“Sudah selesai.”Ketika aku tidak dapat menemukan gaun yang cocok untuk acara ini, Gabriel memanggil bantuan. Sebuah tim lengkap tiba sekitar tiga jam yang lalu untuk membantu merias wajah dan menyiapkan gaunku.Riasanku sempurna. Sang penata rias memilih tampilan yang elegan. Mataku dihiasi dengan eyeshadow lembut namun tegas yang memperdalam keindahan alaminya, dikelilingi bulu mata panjang nan lentik yang membuat tatapanku semakin memikat. Sentuhan emas yang berkilauan di sudut dalam mata memberikan kecerahan serta menonjolkan kehangatan tatapanku, sementara rambutku tergerai dalam gelombang natural dan terlihat berkilau seperti sutra di bawah cahaya lembut.Untuk gaunku, kami memilih gaun merah karena merah telah menjadi warna favorit Gabriel saat aku mengenakannya. Gaun itu adalah perpaduan menawan antara seksi dan elegan, dibuat dari satin berwarna merah rubi yang membalut lekuk tubuhku dengan indah. Leher gaunnya menjuntai cukup rendah untuk terlihat menggoda, sementara detail r
“Ayo pergi sebelum kita terlambat,” ujarku setelah kami berdua berhasil mengatur nafas.Dia mengangguk, sementara tangannya meluncur turun dan menggenggam tanganku, lalu menarikku keluar dari kamar kami.“Kamu terlihat menakjubkan, Tante Hana!” seru Shella dengan suaranya yang penuh kegembiraan ketika dia melihatku.“Iya! Kamu cantik sekali, Ibu,” tambah Lilly sambil melompat-lompat penuh semangat.“Terima kasih, sayang,” jawabku. Shella akan pulang nanti malam karena harus sekolah besok. Karena aku dan Gabriel tidak akan ada di rumah saat dia pergi, kami telah mengatur agar sopir kami mengantarnya. Dia akan memastikan Shella pulang dengan selamat.“Sekarang, kalian berdua bersikap baiklah pada Sharon, ya. Jangan bikin masalah, oke?” ujarku dengan nada memperingatkan.“Akan kami lakukan!” jawab mereka serempak.Pandanganku terus tertuju pada Shella sejak aku bertemu dengannya. Seperti yang pernah aku bilang, ada sesuatu tentang dirinya yang menarik perhatianku. Sesuatu yang terasa akr
Sementara kami mengobrol, mata Ava terus kembali ke Rowan. Kalian bisa melihat cinta yang ada di sana. Terlepas dari semua yang telah dia alami, dia masih bisa memberinya kesempatan lagi.Pandangan Rowan, tentu saja juga terus melirik istrinya. Sepertinya dia benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya bahkan tangannya, mengingat dia selalu mencari alasan untuk menyentuhnya.Aku tahu betapa kejamnya Rowan terhadap Ava selama tiga tahun pernikahan mereka dari cerita Gabriel. Dia memperlakukannya seperti dia bukan siapa-siapa. Tapi sekarang, Ava tampaknya menjadi seluruh dunianya. Cintanya kepada Ava bersinar terang, jelas untuk dilihat semua orang. Aku tidak pernah menyangka dia akan berubah terhadap Ava, tapi bukti perubahan dan cintanya terpampang jelas di depan mataku.“Ada sesuatu yang mengganggumu,” bisik Ava yang menarikku dari pikiranku.Aku menoleh ke arahnya, pandanganku mencari sesuatu di wajahnya. “Apa kamu benar-benar sudah memaafkan Rowan? Bagaimana kamu melakuk
