Sudah seminggu lebih Nayra berada di Kota Bailey, saat ia tiba-tiba mendapat telepon dari nomor tidak dikenal. “Halo?” Nayra menjawab telepon itu, karena khawatir bahwa itu mungkin telepon penting.“Nayra?”Oh? Terdengar seperti suara Brian?“Bri-an?” Nayra memastikan dengan ragu.“Ya!” seru suara di ujung telepon, lebih ceria dari yang seharusnya. Meskipun Brian memang selalu ceria, tapi seminggu lalu saat ia masih bertemu Brian, keceriaan itu sudah hilang. Jadi, apakah keceriaan Brian sudah kembali sekarang?“Apa ini nomor barumu?” tanya Nayra lagi. Namun, selama beberapa detik terdapat keheningan di ujung sana.“A-ah.. ya! Apa kau sibuk?” jawab Brian, dengan pertanyaan lain.“Aku baru pulang ke hotel, ada apa?”Selama di Kota Bailey, Nayra memang tinggal di salah satu cabang Roland Hotel di sana. Malam sudah datang saat ia menerima telepon Brian, jadi tentu saja Nayra sudah menyelesaikan pekerjaannya di RolandMart, yang baru menerapkan teknologi ritel mereka.“Ada yang mau aku bic
Kota Bailey, bulan lalu...Rehan yang harus menghindari Martha, setelah menyadari bahwa wanita itu berusaha menggodanya di hotel Maxwell Kota Bailey, saat mereka melakukan perjalanan bisnis untuk bertemu Lauren Warren. Maka ia mencari penginapan terdekat dan hanya mendapatkan sebuah motel. Saat itu, ia tidak terlalu memperhatikan nama motel tempatnya berada, karena perasaannya yang sedang kacau. Namun, begitu ia bertemu seseorang di Hotel Allison tempat ulang tahun ke-28 Lucy berlangsung, ia menyadari sesuatu.Darwin yang mengajak Nayra untuk berdansa adalah pria yang sempat berpapasan dengannya di motel dengan nama yang sama, Darwin Motel. Rehan pun menyadari bahwa Darwin adalah pemilik motel tersebut. Namun, bukan itu yang membuat Rehan merasa aneh, melainkan obrolan Darwin di telepon saat mereka berpapasan di motel.“Brengsek! Kau yakin akan menjebak wanita itu?! Hahaha! Bagaimana caranya?!” Itulah yang sempat Rehan dengar dan sebelumnya tidak terlalu ia pedulikan, sampai ia melih
“CEPAT CARI KEVIN SEKARANG JUGA!” teriak Rehan pada anak buahnya, begitu ia mendengar teriakan Darwin saat diinterogasi polisi, beberapa kilometer dari hotel tempatnya berada.Rehan langsung memutus teleponnya dengan napas tersengal. Amarah yang sebelumnya sempat mereda karena kebersamaannya dengan Nayra saat ini, kini kembali membuatnya gerah. Dengan wajah geramnya dan gertakkan di giginya, Rehan melonggarkan kerah bajunya untuk mengalirkan darah yang tertekan karena amarahnya yang kembali menguasainya.Namun, begitu ia berbalik untuk kembali ke kamar Nayra agar ia mendapatkan ketenangannya lagi, wanita yang hendak ia temui sudah berdiri di depannya dengan lemah.“Rehan..” lirih Nayra, yang matanya setengah terbuka.Rehan tersentak. Apa ia mendengar percakapannya barusan?Belum sempat ia mendapat jawaban, Nayra hendak menghampiri Rehan dengan tubuhnya yang masih lemah, membuat Rehan berjalan cepat untuk menopang tubuh lemah itu. Kepala Nayra langsung terjatuh di dada terbuka Rehan,
