Sesampainya Aksel di rumah, cewek tomboy itu melihat Raline sedang di make over oleh Marcel.
"Kenapa lo ketawa?" tanya Marcel curiga melihat kehadiran Aksel yang tiba-tiba. "Darimana aja lo? Jam segini baru pulang!" omel Marcel lagi sambil terus memulas wajah Raline.
"Ada deh, kepo amat!" jawab Aksel.
"Mba Aksel mau di make over juga?" goda Raline saat Aksel menghampiri mereka di sofa.
"Apaan? Gue? Pake beginian? Wah, nggak deh, makasih, di
"SURPRISEEEE..." Suara berisik itu datang dari segerombolan orang di balik pohon yang langsung berhambur ke arah mereka. Aksel membawa sekotak kue blackforest dengan lilin angka tiga puluh di tangannya. Api di lilin itu terlihat bergoyang-goyang karena terpaan angin alam. Aksel, Marcel, Helen, Mira dan Bayu. Mereka sama-sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Basti. "Happy birthday Basti... Happy birthday Basti... Happy birthday-happy birthday... Happy birthday Basti..." Usai bernyanyi, Basti diminta meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Dan meminta sebuah permohonan. Satu persatu keluarga pun memberi ucapan selamat pada Basti. Di mulai dari Helen. "Selamat ulang tahun, sayang. Maafkan Mamih jika selama ini, Mamih sering membuatmu kecewa," Ucap Helen yang mulai berkaca-kaca. Basti merengkuh t
Malam ini, senyuman di wajah tampan seorang Bastian Dirgantara terus mengembang sempurna. Tak ada malam paling membahagiakan baginya seperti malam ini. Apalagi setelah melihat betapa cantik istrinya malam ini. Dengan suasana malam yang begitu tenang dan damai. Hanya suara nyiur pepohonan yang tertiup angin, dengkuran jangkrik dan suara cuitan burung yang terdengar di kejauhan. Sinar temaram lampion di sekitar mereka membuat suasana terkesan hangat dan begitu romantis. Sejauh ini, memang sudah terbukti, bahwa segala hal-hal yang berbau romantis bisa menjadi obat bagi setiap pasangan yang sedang dilanda pertengkaran. Suasana romantis dapat mempererat jalinan kasih sayang dan mencairkan suasana yang sebelumnya mungkin terasa sedikit menegang. Hingga pada akhirnya, hati mereka akan luluh kembali dan dimabukkan oleh cinta itu sendiri. "Kamu lapar, apa doyan?" tanya Basti pada Raline saat istrinya itu
Bayu, Marcel dan Aksel, kini sudah berada di dalam penthouse international club tempat asik untuk kongkow menghabiskan malam di tengah hiruk pikuk kota Jakarta yang tak ada matinya. Marcel terlihat begitu bersemangat menghabiskan minumannya. Sama persis seperti Bayu. Sementara Aksel yang memang lebih suka rokok ketimbang minuman beralkohol hanya mampu menghabiskan setengan botol beer saja. "Om Marcel?" teriak sebuah suara dari arah lantai dansa. Seorang Abg dengan pakaian super ketat terlihat melambai-lambaikan tangannya ke arah di mana Marcel kini sedang duduk. Marcel mengernyitkan dahi, matanya menyipit, mencoba menangkap bayangan itu. Tapi, kepalanya sudah terlampau pening untuk bisa melihat jelas dengan
Tok-tok-tok!!! Raline mengetuk pintu kamar mandi di dalam kamar suaminya. Dia langsung berdecak saat masuk ke kamar dan tahu bahwa Basti sedang berada di dalam kamar mandi. "Ini udah tengah malem, Bas. Kebiasaan deh, mandi malem-malem. Nggak bagus tahu," nasehat Raline dari depan pintu kamar mandi. "Masuk aja, nggak di kunci," terdengar suara teriakan Basti dari dalam kamar mandi. Raline mematung. Tubuhnya merinding seketika saat otaknya langsung membayangkan keadaan bugil Basti di dalam sana. Membuat Raline jadi bergidik sendiri.
