"Pah, Jonas sudah keluar dari penjara dan Papah juga harus tahu, bahwa hari ini, aku baru saja di tusuk oleh Basti saat aku hendak memperkosa Raline di rumahnya. Aku bingung, Pah, kenapa Raline masih saja menolakku padahal aku sudah membongkar semua kejahatan Basti padanya. Tapi, Raline tetap saja nggak mau menerima cintaku, Pah. Sekarang aku harus bagaimana Pah? Aku mencintai Raline, bagaimana pun caranya, Raline harus tetap menjadi miliku! Papah sudah berjanji akan membantuku mendapatkan Raline apapun caranya, jadi sekarang tolong beritahu aku, aku harus bagaimana sekarang? Pikiranku benar-benar buntu, Pah!" jelas Bayu panjang lebar. Wajahnya terlihat kusut. Saat ini mereka sudah berada di depan meja Bar di dalam club Penthouse.
"Tenang Bayu, tenang... Ayo kita minum dulu?" Ucap Aldri dengan santai. Dia tersenyum pada Bayu seraya menuangkan beer ke dalam dua buah gelas sloki. Lalu memberikannya satu gelas pada Bayu. Mereka bersulang dan menikmati minuma
Yuk serbu sama komentar kalian?
Di dalam mobil, Bayu hanya diam seribu bahasa. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Semua kejadian ini sungguh di luar dugaannya. Seandainya dia sampai melakukan kesalahan, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika Bastian harus kembali terluka akibat kebodohannya itu. Jadilah, Bayu memilih diam untuk saat ini. Dia hanya ingin mengikuti alur rencana yang sedang di rancang Aldri terhadap dirinya dan Bastian. Bayu akan mencari celah yang tepat untuk menyerang Aldri nanti. Aldri yang mengemudi mobil saat itu. Dia melajukan mobil Bayu dengan kecepatan di atas rata-rata. Sebab dia tahu polisi pasti akan mengejar mereka sekarang. "Sekarang, apa yang harus kita lakukan Pah?" tanya Bayu dengan ekspresinya yang terlihat panik. Sesekali dia menoleh ke belakang dan mendapati beberapa mobil polisi sedang mengejar mereka. Termasuk mobil sang Mamih dan Pap
"Baiklah, sekarang silahkan kalian selesaikan urusan kalian, aku tidak akan ikut campur, Oke? Ayolah, Bayu... Kamu pasti bisa," ucap Aldri, dia bermain mata pada Bayu seolah memberi tahukan bahwa Bastian itu mudah ditaklukan. Aldri beranjak dari hadapan mereka setelah dia menepuk pelan bahu Bayu. "Selamat berjuang, Nak?" Apa-apaan ini? Pikir Bayu membatin. Haruskah dia kini kembali terlibat aksi baku hantam dengan Bastian? Dan dalam kondisinya yang seperti sekarang? Bayu sendiri tidak yakin, dia bisa melawan Bastian. Nyeri di punggungnya akibat jahitannya yang masih basah, bahkan mulai terasa berdenyut-denyut. Bayu masih berpikir, sampai akhirnya... BUGH!!! Satu hantaman kuat dia terima tepat di wajahnya. Bayu tersungkur di lantai saat itu juga. Darah segar mengalir melalui lubang hidungnya. Dan belum sempat Bayu bangkit untuk menghindar, satu tendangan berhasil merobek kembali jahitan bekas luka tusukan di pinggulnya. "Aarggghhhh..."