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Gabriel sambil menarikku ke arah ballroom, di mana semua orang tengah berdansa. Setelah makan malam, ada beberapa sambutan dan kemudian, seluruh orang diperbolehkan untuk bersantai dan menikmati pesta. Mataku seketika tertuju pada Ava dan Rowan. Mereka terlihat berada di dunia mereka sendiri saat menyeretkan langkah mereka untuk menyeberangi ruangan. Pandangan mereka memancarkan kasih bagi satu sama lain. Aku menginginkannya. Aku menginginkan pria yang melihatku seolah akulah pusat semestanya dan tujuan hidupnya satu-satunya. Aku ingin menjadi wanita yang menggenggam hatinya. Aku sangat ingin dicintai begitu dalam sampai seluruh orang menyadarinya dari aura dirinya.Pandanganku kembali pada Gabriel saat dia menarikku mendekat. Sebenarnya sungguh tidak pantas untuk berdansa sedekat ini di acara seperti ini, tapi sepertinya Gabriel tidak memedulikannya. Aku menatap matanya dan hanya melihat rasa kekaguman di dalamnya. Aku juga melihat sesuatu ya
Ketika aku sudah selesai membaca semuanya dan menaruhnya di atas meja, tanganku gemetaran dan jantungku berdegup kencang. Aku benar-benar kehabisan kata-kata saat aku ganti melirik dari wajah Gabriel ke dokumen di atas meja. “Gabriel,” ujarku sambil menggelengkan kepalaku. “Aku tidak mengerti.”Dia menautkan tanganku ke tangannya yang lebioh besar. Tatapannya hanya menyiratkan kehangatan dan kasih sayang. “Aku sudah memutar otakku untuk mencoba menemukan cara agar aku bisa membuiktikan padamu bahwa aku menginginkan ini. Bahwa aku menginginkan ‘kita’. Ide ini datang saat kita ada di Rafles. Aku sudah meminta pada pengacaraku untuk membuat dua dokumen baru, lalu membuatnya membawanya kemari. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menandatanganinya.”“Tapi, perusahaannya masih milikmu dan kontraknya masih belum usai ...” Aku mengatakan itu dengan tergesa saat otakku menolak untuk bekerja sama. “Aku benar-benar ingin kesempatan kedua bersamamu, Hana. Aku menginginkan pernikahan yang sungguhan
GabrielAku menarik diriku dari Hana dan menatapnya. Hana, wanita yang merebut hatiku hanya dalam beberapa bulan setelah dia kembali ke hidupku.Setelah Kinan, kupikir aku sudah benar-benar mati rasa akan wanita. Kupikir hatiku tidak akan pernah lagi mendambakan wanita lain. Aku sudah sangat yakin bahwa aku hanya akan berhubungan dengan wanita hanya untuk menggunakan tubuhnya, lalu mencampakkannya setelah aku merasa bosan sebelum mencari wanita lain.Aku tidak pernah mengira Hana akan menjadi sebuah anomali bagi perasaanku. Aku belum mempersiapkan diri akan kehadiran dan perubahan yang akan dibawanya ke dalam hidupku. Dia bagaikan badai yang datang diam-diam. Sebuah badai yang menelanku dan kubiarkan saja, sebab entah mengapa ada sesuatu dalam dirinya yang membuat diriku tertarik.Aku menatapnya sekarang dengan penuh rasa bersyukur. Aku bersyukur sebab dia memutuskan untuk memberikanku sebuah kesempatan. Dia mau memberi kesempatan bagi hubungan kami. Dialah yang kuinginkan. Aku tidak m
“Coba saja.”Dia menggigit bibirnya. Untuk membuktikan kesungguhanku, aku menarik kembali jariku. “Kamu,” suaranya terdengar pelan, seakan gugup.Mataku bertemu dengannya, dan aku bisa melihat jelas kegugupannya. Aku kaget, tapi juga bahagia. Aku tidak bisa mengingat malam itu dengan jelas. Saat itu, aku tidak yakin bahwa dia masih perawan di malam pertama kami tidur bersama.“Setelah Eddy, apa ada orang lain?”Hana menggeleng, pipinya merona lagi. Aku tidak peduli mau itu hanya Eddy, atau ada tiga orang lain selain Eddy. Aku merasa dia adalah milikku dan aku ingin menghapus sisa-sisa sentuhannya dari tubuh Hana sepenuhnya. Jariku kembali masuk ke dalam lubangnya yang sempit, kudorong cukup keras sampai dia terkesiap. Pada saat bersamaan, telapak tanganku menggesek klitorisnya, sampai-sampai dia seakan menunggangi tanganku sambil terengah. Kulitnya terlihat merah muda dan agak berkeringat.Pengakuannya itu menghunus hatiku bagaikan peluru, tetapi aku sudah menyangkanya, dan pada akhi