Begitu bangun tidur pagi ini Raline tak mendapatkan Basti di tempat tidur dan ternyata suaminya itu sudah lebih dulu bangun dan sedang terlibat percakapan akrab dengan Bayu, Helen dan Mira di meja makan. "Mamih pikir, Raline nggak ikut ke Eropa?" ucap Helen di sela-sela sarapan pagi. "Kalau Raline nggak ikut, aku nggak akan berangkat, Mih. Mana bisa sih aku lama-lama jauh dari Raline," sahut Basti santai. Tangannya sibuk memotong-motong roti bakar di piring. "Mereka itu terlihat seperti pengantin baru terus ya, Bu Helen," ucap Mira menanggapi. "Iya, Bu. Saya sendiri sampai terharu melihat kekuatan cinta mereka," balas Helen.
Keberangkatan para kru film "Percfect Love" terbagi menjadi beberapa bagian. Tergantung jenis pekerjaan yang mereka emban. Dan untuk para aktor dan aktris biasanya di jadwalkan lebih terakhir dari keberangkatan para kru film itu sendiri. Basti sampai di Bandara bersama Aksel, Raline dan Dion. Kedatangannya seolah di tunggu oleh beberapa wartawan infotainment yang kepo berat mengenai hubungan asmara yang terjalin antara Basti dan Anggun saat ini. Sebab, mereka telah mendapat konfirmasi pasti dari pihak Anggun yang membenarkan adanya hubungan tersebut. Dan kini, mereka pun hendak menggali kebenarannya dari pihak Basti sendiri. "Bastian, boleh minta waktunya sebentar?" tanya sala
Kiara terlonjak girang saat nilai rapotnya di kenaikan kelas tahun ini mendapatkan nilai terbaik. Kiara mendapat juara satu di kelasnya. Dan dua minggu ke depan adalah waktu paling menyenangkan bagi seorang pelajar macam Kiara di mana dia bisa menghabiskan waktu liburannya bersama sang pacar tercinta. Marcel yang memang sudah meresmikan hubungannya dengan Kiara berniat untuk mengajak Kiara berlibur ke Bandung selama beberapa hari. Marcel sengaja meminta cuti dadakan, sebab dia harus segera pergi sebelum sang Papah benar-benar mendatanginya ke Jakarta untuk membicarakan perihal masalah perjodohan dirinya dengan seorang wanita yang merupakan anak dari rekan bisnis sang Papah. Marcel jelas tak mau hal itu sampai terjadi. So, ada baiknya dia kabur dengan alasan ada urusan pekerjaan mendadak.
Malam ini, Basti berhasil merayu Raline untuk tidur di kamar hotel bersamanya. Karena awalnya Raline terus menolak dengan alasan dia takut akan ada salah satu kru film yang memergoki mereka tengah berduaan di dalam kamar yang sama. Tapi paksaan Basti membuat Raline pun akhirnya luluh juga. Usai mandi, Basti mengajak Raline untuk menikmati suasana malam kota Praha di balkon kamar hotel mereka. "Mau beer atau soda?" tanya Basti yang baru saja menghampiri Raline di balkon setelah laki-laki itu mengambil minuman dari lemari es. "Soda aja," Raline memilih sekaleng soda daripada botol beer di tangan kiri Basti. "Nggak apa ya, aku minum be
Bastian DirgantaraSetelah keluar dari terik matahari yang membakar diri, aku tergelincir jatuh dari tempatku bernaung sebelum ini.Tempat di mana pertama kalinya kita bertemu.Saat itu, waktu seolah berhenti di sana.Aku masih berjalan pada jalur yang sama. Aku masih memandang pada titik yang sama.Langit di tepi pantai ini.Saat aku melihatnya lebih dalam, Langit itu melebur dan berubah menjadi kaca. Tapi setelahnya langit itu membeku dan berubah menjadi sebuah cermin.Langit itu membentuk bayangan wajahmu.Raline Septia Wulandari...Hanya wajahmu, tak ada yang lain.Aku memang berpura-pura telah melupakanmu selama ini, semua itu aku lakukan demi Stella, demi Aksel.Tapi sekarang, aku kembali sendirian. Tanpa mereka. Aksel m
"Bu, ayo dong Bu, cepetan! Ibu lama banget nih dandannya! Kita udah kelaperan tau, Bu..." panggil Delisha yang begitu bersemangat saat dia tahu sang Kakak Devano, mengajaknya ke resort yang dulu pernah jadi milik mereka. Katanya sih mau di undang makan malam sama orang kaya gitu. Terus ikutan nimbrung acara bakar ayam di tepi pantai. Pasti seru banget deh!"Aduh... Ibunya Devano udah kayak Abg aja deh, dandan pake lama daritadi, nanti kita keburu kehabisan makanannya, Bu," kali ini Devano yang protes. Pasalnya, dia sudah mati pegal daritadi harus gendong rindu yang nggak mau di taruh sama sekali."Iya, sabar... Nggak enakkan kalo dateng ke acara resmi Ibu keliatan kucel," Raline mempercepat kegiatan make upnya. Merapikan posisi pakaiannya sekali lagi, barulah setelah itu dia keluar dari dalam kamar.Devano sempat terpana melihat penampilan sang Ibu yang tidak seperti biasanya. Devano memang tidak memungkiri lagi, baginya, Raline adalah wanita tercantik di dunia.