“Beristirahatlah..” ujar Brian, membuyarkan lamunan Nayra di depan pintu rumah keluarga Roland yang baru saja ditutup Ibu Ann.Kepala Pembantu rumah tersebut, segera membawa barang-barang Nayra berupa koper berukuran 22 inchi dan tas tangan ke kamar Nayra, diikuti si pemilik barang.“Kami sudah menyiapkan banyak makanan kesukaan Nona, apa Nona ingin memakannya langsung sekarang atau beristirahat lebih dulu?” tanya Ibu Ann, setelah meletakkan barang-barang Nayra di kamar.Nayra tersenyum kecil. Makanan memang selalu menjadi penghiburan Nayra saat lelah, terutama jika ditambah pengalaman buruknya beberapa hari lalu itu.“Aku akan memakannya sekarang!” seru Nayra, membuat Ibu Ann seketika tersenyum lebar, mendengar makanan yang sudah ia siapkan akan segera disantap oleh orang yang ia inginkan menyantapnya.Meskipun sudah menempuh perjalanan jauh selama 5 jam dari Kota Bailey ke Kota Lexington, tapi Nayra ingin menghargai usaha para pembantu di rumah itu untuk menyambutnya kepulangannya,
Di dalam kamar Brian, tanpa mengetahui keberadaan Rehan di kamar Nayra dan apa yang terjadi di sana, Brian menelepon anak buahnya yang memberitahunya tentang penculikan Nayra oleh Darwin beberapa hari lalu.“Kau sudah tahu bagaimana Darwin bisa menculik Nayra?” tanya Brian yang langsung dijawab anak buahnya.“Sudah Tuan. Menurut polisi, Nona Nayra mengatakan kalau ia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal, tapi suaranya adalah suara Tuan,” jawabnya, mengejutkan Brian.“Apa maksudmu? Aku tidak pernah menelepon Nay..” Brian terhenti. Kepalanya memiring, seolah mengingat sesuatu.“Kevin..” desis Brian dengan geram, menyadari bahwa Kevin ada di balik penculikan Darwin pada Nayra.***Bulan lalu...“Aku akan membuat sampel untuk suara karakter game kita, bisakah aku merekam suaramu untuk membuat sampelnya?” tanya Kevin, setelah mereka selesai rapat untuk penyusunan asset dan level design proyek pembuatan game realitas virtual, kerjasama Roland Group dan Allison Tech.Saat itu hanya ada
“Nayra, boleh aku pinjam ponselmu? Baterai ponselku habis, sedangkan aku harus menghubungi sekretarisku untuk menyiapkan beberapa berkas..” tanya Lucy, saat ia dan Nayra sedang beristirahat di kantin studio game Allison Tech. Sementara Brian masih mengobrol dengan beberapa direkturnya di ruangan lain.“Tentu!” Nayra memberikan ponselnya tanpa ragu. Setelah beberapa saat, Lucy mengembalikan lagi ponselnya.“Cukup kirim pesan saja? Tidak telepon?” tanya Nayra, memastikan karena ia hanya melihat Lucy mengirim pesan pada sekretarisnya itu.“A-ah.. ya! Dia selalu on kok..” ujarnya, begitu menyerahkan ponsel Nayra pada pemiliknya.Nayra mengangguk kecil.Beberapa menit setelahnya, saat mereka masih berdua di kantin itu, Lucy kembali bicara.“Ah! Mmm.. Aku lupa.. ada yang mau aku diskusikan denganmu!” “Diskusikan apa?” Nayra memiringkan kepala.Lucy belum menjawab dan hanya menggoyang-goyangkan kakinya yang duduk di samping Nayra, sampai beberapa orang memasuki kantin itu.“Bisa kita mengo
“CEPAT BILANG! KENAPA PONSEL NAYRA ADA DI SINI?! DI MANA NAYRA SEBENARNYA?!” cecar Brian lagi, setelah menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada wanita yang dicintainya itu.Lucy yang menjadi pelaku di baliknya, tertunduk dalam dengan seluruh tubuh bergetar, menyesali perbuatan kekanak-kanakkannya pada Nayra, karena masih tidak diterima bahwa wanita itu yang mendapatkan hati Brian. Padahal tanpa Lucy tahu, Brian sebenarnya sempat goyah hatinya pada Lucy setelah melihat wanita itu menangis di depannya ketika ia ditolak. Tapi, Lucy menghancurkan kesempatannya sendiri untuk benar-benar mendapatkan hati Brian, karena kecemburuan sesaatnya yang membuat Nayra dalam bahaya.“Ma-maafkan aku.. Brian..” Air mata Lucy kembali menitik dalam tundukkan penyesalannya. “Na-Nay..ra.. masih.. di.. sana..” Lucy tersedu, berusaha menjelaskan apa yang terjadi, meskipun ia gagal.“Di mana?!” Suara Brian masih keras, walau sekarang sudah lebih terkendali, karena kondisi Nayra lebih penting di ba