Aku keluar dari mobilku dan berjalan perlahan ke arah mansion dengan kedua tangan yang gemetar dan keringat yang mengalir di sekujur tubuhku.Aku masih tidak percaya bahwa ini semua telah terjadi. Bahwa aku akhirnya bercerai dari lelaki itu. Buktinya ada di dalam tasku. Aku di sini untuk memberikan surat terakhir padanya dan menjemput Noah.Aku mendengar suara yang terdengar samar-samar begitu memasuki rumah, lalu menghentikan langkahku begitu dekat dengan dapur.Sekarang aku dapat mendengar suara itu dengan jelas dan apa yang kudengar membuatku terpaku.Noah bertanya pada ayahnya, “Aku masih tidak mengerti mengapa Ayah tidak bisa tinggal bersamaku dan Ibu?”Aku mengepalkan tanganku yang bergetar ke arah dadaku. Hatiku hancur mendengar kesedihan dalam suaranya. Aku rela melakukan apa pun baginya, tapi perceraian ini harus tetap dilakukan.Pernikahan kami merupakan sebuah kesalahan. Segalanya tentang kami merupakan kesalahan. Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyadarinya.“Kau tahu me
“Coba saja.”Dia menggigit bibirnya. Untuk membuktikan kesungguhanku, aku menarik kembali jariku. “Kamu,” suaranya terdengar pelan, seakan gugup.Mataku bertemu dengannya, dan aku bisa melihat jelas kegugupannya. Aku kaget, tapi juga bahagia. Aku tidak bisa mengingat malam itu dengan jelas. Saat itu, aku tidak yakin bahwa dia masih perawan di malam pertama kami tidur bersama.“Setelah Eddy, apa ada orang lain?”Hana menggeleng, pipinya merona lagi. Aku tidak peduli mau itu hanya Eddy, atau ada tiga orang lain selain Eddy. Aku merasa dia adalah milikku dan aku ingin menghapus sisa-sisa sentuhannya dari tubuh Hana sepenuhnya. Jariku kembali masuk ke dalam lubangnya yang sempit, kudorong cukup keras sampai dia terkesiap. Pada saat bersamaan, telapak tanganku menggesek klitorisnya, sampai-sampai dia seakan menunggangi tanganku sambil terengah. Kulitnya terlihat merah muda dan agak berkeringat.Pengakuannya itu menghunus hatiku bagaikan peluru, tetapi aku sudah menyangkanya, dan pada akhi
GabrielAku menarik diriku dari Hana dan menatapnya. Hana, wanita yang merebut hatiku hanya dalam beberapa bulan setelah dia kembali ke hidupku.Setelah Kinan, kupikir aku sudah benar-benar mati rasa akan wanita. Kupikir hatiku tidak akan pernah lagi mendambakan wanita lain. Aku sudah sangat yakin bahwa aku hanya akan berhubungan dengan wanita hanya untuk menggunakan tubuhnya, lalu mencampakkannya setelah aku merasa bosan sebelum mencari wanita lain.Aku tidak pernah mengira Hana akan menjadi sebuah anomali bagi perasaanku. Aku belum mempersiapkan diri akan kehadiran dan perubahan yang akan dibawanya ke dalam hidupku. Dia bagaikan badai yang datang diam-diam. Sebuah badai yang menelanku dan kubiarkan saja, sebab entah mengapa ada sesuatu dalam dirinya yang membuat diriku tertarik.Aku menatapnya sekarang dengan penuh rasa bersyukur. Aku bersyukur sebab dia memutuskan untuk memberikanku sebuah kesempatan. Dia mau memberi kesempatan bagi hubungan kami. Dialah yang kuinginkan. Aku tidak m
