Share

Bab 74

Penulis: Hakayi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-10 21:50:22

Di dalam kawasan markas rahasia Rudi, Elena duduk gelisah di ruangan yang tenang. Suasana di dalamnya penuh dengan ketegangan dan kekhawatiran. Ponselnya tergeletak di meja, menantikan sebuah pesan atau panggilan dari Kaisar yang berada dalam misi berbahaya mengejar Vander.

Pelayan setia Elena, yang berdiri di sampingnya, bisa merasakan kegelisahan yang menguasai nyonyanya. Ia memberanikan diri untuk bertanya, "Nyonya, apakah Anda ingin makan atau minum sesuatu?"

Elena menoleh pada pelayan dengan tatapan kosong. "Tidak usah, terima kasih," jawabnya singkat.

Pelayan itu mengangguk mengerti, namun kekhawatiran terus menghantui wajah Elena. Sejenak kemudian, Elena memutuskan untuk berbicara, mencoba mengatasi kegelisahan yang merayap di dalam dirinya.

"Pernahkah pelayan-pelayan dari Kastil kita bertemu dengan Vander sejak Kaisar pergi?" tanya Elena, suaranya bergetar.

Pelayan itu berpikir sejenak sebelum menjawab, "Jangankan Vander, bahkan dengan paman dan bibi Anda, mereka jarang bertem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 75

    Suasana di dalam rumah Vander penuh dengan keheningan setelah tembakan terakhir meletus, meninggalkan bekas-bekas pasukan penjaga keamanan rumah yang telah meregang nyawa di lantai. Kaisar dan pasukannya berhasil mengalahkan anak buah Vander satu per satu, memastikan tidak ada yang bisa menghalangi mereka dalam misi mereka yang berbahaya.Ketika Kaisar menggebrak pintu kamar, ia menemukan seorang gadis yang berada di sana, terselimutkan hanya oleh keheningan malam dan sejumput kegundahan.Gadis itu menatap Kaisar dengan mata penuh ketakutan.Kaisar, tanpa mempedulikan ketelanjangan gadis itu, langsung bertanya, "Di mana Vander?"Dengan gemetar, gadis itu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. Rupanya, Vander telah melarikan diri ke bawah menggunakan tali.Tak menyia-nyiakan waktu, Kaisar memanggil pasukannya. "Kejar Vander! Kita tidak boleh membiarkan dia lolos."Pasukan mantan tentara bersiap-siap untuk mengikuti perintah Kaisar. Mereka meluncur keluar dari rumah, melalui pintu yang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 76

    Kaisar memasuki ruang bawah tanah markas rahasia Rudi, membawa Vander yang terikat dan dibuai kebingungan. Ruangan itu hanya disinari oleh cahaya redup, menciptakan suasana yang suram dan menakutkan.Vander, yang masih merasakan efek dari penangkapannya, dihadapkan dengan kegelapan yang sepertinya tak berujung.Dengan tegas, Kaisar menuntun Vander menuju kursi di tengah ruangan dan menyuruhnya duduk. Raut wajah Kaisar yang tertutup rahasianya membuat Vander semakin bingung. Mereka berdua sekarang di dalam ruang bawah tanah yang gelap, di mana segala pertanyaan dan rahasia dapat terungkap.Kaisar memberi isyarat pada pasukannya untuk meninggalkan ruangan, meninggalkan mereka berdua dalam kegelapan yang menghantui. Sejenak, hanya suara napas dan keheningan yang terdengar di ruangan itu.Vander, dengan tatapan penasaran, akhirnya memecah keheningan, "Siapa kau dan apa urusan kalian menangkapku?"Kaisar tanpa berkata apa-apa, hanya membuka makeup wajahnya secara perlahan bersamaan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 77

    Malam itu, Elena duduk gelisah di kediaman persembunyiannya, menanti dengan ketegangan yang sulit dijelaskan. Suara langkah berat menghentak di luar pintu, dan dia segera bangkit dari tempat duduknya. Kaisar memasuki ruangan dengan penuh ketegasan, dan Elena bisa melihat kekhawatiran di matanya."Elena," ucap Kaisar serius, "kau pasti ingin tahu apa yang terjadi dengan Vander."Elena menatap Kaisar dengan mata penuh tanya. "Ya, bagaimana keadaannya?"Kaisar menghela nafas panjang sebelum memberikan jawaban. "Kami amankan dia di sini. Dia akan menjadi tersangka sekaligus saksi dalam kasus pembunuhan saudara kembarku, Reno.""Kenapa Vander melakukannya?" tanya Elena, mencoba memahami alasan di balik perbuatan sahabatnya."Sementara kita amankan dia di sini, aku akan menjelaskan semuanya," jawab Kaisar dengan serius.Elena mengangguk, menunggu penjelasan Kaisar. "Apa Vander sudah memberi tahu apa motifnya untuk membunuhmu?"Kaisar menatap Elena dengan ekspresi berat. "Motifnya ternyata l