"HENTIKAN ALDRI!!! SAMPAI HATI KAMU MENYIKSA ANAK-ANAKMU SENDIRI? BASTIAN DAN BAYU ITU ANAKMU! MEREKA DARAH DAGINGMU! AKU MANDUL! AKU TIDAK BISA MEMILIKI KETURUNAN! MEREKA ANAK-ANAKMU, ALDRI!!!"Dan pada akhirnya, pertahanan Jonas pun runtuh.Dengan sangat terpaksa dia pun mengungkap rahasia besar yang dia simpan sendirian selama ini.Helen sangat terkejut mendengar kalimat frontal yang terdengar keluar dari mulut Jonas. Bola mata indah wanita setengah baya itu sontak melebar dengan kening yang berkerut dan mulut yang ternganga. Sepertinya, sangat tidak mungkin jika Jonas masih sempat bergurau dalam keadaan segenting ini. Namun, Helen benar-benar tak bisa mempercayai ini semua.Dan dibalik keterkejutan Helen, ada sosok yang justru lebih dibuat terkejut melebihi apapun juga. Tapi, dia berusaha menutupi keterkejutannya dengan senyuman lebar yang terkesan menganggap kata-kata Jonas adalah s
Sudah satu minggu berlalu.Bayu sudah mulai pulih dan bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala. Kini dia dan Jonas bersama-sama memimpin perusahaan. Helen masih meneruskan karirnya sebagai Gubernur DKI. Setelah sebelumnya, Helen bersujud di kaki Jonas mengakui semua kesalahannya di masa lalu. Namun, Jonas yang pada dasarnya memiliki hati seluas samudera jelas sudah tak mempermasalahkan hal itu lagi. Baginya kini, Helen adalah pelengkap hidupnya. Jonas sudah memaafkan semua kesalahan istrinya di masa lalu, melupakannya dan mengubur semua kenangan pahit itu dalam-dalam. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah, dia ingin menjalani kehidupannya dengan tenang, damai dan bahagia. Itu saja.Desas desus kasus miring mengenai keluarga Dirgantara sempat mencuat ke publik dan menjadi perbincangan awak media. Namun hal itu bisa ditangani dengan mudah oleh Jonas dan keluarga.Semua berjalan baik-baik saja, tanpa ada kendala apapun. Aldri pun sudah di jatuhi hukuman ma
"Raline berangkat dulu ya, Bu. Assalamualaikum," teriak Raline sambil sedikit berlari-lari kecil melewati halaman rumahnya. Dia tak sempat pamitan kepada Rani yang saat itu sedang menjemur pakaian di belakang, sebab dia sudah diburu waktu saat ini.Hari ini adalah hari pertama Raline bekerja di sebuah salon yang tak kalah elit dengan The John's Salon.Big Hair Beauty Salon adalah salah satu salon kecantikan yang merupakan saingan utama The John's Salon. Raline tidak mau menyia-nyiakan keterampilannya untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Di salon itu Raline bisa menyambi mencari uang sambilan harian dari tips yang diberikan para customer, jadi tidak hanya mengandalkan gaji bulanan saja. Dan karena Raline adalah pekerja pindahan dari The John's Salon, dia pun langsung lolos interview di hari pertama melamar. Berhubung jarak tempatnya bekerja dengan rumahnya yang lumayan jauh, mengharuskan Raline berangkat lebih awal. Sebab dia tidak mau terlambat di hari pertamanya be
Helen, Jonas dan Basti, kini sedang berada di perjalanan menuju sebuah rumah sakit di mana di rumah sakit itu tersedia bagian konsultasi untuk pasien pasca trauma atau depresi. Sebelumnya, mereka sudah mendatangi rumah sakit tersebut dan berbicara mengenai kondisi Bastian pada salah satu dokter ahli jiwa di rumah sakit itu dan rencananya, sesuai dengan hari yang telah dijanjikan yaitu hari ini, Mrs.Vivi akan memeriksa keadaan psikologis Bastian langsung."Basti bener-bener nggak ngerti untuk apa Mamih dan Papih membawa Basti ke rumah sakit sekarang. Jelas-jelas Basti nggak sakit? Padahal jadwal Basti padat banget hari ini, Mih?" tutur Basti tidak terima. Dia terus protes di sepanjang perjalanan dari rumahnya tadi. Matanya terus tertuju ke sisi jalan raya."Kan Mamih sudah bilang kita cuma mau check up kesehatan kamu aja, Bas? Orang check up kesehatan itu wajar, nggak harus nunggu sakit dulu, justru dengan begitu kita bisa tahu, penyakit-penyakit apa aja yang ada di dal