Ketika aku sudah selesai membaca semuanya dan menaruhnya di atas meja, tanganku gemetaran dan jantungku berdegup kencang. Aku benar-benar kehabisan kata-kata saat aku ganti melirik dari wajah Gabriel ke dokumen di atas meja. “Gabriel,” ujarku sambil menggelengkan kepalaku. “Aku tidak mengerti.”Dia menautkan tanganku ke tangannya yang lebioh besar. Tatapannya hanya menyiratkan kehangatan dan kasih sayang. “Aku sudah memutar otakku untuk mencoba menemukan cara agar aku bisa membuiktikan padamu bahwa aku menginginkan ini. Bahwa aku menginginkan ‘kita’. Ide ini datang saat kita ada di Rafles. Aku sudah meminta pada pengacaraku untuk membuat dua dokumen baru, lalu membuatnya membawanya kemari. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menandatanganinya.”“Tapi, perusahaannya masih milikmu dan kontraknya masih belum usai ...” Aku mengatakan itu dengan tergesa saat otakku menolak untuk bekerja sama. “Aku benar-benar ingin kesempatan kedua bersamamu, Hana. Aku menginginkan pernikahan yang sungguhan
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Gabriel sambil menarikku ke arah ballroom, di mana semua orang tengah berdansa. Setelah makan malam, ada beberapa sambutan dan kemudian, seluruh orang diperbolehkan untuk bersantai dan menikmati pesta. Mataku seketika tertuju pada Ava dan Rowan. Mereka terlihat berada di dunia mereka sendiri saat menyeretkan langkah mereka untuk menyeberangi ruangan. Pandangan mereka memancarkan kasih bagi satu sama lain. Aku menginginkannya. Aku menginginkan pria yang melihatku seolah akulah pusat semestanya dan tujuan hidupnya satu-satunya. Aku ingin menjadi wanita yang menggenggam hatinya. Aku sangat ingin dicintai begitu dalam sampai seluruh orang menyadarinya dari aura dirinya.Pandanganku kembali pada Gabriel saat dia menarikku mendekat. Sebenarnya sungguh tidak pantas untuk berdansa sedekat ini di acara seperti ini, tapi sepertinya Gabriel tidak memedulikannya. Aku menatap matanya dan hanya melihat rasa kekaguman di dalamnya. Aku juga melihat sesuatu ya
Sementara kami mengobrol, mata Ava terus kembali ke Rowan. Kalian bisa melihat cinta yang ada di sana. Terlepas dari semua yang telah dia alami, dia masih bisa memberinya kesempatan lagi.Pandangan Rowan, tentu saja juga terus melirik istrinya. Sepertinya dia benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya bahkan tangannya, mengingat dia selalu mencari alasan untuk menyentuhnya.Aku tahu betapa kejamnya Rowan terhadap Ava selama tiga tahun pernikahan mereka dari cerita Gabriel. Dia memperlakukannya seperti dia bukan siapa-siapa. Tapi sekarang, Ava tampaknya menjadi seluruh dunianya. Cintanya kepada Ava bersinar terang, jelas untuk dilihat semua orang. Aku tidak pernah menyangka dia akan berubah terhadap Ava, tapi bukti perubahan dan cintanya terpampang jelas di depan mataku.“Ada sesuatu yang mengganggumu,” bisik Ava yang menarikku dari pikiranku.Aku menoleh ke arahnya, pandanganku mencari sesuatu di wajahnya. “Apa kamu benar-benar sudah memaafkan Rowan? Bagaimana kamu melakuk
“Ayo pergi sebelum kita terlambat,” ujarku setelah kami berdua berhasil mengatur nafas.Dia mengangguk, sementara tangannya meluncur turun dan menggenggam tanganku, lalu menarikku keluar dari kamar kami.“Kamu terlihat menakjubkan, Tante Hana!” seru Shella dengan suaranya yang penuh kegembiraan ketika dia melihatku.“Iya! Kamu cantik sekali, Ibu,” tambah Lilly sambil melompat-lompat penuh semangat.“Terima kasih, sayang,” jawabku. Shella akan pulang nanti malam karena harus sekolah besok. Karena aku dan Gabriel tidak akan ada di rumah saat dia pergi, kami telah mengatur agar sopir kami mengantarnya. Dia akan memastikan Shella pulang dengan selamat.“Sekarang, kalian berdua bersikap baiklah pada Sharon, ya. Jangan bikin masalah, oke?” ujarku dengan nada memperingatkan.“Akan kami lakukan!” jawab mereka serempak.Pandanganku terus tertuju pada Shella sejak aku bertemu dengannya. Seperti yang pernah aku bilang, ada sesuatu tentang dirinya yang menarik perhatianku. Sesuatu yang terasa akr