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 78

    Hari itu, Kaisar duduk di ruang makan bersama Elena, Rudi, Sembilan mantan tentara, Yusa, dan tiga timnya. Mereka bersama-sama menyantap sarapan pagi yang disajikan dengan suasana yang tegang namun penuh tekad.Rudi menatap Kaisar dengan serius. "Apa langkah selanjutnya, Tuan Kaisar?"Kaisar menghentikan kegiatan mengunyahnya sejenak, lalu menjawab, "Langkah selanjutnya, saya akan menghubungi kedua orang tua saya di negara Taruma. Saya harus membuat mereka datang ke New Taraka agar dapat membuktikan pada Presiden dan Menteri Pertahanan bahwa saya masih hidup."Semua yang duduk di meja setuju dengan rencana tersebut. Yusa, yang sedang menyeruput teh, menambahkan pertanyaan, "Bagaimana dengan tawanan Vander, Tuan Kaisar?"Kaisar menjawab tanpa ragu, "Kita biarkan dia di ruangan penyekapan sampai saat yang tepat. Ketika waktu itu tiba, kita akan mengirimnya ke pihak yang berwajib untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Tapi, hal ini kita lakukan setelah Presiden dan Menteri Pert

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 79

    Esok paginya, sinar matahari menerobos tirai kamar persembunyian Kaisar dan Elena. Keduanya masih terlelap dalam tidur yang tenang. Suasana sepi di kamar itu tiba-tiba terganggu oleh suara bergetar handphone Kaisar yang diletakkan di meja samping tempat tidur. Elena, yang sedikit lebih awal terbangun, segera memicingkan matanya saat merasa getaran itu."Sayang, handphonemu berbunyi," bisik Elena sambil menepuk lembut bahu Kaisar.Kaisar menggeliat dari tidurnya, masih setengah sadar.Elena memandangnya dengan senyum sambil menunjuk ke arah handphone yang bergetar. "Cepat, periksa handphonemu. Ada yang menghubungimu."Kaisar yang masih mengantuk segera meraih handphone-nya dan memeriksa layar. Detik berikutnya, matanya melebar ketika melihat nama "Dominic" di layar."Halo, ayah?" sapanya dengan suara lirih.Di ujung sana, Dominic menyambut dengan suara hangat, "Kaisar, dokumen perjalanan sudah kami siapkan. Tiket pesawat juga sudah kami beli. Besok kami akan terbang ke negara New Tarak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 80

    Malam tiba, dan Bastian memandu rombongan keluarganya ke rumah baru di daerah pertanian yang luas. Rumah itu menjadi tempat persembunyian sementara, tempat di mana Lionel, Mamanya, Paman Mason, Bibi Lili, suaminya, serta sepupu-sepupunya dapat merasa aman dari ancaman yang menghantui mereka.Lionel mengucapkan terima kasih kepada Bastian sambil menatap rumah tersebut. "Terima kasih, Bastian, kau sudah menemukan tempat yang nyaman bagi kita semua."Bastian tersenyum, "Tidak masalah, Ayah. Ini tempat yang aman untuk sementara waktu. Tetaplah di dalam rumah dan hindari menarik perhatian sekitar. Aku akan mencari tahu lebih banyak di Kastil, apakah Kaisar benar-benar masih hidup."Semua anggota keluarga mengangguk mengerti, menunjukkan komitmen untuk mematuhi petunjuk Bastian. Kemudian, Bastian berpamitan untuk pergi.Lionel bertanya, "Kemana kau akan pergi?"Bastian menjawab, "Aku akan ke Kastil. Aku ingin mencoba mencari informasi dari Elena. Apakah benar Kaisar masih hidup."Lionel mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 81

