Share

Bab 48

Penulis: Pena_Kinan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-23 19:10:49

Pembalasan istri pelit yang sesungguhnya

Bab 48

"Nggak papa, saya DP dulu. Meskipun sedikit," pintaku dengan terkekeh.

Ah, aku sudah tidak sabar lagi. Bawa pulang ini mobil. Entah apa yang akan terjadi nantinya jika Ibu dan juga Rani melihat aku membeli mobil. Meskipun tidak baru, yang namanya mobil juga mahal bukan?

Aku tidak akan bisa membayangkan bagaimana reaksi Rani. Kemarin saja mereka tengah huru hara perkara uang. Dan sekarang aku malah membeli mobil.

Haha, bisa-bisa jantung Ibu langsung copot.

"Kamu suruh pegawai mu saja ya. Aku masih ada urusan."

"Baiklah."

"Kita pergi yu, Rum!" ajak Mas Bayu membuatku bertanya-tanya.

"Kemana?"

"Kita ke …."

****

"Kemana?" Aku kembali bertanya. Mas Bayu seakan ingin memberiku kejutan. Ah, kira-kira apa ya? Aku kok gugup begini.

"Nanti kamu juga tahu."

Mas Bayu menstater motor maticnya lalu melajukan kendaraan. Aku yang membonceng di jok bagian belakang merangkul pinggang Mas Bayu dari belakang.

Ah, kalau begini rasanya seperti saat pacara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ada jg lu yg kudu diajarin jd mertua dan ibu yg bener. Bsnya nyalah2in org yg bener aj. Babi lu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 49

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 49"Daripada buat beli mobil, seharusnya uang itu bisa buat nolong Agus dan juga Rani untuk membayar sebagian hutangnya. Kamu mau dicap sebagai saudara yang tidak bisa mengayomi adik sendiri. Apa kata orang? Kalian bahagia diatas penderitaan Agus dan juga Rani.""Lha, kenapa Arum yang mengurus hutang hutang mereka? Itu mah kesalahan pada mereka sendiri. Mereka harus bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri."Setelah Ibu mendengar ucapanku baru saja, dia segera masuk kedalam rumah. Sembari berucap pelan ketika melewati ku dan juga Mas Bayu."Ajari istrimu sopan santun, Yu!" titah wanita tua itu sembari mata melirik ke arahku.****Aku tengah duduk di kursi kasir. Menghitung pengeluaran hari ini yang lumayan besar. Hari ini memang banyak pengeluaran. Selain berbelanja untuk esok hari, ada juga pengeluaran untuk lima buah galon. Ditambah gas elpiji yang sekarang aku minta langsung pada agen yang mangantar.Dan juga beberapa kebutuhan dap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 50

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 50"Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab lelaki yang bergelar suami itu."Ada apa, Mas?" Aku langsung bertanya pada intinya."Kamu cepet pulang ya, sekarang!""Lha kenapa?"" …."****Entah mengapa suara Mas Bayu yang ada di seberang telepon begitu khawatir. Apa yang sudah terjadi di rumah? Aku segera mematikan sambungan telepon. Berpikir sejenak, aku akan kembali pulang jika sudah menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu."Sit, kamu kumpulkan semua karyawan ke sini ya?" pintaku pada Siti. Dia terlihat mengangguk lantas meninggalkanku.Tidak butuh waktu lama, semua orang sudah berkumpul. Hanya kurang satu karyawan yang belum datang, Agus. Dia berjalan santai, padahal semua orang tengah menunggu ya. Astaga, laki-laki itu memang sengaja membuatku semakin tidak menyukainya."Ada apa sih, Mbak. Mesti kumpul segala. Kek nggak ada kerjaan aja?!" cicit Agus sembari menjatuhkan bokongnya di kursi."Uang yang yang di meja kasir hilang empat j

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 51

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 51Aku menghela nafas panjang. Setelah itu aku mengarahkan pandanganku ke arah Mas Bayu."Nggak perlu jadi seperti ini, kasihan Ibu. Beliau lagi sakit."Bibir Rani mencebik entah apa yang ada dipikiran mereka. Sebentar-sebentar mereka saling bertengkar. Dan sekarang mereka sudah kembali akur. "Kalian ini apa-apaan sih? Kerjaannya bertengkar terus. Ibu capek tahu, ibu pusing. Ibu sudah tidak bisa lagi menahan semuanya. Kamu … ya kalian. Kalian harus pergi dari rumah ini.Duar Ibu menunjuk diantara kami, semua orang pun terkejut. Tidak terkecuali aku. *****"Ibu …." Mas Bayu nampak tidak percaya, Ibu mengusir kami. Ya, kami. Aku dan juga Mas Bayu. Padahal jika menelisik jauh ke belakang. Kami lah yang selalu merawat Ibu. Selalu ada di saat Ibu membutuhkan. Dan kemana Rani dan Agus saat beliau tengah dirawat di rumah sakit.Bukan karena tidak ikhlas melakukan semuanya. Namun, sudahlah. Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kami."Bu, kami