Keheningan aneh meliputi seluruh hamparan tanah dan langit yang gelap, tempat gudang kecil di mana kelima orang itu berdiri tegang.Berkencan bertiga? Seketika, pertanyaan itu memenuhi kepala keempat orang yang kebingungan, begitu Rehan selesai mengatakannya secara santai.“Apa yang kau coba lakukan?!” Brian mendorong tubuhnya pada Rehan dengan mata memerah, setelah terus menahan semua kemarahan pada apa yang terjadi malam itu.“Tidak ada di antara kita yang akan menyerah, ‘kan? Jadi biar Nayra yang nantinya memutuskan, siapa yang akhirnya akan ia pilih di antara kita, setelah ia mencoba berkencan dengan kita berdua, sekaligus!” jelas Rehan, sambil mengangkat wajahnya yang setinggi Brian, seolah ia cukup percaya diri untuk memenangkan hati Nayra pada akhirnya nanti.Brian mendengus, muak dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi dari sepupu asli yang lebih mirip musuh bebuyutan itu. “OKE!” Kali ini Brian yang menunjukkan kepercayaan diri, melalui suaranya yang keras, hingga bisa did
“Kalung ini.. darimana kau mendapatkannya?” tanya Nyonya Milla, ketika pertama kali bertemu dengan Nayra yang ingin menyewa salah satu rumahnya.Nayra melihat kalung berliontin lumba-lumba hitam yang ia kenakan, “Hmm.. ibuku.. Nyonya..”Wajah Nyonya Milla seketika membeku, dengan firasat bahwa kalung itu mungkin adalah kalung yang pernah ia berikan pada anaknya sebelum anaknya itu diusir dari rumah. Sesaat kemudian, Nyonya Milla kembali bertanya. “Dan nama ibumu..?”Nayra sedikit memiringkan kepalanya, karena tidak mengerti maksud pertanyaan wanita tua berusia kisaran 60-an hanya dari penampilannya itu. “Lea.. Lea Leigh..”Setelah mendengar itu, Nyonya Milla hanya tersenyum tipis. Tanpa Nayra tahu, Nyonya Milla adalah ibu dari ibu yang merawat Nayra itu, yang berarti Nayra adalah cucunya. Namun, Nyonya Milla harus menyembunyikan identitasnya, karena rasa bersalahnya telah menjadi penyebab sahabatnya Miley yang ia pikir meninggal 32 tahun lalu.“Tinggalah di sini.. Anakku..” ucap Nyon
“Apa kau baik-baik saja, Tuan..?” tanya wanita yang selalu memenuhi kepala Rehan selama belasan tahun, hingga ketika ia berada dalam bahaya dari penyerangan Alger Roland padanya tujuh bulan lalu.Matanya yang kabur karena pengaruh dari terus kehilangan darah, tidak mengaburkan pandangannya pada wanita yang tanpa banyak bertanya lagi, langsung membantunya. Nayra.Rehan sadar, bahkan tubuhnya tidak bisa menolak perasaan yang sudah terbentuk lama pada wanita itu. Perasaan cinta yang harus ia sembunyikan karena hubungan keluarga mereka.Namun, begitu Rehan pergi dari rumah Nayra agar tidak melibatkannya dalam bahaya karena membantunya, Rehan menyadari bahwa ia tidak bisa melepas wanita itu. Jadi, ia kembali menemui Nayra dengan membawa sebuket bunga mawar Juliet berwarna persik dan beberapa tas Hermes, karena ia tidak tahu mana yang akan disukai Nayra.Awalnya, Rehan hanya ingin memberikan itu untuk berterima kasih pada Nayra yang menolongnya. Tapi, begitu ia menatap wajah yang selalu men
