"HAHAHAHHAHA..." Tawa Jack terdengar nyaring memenuhi seluruh ruangan.Tawa yang terdengar sangat menyeramkan bagi orang yang mendengar nya."Kau mengancam ku?" Tanya Jack ke Beti tidak percaya, Jack menatap Beti meremehkan.Ternyata pelayan di depannya ini punya banyak nyali. Tapi sayang nya Beti memilih musuh yang salah.Berani-beraninya dia mengancam Jack."Lepaskan dia..." Suruh Jack ke bodyguard yang memegangi kedua tangan Beti.Beti langsung menghapus air matanya, Akhinya Jack kemakan dengan ancaman Beti.Beti yakin Jack pasti takut kalau nama baiknya tercemar. Karena Beti sangat tau, nama baik bagi Tuan nya ini sangat penting."Dasar pembantu tidak tau diri..." Ucap Jack mengatai Beti dengan menatap Beti tajam."Kau bilang aku melecehkan mu?" Tanya Jack.Beti menganggukkan kepalanya dengan pelan.Jack tersenyum miring saat melihat Beti menganggukkan kepalanya."Bukannya kau juga menyukainya, kau Juga menikmatinya bukan? Seharusnya kalau aku melecehkan mu, kau akan teriak dan me
"Cepat minum..."Arum yang semula menunduk langsung mendongak, saat melihat seseorang menyodorkan minuman ke arahnya.Arnold bodyguard Jack telah berdiri di hadapannya, dengan menyodorkan sebotol minuman."Minumlah..." Suruh Arnold lagi."Tapi nanti Jack marah..." Ucap Arum tidak berani menerima minuman yang di berikan oleh Arnold.Arum tidak mau ada orang lain yang di marahi karena menolongnya. Takutnya nanti Arnold ikutan terkena masalah juga."Cepat minum, mumpung semua orang lagi sibuk di dalam..." Suruh Arnold, bahkan Arnold sudah membuka tutup Bolot minuman itu.Arum menatap minuman itu, sebenarnya Arum juga sangat haus, sudah dua jam dia berdiri di tengah panas begini.Walaupun sekarang masih pagi, tapi matahari sudah bersinar dengan cerahnya. Sehingga membuat cuaca menjadi sangat panas.Kepala Arum juga rasanya sangat pusing, apalagi dia belum makan sama sekali dari tadi pagi."Cepat jangan terlalu banyak berpikir..." Ucap Arnold gemas saat Arum tidak kunjung menerima minuman y
Akhirnya Jack pergi ke kantor juga, setelah banyak Drama yang dia lewati pagi ini.Dia sampai di kantornya tepat jam satu siang.Wajah Jack yang biasanya dingin dan datar, semakin datar hari ini.Semua karyawan yang berpapasan dengan Jack, tetap membungkuk dengan hormat menyapa Jack walau dengan takut-takut. Karena hari ini wajah Jack lebih galak dari biasanya.Sean membuka kan pintu ruang meeting untuk Jack, hari ini Jack ada meeting penting mengenai proyek barunya, makanya dia rela ke kantor walaupun sedang tidak mood.Kalau tidak ada yang penting, Jack tidak akan Sudi datang ke kantor hari ini. Karena dari pagi moodnya sudah berantakan.Semua karyawan Jack yang ikut meeting sudah menunggu di dalam, mereka membungkuk dengan hormat ketika Jack masuk.Jack langsung duduk di kursi kebesarannya."Mulai..." Ucap Jack, menyuruh karyawannya memulai persentasi untuk meeting hari ini.Jack mengulurkan dua jarinya, jari telunjuk dan jari tengahnya ke arah Sean.Sean yang mengerti maksud Jack l
Alexander mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti dengan apa yang Jack maksud.Jack semakin menatap Alexander dengan tajam, rasa kesal Jack semakin menjadi-jadi sekarang."Kau hanya perlu memperlakukan Arum dengan baik...." Ucap Alexander lagi.Alexander masih tetap kekeh menyuruh Jack memperlakukan Arum dengan baik.Jack terkekeh geli saat mendengar ucapan Alexander."Kenapa kau tertawa?" Tanya Alexander heran saat melihat reaksi Jack.Di suruh bersikap baik pada istrinya, kenapa respon Jack malah tertawa. Seperti ada yang lucu saja.Jack memajukan badan nya, dia menatap Alexander dengan serius."Kau menyuruh ku bersikap baik kepada istri ku, apa kau sendiri sudah bersikap baik pada istrimu?" Tanya Jack ke Alexander."APA KAU SUDAH MEMPERLAKUKAN IBU KU DENGAN BAIK?" Teriak Jack mulai kesal.Alexander langsung terdiam, kenapa Jack jadi membahas soal masalalu.Jack tersenyum miring ketika melihat Alexandre terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan."Berselingkuh, tidak pernah memperlakuk
Jack turun dari mobilnya, setelah seharian bekerja Akhinya dia pulang juga. Akhirnya pekerjaan Jack hari ini selesai juga.Malam ini Jack akan party di klub nya sampai pagi, dia akan menghilangkan semua rasa penatnya seharian ini.Penampilannya sudah tidak serapi pagi tadi, jas nya sudah entah kemana. Baju yang di keluarkan, lengan baju yang di gulung sampai ke siku.Walaupun berantakan Jack tetap terlihat tampan dan seksi.Jack berjalan masuk kedalam Mansion nya."Tuan... Tuan..." Panggil salah satu pelayan di rumah Jack, saat Jack baru masuk.Membuat Jack menghentikan langkahnya. Lalu menoleh ke arah pelayan yang memanggilnya tadi.Jack menatap pelayan itu dengan wajah datarnya.Jangan sampai ada masalah lagi, Jack sudah sangat lelah hari ini. Dan malas mengurusi masalah yang tidak penting lagi."Arum pingsan Tuan, di taman belakang..." Ucap pelayan itu panik.Bagaimana tidak pingsan, Jack menyuruh Arum berjemur dari pagi tadi."CK.." Jack berdecak kesal."Ada-ada saja..." Ujarnya.