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 52

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 52Tidak ada yang menanggapi. Aku dan juga Mas Bayu berlalu. Langkah kaki kita berhenti tepat di depan kamar Ibu. MAs Bayu mengetuk beberapa kali. Tidak ada sahutan dari dalam."Bu, kami pergi. Jaga diri ibu baik-baik." Mas Bayu berpamitan. Setelah cukup dirasa kaki kami pun kembali melangkah.Mas Bayu mengeluarkan motor matic miliknya. Lalu menaikan tas didepan lalu dia duduk sembari tangan memegang stang.Diikuti aku duduk di jok belakang. Membenarkan gamis panjang yang aku kenakan. Jangan sampai gamis ini mencelakai kami berdua di tengah jalan. Motor matic berwarna hitam itu melaju perlahan meninggalkan pekarangan. Terlihat Mas Bayu melirik ke arah sepion."Bagus deh, kalau ibumu sudah mengambil keputusan." Senyuman Rani terukir jelas di sana.****KrieetSuara pintu koridor warung di buka."Maaf, ya Sit. Kamu harus datang ke warung malam-malam begini." Siti terlihat mengangguk lalu mengulum senyum. Wanita itu mengusap lenganku lembut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 53

    Pembalasan istri pelit uang sesungguhnyaBab 53"Syukur deh kalau begitu. Nanti Siti ke sini. Dia akan menemani kamu. Aku yang akan pergi ke rumah Ibu sendiri?""Kamu nggak papa, Mas mau kerumah ibu sendiri?" "Iya Nggak papa, tenang aja. Sudah siap sarapannya. Aku ambilkan ya?" Terlihat Mas Bayu masak nasi goreng ala kadarnya. Entah bagaimana rasanya melihat rupanya saja sepertinya tidak jauh lebih baik dari nasi putih biasanya.Kring … kringPonsel Mas Bayu terdengar berdering. Lantas dia mengusap layarnya. Ada nama Agus tertera di sana."Ngapain Agus telepon, Mas?" Mas Bayu hanya bisa menggeleng.****POV authorBayu segera mengangkat telepon dari Agus. Lelaki yang ada di seberang sana terdengar berbicara sesuatu."Mas, motor kamu aku pakai dulu ya?" Agus berbicara langsung pada intinya. Tidak ada belas kasihan tidak ada rasa sungkan. Tidak juga menanyakan apakah Kakaknya semalam bisa tidur nyenyak atau tidak. Agus justru menanyakan perihal motor."Tidak bisa, Gus. Motor itu mau Ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 54

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 54"Eh, ada Ibu. Kebetulan banget Bu." Agus tersenyum. Wanita tua itu lantas ikut duduk diantara mereka. "Ada yang pengen Agus bicarakan.""Bicara apa?" tanya Wati, jelas terlihat raut wajah wanita tua itu penasaran." ….""Kenapa harus begitu? Kenapa kamu tidak usaha sendiri Agus?!" Wajah Wati mendadak berubah seketika menjadi merah padam. Kepalanya berdenyut tak karuan. Mendengar permintaan anak sulungnya itu yang dirasa kelewat keterlaluan.*****"Ayolah, Bu. Lagian rumah ini juga nantinya jatuh ke tangan Agus kan?" Dengan penuh percaya diri Agus mengatakan itu."Iya, Bu. Nanti kalau usaha kami lancar, ibu juga ikut menikmatinya juga," sahut Rani. Membuat Wati menautkan kedua alisnya. Entah mengapa anak dan juga menantunya menginginkan rumah ini. Padahal Bayu sebagai anak tertua tidak pernah menyinggung soal rumah. Apalagi meminjam untuk digadai sebagai modal usaha. Tentu tidak ferguso.Bayu dan juga Arum menggunakan uang modal yang d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 55

