Share

TAPI....

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-04 13:24:34
76

“Saya tidak sumbing, Pak saya juga tidak....”

“Aku percaya!” Ia mengibaskan tangan setelah beberapa lama terperangah menatapku tak berkedip.

“Mataku masih normal!” lanjutnya seraya menyalakan LCD projector, hingga layar di tembok menampilkan gambar sesuatu.

Kini mataku yang membola tak berkedip, melihat layar projector yang menampilkan rekaman diri ini di ruang rapat tadi. Di mana aku bergerak ke sana ke mari mempersiapkan semuanya dengan lincah tanpa kendala apa pun.

Pak Alvin mematikan rekaman itu setelah sekian lama kami berdua memperhatikannya, di mana adegan terakhirnya aku keluar dari sana setelah bicara dengan pria itu.

Dari sana aku baru tahu, jika Pak Alvin sudah lama berada di dalam ruangan itu saat aku masih sibuk mempersiapkan semuanya. Ia seperti sengaja memerhatikanku tanpa menegur atau bertanya apa pun hingga aku sendiri yang menyadari jika ia berada di sana.

Aku menelan ludah dengan susah payah. Tubuhku mendadak berkeringat dingin. Bagaimana aku lupa jika di se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ely Ryanto
ojo suwe2.. penasaran guys..
goodnovel comment avatar
Lena Sinaga
lanjutkan lah lagi seru bgt baca nya
goodnovel comment avatar
Elfianti Anas
makin kesini makin penasaran,up yg banyak dong Thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PASRAH

    77Aku hampir saja bangun kesiangan pagi ini, kalau saja Fera tidak menggedor pintu berulang kali. Kebetulan dia tidak menginap tadi malam. Gara-garanya aku tidak bisa tidur tadi malam. Ucapan Pak Alvin terus saja terngiang dan mengganggu. Dia menyuruhku menjadi sekretarisnya mulai hari ini tanpa tes sama sekali. Sementara dia masih punya Sesil sebagai sekretarisnya yang resmi. Aku tidak bisa mengambil begitu saja posisi orang lain tanpa bukti aku bisa bekerja. Semalaman berpikir apa aku tidak usah datang saja hari ini ke kantornya untuk menghindari masalah. Ya, masalah. Aku yakin ini awal dari masalah baru yang datang menerpa. Aku mengacak rambut sesaat setelah keluar dari kamar mandi. Aku pikir di tempat baru, semua akan berjalan lancar dan baik-baik saja. Menjalani pekerjaan sebagai OG dengan menyenangkan walaupun memiliki leader aneh dan gaji yang pas-pasan. Nyatanya, di mana pun, tetap saja masalah menerpaku tiada henti. Semua karena kelancangan diri ini yang mengerjakan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TES

    78Aku gegas berdiri lagi, kemudian mengangguk hormat ke arah wanita paruh baya yang menatap penuh selidik. “Ini Tante! Dia yang merebut posisiku. Padahal dia hanya OG! Masih baru pula. Tapi bisa-bisanya Pak Alvin menggantikanku dengan seorang office girl!” Sesil mengadu penuh emosi. Telunjuknya menunjuk tepat di wajahku. Lagi, wanita yang sudah terlihat kerutan di wajahnya itu memindai diri ini dari ujung kepala hingga ujung kaki, membuatku salah tingkah. “Siapa namamu?” Wanita itu bertanya setelah puas memindai diri ini. Aku melirik sekilas sebelum menjawab. “Viola, Bu,” jawabku sopan seraya kembali menunduk. “Bagaimana Tante? Menyedihkan bukan nasibku harus digantikan seorang OG? Entah apa yang dipikirkan Pak Alvin, hingga mengangkat seorang tukang bersih-bersih menjadi sekretaris. Coba Tante bayangkan, bagaimana jika Tante berada di posisiku?” Sesil terus mengoceh mempengaruhi wanita yang aku yakin ibunya Pak Alvin ini. Aku semakin menunduk. Tidak tahu harus melakukan apa. T