    Malam itu, Bastian kembali ke rumah, di mana ayahnya Lionel menunggu dengan kekhawatiran di wajahnya. Bastian segera melaporkan perkembangan terbaru kepada ayahnya."Ayah, orang yang mirip Kaisar itu sudah ditangkap dan berhasil kabur dari tahanan. Sekarang dia buronan," ujar Bastian, memandang wajah terkejut ayahnya.Lionel menarik nafas dalam-dalam, meresapi kabar yang tak terduga ini. "Sampai sekarang dia masih buronan?" tanyanya dengan heran.Bastian mengangguk, "Ya, dan aku sudah menyiapkan rencana untuk menangkapnya. Aku ingin membuktikan apakah dia benar-benar Kaisar dan apakah dia yang menculik Vander."Lionel yang masih terkejut bertanya, "Dengan cara apa?"Bastian menjawab dengan mantap, "Aku akan meminta bantuan pembunuh bayaran untuk mencarinya."Lionel terkejut dengan rencana Bastian. "Memangnya kau punya uang untuk membayarnya? Penghidupan kita di sini sangat sulit."Bastian tersenyum dan meyakinkan ayahnya, "Ayah, tenang saja. Aku masih bisa menghidupi kalian, dan aku p

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 82

    Rudi memandang layar handphone-nya dengan ketegangan yang sulit disembunyikan. Mobil van hitam berjalan tenang melintasi jalanan menuju bandara internasional. Di dalamnya, Rudi ditemani oleh dua mantan tentara yang setia. Mereka berdua duduk dengan penuh kewaspadaan, menyadari bahwa misi ini tidak boleh disepelekan.Sesampainya di bandara, Rudi menemukan tempat parkir yang strategis. Dia memarkir mobil van hitam dengan hati-hati dan kemudian berbalik kepada mantan tentara itu. "Saya akan segera kembali. Satu dari kalian tetap di sini untuk menjaga mobil. Nanti saya hubungi jika semuanya sudah siap," ucap Rudi sambil menatap serius.Salah satu mantan tentara, mengangguk tegas. "Akan kami jaga mobil ini dengan baik, Bos. Semoga misi ini sukses," jawabnya penuh semangat.Rudi dan seorang mantan tentara melangkah keluar dari mobil dan menuju pintu bandara dengan langkah pasti. Mereka memakai pakaian biasa, menyamar seolah-olah mereka hanyalah orang biasa yang menunggu kedatangan keluarga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12

Bab terbaru

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 126

    Keheningan malam terpecah oleh suara gemuruh di sekitar villa yang terpencil. Tentara-tentara setia menjaga pos mereka dengan teliti, meraba setiap bayangan yang melintas di bawah sinar bulan. Namun, kehadiran yang tak diundang telah menyusup, mengubah ketenangan menjadi kekacauan.Tiba-tiba, suara keras membelah udara. "Ada penyusup!" teriak salah satu tentara yang berjaga, memecah kesunyian malam. Serentak, rekan-rekannya bersiap, senjata teracung, siap menghadapi ancaman yang tak terlihat.Namun, di sisi lain bangunan villa, Jenderal Kaisar merasa jantungnya berdegup kencang. Ia bersembunyi di balik tembok batu, menatap kegelapan dengan mata tajamnya. Pikirannya berputar, mencari cara terbaik untuk melindungi diri terlebih dahulu karena ada sebuah rencana yang akan dia lakukan untuk Jenderal Paul.Sementara itu, Damian merasakan getaran tegang melintas di udara. Bersama pasukannya, ia merapatkan barisan, menunggu tanda untuk bertindak. Mereka telah menunggu saat ini dengan sabar, d

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 125

    Debi dan Nadi merunduk di balik semak-semak, mata mereka terfokus pada villa yang terletak di tengah hutan. Suara angin sepoi-sepoi berbisik di antara pepohonan, menciptakan atmosfer ketegangan yang mendalam."Tidak lama lagi, Nadi," bisik Debi, matanya tetap terjaga untuk melihat setiap perubahan di sekitar mereka.Nadi mengangguk, tangannya menggenggam erat panah di busurnya. "Kita harus siap. Jenderal Kaisar pasti tidak akan lagi Jenderal Kaisar akan tiba ke sini.”Tiba-tiba, ponsel Debi memecah keheningan. Dia menarik keluar perangkatnya dan melihat panggilan masuk dari Jenderal Kaisar. "Ini dia," gumamnya, menjawab panggilan dengan hati-hati."Debi," suara berat Jenderal Kaisar terdengar di seberang sana, "bagaimana situasinya?"Debi menatap layar ponselnya, mencoba memilih kata-kata dengan hati-hati. "Situasi masih aman, Jenderal. Kami masih di luar villa. Jenderal Paul masih di dalam."Jenderal Kaisar menghela nafas, suaranya penuh dengan ketenangan. "Dia tidak akan bisa bersem

