POV DANUFlash Back (Awal mula)Namaku Danu Anjasmara, aku memiliki istri bernama Syifa Putri Anaya. Usia pernikahanku telah akan memasuki jalan enam tahun lamanya. Sehari-hari aku bekerja menjadi seorang PNS yang berpangkat tinggi dan bergaji besar.Memang benar aku sangat mencintai Syifa, dari dahulu sangat menyayanginya. Jujur hatiku sungguh tak kuasa menahan gejolak cinta yang berada di dalam dada.Awal pertemuanku dengan Syifa, terbesit hasrat ingin meminangnya. Akan tetapi sayangnya malah Syifa selalu mengacuhkanku. Apalagi setelah tahu kedua orang tuanya tidak menyukaiku, aku sama sekali tidak berdaya.Aku terus saja mencari cara supaya Syifa bisa jatuh kepelukanku dan aku bertekad dalam hati pasti Syifa kelak akan menjadi istri dan kami akan hidup bahagia selamanya tanpa ga
''Saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya Syifa Putri Anaya binti Bima Setiawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai,'' ucap Papanya Syifa menatap wajahku dengan serius dan langsung dengan cepat aku menjawab ucapannya.''Saya terima nikahnya Syifa Putri Ayana dengan mas kawin tersebut tunai.''Akhirnya ucapan izab qobulku telah terlaksana. Aku begitu sangat senang tatkala sekarang Syifa telah resmi menjadi kekasihku. Jujur saja hati ini begitu tak mampu untuk berucap kata. Satu hal yang tengah aku rasakan, bahwa aku sangat bahagia bisa memiliki Syifa seutuhnya.Lambat laun setelah pernikahan itu terjadi, aku dan Syifa masih menetap di kediaman rumah kedua orang tua Syifa. Ya, kami tinggal seatap di dalam satu rumah yang sama.Setelah pernikahanku berjalan satu
Hari-hari yang aku lalui sangat menyenangkan sekali. Betapa tidak, selain punya istri yang jago mengurus rumah, aku juga mempunyai wanita simpanan dan itu membuat aku sangat bahagia sekali. Hubunganku dengan Laras berjalan dengan mulus, Syifa istriku sama sekali tidak mengetahui tentang hubunganku dengan Laras, padahal mereka sering bertemu dan Syifa mungkin tidak pernah mencurigai bahwa aku telah mempunyai simpanan dan itu sahabatnya sendiri. Laki-laki itu sangat tidak puas dengan satu wanita saja, begitu pula denganku. Di rumah ada Syifa yang senantiasa mengurus kebutuhan rumah tangga, dia sangat pintar memasak dan mengemas rumah sampai bersih. Dia pun sangat pandai merawat anak-anak, setiap kebutuhan apa pun Syifa selalu melayaniku dengan senyuman yang membuat aku tidak ingin melepaskannya.