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PERTEMUAN MENDADAK

    79Aku mengembus napas panjang setelah semua yang terjadi. Lega? Tentu belum. Hanya untuk saat ini bisa bernapas sedikit lega. Sesil sudah pergi dengan segala dramanya, dan Pak Alvin pamit mengantar ibunya pulang. Tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ibunya Pak Alvin bukan wanita tua dan kolot yang menelan bulat-bulat pengaduan yang masuk. Beliau bahkan terkesan netral dan bijak. Pak Alvin juga sangat menghormati ibunya. Ia bahkan melibatkan sang ibu untuk menilai kami tadi. Sayangnya, Sesil malah kabur sebelum perang dimulai. Mungkin ia sudah tidak percaya diri. Padahal aku sudah sangat bersemangat. Sejak awal memang ingin mendapatkan pekerjaan dengan tes yang memadai, agar mereka dapat menilai kinerjaku. Jadi, seandainya kinerjaku buruk, mereka tidak merasa dirugikan. Aku mulai mengerjakan pekerjaan yang Pak Alvin berikan walaupun orangnya tidak berada di tempat. Tidak ada kendala berarti karena aku sudah terbiasa. Semua berjalan lancar. Bahkan saat seseorang mengantar p

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KLINIK

    80Aku baru akan mengetik lagi balasan untuk Fera, saat suara Pak Alvin terdengar kemudian. “Sebutkan nama perusahaan atau nama pemiliknya! Mungkin aku mengenalnya!”Serta merta aku menoleh ke samping, di mana Pak Alvin duduk mengemudikan mobil. Ya, aku duduk di depan, di sampingnya. Padahal aku sudah ingin duduk di belakang, tetapi dia marah dengan mengatakan jika dirinya bukan sopir. “Maksud Bapak?” Aku bertanya heran. Sungguh tak mengerti maksud perkataannya. Dia mengamati benda pintar yang kugenggam, sebelum berkata lagi. “Hanya sekretaris perusahaan besar yang menggunakan ponsel seperti itu!”Mataku melebar seketika. Tangan ini refleks bergerak ke belakang. Menyembunyikan benda yang sejak tadi kugenggam. Aku lupa memakai benda ini di depannya. Tentu ia bisa dengan mudah mengetahui berapa harga benda ini. Benda yang kupakai saat bekerja dengan Tuan Sultan untuk mencatat hal-hal penting, mengatur jadwal atau apa pun yang berhubungan dengan pekerjaan. Aku membuang pandangan. M

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HAMIL?

    81Bukannya bergerak mendekat seperti ajakan wanita paruh baya itu, aku malah mematung di tempat dengan kaki yang terasa kaku. Kalimat yang keluar dari mulut wanita itu bagai petir yang menyambar. Bagaimana bisa seseorang yang tidak kukenal tiba-tiba mengatakan jika aku ini calon menantunya? Apa aku sedang bermimpi? Atau pendengaranku yang terganggu? Aku ingin menampar diri sendiri untuk memastikan jika ini bukan mimpi, saat kembali terdengar suara wanita itu. “Kemarilah, Nak. Ayo, peluk Bunda! Sudah lama sekali Bunda menantikan momen ini. Bunda bahkan sudah khawatir, takut Alvin tidak menyukai wanita.”Apa? Mataku memicing, dahi berkerut. Aku melirik lelaki yang memerah wajahnya. Mungkin ia malu dikatakan begitu. Aku masih mematung bingung. Ingin kukatakan jika aku bukan calon menantu wanita itu. Kami hanya atasan dan bawahan. Kami bahkan baru bertemu beberapa kali. Namun, saat mengingat pesan Pak Alvin tadi yang mengatakan jika aku jangan membantah apa pun, akhirnya aku mengu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   ORANG-ORANG ANEH

    82“Apa yang harus kujelaskan? Aku sama sepertimu tidak tahu apa-apa, Viona!”“Viona lagi? Sudah berapa kali kukatakan jika namaku Viola, Pak. Vi-o-la! Huruf L bukan N!” Aku semakin berang. Sudah kesal karena difitnah keji, dia masih saja salah menyebut namaku. Aku bahkan mengeja dengan keras. Aarghhh! Ingin rasanya kucakar wajahnya yang tetap santai itu sampai berdarah-darah. Aku benar-benar kesal pada laki-laki ini. “Iya, maaf! Aku tidak akan mengulang lagi! Jika aku salah menyebut namamu lagi, akan kubayar gajimu dobel di hari itu!”“Tidak perlu! Aku tidak butuh gaji dobel! Aku hanya butuh penjelasan!” ujarku marah. Entah untuk ke berapa kali dia menarik napas panjang. Yang aku salut darinya, ia tak meladeni kekesalanku. Ia tetap saja bersikap santai seolah aku tidak sedang marah-marah. “Sudah sampai, kita makan dulu, ya! Aku lapar.”Ya Allah ya tuhanku....Aku menyurukkan wajah di atas dasbor mobil, saat menyadari kami sudah berada di depan sebuah restoran. Setelah semua kek