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 124

    Jenderal Paul keluar dari ruang kerjanya dengan langkah mantap, diikuti oleh dua ajudannya yang selalu setia mendampinginya. Sambil menghubungi pengurus villa melalui ponselnya, dia tersenyum, "Saya akan ke sana, mohon persiapkan segalanya karena saya ingin bersantai di sana."Pengurus villa dengan sigap menjawab, "Baik, Tuan Jenderal. Kami akan menyiapkan semuanya segera."Saat Jenderal Paul dan ajudannya tiba di depan lobby, seorang petugas pengamanan membuka pintu mobil, memberi hormat sambil memberikan salam. Jenderal Paul, yang senantiasa rendah hati, menyapa kembali. Bersama dengan dua ajudannya, mereka naik ke dalam mobil yang telah disiapkan dengan rapi di depan pintu.Mobil bergerak lancar melalui gerbang menuju arah villa. Jenderal Paul melihat sekelilingnya dengan senyuman tenang. Pemandangan pegunungan yang hijau dan langit biru yang cerah memberikan kontras yang memukau.Jenderal Paul memutar kepala ke arah sopir, "Mengantar ke Villa, Pak."Supir mengangguk mengiyakan dan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 123

    Dinginnya udara malam menyambut kedatangan Kaisar, Damian, Rudi, Nadi, dan pasukan khususnya di bandara negara Taruma. Mereka menyamar sebagai warga biasa, menyelinap masuk tanpa menimbulkan kecurigaan sekalipun. Langkah mereka seolah-olah tidak meninggalkan jejak, tetapi kenyataannya, perjalanan mereka penuh perhitungan dan ketenangan.Sesaat setelah melewati pintu kedatangan, suasana kembali normal. Para penumpang berhamburan menuju bagian keluar bandara dengan perasaan lega. Kaisar memandang sekeliling dengan tatapan tajam, memastikan bahwa mereka berhasil meloloskan diri tanpa terdeteksi.Namun, ketenangan itu tiba-tiba terguncang saat seorang petugas keamanan memanggil mereka dari kejauhan. "Tunggu!" seru petugas tersebut sambil melambaikan tangan.Kaisar, Damian, Rudi, Nadi, dan pasukan khususnya memandang satu sama lain dengan raut wajah tegang. Mereka bergerak menuju petugas dengan langkah hati-hati. Petugas tersebut tampak serius, sambil memegang sebuah jam tangan.Kaisar yan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 122

    Kaisar duduk di kursi belakang mobil mewahnya, tangan kanannya menekan erat-erat ponsel pintarnya sementara supir setia dan ajudan pribadinya mengemudi dengan hati-hati melalui jalanan yang ramai di ibu kota New Taraka. Kaisar berbicara dengan serius, "Yusa, saya dan tim akan segera tiba di negara Taruma. Pastikan semuanya siap dan awasi bandara serta jalanan menuju rumah rahasia. Laporkan segera jika ada kejanggalan."Yusa, seorang agen rahasia yang bertanggung jawab atas keamanan Kaisar, menjawab, "Baik, Jenderal Kaisar. Kami akan memastikan semuanya berjalan lancar dan aman. Semoga perjalanan Anda sampai di sini tanpa hambatan."Dengan tekad bulat, Kaisar menambahkan, "Saya tahu risikonya tinggi, tetapi ini adalah langkah yang harus kita ambil."Yusa mengangguk seraya menyampaikan doanya, "Kami akan berdoa untuk keselamatan Jenderal dan seluruh tim. Semoga misi ini berhasil tanpa ada korban jiwa."Setelah menutup teleponnya, Yusa segera memberitahu tim agennya yang sedang berkumpul