“Kapan kalian akan menikah?” tanya Miley pada cucunya yang sudah ia tahu benar sedang menjalin hubungan serius dengan Rehan, Nayra.Nayra yang baru saja memasukkan marshmallow panggang ke mulutnya, tersedak dengan pertanyaan itu.Semua orang ikut memperhatikan, di perkemahan mewah milik keluarga Allison, tempat keluarga Carver dan keluarga Roland secara resmi menyelesaikan perseteruan mereka selama lebih dari 3 dekade ini. Biasanya, keluarga Roland yang lebih dekat dengan keluarga Allison, melakukan kegiatan kemping bersama setiap setahun sekali untuk mempererat hubungan mereka. Namun, kini setelah semua pengalaman pahit yang menimpa mereka selama lebih dari lima bulan, mereka memutuskan untuk melepas semua perasaan buruk yang tersisa dan menikmati kehidupan mereka yang baru dengan berkemping bersama tiga keluarga.Rehan dan Nayra saling bertatapan selama beberapa saat, hingga mereka memalingkan wajah dengan rona merah menghiasi wajah masing-masing.Semua orang tertawa melihat kegugu
Butuh waktu cukup lama untuk meluruskan semua kesalahpahaman, termasuk menjelaskan semuanya pada orang-orang yang harus mendengar hal itu, yaitu keluarga Carver dan Roland.“Jadi..?” Semua orang di keluarga Carver dan Roland, memiliki ekspresi tercengang yang sama ketika mendengar penjelasan panjang mereka, untuk cerita rumit yang merangkum semua kesalahpahaman sejak 32 tahun lalu itu.Linda Roland yang selama 32 tahun harus hidup tanpa ibu kandungnya yang ia pikir meninggal saat itu, kini bisa melepas semua kesedihannya ketika Lynn atau Nyonya Milla memeluk anak yang ia rindukan juga.Sementara Alger Roland yang baru mengetahui bahwa Rehan yang telah diserangnya empat bulan lalu adalah cucu David sekaligus keponakannya yang sebenarnya, hanya bisa tertunduk dengan perasaan bersalah karena hampir membunuh keluarganya sendiri.Di sisi lain, Ryan Carver akhirnya bertemu dengan anak kandungnya yang ditukar istrinya diam-diam 30 tahun lalu, Nayra. Lebih dari itu, ia juga akhirnya bisa melih
Beberapa jam lalu...“TIDAKKK!!! NAYRAAA!!!” jerit Ibu Ann, meraung karena cucu kandungnya tertinggal di dalam rumah yang terbakar.Bersamaan dengan itu, Nayra yang terhalang plafon yang jatuh di depan pintu satu-satunya rumah tempatnya terjebak, harus mencari jalan keluar lain sebelum ia ikut terbakar bersama rumah yang terbakar dengan cepat.“Nayra!” teriakan lain terdengar, tapi kali ini dari salah satu jendela yang sudah pecah.“A-Ayah..” Nayra terbelalak, melihat kehadiran pria yang menghilang 14 tahun lalu.Pria itu sudah dimakan usia dengan tubuh renta berbalut baju pasien yang Nayra tidak tahu mengapa.Nayra masih tenggelam dalam keterkejutan, ketika pria tua yang ia benci selama 14 tahun ini sudah masuk ke melalui jendela dan menariknya untuk keluar dari jendela yang sama.Dengan susah payah hingga beberapa bagian tubuh mereka tergores pecahan kaca, Nayra dan pria tua itu akhirnya berhasil keluar sebelum kebakaran di rumah itu ikut melahap mereka.“Ba-bagaimana.. bisa?” Nayra
“Apa maksudmu?” Albert sudah berdiri kembali dengan bantuan Freddy, dengan kedua mata terbelalak melebihi semua orang di sana.“Si-siapa.. siapa yang bilang.. kalau dia.. adalah nenek Rehan?” Kali ini, Ibu Ann yang teralihkan oleh berita mengejutkan itu.“I-itu.. pemilik rumah.. yang disewa.. Nona Nayra..” jawab anak buah Albert yang pernah ditugaskan mengawasi Nayra agar tidak dekat dengan Rehan.Ibu Ann tercengang, begitupun dengan Freddy yang langsung menatap wanita tua yang sama-sama hidup dengan identitas tersembunyi selama ini.“Lynn..” lirih Ibu Ann dengan wajah sedih sekaligus senang yang tidak bisa dimengerti Albert dan David. “Kau ternyata memang.. masih hidup..”Albert dan David yang kali ini saling berpandangan. “L-Lynn.. masih.. hidup?”“Char..” Satu kata dari Ibu Ann, membuat Freddy mengangguk mengerti.Freddy atau Charles anak Gilbert, beralih menatap Albert dan David yang masih kebingungan.“Tuan.. sebenarnya.. kedua cucu Anda.. telah saling tertukar..”Albert dan Davi