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BERTEMU LAGI

    83Meskipun dengan raut wajah heran, akhirnya Pak Alvin melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkir. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Feli–saudara tiriku—karena terus merunduk di dasbor mobil. Padahal, sebenarnya Pak Alvin juga menutup kaca mobilnya. Entahlah, tetap saja aku merunduk. Aku baru mengangkat kepala setelah mobil cukup jauh meninggalkan tempat itu. Kutiupkan napas untuk membuang sesak yang barusan meraja, karena sekian lama menahan napas. “Ada apa?” tanya Pak Alvin setelah melihatku agak tenang. Aku menoleh sekilas, sebelum kembali membuang muka. Sungguh, aku masih kesal dengan orang ini karena ide konyolnya. Namun, aku berterima kasih karena dirinya aku bisa lolos dari saudara tiriku. Setidaknya untuk sekarang ini. Entah bagaimana untuk ke depannya, yang pasti Yuni akan terus memburuku. Terlebih sekarang Feli sudah melihat wujud baruku. Selama ini mungkin aku merasa aman, karena pasti Yuni mengira aku masih gendut. Dia akan fokus mencari perempuan gendut.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BENAR-BENAR VIRAL

    84Aku mencoba menelan omelet mie yang sebelumnya sudah dikunyah lama. Bahkan, meski sudah kukunyah sangat lembut, makanan itu sangat sulit untuk masuk kerongkongan. Padahal aku sengaja memesan makanan itu agar kenyang. Tetap tidak mau rugi, dong. Dia mengajakku keluar untuk menghadiri sebuah pertemuan katanya. Nyatanya malah ke klinik. Namun kini, bahkan selera makan entah terbang ke mana. Aku mendadak kenyang karena tawaran konyol Pak Alvin. Aku tidak ingin menjawab tawaran itu. Karenanya aku tak bicara sepatah kata pun setelah itu. Bahkan hingga menghabiskan sisa hari ini. Di kantor juga bicara seperlunya. Hanya urusan pekerjaan. Aku bahkan sebisa mungkin menghindari bertemu dengannya. Setelah jam kerja berakhir, aku pergi ke toilet. Mengganti baju dengan seragam OG lagi. Kemudian dilapis dengan hoodie. Masker tidak lupa kupakai lagi. Ada yang kurang, mulai besok aku akan memakai topi setiap berangkat dan pulang bekerja. Ingat Viola, Yuni pasti memburumu lagi! Geramku dalam h

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10

Bab terbaru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HINGGA MAUT YANG MEMISAHKAN

    445 “Jadi begitu, De. Kamu sama Amanda tidak masalah, kan?” Sultan menatap sepasang suami istri muda yang duduk di hadapannya. Di mana bayi tiga bulan terus mengeluarkan suara-suara lucu khas bayi dalam pangkuan Dewa. “Papa sudah ingin pensiun. Menikmati hidup berdua saja dengan Mama kalian. Ya, itung-itung bulan madu lagi untuk mengganti masa-masa awal pernikahan kami yang sempat carut-marut.” Dewa, Amanda, dan Vino yang duduk di sofa lainnya saling pandang sebelum memiringkan bibir masing-masing. ‘Siapa yang nikah, siapa yang bulan madu.’ Batin mereka mengejek. “Vino memang baru memasuki dunia ini, dan ia juga masih sangat muda. Tapi jika ia ada kemauan untuk belajar, pasti bisa kok. Apalagi didampingi wanita yang berbakat. Papa yakin perusahaan tidak akan dibawa tenggelam. Lagipula, Papa tidak akan melepas sepenuhnya. Ada orang kepercayaan Papa yang akan membimbing dan mengawasi Vino.” Sekali ini Dewa melirik Amanda di sampingnya seraya membenahi bayi Devano yang sudah mulai t

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DUA KALI

    443“Abang, emang nggak berat?” tanya Kirani sesaat setelah Vino menurunkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja dari kamar mandi. Dan sejak kejadian jatuh itu, Vino selalu membopongnya setiap hendak ke kamar mandi.Kedua tangan Kirani masih melingkar manja di leher sang suami, hingga lelaki itu meminta dilepaskan dengan isyarat dagu. Awalnya Kirani tak mau melepaskan tangannya. Tentu saja untuk menggoda sang suami.“Ok,” ujar wanita itu akhirnya seraya melepaskan tangannya karena Vino menatapnya tanpa kedip seolah bersiap kembali menerkamnya. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde percintaan pagi ini. Masa iya mau mengulang lagi bahkan sebelum sarapan.Sungguh, mereka tidak menyangka jika pernikahan akan seindah ini. Tiga hari di hotel, hanya makan, tidur, dan bercinta. Begitu seterusnya selama tiga hari tanpa melakukan apa pun lagi.“Nggak berat, kan, aku?” ulang Kirani karena Vino belum menjawab pertanyaanya.“Nggak,” jawab Vino yang duduk di sampingnya. Tangannya meraih remote TV, m

