Share

Chapter. 3

Penulis: Paradista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-03 11:39:42

Aditya tertegun, untuk sesaat dia merasa begitu marah dan terharu dengan kata-kata Sandra, perempuan ini meskipun membencinya tetapi tetap memikirkan dan mengutamakannya jika menyangkut masalah harta waris, Aditya Begitu kagum dengan ketulusan Sandra, dia perempuan yang tidak gila harta, untuk itulah pantas saja ayahnya lebih memilih hidup terus bersama Sandra, meskipun tanpa anak, karena Sandra adalah perempuan yang patut dipertahankan.

Tetapi Aditya tidak mau sedikitpun mewarisi harta mereka, dia sadar diri dia siapa, alangkah baiknya jika Sandralah yang pantas menerima semua harta dari suaminya itu.

"Tidak nyonya besar, saya tidak bisa menerima posisi ini, saya tidak bisa menjadi pewaris perusahaan kalian, anda lebih pantas menerimanya" tolak Aditya terdengar begitu tulus.

"Tidak Aditya, saya tidak menginginkan harta itu, jabatan itu, perusahaan itu semua milikmu, saya hanya ingin berada di samping suami saya hingga nafasnya berhenti, saya takut Adit, saya takut jika suami saya pergi, saya hidup sendirian, apa gunanya harta itu, apa gunanya jabatan itu" ucap nyonya Sandra dan terus memelas pada Aditya agar mau menolongnya.

"Tolonglah ayahmu dan nyonya sandra tuan muda, perusahaan akan hancur jika jatuh ke tangan orang yang salah" terdengar Yosef pun menimpali.

"Tidak akan lama Adit dan saya akan selalu mendampingimu, mengajarimu bagaimana cara memimpin perusahaan seperti ayahmu, dengan begitu saya akan tenang saat menemani ayahmu yang koma ini karena ada kamu yang melindungi perusahaan kami" ucap nyonya Sandra.

Desakan demi desakan yang dilontarkan oleh nyonya Sandra dan paman Yosef, membuat Aditya pada akhirnya menerima permintaan tolong mereka dengan satu syarat, ibunya harus selalu tinggal dengan nya dan dengan terpaksa nyonya Sandra pun menerima persyaratan yang berat itu.

"Tetapi tuan muda, kehadiran nyonya Aletta sangat membahayakan pengakuan anda sebagai seorang pewaris, sebenarnya syarat tinggal bersama itu adalah suatu keharusan agar nyonya Aletta aman jika tinggal bersama anda dan nyonya Sandra, tetapi tetap saja nyonya Sandralah yang harus menjadi wali sah anda tuan" ucap Yosef.

"Maksudnya apa paman? Aku masih belum mengerti" tanya Aditya.

"Anda tidak bisa mengakui nyonya Aletta sebagai ibu kandung anda, karena jika mereka mengetahuinya mereka akan mempermasalahkan status anda dan ibu kandung anda" jawab Yosef.

"Untuk masalah ini ….Sepertinya nyonya besar dan paman harus berunding dengan ibuku dulu" ucap Aditya, dia masih tak percaya statusnya yang anak haram ini begitu membuat rumit segala hal.

"Ibu mendukungmu nak" tiba-tiba kata-kata tersebut terucap dari seorang perempuan yang berada di balik tirai.

"I-ibu!" Seru Aditya saat melihat ibunya keluar dari balik tirai itu. "Kenapa ibu bisa ada di sini, apa mereka menculikmu juga?" Tanyanya.

Aletta ibunya berjalan mendekati Aditya dengan mata yang terlihat sangat sembab, sepertinya dia menangis dari tadi atau semenjak datang ke tempat itu, Aditya memeluk ibu terkasihnya itu lalu mencium keningnya.

"Tidak putraku, ibu dengan suka rela datang saat mereka menjemput ibu di rumah" jawab Aletta sambil memegang tangan putranya itu.

Sandra merasa begitu iri melihat pemandangan romantis ibu dan anak tersebut, karena dia tidak memiliki anak hingga dia tidak pernah merasakan pelukan dan ciuman kasih sayang yang hangat dari seseorang yang bernama anak.