Arum bangun dari tidurnya, Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum melihat jam di dinding, masih jam enam pagi, untunglah dia tidak telat bangun. Arum tidak mau di hukum oleh Jack lagi, karena telat datang ke kamarnya.Arum duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.Rasanya badan Arum masih lemas, Sebenarnya Arum belum sanggup kalau harus bekerja. Dia masih sakit dan butuh istirahat.Tapi mau bagaimana lagi, dia tetap harus menjalankan semua tugasnya, kalau tidak mau membuat Jack marah.Semoga hari ini Jack tidak memberikan Arum pekerjaan yang berat. Karena Arum mungkin tidak sanggup untuk mengerjakannya.Ceklek.Saat sedang asik berpikir, Pintu kamar Arum terbuka dari luar.Membuat Arum menoleh ke arah pintu kamarnya."Diana..." Ucap Arum saat melihat Diana lah yang masuk kedalam kamarnya.Diana berjalan ke ranjang Arum, dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Arum."Nih Rum, kamu makan dulu biar punya tenaga, ini juga ada teh jahe..." Ucap Diana.
"Hubungan?" Ucap Arum bingung, hubungan apa yang Jack maksud."Iya, kau dan Alexander pasti ada hubungan kan? Sampai dia membela mu sebegitu nya..." Ujar Jack dengan menatap Arum sinis.Jack curiga ada sesuatu di antara Arum dan Alexander."Ti...tidak ada..." Ucap Arum jujur."Kau yakin?" Tanya Jack tidak percaya.Arum menganggukkan kepalanya dengan yakin.Posisi mereka sekarang masih berdiri berhadapan, di dalam kamar mandi."Ceritakan?" Suruh Jack.Arum mengerutkan keningnya bingung, menceritakan tentang apa maksud Jack."Selain lelet kau juga lemot ternyata..." Sindir Jack.Saat melihat Arum tidak mengerti dengan ucapannya, membuat Jack geram saja."Ceritakan saat pertama kali kau bertemu dengan Alexander..." Ucap Jack sedikit meninggikan suaranya.Bicara dengan Arum bikin dia emosi saja."Ohhh..." Ucap Arum akhirnya mengerti.Salah Jack sendiri bicara di singkat-singkat, Arum kan jadi tidak mengerti."Waktu itu Tuan Alexander menemui ku, lalu bilang kalau dia Ayah dari orang yang
Arum di bawa oleh bodyguard Jack ke kamarnya.Beberapa pelayan juga membantu untuk mengurus Arum.Mereka semua sangat panik saat tau Arum pingsan.Sean juga ikut berada di dalam kamar Arum.Sean tidak habis pikir apa yang di lakukan oleh Jack kepada istrinya, sampai Arum pingsan di dalam kamar mandi Jack seperti ini.Jack tidak ada rasa kasihan sama sekali, sampai menyiksa Arum berkali-kali."Apa kita panggil dokter saja, Arum badannya sangat panas..." Ucap Bu Lina kepala pelayan di rumah ini."Iya kita harus panggil Dokter, Arum sudah sakit dari kemarin. Panasnya juga tidak turun-turun..." Ucap Diana khawatir.Bahkan Arum sudah di beri obat, tapi tetap tidak sembuh. Mungkin memang harus Dokter yang memeriksa Arum."Tapi apa Tuan boleh?" Tanya pelayan yang lain.Tau sendiri kan bagaimana Jack, dia tidak akan mengizinkan seseorang masuk ke Mansion nya sembarangan, Sekali pun itu Dokter."Biar aku tanya kan ke Bos dulu..." Ucap Sean.Mereka semua pun mengangguk.Sean pun langsung pergi m
Hari ini pesta pernikahan Jack dan Arum akan di lakukan.Arum menatap penampilannya di cermin, dia sudah menggunakan baju pengantin berwarna putih.Gaun pengantin ini sangat indah menurut Arum, gaun panjang yang menjuntai sampai ke lantai. Di kepala Arum di pasang mahkota kecil, rambut Arum di sanggul dengan rapi. Arum terlihat sangat cantik.Arum sampai tidak menyangka kalau di cermin itu pantulan dirinya.Sebuah tangan memeluk Arum dari belakang dengan erat, siapa lagi kalau bukan Jack."Cantik banget..." Puji Jack dengan mencium pipi Arum.Arum benar-benar cantik hari ini, Jack sampai-sampai tidak ingin berbagai kecantikan Arum dengan orang. Jack rasanya ingin menyembunyikan Arum di dalam kamar saja.Arum tersenyum, dia membalik badannya dan menghadap ke arah Jack.Jack melepaskan pelukan mereka.Arum mengangkat tangannya membenarkan dasi Jack yang sedikit miring.Jack juga terlihat sangat tampan hari ini. Jack menggunakan jas Tuxedo berwarna putih, dan dasi berwarna hitam."Sudah