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 55Bagus itu, nggak papa. Yang penting mereka setuju.""Diminum dulu, Mak, Mbak," pinta Arum ketika minuman sudah ada di meja. "Mbak, kalau kita kelamaan libur nanti mempengaruhi nggak sama kerja sama kita? Tini takut jika mereka nggak mau lagi minta nasi bok sama kita." Benar apa yang dikatakan Tini, seharusnya Arum juga harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Bukan hanya mementingkan diri sendiri."Bener apa kata karyawan mu, ini kalau memang belum ada uang. Kalian bisa ngontrak dulu.""Bener juga sih, Mak. Nanti aku bicarakan sama Mas Bayu.Tidak berapa lama Marni dan juga Ratih pulang ke rumah. Jam berdetak lebih cepat. Hingga tidak terasa sudah hampir magrib. Bayu baru saja tiba dia Warung. Namun, laki-laki itu masih membawa motornya. Apakah Bayu tidak berhasil menjual motornya? Atau justru dia malah membatalkan niatnya. Jika itu benar adanya. Kemana selama ini dia berada luar***Hari ini Arum memutuskan membuka warung. Meskipun d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 56

    Pembalasan istri pelit yang sesungguhnya Bab 56Pikiran Arum menerawang jauh. Mengingat-ingat siapa lelaki itu. "Astagfirullahaladzim," gumam Arum. Dengan cepat ia langsung menghubungi Tini."Halo, Mbak. Kenapa? Mbak nggak inget lelaki itu yang sudah menaruh kecoa kedalam piringnya?""Iya, Tin. Mbak baru aja inget. Kamu awasi dia. Jangan sampai lengah. Jangan kamu biarkan dia bertindak mengacau lagi seperti tempo hari.""Baik Mbak." Arum segera memutus percakapan via telepon itu. Menghela napas perlahan lalu membuangnya. Ada perasaan lega dan juga was-was tentunya. Lega, karena Tini mengawasi. Was-was, jika pria itu akan kembali berulah. Cukup sudah kekacauan yang dilakukan pria aneh itu membuat warung milik Arum lumayan sepi. Jangan sampai warung menjadi bertambah sepi jika lengah mengawasi pria itu. KringTidak berapa lama ponsel milik Arum kembali berdering. Namun kali ini bukan dari Tini. Melainkan dari Bayu, suaminya."Halo, Assalamualaikum. Mas, ada apa?""Waalaikumsalam, ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28

Bab terbaru

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 138

    Bayu bergegas pergi meninggalkan penjual Bakso. Mengambil tas dan juga perlengkapan lainnya. Tidak lupa Bayu menyerahkan uang untuk membayar Bakso. Setelah selesai. Bayu kembali menghampiri Arum."Tenang, Nak. Nanti Emak ke situ sama Bude Nanik. Kamu yang tenang ya. Dimana Bayu?""Ini, Mak. Dia sudah selesai memasukan perlengkapan aku di mobil.""Ya sudah bilang sama dia nggak usah khawatir. Kamu buat jalan santai saja. Jangan melakukan pekerjaan berat ya. Apalagi naik tangga, berbahaya. Jalan santai aja di lantai bawah. Keramik di tempatmu kan licin.""Iya, Mak." Setalah mengucapkan salam Arum menutup teleponnya. "Aku sudah bilang sama Emak. Dia mau ke sini sama Bude. Kebetulan Bude lagi di rumah.""Ya sudah kalau begitu. Gimana perut kamu masih sakit?""Udah nggak kok, Mas. Nanti teras mules hilang lagi mules lagi hilang lagi. Begitu saja terus.""Alhamdulilah, kalau begitu. Semoga nanti kamu dilancarkan ya sayang.""Permisi, baksonya Mas.""Oh, ya. Terima kasih banyak, Pak." Dua m

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 137

    Kesempatan kedua dan akhir dari perjuangan"Sesuatu? Apa?"Sebuah kertas berwarna putih disodorkan Arum. "Apa ini?" "Buka aja, Mas," pinta Arum membuat Bayu tersenyum bersamaan dengan rasa penasaran.Perlahan tapi pasti lelaki itu membuka kertas itu. Dibacanya dengan seksama. Bayu tersenyum, lalu pandangannya tertuju pada Arum. ****"Ini beneran?" tanya Bayu. Hanya dijawab dengan anggukan kepala sang istri. Bayu memeluk erat tubuh Arum. Tatapannya tidak lepas pada sebuah surat. Surat yang menyatakan bahwa Arum bisa kembali hamil tentunya dengan pengawasan dokter kandungan. "Alhamdulilah, semoga nanti kedepannya kamu bisa secepatnya hamil lagi.""Amin, Mas." ****Satu tahun kemudian.Arum berjalan bergandengan dengan Khaila. Melewati orang-orang yang tengah berjalan menikmati indahnya sore hari. Bayu menatap wanita itu dari kejauhan. Menyungging senyum penuh kebahagiaan. Akhirnya apa yang ia tunggu selama ini tercapai juga. Arum terlihat begitu kesusahan berjalan. Kehamilan yang m

