angel dan ajak Luna pergi menemaninya, ya?”Sebenarnya, Peter juga khawatir adiknya bertengkar dengan Kelven dan dalam suasana hati yang tidak baik. Dengan kehadiran Angel, mungkin dia akan merasa lebih baik.Hubungan mereka berdua cukup baik, jadi bisa saling menemani.Delis mengangguk.“Tenang saja, aku akan menemui kak Angel nanti. Kalau ada apa-apa di sana, jangan lu
Angel bingung mendengarnya.Melihat orang di sampingnya, Angel bertanya dengan tidak mengerti, “Kamu punya kesempatan untuk menyelamatkan Kelven? Kamu hanya seorang wanita kecil, bagaimana bisa menyelamatkannya?”“Dan juga, tabib ajaib apa yang begitu hebat? Bahkan Peter pun nggak bisa mendatangkannya? Bagaimana bisa kamu dan Luna bisa mendatangkannya?”Ternyata Peter pergi untuk mencari tabib ajaib.Tidak heran tidak melihatnya selama dua hari ini.Delis menceritakan semuanya pada Angel tentang tabib ajaib itu.Setelah mendengar semuanya, Angel masih sangat terkejut.Sulit dipercaya bahwa ada orang sehebat itu di dunia ini.Namun, sedikit harapan itu tetap baik.Angel membantu memasak makan malam sambil menghibur Delis,“Delis, jangan khawatir, Kelven nggak akan benar-benar meninggalkan kalian berdua. Setelah dia menenangkan diri dan memikirkannya, dia pasti akan mencari cara untuk bertahan hidup.”Terkadang Kelven memang suka mencari masalah.Namun, mungkin dirinya juga punya pertim
Joel pernah berinteraksi dengan paman Peter. Menurutnya, paman Peter jauh lebih baik daripada ayah kandungnya.Sekarang, dirinya lebih memilih orang luar untuk menjadi ayahnya, daripada mengakui Albert.Mendengar kata-kata putranya, hati Angel tiba-tiba terasa hangat, begitu terharu hingga ingin menangis.Anaknya benar-benar sudah dewasa dan bijak. Bahkan mempertimbangkan perasaan ibunya.Delis tersenyum, menyikut Angel di sebelahnya dan berkata, “Lihat, Joel benar-benar pandai sekali.”Angel mengangguk, tetapi dengan sedikit ragu berkata, “Sebenarnya aku menghindarinya beberpaa hari ini, bukan karena aku nggak mau menerimanya, tapi aku takut Albetr akan mencari masalah dengannya.”“Aku juga takut Keluarga Joven akan memperlakukan kami seperti yang mereka memperlakukan kamu.”Bagi Angel, tidak masalah bagaimana mereka memperlakukan dirinya, tapi bagaimana jika mereka menyakiti anaknya?Angel tidak boleh hanya memikirkan apa yang dirinya inginkan.Dia harus mempertimbangkan konsekuensi
Angel menahan emosinya dan melihat Delis, lalu berkata,“Delis, tolong usir orang ini.”Delis mendekati dan memberi isyarat pada asisten, “Kamu pergi saja. Kalau kondisinya kritis, kamu bisa cari dokter. Nggak ada gunanya cari kak Angel.”“Tapi … “"Cepat pergi, kalau nggak, aku akan memukulmu.”Joel berdiri, dengan wajah cemberut, dia berteriak pada asisten.Melihat mereka benar-benar tidak ada yang peduli dengan bosnya, asisten terpaksa berbalik dan pergi.Delis menutup pintu, lalu berjalan ke ruang makan dan berdiri di samping Angel, menepuk pundaknya untuk menghiburnya.Angel melihatnya dan bertanya, “Menurutmu aku harus pergi?”Delis juga agak ragu dan menjawab, “Aku nggak tahu, kak Angel lakukan saja sesuai keinginan hati.”Setelah memikirkannya, Angel akhirnya mengalah.Dia berdiri dan mengambil jaketnya sambil berkata, “Kalau begitu, tolong jaga Joel sebentar, aku akan segera kembali.”Sebelum pergi, Angel melihat putranya dan berpesan,“Joel, kamu di sini bersama tante Delis d
“Iya, memang bukan urusanku. Seorang wanita yang tak berperasaan, melihat anak kak Albert mati di depan matanya, apa hakmu untuk berada di samping kak Albert lagi?”“Kamu pikri dengan kembali, kak Albert akan mencintaimu seperti dulu? Dia sudah nggak mencintaimu lagi.”Vinie baru saja kembali dari luar negeri dan langsung datang menemui kak Albert.Tak disangka, malah melihat kak Albert terbaring koma di rumah sakit.Ini adalah kedua kalinya dirinya datang ke rumah sakit dan malah bertemu dengan Angel.“Cih~”Angel tertawa dingin, lalu melirik pria di ranjang. Kemudian melihat wanita yang sombong itu.“Aku hanya datang memastikan dia sudah mati atau belum. Ternyata belum, biar kamu saja yang menjaganya, aku nggak akan mengganggumu.”Angel berbalik untuk pergi.Siapa sangka, pria di ranjang itu tiba-tiba membuka matanya.Secara reflek, dia berteriak, “Angel … “Angel belum sempat bereaksi, Vinie sudah lebih dulu mendekat dan memanggil, “Kak Albert, kamu sudah sadar? Aku di sini.”Vini
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b