Devano pulang ke rumah dengan wajah sumringah. Nyeri di sekujur tubuhnya seolah tak lagi dia rasa karena saat ini dia pulang dengan membawa berita gembira."Assalamualaikum, Bu, Ibu... Devano pulang, Bu..." teriaknya seraya berlari kecil ke dalam rumahnya yang terbilang sangat sederhana."Asik, Mas Dev bawa makanan," seru Delisha salah satu adik Devano. Delisha dengan sigap merogoh ke dalam kantong plastik yang di bawa sang Kakak. Dia terlihat sangat gembira."Ibu mana, Dek?" tanya Devano pada Delisha saat tak di dapatinya sang Ibu. Sementara ke dua adiknya yang lain, Rania yang baru berumur empat tahun dan Rindu yang berumur dua tahun, terlihat sedang tertidur pulas di kamar."Tadi, Pak De Kahfi ke sini jemput Ibu, katanya sih mau ajak Ibu ke rumah sakit, perginya buru-buru banget, terus Ibu titip Rania sama Rindu ke Delisha. Untung Rindu nggak rewel. Delisha cape daritadi, jagain mereka, Mas lama banget pulangnya, terus itu muka kenapa coba, biru-biru b
"Jangan bawa saya ke kantor polisi, Om. Kasihan Ibu di rumah, Om..." tangis bocah itu terdengar miris. Mengiris hati Basti."Sekarang, kamu tunggu dulu di mobil, Om. Om urus dulu masalahmu dengan orang-orang ini di dalam ya?"Basti mengajak bocah itu memasuki mobilnya di mana Aksel dan Keyra tengah menunggunya di dalam. Dan setelah itu, Basti beranjak kembali menuju resort tadi."Iyyuuuwwhh bauuu! Papah apa-apaan sih? Sampah dibawa masuk ke mobil! Idih!" Keyra berteriak dengan ekspresi jijiknya yang kelewat lebay. Dia menggerutu sendiri dan memilih keluar dari dalam mobil. Aksel pun jadi ikutan keluar. Masalahnya mereka sedang di pinggir jalan raya."Keyra, nggak boleh bicara seperti itu! Ayo masuk lagi, bahaya ini pinggir jalan," ajak Aksel yang mencoba menarik tangan anaknya untuk kembali masuk ke dalam mobil.Keyra menepis kasar tangan sang Bunda. Dia cemberut dan
Delapan tahun berlalu.Semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.Keyra tumbuh menjadi anak yang cantik, manis, pintar, enerjik dan sangat menggemaskan.Aksel menjelma menjadi sosok ibu yang baik dan sangat feminim. Dan hal itu jelas membuat Basti semakin tergila-gila padanya."Kenapa sih, liburan sekolah tahun ini kita cuma ke Jogya? Biasanya juga keluar negeri," gerutu Keyra di jok belakang. Bibir mungilnya terus cemberut di sepanjang perjalanan. Dia memilin kepang kudanya seraya memeluk boneka teddy bear coklat kesayangannya, yang dia beri nama, Devano, sama seperti nama aktor tampan asal malaysia, sahabat Tantenya Anggun, yang sangat dia idolakan."Ke luar negeri kemana lagi sih? Semua penjuru dunia udah kita datenginkan? Sekali-sekali kita liburan di dalam negerikan nggak apa-apa, cantik... Sekalian Papah bisa membantu meringankan pekerjaan Om Bayu,"
Hari berganti. Musim berubah. Waktu berputar pada porosnya. Detik demi detik berlalu. Menyisakan asa pilu yang menggerogoti diri pun mengikis nurani. Penyesalan itu pun datang kian bertubi-tubi.Laki-laki itu tetap diam tanpa kata. Tetap dengan tatapannya yang kosong dan menerawang jauh ke depan.Tubuhnya terlihat lebih kurus, wajahnya tirus dan tidak terawat, hingga di tumbuhi janggut-janggut tebal yang tumbuh tak beraturan di seputaran dagunya. Sinar bola mata coklat maroon itu meredup tak bercahaya bahkan selalu terlapisi oleh cairan bening yang berkaca-kaca. Rambutnya yang awut-awutan dan sudah memutih, terlihat seperti sarang burung yang kotor.Laki-laki itu terdiam dalam duduknya yang tepekur di lantai, di dalam sebuah panti rehabilitasi khusus lansia pengidap gangguan jiwa. Dia terlihat mengukir sebuah nama di lantai itu menggunakan jari telunjuknya.BASTIAN, anakku...Satu titik air matanya jatuh tanpa mampu lagi dia tahan.*