Aletta menuntun putra kesayangan nya itu mendekati Sandra dan Fajar.

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ucing Ucay
semangat thor ceritamu bagus ^^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 4

    "Nyonya besar, saya titipkan putra saya pada anda, anda tidak perlu khawatir, saya juga akan membantu mengurus tuan besar, jika anda berkenan dan memperbolehkannya" ucap Aletta pada Sandra.Sandra hanya mengangguk dan tak berbicara sepatah katapun."Ibu ….Tidak bu, bagaimana nanti, pikirkan baik-baik, anda tidak bisa memanggilku dengan sebutan putra" ucap Aditya terlihat tak rela."Tidak apa-apa putraku, nyonya besar akan menyayangimu lebih dari apapun, ibu tetaplah ibu kandungmu nak, kelak kita masih tetap akan bersama, yang penting ibu bisa melihatmu setiap hari" ucap Aletta."Apakah ibu didesak mereka, agar mau diperalat begini bu? Masih ingatkah dulu mereka begitu menghinakanmu, mengusir kita dari rumah besar itu dan mencampakan kita berdua untuk hidup di komp

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 5

    Keesokan harinya di sebuah ruangan meeting bertempat di perusahaan Rashaad Group yang dimana perusahaan tersebut adalah perusahaan besar dengan banyak pengusaha yang bekerja sama dan menyimpan saham di dalamnya.Pendiri dan pemimpin sebenarnya adalah kakek dari Aditya yang bernama Ali Rashaad yang hanya memiliki putra tunggal yaitu Fajar Rashaad, untuk itulah setelah istrinya meninggal yaitu nenek Aditya, Ali Rashaad pun mewariskan semua harta dan perusahaanya pada Fajar Rashaad putra tunggalnya serta menjodohkan Fajar pada Sandra yang merupakan putri dari sahabatnya, meskipun tanpa cinta Fajar Rashaad pun akhirnya menikah dengan Sandra, mereka sudah menikah beberapa tahun tetapi Sandra belum juga dikarunia seorang anak pun, hingga Ali Rashaad akhirnya meninggal menyusul istrinya tanpa sempat melihat cucunya yaitu Aditya, saat itulah Aletta muncul di perusahaan dan menjadi sekretaris Fajar, karena sering b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 6

    "Sudahlah Billy jangan kamu ladeni dia, tuan Calvin tolong anda juga jangan menghina keluargaku lagi" ucap Benny pada adiknya yang bernama Billy, serta memperingatkan pada Calvin, agar dia jangan berkata keterlaluan.Calvin ingin melawan tetapi Tuan Indra segera menepuk pundak Tuan Calvin, "sudahlah tuan muda Calvin, jangan dibahas lagi" ucap Tuan Indra.Tiba-tiba pintu masuk ruang meeting terbuka, terlihat perempuan paruh baya yang begitu cantik jelita dan anggun memasuki ruangan meeting yang isinya pria semua, terlihat ada 10 orang pria yang sudah hadir di rapat pribadi pemilik saham perusahaan tersebut."Selamat siang, mohon maaf karena saya terlambat" ucap perempuan tersebut."Nyonya Sandra? Dimana Tuan pemimpin?" Tanya salah seorang pria yang ikut meeting di ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 7

    "Oh, untuk masalah itu, kalian tidak usah khawatir, meskipun Suami Saya tidak diketahui keberadaanya sekarang, tetapi Dia memiliki Pewaris yang sah untuk memimpin dan menggantikan posisinya" jawab Nyonya Sandra begitu percaya diri."Wow, benarkah? Maksud Anda Anak? Saya baru mengetahuinya jika Nyonya memiliki Anak, kapan Anda mengandung? Haha" tanya Tuan Calvin yang kemudian tertawa mengejek.Sedangkan Tuan Billy dan Tuan Benny saling memandang lalu mengerutkan kening bersamaan, karena yang mereka tahu, Sandra tidak pernah memiliki anak meskipun anak adopsi. Indra juga terlihat sedikit gusar, dia sama sekali tidak mengetahui hal ini."Tentu saja Mr. Calvin, oh iya Billy apakah kamu ingat? 20 tahun yang lalu Aku pernah beristirahat selama 2 tahun ke new zealand? Mungkin Benny juga masih ingat, Mr. Weber, Mr. Andi, Mr