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEMBALIKAN

    442“Manis,” ujar Kirani seraya menarik wajahnya. Menjauhkan dari wajah lelaki di bawahnya. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya. Ia ingin beranjak, tetapi tangannya ditahan.“Apanya yang manis?” tanya sang lelaki dengan tatapan lekat. Melihat wanita yang duduk di pangkuannya tersipu, adalah sesuatu yang membuatnya gemas. Padahal mereka sudah dua hari menikah. Tak terhitung sudah berapa kali melihat tubuh polos masing-masing. Tapi wanitanya selalu saja tersipu dan malu-malu.Tangan sang lelaki menarik lembut pinggang wanitanya agar kembali mendekat, kemudian berbisik di telinganya.“Apanya yang manis, hem?”Semburat merah tak henti-hentinya menghiasi wajah wanita yang pagi ini hanya memakai kemeja putih milik sang suami. Kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, tetapi sangat seksi di mata sang suami.Cup.Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir sang wanita.“Ini yang manis?”“Ish, Abang apaan, sih?” Tangan sang wanita mengibas di depan wajah merahnya.“Jadi, kamu baru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUAMI ISENG

    441Kirani mengerjap sebelum menoleh perlahan ke sisi kanannya di mana seorang lelaki tengah tertidur pulas dengan setengah tengkurap. Ditatapnya dengan seksama wajah yang walaupun terlihat lelah, tetapi senyum kebahagiaam dan kepuasan berpendar di sana. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping. Ia ikut tersenyum melihat wajah sang lelaki yang penuh kepuasan.Pandangannya beralih perlahan menyusuri tangan kekar sang lelaki yang menumpang di atas tubuhnya. Dengan hati-hati, Kirani mengangkat tangan itu dan munurunkan dari atas tubuhnya, ia ingin ke kamar mandi. Rasa tidak nyaman di tubuh bagian bawah, membuatnya ingin ke kamar mandi.Namun, saat ia mencoba untuk bangkit, rasa tidak nyaman itu berubah perih yang membuatnya urung bangkit. Kirani menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Tapi gegas ia menutupnya lagi saat sadar jika tubuhnya masih polos.Wanita itu kembali merebahkan kepalanya. Matanya memejam, hingga semua yang terjadi semalam, terbayang dengan jelas. Die

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TRIK

    441Vino duduk di tepi ranjang pengantin yang sudah dihias demikian rupa. Aroma mawar yang segar menguar dari kelopak-kelopak merah yang terhampar di atas kasur. Kedua tangan pemuda tersebut menopang tubuhnya di belakang punggung. Wajahnya menengadah dengan bibir terus menyunggingkan senyum.Terbayang bagaimana Kirani memeluknya sepanjang jalan tadi karena ketakutan. Triknya membuat wanita yang sudah disahkan tadi pagi berhasil. Ia tidak lagi melepaskan pelukan bahkan hingga mereka tiba di hotel.Padahal semua hanya akal-akalannya saja. Vino tahu jika gadis itu sebenarnya hanya pura-pura tidur, untuk menghindarinya.“Kena, kau!” gumamnya geli masih sambil tersenyum-senyum sebelum menyadari sesuatu.Vino menegakkan duduknya, kemudian menoleh dan memandang pintu kamar mandi di kamar hotel itu. Baru disadarinya jika Kirani sudah sangat lama berada di dalam sana. Terlalu asyik melamun, membuat Vino bahkan melupakan jika ia tengah menunggu wanita itu keluar.Sang pemuda berdiri, kemudian b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAK ADA YANG TIDAK BAHAGIA