Kembali ke POV Devan.Hari ini aku sangat bahagia, karena sebentar lagi aku akan segera menikah dengan Laras, uang tabunganku pun sudah mengumpul. Apalagi dengan harta benda yang aku miliki.Untung saja Syifa mempercayakan penuh padaku, jadi aku tidak kepikiran tentang harta yang aku miliki, sebab semuanya atas namaku sendiri. Syifa memang benar-benar sangat bodoh, dia selalu menuruti perkataanku.Laras begitu sangat senang setelah mengetahui bahwa semua aset sertifikat berharga atas namaku, bukan atas nama Syifa. Aku pun berniat ingin mengubah semua sertifikat atas nama Laras, brankas pun aku ubah dengan tanggal lahir kekasihku.Syifa sama sekali tidak mengetahui surat penting itu karena aku menyimpan di suatu tempat yang tidak akan Syifa datangi. Ya di mana lagi kalau bukan di gudang.Hari ini aku berniat hendak membawa Laras untuk tinggal bersamaku di rumah ini. Dia begitu senang
PLAK!Mataku terbuka lebar karena mendapatkan tamparan yang begitu keras di pipi kananku, rupanya Tante Shima menampar dan membuat lebam di pipi ini.''Kenapa Tante menamparku?'' tanyaku padanya dengan memendam amarah. Jika tidak ingat bahwa dia adalah calon mertuaku akan kupastikan dia mendapat balasan tamparan yang lebih sakit dari pada ini.''Kenapa-kenapa, kamu itu bodoh dan be*go sekali. Anak saya terbaring lemah tak berdaya di atas brankar tapi kamu malah enak-enakan duduk manis di sini. Saya sangat menyesal karena telah menerima kamu menjadi kekasih anak saya. Kamu bilang tidak memiliki kekasih, tapi nyatanya omong kosong. semuanya dusta!'' cecar Tante Shima memarahi.''Semua ini bisa dibicarakan dengan jelas Tante, saya mohon maaf jika saya selama ini pernah berbohong. Tapi saya benar-benar tulus ingin men
Aku lantas buru-buru pergi sebelum wanita itu menceritakan pada polisi bahwa aku sedang berada di sini.Aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu. Dia adalah Dina.Hatiku begitu resah karena ternyata Dina malah terus-terusan mengikutiku. Aku benar-benar tidak habis fikir padanya, untuk apa dia mengikutiku terus menerus.''Tunggu Danu!'' Dina berteriak memanggil namaku.Aku lantas bersembunyi dibalik semak-semak belukar, supaya wanita itu tidak bisa menemukanku.''Danu ... Aku tahu kamu pasti masih berada di sini. Aku hanya ingin berbicara saja sama kamu. Keluar sekarang! Kita kerja sama untuk membalaskan dendam pada Syifa. Asalkan kamu tahu Danu, mantan istrimu yang sudah membuat kek
Hari ini kami tengah merayakan kebahagiaan atas kemenangan bersama keluargaku. Tidak lupa Pak Dody ikut serta sambil merayakan hari yang penuh gembira itu.Betapa tidak, Mas Danu dan Laras sekarang sudah hancur. Kami begitu sangat senang dan merayakan hari yang penuh kebahagiaan ini.Aku sekarang sudah tidak butuh Mas Danu, karena kami telah resmi bercerai. Jujur saja, hati ini begitu sangat senang bisa terlepas darinya. Setelah lama aku berusaha untuk kabur dari kehidupan Mas Danu, sekarang aku sudah bebas.''Akhirnya sekarang kita sudah puas bisa membalas perbuatan si Danu sialan itu. Jujur Papa sangat bahagia kamu bisa terlepas darinya dan sekarang mungkin dia sudah ditahan kembali karena sebelumnya pernah mencoba kabur dari penjara,'' ujar Papa tertawa terbahak-bahak.''Betul Pah, aku pun begitu sangat senang sekali. Akhirnya aku sudah terlepas dari lelaki buaya
''Risna ... Raffa! Kalian di mana?'' aku berteriak memanggil kedua anakku yang keberadaannya entah di mana. Padahal baru saja mereka berteriak memanggil namaku, tapi sekarang aku tidak menemukan mereka.''Ada apa?'' tanya Kak Rudi datang menghampiriku.''Raffa dan Risna tidak ada, Kak!'' ucapku menangis histeris.''Lho, kok bisa?'' Kak Rudi heran.''Apa mungkin di rumah ini ada penyusup yang datang untuk menculik Raffa dan juga Risna? Mengingat yang padam listri hanya rumah ini saja.'' cecar Pak RT''Jika benar ada seseorang yang menculik kedua anak-anakku, lebih baik kita cari sekarang. Pasti mereka tengah bersembunyi di rumah ini,'' cecarku menyuruh semua orang untuk mencari Raffa dan Risna.''Ya sudah, kita cari sekarang!'' timpal Kak Rudi menyetujui.Kami pun lantas mencari kebeberapa sudut ruangan, sementara Papa yang pingsan sudah dibaringkan di sofa ruang keluarga dengan bantuan para warg