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 136

    "Kamu tega, Mas," ucap Rani di sela-sela tangisnya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Membenarkan posisi duduk menjadi memeluk lutut menangis dalam dekapan sendiri. Tidak ada orang tua, anak maupun siapapun yang melapangkan hati Rani.Rani berada di titik terendah. Dimana hati, jiwa dan raganya terluka. Sebuah pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan. Penyesalan teramat dalam selama hidupnya. ******"Kamu udah putusan, Gus?" tanya Bayu di sela-sela makan malam. Ya, hari ini Bayu bersama Khaila dan juga Arum makan malam bersama di rumah Bayu. Agus berubah. Satu persatu hutang-hutang yang pernah melilitnya ia bayar. Memberikan kehidupan yang layak sebagai seorang anak pada Khaila. Mencurahkan waktu dan juga kasih sayang. "Alhamdulilah sudah, Mas. Keputusan langsung dikirim ke lapas.""Rani gimana? Kamu nggak pernah jenguk dia? Sudah sebulan ini dia disana!" tanya Arum. Bagaimanapun Rani pernah menjadi bagian hidup Agus. Pernah memberi Khaila untuknya."Nggak lah, Mbak. Aku

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 135

    KARMARani menikmati dinginnya lantai di dalam penjara. Sepi, sedih dan juga terkekang. Di tempat riuhnya banyak orang yang tengah berbincang, Rani menunduk, dia tidak berani menatap orang-orang yang ada di sekelilingnya. Rani berharap mukjizat akan datang. Dia percaya Arum akan datang dan memintanya pulang. Namun, satu hari dua hari hingga satu bulan lamanya tidak jua ia dapati sosok yang dinanti. "Mbak, Rani minta maaf, Mbak. Rani khilaf. Rani tidak bermaksud mencelakai Mbak dan juga janin yang ada di kandungan Mbak. Aku harap Mbak Arum mau memaafkan aku. Aku harap Mbak Arum mau memberiku kesempatan. Huhuhu …." "Kesempatan kamu bilang? Terlambat! Kamu pantas di penjara, Rani!" ucap Arum tidak peduli. Sorot matanya tajam penuh kebencian. "Tapi Mbak. Khaila bagaimana? Bagaimana dengan anakku, Mbak? Dia masih butuh aku, masih butuh kasih sayang seorang Ibu!""Aku akan menjaga Khaila. Jauh lebih baik daripada kamu. Sebelum kamu bertindak seharusnya kamu lebih dulu berpikir. Hidup

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 134

    Ternyata Ratih tengah diuji. Dia kehilangan banyak uang karena suaminya tertipu investasi bodong. Terjawab sudah kenapa beberapa waktu lalu dia meng gadai rumah pada Hendra, suami Nanik.Kini Ratih juga bekerja di warung Arum. Namun hari ini dia tidak bisa datang ke rumah Arum dikarenakan ada kepentingan di sekolah putranya. Khaila terlihat duduk dipangkuan Agus, lelaki itu tengah mengajukan perceraian kepada pengadilan agama. Dia memutuskan berpisah dengan Rani. Agus kini memulai hidup baru. Bekerja menjadi salah satu karyawan Arum tentunya. Berjalan dari bawah bersama sang putri. Dimana saat ini di jaga oleh Arum. Khaila kini sudah bersekolah. Meskipun masih taman kanak-kanak."Bagaimana, Yu. Kamu di sana sehat-sehat kan?" tanya Marni pandangannya tidak lepas pada Bayu. Arum yang tengah menuangkan minuman hangat lantas melirik sekilas kearah ibunya. "Alhamdulilah, Mak. Sehat, banyak doa yang Bayu panjatkan di sana. Untuk almarhum Ibu dan juga untuk Arum." Bayu menatap Marni namun