Sejauh ini, Marcel masih maju mundur untuk mengakui semua perbuatannya terhadap Kiara dihadapan Raline. Padahal Aksel sudah mengancamnya berulang kali supaya Marcel berterus terang pada Raline mengenai kedekatannya dengan Kiara selama ini, pun penyebab mengapa Kiara sampai bunuh diri. Namun, kenapa rasanya sangat berat?Marcel takut Raline akan melaporkannya ke polisi.Meski ketakutannya itu selalu berhasil dipatahkan oleh Aksel. Tapi Marcel yang dasarnya pengecut tetap saja takut.Sampai akhirnya, Marcel bermimpi bertemu Kiara.Dalam mimpi itu, Kiara menangis tersedu-sedu. Gadis itu terlihat sangat menderita. Dan saat Marcel hendak mendekat untuk sekedar menghibur Kiara, Marcel justru dikejutkan dengan suara jam wekernya yang terdengar memekik telinga. Pagi ini, Marcel kembali di buat bermandi peluh oleh mimpi-mimpinya tentang Kiara. Mungkin semua itu adalah imbas dari rasa bersalahnya selama ini.Marcel sudah membatalkan perjodohannya dengan Zaar
Sore itu, sesampainya di rumah, Raline mendapati sebuah mobil terparkir di pinggir jalan raya di depan pagar rumahnya. Dan Raline jelas tahu mobil siapa itu.Mobil Marcel?Raline menarik nafas berat, pasti dia datang bersama Aksel lagi, dan pasti mereka akan meminta Raline untuk mendengarkan penjelasan mereka tentang Bastian! Raline sudah hafal di luar kepala.Namun yang didapatinya di dalam rumah itu ternyata berbeda.Marcel hanya sendirian.Kenapa sih Ibu harus terima dia? Biasanya juga langsung di usir. Huft, Raline jadi bersungut-sungut sendiri.Raline masih enggan untuk masuk ke dalam sana. Sungguh dia sama sekali tak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi tentang laki-laki bernama Bastian itu.Saat itu, Raline melihat Marcel sedang terlibat percakapan serius dengan Rani. Raline sedikit menguping dari balik pintu teras. Dan saat dia mengintip Raline bisa memastikan bahwa ibunya sedang menangis di dalam sana. Sementara Marcel terdu
Bastian DirgantaraSetelah keluar dari terik matahari yang membakar diri, aku tergelincir jatuh dari tempatku bernaung sebelum ini.Tempat di mana pertama kalinya kita bertemu.Saat itu, waktu seolah berhenti di sana.Aku masih berjalan pada jalur yang sama. Aku masih memandang pada titik yang sama.Langit di tepi pantai ini.Saat aku melihatnya lebih dalam, Langit itu melebur dan berubah menjadi kaca. Tapi setelahnya langit itu membeku dan berubah menjadi sebuah cermin.Langit itu membentuk bayangan wajahmu.Raline Septia Wulandari...Hanya wajahmu, tak ada yang lain.Aku memang berpura-pura telah melupakanmu selama ini, semua itu aku lakukan demi Stella, demi Aksel.Tapi sekarang, aku kembali sendirian. Tanpa mereka. Aksel m
"Bu, ayo dong Bu, cepetan! Ibu lama banget nih dandannya! Kita udah kelaperan tau, Bu..." panggil Delisha yang begitu bersemangat saat dia tahu sang Kakak Devano, mengajaknya ke resort yang dulu pernah jadi milik mereka. Katanya sih mau di undang makan malam sama orang kaya gitu. Terus ikutan nimbrung acara bakar ayam di tepi pantai. Pasti seru banget deh!"Aduh... Ibunya Devano udah kayak Abg aja deh, dandan pake lama daritadi, nanti kita keburu kehabisan makanannya, Bu," kali ini Devano yang protes. Pasalnya, dia sudah mati pegal daritadi harus gendong rindu yang nggak mau di taruh sama sekali."Iya, sabar... Nggak enakkan kalo dateng ke acara resmi Ibu keliatan kucel," Raline mempercepat kegiatan make upnya. Merapikan posisi pakaiannya sekali lagi, barulah setelah itu dia keluar dari dalam kamar.Devano sempat terpana melihat penampilan sang Ibu yang tidak seperti biasanya. Devano memang tidak memungkiri lagi, baginya, Raline adalah wanita tercantik di dunia.