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 8

    Calvin mendadak gemetar, sikap arogannya yang dari tadi, seketika hilang begitu saja, wajahnya terlihat memerah karena merasa dipermalukan, Dia memandang ke arah Tuan Indra dan anggota lain yang tadi mendukungnya, tetapi mereka sedikitpun tak mau memandang ke arahnya, seolah acuh dan tak peduli padanya."Sial! Gue dimanfaatin para pria tua bangka ini" gerutu Calvin dalam hati."Kenapa Anda diam saja Tuan, or Mr. Calvin?" Tanya Nyonya Sandra lagi dan sedikit mengolok."Maaf Nyonya, atas kelancangan sikap dan kata-kata Saya, silahkan Anda teruskan dan Saya akan menyimak setiap penjelasan Anda" jawab Calvin begitu terdesak, mau tidak mau Dia harus meminta maaf, jika tidak, bisa saja Nyonya Sandra menendangnya, orang seperti Nyonya Sandra tidak akan merasa takut kehilangan sahamnya yang hanya beberapa persen itu, belum

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 9

    "Bagaimana keadaan Pemimpin saat ini Nyonya?" Tanya Tuan Andi begitu cemas."Apa yang terjadi sebenarnya Kak?" Tanya Benny."Maafkan kelancanganku tadi Kak, tapi sungguh Aku tidak pernah bermaksud menggantikan pemimpin apalagi berkhianat padanya Kak, bagaimana keadaan Kakak Ipar saat ini?" Tanya Billy.Sedangkan yang lainya hanya tertegun menunduk, mereka tidak percaya jika ada orang sekeji itu, Nyonya Sandra tak memperdulikan rentetan pertanyaan terhadapnya yang dimana mereka begitu mencemaskan keadaan suaminya, Dia terlihat memperhatikan wajah mereka satu persatu, tak ada yang terlihat aneh, hanya Calvin saja yang bersikap biasa, sehingga Nyonya Sandra menaruh sedikit kecurigaan terhadapnya."Mohon maaf Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Tuan-Tuan semua, kita fokus ke meeting hari ini saja, yaitu pemilihan Pemimpin baru atau pembaharuan kepemimpinan yah, untuk yang curiga terhadap putera Saya, Saya akan menyuruh Pak Yosef membagikan biodata putera Kami

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 10

    "Kenapa Nak, kejebak macet?" Tanya Nyonya Sandra, aktingnya sungguh natural."Iya Bu" jawab Aditya pendek."Mr. Weber ini Putra Saya, Aditya Rashaad" ucap Nyonya Sandra sambil menggandeng lengan Aditya.Semua anggota terkagum-kagum dengan kegagahan Aditya, Pemuda ini begitu mirip dengan Pemimpin yaitu Tuan Fajar Rashaad.Dengan kedatangan Aditya tentu saja kepemimpinan tidak terelakan lagi jatuh kepada Aditya, Nyonya Sandra merasa begitu lega karena situasi yang sempat membuatnya putus asa, sekarang sudah aman, Dia bisa mengamankan posisi Suaminya.Aditya dibawa oleh Tuan Weber dan diperkenalkan dengan semua anggota, tidak ada yang janggal disini, semua anggota pemilik saham terlihat begitu senang saat berkenalan dan bersalam

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 11

    "Terima kasih Paman Yosef" ucap Aditya pada Yosef."Tidak usah sungkan Tuan muda" jawab Yosef kemudian pergi ke samping meja Pemimpinnya untuk membereskan berkas yang dipersiapkan untuk dipelajari oleh Aditya."Selamat yah Tuan muda untuk jabatan Anda sekarang, di usia Anda yang masih sangat muda ini sudah harus mengemban tugas yang begitu berat tetapi jangan khawatir Kami akan membantu Anda" ucap Tuan Weber."Iya Tuan muda, hal apapun yang ingin Anda tanyakan tolong jangan sungkan" sahut Tuan Abraham."Terima kasih Tuan-Tuan, tentu saja Saya membutuhkan kerja sama Anda berdua, karena Saya masih buta dalam hal kepemimpinan ini, kalau tidak karena Ayah tiba-tiba mengalami kecelakaan kemarin, mungkin hari ini Saya tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28