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 133

    "Jawab, Agus. Apakah surat itu ada ditanganmu!" Bowo kembali bertanya.Agus diam. Dia menatap Khaila kemudian pandangannya beralih kepada Bowo lalu Ranti.****"Ada pada saya, Pak!""Ada pada kamu?! Lantas kenapa kamu tidak memberikan kepada Rani? Kamu tahu kan dia di tempat kedua orang tuanya.""Saya-""Bapak kecewa sama kamu!""Hu … hu … papa!" Teriak Khaila membuyarkan pandangan Agus yang mulai mengabur karena airmatanya yang hampir jatuh."Kamu anggap apa anakku Rani? Dia sudah menemani kamu dari nol. Dan sekarang kau campakkan dia! Membiarkan dia dibawa polisi dengan paksa?""Rani kelewatan, Pak. Saya sudah bicara kepada Mas Bayu dan juga Mbak Arum. Kata mereka Rani mendorong Mbak Arum hingga terjatuh!""Lantas kamu diam saja!""Ini menyangkut nyawa, Pak. Saya juga sedih tapi Rani harus mempertanggung jawabkan perbuatannya!"Plak"Pergi dari rumah ini! Bawa Khaila bersamamu!" Tamparan itu mendarat di pipi Agus. Khaila berteriak histeris. Lelaki paruh Baya itu mengepalkan tangan.

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 132

    Kedua orang itu masuk kedalam rumah. Bowo memberi jalan. Sedangkan Ranti yang berhasil sampai di dekat Bowo. Menatap nanar ke arah suaminya. Bowo mengangguk. Membiarkan kedua orang itu bekerja sesuai tugasnya."Pak, tapi saya hanya mendorong pelan kok. Mana mungkin anaknya Mbak Arum meninggal. Nggak usah lebay deh!" Rani berteriak. Ia mengusap kasar jejak air matanya. Yang tidak dipungkiri begitu takut jika itu terjadi."Silahkan Anda jelaskan dikantor. Silahkan ikut kami."Semula kedua polisi itu bersikap sopan. Berharap Rani tidak memberontak lantas dengan kesadaran berjalan beriringan namun sayang, Rani membelot. Seolah dia ingin lari dari kedua orang itu. Terpaksa Rani harus ditarik dengan paksa menuju mobil polisi. Sebenarnya beberapa waktu lalu pihak polisi sudah mengirim surat panggilan kepada Rani untuk datang ke kantor polisi namun sayang surat itu tidak pernah ia terima. Karena alamat yang dituju adalah alamat dimana rumah Rani tinggal bersama Agus. Entah mengapa Agus tidak

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 131

    Arum memandikan anak itu lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian Khaila yang dulu tertinggal. Lalu dia mengajak anak itu untuk makan. Dan terakhir Khaila tidur siang dikamar. Bayu tengah umroh bersama teman-temanya. Sudah tujuh hari lamanya, sebentar lagi dia akan pulang. Selama Bayu tidak ada di rumah Khaila akan menjadi teman tidurnya.*****"Khaila, beresin mainan kamu! Berantakan tau!" teriak Rani. Wanita itu berkacak pinggang di hadapan Khaila. Khaila yang semula anteng bermain boneka seketika menunduk. Dia takut melihat sang Ibu yang tengah melotot ke arahnya.Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk bekerja. Entah bagaimana nasibnya. Mungkin akan mendapat surat pemecatan karena dia sering absen datang ke tempat kerja. Padahal dia harus mencukupi kebutuhan Khaila, dimana saat ini Agus tidak cukup bisa diandalkan."Apa-apaan sih kamu?! Anak itu diajari bukan dimarahi!" sahut Bowo, ayah Rani. Dia terlihat meraih tangan cucunya lalu membantu memunguti mainan."Kita beresin sama-

  • PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA   Bab 130

    "Nggak usah repot-repot, Mbak.""Nggak papa." Arum berjalan ke dapur. Menyiapkan pisang goreng dalam piring. Tidak lupa membuatkan kedua ayah dan anak itu minuman. Arum kembali ke ruang tamu tentunya dengan nampan yang ada di tangan."Silahkan diminum cantik, pisangnya dimakan ya!" pinta Arum membuat Khaila tersenyum."Kamu belum daftarkan dia ke sekolah?" tanya Arum pandangannya kini tertuju pada Agus yang tengah menyesap teh."Belum, Mbak. Belum ada uang!""Terus selama ini kamu ngapain saja di rumah?""Khaila nggak ada yang jaga, Mbak. Aku nggak enak jika harus menitipkan dia sama Mbak terus.""Kalau kamu nggak kerja. Gimana sekolah Khaila? Gimana makan dia?"Agus hanya diam. Bagaimanapun dia tetap saudara kandung Bayu. Bagaimanapun juga dia tetap memikirkan Khaila. Khaila anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dan lihat, dia tidak mau minum teh itu maupun mengambil makannya. Padahal dulu, dia sangat cerewet dan juga manja jika dengan Arum."Sayang, kok nggak makan?" tanya Arum. Dia

DMCA.com Protection Status