Devano pulang ke rumah dengan wajah sumringah. Nyeri di sekujur tubuhnya seolah tak lagi dia rasa karena saat ini dia pulang dengan membawa berita gembira."Assalamualaikum, Bu, Ibu... Devano pulang, Bu..." teriaknya seraya berlari kecil ke dalam rumahnya yang terbilang sangat sederhana."Asik, Mas Dev bawa makanan," seru Delisha salah satu adik Devano. Delisha dengan sigap merogoh ke dalam kantong plastik yang di bawa sang Kakak. Dia terlihat sangat gembira."Ibu mana, Dek?" tanya Devano pada Delisha saat tak di dapatinya sang Ibu. Sementara ke dua adiknya yang lain, Rania yang baru berumur empat tahun dan Rindu yang berumur dua tahun, terlihat sedang tertidur pulas di kamar."Tadi, Pak De Kahfi ke sini jemput Ibu, katanya sih mau ajak Ibu ke rumah sakit, perginya buru-buru banget, terus Ibu titip Rania sama Rindu ke Delisha. Untung Rindu nggak rewel. Delisha cape daritadi, jagain mereka, Mas lama banget pulangnya, terus itu muka kenapa coba, biru-biru b
"Jangan bawa saya ke kantor polisi, Om. Kasihan Ibu di rumah, Om..." tangis bocah itu terdengar miris. Mengiris hati Basti."Sekarang, kamu tunggu dulu di mobil, Om. Om urus dulu masalahmu dengan orang-orang ini di dalam ya?"Basti mengajak bocah itu memasuki mobilnya di mana Aksel dan Keyra tengah menunggunya di dalam. Dan setelah itu, Basti beranjak kembali menuju resort tadi."Iyyuuuwwhh bauuu! Papah apa-apaan sih? Sampah dibawa masuk ke mobil! Idih!" Keyra berteriak dengan ekspresi jijiknya yang kelewat lebay. Dia menggerutu sendiri dan memilih keluar dari dalam mobil. Aksel pun jadi ikutan keluar. Masalahnya mereka sedang di pinggir jalan raya."Keyra, nggak boleh bicara seperti itu! Ayo masuk lagi, bahaya ini pinggir jalan," ajak Aksel yang mencoba menarik tangan anaknya untuk kembali masuk ke dalam mobil.Keyra menepis kasar tangan sang Bunda. Dia cemberut dan
Delapan tahun berlalu.Semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.Keyra tumbuh menjadi anak yang cantik, manis, pintar, enerjik dan sangat menggemaskan.Aksel menjelma menjadi sosok ibu yang baik dan sangat feminim. Dan hal itu jelas membuat Basti semakin tergila-gila padanya."Kenapa sih, liburan sekolah tahun ini kita cuma ke Jogya? Biasanya juga keluar negeri," gerutu Keyra di jok belakang. Bibir mungilnya terus cemberut di sepanjang perjalanan. Dia memilin kepang kudanya seraya memeluk boneka teddy bear coklat kesayangannya, yang dia beri nama, Devano, sama seperti nama aktor tampan asal malaysia, sahabat Tantenya Anggun, yang sangat dia idolakan."Ke luar negeri kemana lagi sih? Semua penjuru dunia udah kita datenginkan? Sekali-sekali kita liburan di dalam negerikan nggak apa-apa, cantik... Sekalian Papah bisa membantu meringankan pekerjaan Om Bayu,"
Hari berganti. Musim berubah. Waktu berputar pada porosnya. Detik demi detik berlalu. Menyisakan asa pilu yang menggerogoti diri pun mengikis nurani. Penyesalan itu pun datang kian bertubi-tubi.Laki-laki itu tetap diam tanpa kata. Tetap dengan tatapannya yang kosong dan menerawang jauh ke depan.Tubuhnya terlihat lebih kurus, wajahnya tirus dan tidak terawat, hingga di tumbuhi janggut-janggut tebal yang tumbuh tak beraturan di seputaran dagunya. Sinar bola mata coklat maroon itu meredup tak bercahaya bahkan selalu terlapisi oleh cairan bening yang berkaca-kaca. Rambutnya yang awut-awutan dan sudah memutih, terlihat seperti sarang burung yang kotor.Laki-laki itu terdiam dalam duduknya yang tepekur di lantai, di dalam sebuah panti rehabilitasi khusus lansia pengidap gangguan jiwa. Dia terlihat mengukir sebuah nama di lantai itu menggunakan jari telunjuknya.BASTIAN, anakku...Satu titik air matanya jatuh tanpa mampu lagi dia tahan.*
