Share

Jalan Terbaik

“Hai!” Seperti biasa, suara yang amat nyaman di telinga itu menyapaku.

Sore ini—seperti sore-sore sebelumnya, Arsyl masuk ke kamar perawatan seraya mengembangkan senyum lebar. Di tangannya ada buket bunga mawar merah. Ah, bahkan mawar yang dibawanya kemarin dan pagi tadi belum juga layu. Bila sepuluh hari dirawat di sini, mungkin kamar ini akan berubah menjadi taman mawar.

Oh, iya. Jangan lupakan sekotak pie susu yang dibawanya, kudapan wajib di kamar ini. Setelah keluar rumah sakit, mungkin makanan itu bukan favoritku lagi. Padahal, aku cuma bilang ingin memakan satu atau dua, tetapi setiap hari dia memesankannya untukku.

“Gimana kabar kamu hari ini?” Arsyl meletakkan kotak pie ke meja, lalu berjalan menuju ranjang tempatku berbaring.

“Hai, Dok. Mau visite, apa nginep?” Aku menyambutnya dengan senyum yang sama.

Lebih dari apa pun, meski sepanjang hari kami ada di tempat yang sama, tapi ... aku sangat rindu kepadanya. Sejak aku dirawat, Arsyl juga tak pernah pulang. Bila siang hari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status