Dua bulan kemudian.Kandungan Arum sudah masuk usia delapan bulan.Satu bulan lagi Arum akan melahirkan dan bertemu dengan anaknya.Arum sudah tidak sabar menantikan saat-saat bahagia itu.Semakin besar perutnya, semakin susah Arum untuk berjalan.Selama dua bulan ini pun, Arum dan Jack tinggal berdua saja di apartemen.Jack yang ingin, karena kata Jack mereka perlu privasi untuk saling mengenal. Kalau di Mansion Jack terlalu banyak pelayan dan bodyguard.Tapi setiap hari ada Diana dan satu pelayan lain yang datang ke sini, untuk membantu membersihkan apartemen ini. Karena Jack tidak mengizinkan Arum untuk mengerjakan apapun.Selama dua bulan ini pun hubungan Jack dan Arum semakin membaik.Jack menepati janji, sekarang Jack sudah benar-benar berubah. Jack benar-benar menjadi suami yang sangat baik untuk Arum.Hidup Arum terasa sangat bahagia sekarang.Kandungan Arum juga sudah kuat, jadi dia tidak perlu berdiam diri di dalam kamar terus menerus."Sayang..." Teriak Jack dari luar kamar
Arum sudah sadar sekarang, dia langsung memegang perutnya."Anak ku..." Ucap Arum.Arum ingat tadi dia pingsan karena perutnya sakit. Arum takut kalau terjadi apa-apa dengan kandungan nya.Namun Arum bernapas lega saat merasa perutnya masih besar, itu artinya anak Arum baik-baik saja.Arum menoleh ke sekelilingnya."Dimana ini?" Tanya Arum. Saat Arum sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.Arum tidak tau dia dimana sekarang, ini bukan kamar Jack, ataupun rumah sakit.Pintu kamar itu terbuka dari luar, Arum langsung menoleh ke arah pintu. Jack lah yang masuk.Jack langsung menghampiri Arum, dia lega melihat Arum sudah sadar."Kau baik-baik saja?" Tanya Jack dengan duduk di ranjang sebelah Arum."Anak ku...""Dia baik-baik saja, Dokter menyarankan mu untuk istirahat total..." Ucap Jack.Bahkan Arum juga tidak boleh turun dari ranjang.Arum lega mendengarnya. Dia mengusap perut nya dengan sayang.Arum merutuki kebodohan nya karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Untung lah
Ceklek.Pintu IGD terbuka dari dalam, dokter keluar dari dalam IGD.Jack langsung berdiri."Bagaimana dengan anak dan istri saya?" Tanya Jack tidak sabar.Sean yang masih shock setelah mendengar pernyataan cinta Jack untuk Arum pun juga ikut berdiri.Pikiran Sean menjadi kosong rasanya.Dokter tadi membungkuk dengan hormat ke arah Jack, karena Jack adalah pemilik rumah sakit ini."Syukurlah istri Tuan baik-baik saja..." Ucap Dokter itu.Membuat Jack dan Sean bernapas lega. Akhirnya Arum baik-baik saja."Lalu bagaimana dengan anak ku?" Tanya Jack lagi.Semoga anaknya juga baik-baik saja, batin Jack berharap.Dokter itu langsung terdiam.Membuat Jack mengepalkan tangannya marah."JAWAB!" Teriak Jack marah.Kalau sampai dokter di depannya ini bilang anak nya tidak selamat, maka Jack akan menghajarnya habis-habisan.Sean langsung menahan tangan Jack."Ini rumah sakit Jack kau harus tenang..." Peringat Sean.Jangan sampai Jack membuat keributan di rumah sakit ini, bisa mengganggu pasien ya
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k