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 121

    Dalam keheningan kediaman sewaannya di negara Taruma, Yusa merogoh kantongnya untuk mengambil sebuah alat komunikasi. Dengan gerakan cepat, dia menekan beberapa tombol dan menunggu sambungan.Jenderal Kaisar duduk di ruang komandonya yang megah. Ketika teleponnya berdering, dia segera mengangkatnya dengan penuh kehati-hatian."Halo," sapanya tegas, menandakan kesiapan untuk menerima laporan apa pun.Yusa, dengan napasnya yang cepat, memberikan laporan pada Jenderal Kaisar, "Jenderal, kami telah menemukan jejak Jenderal Paul. Kami memetakan tempat-tempat yang sering dia kunjungi."Jenderal Kaisar menahan nafasnya sejenak, matanya berbinar dalam sorot cahaya lampu ruangan yang redup. "Bagus. Bagaimana kondisinya?"Yusa menjawab dengan tegas, "Kami sudah siap untuk melanjutkan rencana berikutnya, Jenderal. Kami hanya menunggu arahan dari Anda."Jenderal Kaisar menarik napas lega, melihat kesempatan untuk mengakhiri ancaman yang disebabkan oleh Jenderal Paul."Segera kirimkan lokasi-lokas

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 120

    Di ruang istana yang megah, Jenderal Kaisar duduk di seberang meja dari Elena, istrinya. Suasana ruangan itu dipenuhi ketegangan yang mendalam. Kaisar menatap Elena dengan ekspresi serius, dan Elena dapat merasakan ada sesuatu yang sangat penting yang ingin diungkapkan suaminya."Sayang," ucap Kaisar dengan suara yang dalam, "ada sesuatu yang perlu kusampaikan padamu."Elena mengangguk, matanya penuh dengan rasa penasaran dan kekhawatiran. "Apa yang terjadi, Kaisar?"Jenderal Kaisar mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Para peretas yang telah mengancam keamanan negara kita adalah agen mata-mata dari negara Taruma."Elena merasakan kejutan melintas di wajahnya. "Negara Taruma? Bagaimana bisa?"Kaisar menjelaskan dengan penuh ketegasan, "Kami telah melakukan penyelidikan, dan berdasarkan bukti yang kami temukan, kami berhasil menghabisi beberapa dari mereka. Bahkan, seorang dari mereka sudah kami tangkap."Elena merasa campur aduk antara kelegaan dan kecemasan. "Apakah ancaman

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 119

    Ruang rawat inap rumah sakit militer itu terasa hening, hanya terdengar suara mesin-mesin alat medis yang terus berdenyut. Kaisar duduk di kursi di sebelah tempat tidur yang ditempati oleh Bara, salah satu agen rahasia dari pihak musuh yang berhasil mereka sandera. Damian berdiri di sampingnya sambil memperhatikan dengan serius.Dokter yang berkemeja putih memeriksa luka tembakan yang melukai Bara. Kaisar dan Damian menyimak setiap kata yang diucapkan dokter dengan ketegangan yang menggelayuti hati mereka."Dia harus istirahat dan pulih selama beberapa minggu. Luka tembaknya cukup serius, tapi kami melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kerusakan," ujar dokter dengan suara lembut.Kaisar menundukkan kepalanya sejenak, lalu menatap Bara yang terbaring tak berdaya. "Lakukan apa pun yang diperlukan untuk kesembuhannya, dokter."Damian menarik napas panjang. "Jenderal, apakah Anda yakin kita harus meninggalkannya di sini? Bagaimana jika ada pihak lawan yang mencoba menyusup ke sini dan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 118

    Di dalam kamar hotel, Bara dan tim agennya sedang sibuk mengatur strategi mereka. Keheningan di kamar itu terputus ketika salah satu agen mendapat laporan penting."Apa yang terjadi di lobby?" tanya Bara dengan ekspresi serius.Salah satu agen menjawab dengan ketidakpastian, "Ada banyak pasukan tentara di sana, Bara. CCTV menunjukkan gerakan yang mencurigakan."Bara segera memeriksa layar laptop, matanya meneliti setiap sudut ruang hotel yang ditampilkan oleh kamera pengawas. Benar saja, tentara-tentara bersenjata berjaga di sekitar lobby."Sepertinya kita telah diintai," kata Bara dengan suara tegas. "Pihak musuh mungkin sudah mengetahui keberadaan kita di sini."Ketegangan menyelimuti kamar, dan Bara segera memberikan perintah, "Bersiaplah untuk segala kemungkinan. Keluarkan senjata dan siapkan diri untuk perlawanan. Jika mereka benar-benar menyerang, kita harus siap menghadapinya."Semua anggota tim segera bergerak dengan sigap. Senjata-senjata ditarik, dan wajah-wajah mereka mence

DMCA.com Protection Status