Khalid, Kamal dan Kahfi benar-benar mewujudkan kata-kata mereka.Yaitu, mengurus semua keperluan pernikahan Keanu dan Raline.Hanya dalam waktu satu bulan semuanya rampung secara sempurna.Dan inilah saatnya.Dimana sang adik bungsu mereka mengucap ikrar janji suci di hadapan sang maha pencipta.Acar ijab kabul itu berlangsung sederhana di kediaman Keanu yang dihadiri oleh beberapa kerabat dekat saja. Sebab acara hanya diadakan secara sederhana tanpa ada resepsi apapun.Raline terlihat cantik dalam balutan kebaya putihnya, pun Keanu yang terlihat sangat gagah dalam balutan jas hitamnya serta sebuah peci hitam di kepalanya.Wali hakim di tunjuk sebagai wali pernikahan Raline, sebab Raline tak memiliki sanak saudara laki-laki selain almarhum Ibnu.Acara pagi itu dimulai dengan pembacaan doa oleh penghulu, sebelum acara Ijab dan kabul terlaksana. Setelah lima belas menit pembacaan doa usai, penghulu pun melanjutkan prosesi acara k
Hari ini Raline libur bekerja, begitupun Keanu, yang memang sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya. Jadilah, seharian ini Keanu mengajak Raline berjalan-jalan dengan Vixion merah kesayangannya.Keanu mengajak Raline ke sebuah air terjun di daerah bogor.Curug Putri Kencana namanya.Curug yang berada di Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, ini aksesnya cukup mudah dengan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor.Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 15 ribu, pengunjung bisa seru-seruan menikmati segarnya air terjun hingga melompat dari jembatan bambu setinggi 10 meter. Bisa juga mendirikan tenda dengan membayar biaya tambahan Rp 15 ribu saja. Dan itulah yang Raline dan Keanu rencanakan. Mereka akan menginap satu malam dengan satu tenda yang telah mereka sewa sebelumnya. Tenda yang mereka dirikan tepat menghadap ke arah air terjun."Dingin banget, Mas airnya," seru Raline seraya mencipratkan air ke wajah Keanu. Membuat wajah Keanu menger
Kayla meninggal dunia.Keanu benar-benar terpukul atas kepergian Kayla, setelah perjuangan panjang dan pengorbanannya selama ini, ternyata Tuhan berkehendak lain.Raline terus menemani Keanu sepanjang prosesi pemakaman Kayla. Sampai laki-laki itu kembali ke rumahnya bersama ke tiga Kakak laki-lakinya.Khalid, Kamal dan Kahfi.Mereka terlihat sangat perhatian terhadap Keanu."Ikhlas, Nu. Kayla udah tenang sama Mamah dan Papah di sana. Dia sudah bahagia sekarang. Jangan di tangisi terus," ucap Khalid sang Kakak tertua. Dia duduk di sebelah Keanu seraya mengelus pelan bahu adiknya."Sekarang giliran lo perhatiin diri lo sendiri. Lo udah berjuang keras demi Kayla selama ini sampai-sampai lo nggak mikirin kehidupan lo. Udah waktunya lo berumah tangga, bahagia..." sambung Kahfi menambahi."Kayla juga pasti bakal seneng kalau liat lo bahagia, iyakan Mas?" kali ini suara Kamal yang terdengar, dia melirik Khalid dengan ke dua alisnya yang naik