Tahun 2022 – Saat ini...“Tidak..” Martha masih tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar dari ibunya, bahwa Rehan yang ia cintai dan incar selama ini adalah cucu dari ibunya.Rehan yang sudah hampir kehilangan kesadarannya, ikut tidak percaya hingga kesadarannya seakan pulih kembali, karena ucapan tidak masuk akal itu.“Ini..” Dengan tangan yang masih bergetar setelah mencoba menghentikan Martha, Nyonya Milla menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari dompetnya.Kedua bola mata Martha yang kali ini bergetar dan bergerak tidak karuan. Sebuah foto lama yang hampir rusak, menampilkan seorang wanita berusia di bawah 40-an dengan pria di atas 40-an beserta kedua anak perempuan berusia belasan tahun. Ada tanda lahir berbentuk bulan sabit cukup besar di punggung tangan wanita di samping pria yang Martha kenali sebagai David Roland.Tanda lahir bulan sabit itu memicu ingatan Martha, tentang tanda lahir yang pernah dimiliki Nyonya Milla yang kini sudah dihilangkan, bersama bekas luka baka
Tahun 1990...“Miley..” Lynn susah payah menelepon sahabatnya di ruang kerja David yang sedang dilahap api.“Lynn.. Apa yang terjadi?” Miley mulai merasa khawatir, mendengar suara Lynn yang lemah dengan batuk di sela-selanya, terutama di tengah malam itu.“Rumah.. rumahku.. terbakar..” Suara Lynn semakin mengecil dan Miley yang mendengar di ujung sana, terkesiap sambil terus bertanya. “Gil-bert..” lirih Lynn sebelum akhirnya kembali roboh, karena semua asap yang merasuk ke dalam tubuh lemahnya.“LYNN.. LYNN!” Panggilan Miley masih tidak terjawab dan ia berusaha menghubunginya lagi, ketika Albert yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka, bergegas pergi ke rumah Lynn, wanita yang pernah dicintainya.Albert sudah sampai di rumah keluarga Roland yang sebagian besar sudah dipenuhi api. “Lynn..” lirihnya, khawatir sekaligus takut, karena bagaimanapun Lynn adalah wanita yang pernah ia cintai atau masih ia cintai hingga sekarang.Tanpa pikir panjang, Albert berlari memasuki rumah yang
Lucy yang masih bergetar dengan kemarahan sekaligus ketakutan yang menguasainya, berjalan pergi sambil mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.“Rehan..” lirih Lucy, berusaha menahan tangisnya yang tidak bisa berhenti.“Lucy? Ada apa? Aku sedang sibuk mencari Nayra. Kalau tidak ada yang penting, kita bicara nanti...” Suara Rehan terhenti ketika Lucy kembali berbicara lirih.“Nayra..”“Apa?” Rehan menghentikan aktivitasnya yang mencari Nayra di berbagai tempat, setelah ia berhasil kabur dari rumahnya karena mendengar hilangnya Nayra dari Brian sebelumnya.“Nayra.. ada.. bersamaku..” Lucy berbohong, tapi Rehan tidak bisa menangkap itu karena keinginan kuatnya untuk segera menemukan Nayra.“Di mana?!” Rehan sudah beranjak pergi ke mobilnya untuk menemui Lucy.Beberapa jam kemudian, Rehan tiba di sebuah motel kecil di Kota Lawton.Rehan mengernyit. Mengapa Nayra dan Lucy ada di tempat seperti ini?Meskipun Rehan merasa aneh dengan semua itu, tapi ia melanjutkan langkahnya ke dalam