Bab terbaru

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 193

    "Jo kamu harus hubungi seseorang." Kata Jhon setelah dia ingat sesuatu."Siapa?" tanya Jo penasaran."Orang tuanya, siapa tahu dia mau nurut." Jawab Jhon."Ah_"Jonathan akhirnya teringat seseorang yang mungkin saja bisa membujuk Aditya yang keras kepala itu. Akhirnya dia segera menghubungi orang tersebut agar segera datang, untungnya orang itu tidak sulit untukdia hubungi."Sudah, kita tunggu saja semoga nyonya besar cepat datang." Kata Jonathan pada Jhon.Jhon tampak mengelus-elus dadanya, sepertinya pria itu merasa sedikit lega. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia juga tidak bisa melihat Catrina secara langsung selain dari balik kaca ruangan tersebut karena Aditya duduk tepat di depan pintu ruangan itu dan menghalangi siapapun yang akan memasuki ruangan itu.Sedangkan Jonathan dengan perlahan tampak berjalan mendekati Aditya."Hey ayolah, kasian dia." Masih berusaha membujuk.Jonathan lalu berjongkok agar bisa berbicara lebih dekat dengan atasan sekaligus sahabatnya itu."Tuan Adi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 192

    Aditya tidak menjawab, bahkan dia enggan untuk masuk dan melihat wajah Catrina yang terakhir kalinya. Dia memilih berdiam diri dan duduk di luar ruangan tempat tubuh tak bernyawa Catrina terlentang dengan tenang."Tolong beri aku ruang Jo, tinggalkan aku sendirian bersama Catrina. Siapapun yang masuk cegahlah, jangan biarkan siapapun mengganggu kami." Pinta Aditya terdengar lesu.Jonathan mengangguk lalu menjauh, dari kejauhan itu dia menghubungi para penjaga Aditya juga teman satu gengnya agar datang ke rumah sakit dan menjaga Aditya yang sedang sedih.Namun tampaknya Aditya masih belum masuk untuk menemui Catrina, para dokter dan staf rumah sakit sudah sangat khawatir dengan jasad Catrina yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena bagaimanapun juga Catrina sudah meninggal."Bagaimana ini? Jasad tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setidaknya berilah kami waktu untuk memandikannya, semakin kaku jasadnya akan semakin sulit kita urus." Celetuk seorang paramedis di rumah sakit tersebu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 191

    "Kami tahu, teman saya ini hanya asal bicara saja." jawab Aditya sedikit ketus."Oh iya Jo, dia kabur dimana?" lanjutnya bertanya pada Jonathan."Di rumah sakit, tadi di lobby." Jawab Jonathan.Aditya terdiam, jarak antara ruangan dia dan Lobby memang sangat jauh karena dia berada di gedung yang berbeda dan berada di atas beberapa lantai dari Lobby utama rumah sakit tersebut."Bilangnya mau ke toilet dulu, mau membersihkan diri sebelum bertemu putrinya. Eh siapa sangka kalau itu hanya akal bulus untuk mengelabui semua petugas." "Lagipula para petugas bodoh ini benar-benar terlalu meremehkan si tua bangka itu."Jonathan menjelaskan semua yang terjadi di bawah tadi, karena kebetulan dia mengikuti mobil para petugas yang membawa Indra. Siapa tahu apa yang dia pikirkan benar-benar terjadi, Indra benar-benar kabur. Hanya saja Jonathan pikir kalau Indra akan kabur di perjalanan, tapi rupanya orang itu lebih nekad lagi.Tepat setelah Jonathan berbicara demikian, terdengar ada pengumuman cod

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status