    438“Dilihatin terus bininya. Nggak bakal aku ambil juga.” Sebuah sindiran disertai tepukan di pundak Vino membuat pemuda itu mengerjap dan menoleh. Hingga tampak olehnya Dewa yang tengah memiringkan bibir di sampingnya.“Abang manusia paling maruk dan munafik kalau sampai ngambil istriku juga.” Vino balas melemparkan sindiran pedas.“Sudah ditinggal nikah sama perempuan lain, eh masih mau diambil lagi? Ter-lan-jur.”“Ter-la-lu, kali ….”“Suka-suka akulah.” Setelah mengatakan itu, Vino langsung berjalan menyongsong mempelai wanitanya yang baru selesai berganti kostum.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk menyatukan cintanya dengan Kirani. Hari yang akan Vino catat dalam buku besar hidupnya sebagai hari bersejarah di mana ia akhirnya melepas masa lajang dengan gadis yang sejak lama menarik perhatiannya.Hari ini adalah hari bahagia yang bukan saja untuknya dan Kirani, tetapi juga untuk kedua keluarga. Terbukti dari wajah-wajah keluarga inti yang berbinar dan berseri ba

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LAMARAN SUNGGUHAN

    438 “Hallo, jagoan. Tunggu, ya, nanti Om buatkan teman bermain yang lucu-lucu buat kamu.” Lontaran Vino yang tengah menggoda bayi laki-laki berumur dua bulan membuat ruangan yang baru saja dipakai acara lamaran menjadi hangat dan ceria. “Kamu mau teman bermain laki-laki atau perempuan? Atau dua-duanya?” tanya sang pemuda lagi seolah sedang bicara dengan orang dewasa. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum melihatnya. Kecuali gadis berhijab yang memerah pipinya. “Apa? Dua-duanya? Ya, udah, nanti Om Vino ganteng bikinin dua-duanya sekaligus biar ramai, ya. Biar kamu banyak teman mainnya.” Sebuah toyoran pelan mendarat di kepala Vino pasca kalimat itu terucap dari bibirnya. Pemuda itu mendongak. Tapi tak lama kembali menghadapkan wajahnya ke arah bayi laki-laki yang juga menatapnya dengan bibir mungilnya bergerak-gerak lucu. Vino tak peduli walaupun Amanda baru saja menoyornya gemas. “Lihat, ibumu, Jagoan! Dia iri. Karena bapakmu cuma bisa bikin satu aja. Eh, tapi nanti b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASI SUDAH MENJADI BUBUR

    437 Malvino berdiri menunduk di antara orang-orang berpakaian serba hitam. Hatinya tak urung teriris menyadari jika sahabat kecilnya kini sudah terbujur kaku di balik gundukan tanah merah yang sedang ia dan orang-orang itu kelilingi. Berkali-kali tetesan embun jatuh dari pelupuk matanya tanpa siapa pun tahu. Sebuah kacamata hitam menutupi kenyataan jika sejak awal datang ke sana, matanya sudah basah. Vino tidak pernah menyangka jika nasib Nada akan berakhir setragis ini. Ia harus meregang nyawa di tangan laki-laki yang sudah membuatnya berbadan dua, setelah sebelumnya bayi yang ia kandung juga harus keluar paksa. Vino menahan napas, membayangkan jika Nada harus mengirimnya pesan dengan menahan sakit yang teramat. Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga. Di saat ia hampir saja menjadi kambing hitam atas meninggalnya Nada karena semua diarahkan padanya sebagai pembunuh, di saat itu seorang wanita datang ke apartemen Nada dan memergoki jika Nada tengah meregang nyawa di tangan su

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BOCAH

    436Vino tersenyum saat mengingat bagaimana reaksi Kirani tadi. Bola mata kecil gadis itu sampai nyaris loncat dari rongganya sebelum akhirnya menunduk dengan pipi merona.“Sudah Vino, jangan mengganggu Kirani. Mama hanya memintamu menyerahkan makanan. Sana tunggu di luar lagi.” Ucapan sang ibu membuyarkan kenikmatannya menatap wajah merah karena malu itu.“Jangan hiraukan dia, Kiran. Laki-laki memang begitu, tidak malu mengabarkan dirinya masih perjaka padahal kita tidak pernah bertanya.” Viola mengusap lengan Kirani yang masih menunduk.“Kenapa harus malu, Ma? Itu bukan aib, kan? Itu justru kebanggaan kami. Dan itu sangat penting diketahui wanita yang akan menikah dengan kami karena akan menjadi nilai plus—”“Sudah, sudah. Tidak perlu memaksa, berikan Kirani waktu untuk berpikir. Karena keputusan yang tepat akan didapat dengan berpikir jernih tanpa emosi. Kalau kamu terus menggodanya seperti ini, bisa-bisa ia memutuskan tidak lagi mempertimbangan kamu saat ini juga karena ketakutan

DMCA.com Protection Status