Khalid, Kamal dan Kahfi benar-benar mewujudkan kata-kata mereka.Yaitu, mengurus semua keperluan pernikahan Keanu dan Raline.Hanya dalam waktu satu bulan semuanya rampung secara sempurna.Dan inilah saatnya.Dimana sang adik bungsu mereka mengucap ikrar janji suci di hadapan sang maha pencipta.Acar ijab kabul itu berlangsung sederhana di kediaman Keanu yang dihadiri oleh beberapa kerabat dekat saja. Sebab acara hanya diadakan secara sederhana tanpa ada resepsi apapun.Raline terlihat cantik dalam balutan kebaya putihnya, pun Keanu yang terlihat sangat gagah dalam balutan jas hitamnya serta sebuah peci hitam di kepalanya.Wali hakim di tunjuk sebagai wali pernikahan Raline, sebab Raline tak memiliki sanak saudara laki-laki selain almarhum Ibnu.Acara pagi itu dimulai dengan pembacaan doa oleh penghulu, sebelum acara Ijab dan kabul terlaksana. Setelah lima belas menit pembacaan doa usai, penghulu pun melanjutkan prosesi acara k
Hari ini Raline libur bekerja, begitupun Keanu, yang memang sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya. Jadilah, seharian ini Keanu mengajak Raline berjalan-jalan dengan Vixion merah kesayangannya.Keanu mengajak Raline ke sebuah air terjun di daerah bogor.Curug Putri Kencana namanya.Curug yang berada di Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, ini aksesnya cukup mudah dengan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor.Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 15 ribu, pengunjung bisa seru-seruan menikmati segarnya air terjun hingga melompat dari jembatan bambu setinggi 10 meter. Bisa juga mendirikan tenda dengan membayar biaya tambahan Rp 15 ribu saja. Dan itulah yang Raline dan Keanu rencanakan. Mereka akan menginap satu malam dengan satu tenda yang telah mereka sewa sebelumnya. Tenda yang mereka dirikan tepat menghadap ke arah air terjun."Dingin banget, Mas airnya," seru Raline seraya mencipratkan air ke wajah Keanu. Membuat wajah Keanu menger
Kayla meninggal dunia.Keanu benar-benar terpukul atas kepergian Kayla, setelah perjuangan panjang dan pengorbanannya selama ini, ternyata Tuhan berkehendak lain.Raline terus menemani Keanu sepanjang prosesi pemakaman Kayla. Sampai laki-laki itu kembali ke rumahnya bersama ke tiga Kakak laki-lakinya.Khalid, Kamal dan Kahfi.Mereka terlihat sangat perhatian terhadap Keanu."Ikhlas, Nu. Kayla udah tenang sama Mamah dan Papah di sana. Dia sudah bahagia sekarang. Jangan di tangisi terus," ucap Khalid sang Kakak tertua. Dia duduk di sebelah Keanu seraya mengelus pelan bahu adiknya."Sekarang giliran lo perhatiin diri lo sendiri. Lo udah berjuang keras demi Kayla selama ini sampai-sampai lo nggak mikirin kehidupan lo. Udah waktunya lo berumah tangga, bahagia..." sambung Kahfi menambahi."Kayla juga pasti bakal seneng kalau liat lo bahagia, iyakan Mas?" kali ini suara Kamal yang terdengar, dia melirik Khalid dengan ke dua alisnya yang naik