“Sudah selesai.”Ketika aku tidak dapat menemukan gaun yang cocok untuk acara ini, Gabriel memanggil bantuan. Sebuah tim lengkap tiba sekitar tiga jam yang lalu untuk membantu merias wajah dan menyiapkan gaunku.Riasanku sempurna. Sang penata rias memilih tampilan yang elegan. Mataku dihiasi dengan eyeshadow lembut namun tegas yang memperdalam keindahan alaminya, dikelilingi bulu mata panjang nan lentik yang membuat tatapanku semakin memikat. Sentuhan emas yang berkilauan di sudut dalam mata memberikan kecerahan serta menonjolkan kehangatan tatapanku, sementara rambutku tergerai dalam gelombang natural dan terlihat berkilau seperti sutra di bawah cahaya lembut.Untuk gaunku, kami memilih gaun merah karena merah telah menjadi warna favorit Gabriel saat aku mengenakannya. Gaun itu adalah perpaduan menawan antara seksi dan elegan, dibuat dari satin berwarna merah rubi yang membalut lekuk tubuhku dengan indah. Leher gaunnya menjuntai cukup rendah untuk terlihat menggoda, sementara detail r
“Masuklah.” Akhirnya dia menjawab saat aku hampir menyerah dan berpikir dia masih tidur. Aku membuka pintu dan memasukinya, lalu kulihat dia duduk di kasurnya. Ketika dia melihatku, dia bergeser dan duduk di ujung kasur. Aku menutup pintu dan menyeberangi ruangan untuk mendekatinya. “Bagaimana makan siangmu bersama teman-temanmu?” tanyanya dengan nada mengantuk.“Sungguh mencerahkan.”“Bagaimana?”“Bisakah aku menanyakan sesuatu padamu? Dan janjilah untuk menjawabnya dengan jujur.”Dia lalu menoleh sepenuhnya ke arahku, dia sudah benar-benar sadar dari kantuknya. Pandangannya mengamati wajahku seolah dia tengah menerka apa yang ingin kutanyakan. Setelah lewat semenit, dia menganggukkan kepalanya. “Aku sadar bahwa mungkin Andrew mengancammu untuk menikahiku dulu. Karena kamu saat itu masih patah hati, kamu tidak mungkin langsung setuju untuk menikah, apalagi dengan gadis yang tidak kamu kenal. Bisakah kamu mengatakannya padaku apa yang menjadi ancamannya untukmu?”Aku tahu bahwa dia
Seperti yang sudah kukatakan, aku sudah memaafkan Gabriel, jadi kenapa aku masih saja terjebak di masa lalu? Kenapa aku masih membandingkan dia dengan pria yang dulu? Jelas sekali dia sudah berubah, tapi otakku masih meragukannya.Apakah kalian tahu pepatah ‘kalau dia mau, dia pasti akan lakukan?’ Itulah yang terjadi dengan Gabriel sekarang. Dulu dia ogah-ogahan. Dia tidak mau mencintaiku. Dia tidak mau peduli padaku. Bahkan, dia sama sekali tidak menginginkanku ... Dan karena dia tidak menginginkanku, dia memperlakukanku seperti aku tidak ada artinya.Namun, di dalam lubuk hatiku, aku mengerti dia. Jika perhitunganku benar, dia menikahiku satu setengah tahun setelah gadis itu menghancurkan hatinya. Aku kenal kakakku Andrew, dia pasti memeras atau memaksa Gabriel untuk menikahiku.Aku tidak memikirkannya saat kami menikah. Faktanya, aku tidak ingin memikirkannya karena itu akan menghancurkan ilusiku bahwa dia menikahiku karena dia merasakan sesuatu untukku. Baru bertahun-tahun kemudian