PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 52PoV LAURABetul-betul bodoh Erik. Dasar amatir! Bagaimana dia bisa mabuk saat hendak melakukan hal penting? Kacau semuanya.Aku menghentikan mobil di pinggir jalan, dadaku sesak oleh rasa kesal dan marah yang luar biasa. Rasanya saat ini aku benar-benar ingin meledak. Bagaimana kalau Arfan mengorek informasi tentang diriku? Akulah yang menyuruh dia menguntit Winda, karena aku tahu ada hubungan tak biasa antara Winda dengan Emily. Aku juga yang memberi informasi palsu pada Winda, bahwa Emily sakit dan butuh ditemani karena Arfan sedang bersenang-senang denganku. Membayangkan wajah Arfan yang marah, membuatku ngeri. Lelaki yang kuinginkan itu tampak semakin sulit ku jangkau. Tapi anehnya, semakin sulit, semakin membuatku penasaran.Sekarang, apalagi yang harus kulakukan? Apa kelemahan Arfan selain Emily? Brak!Aku terkejut bukan kepalang, mobil terasa bergetar. Gempa? Oh bukan, ternyata mobilku ditabrak dari belakang. Sialan!Aku melompat turun dengan gusar.
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 53Lampu-lampu ruangan menyala ketika kami masuk ke dalam rumah. Aditya telah menyalakan semuanya. Rumah besar dengan model kuno ini terasa menyeramkan. Plafon nya dari triplek, yang disana sini mulai keropos, beberapa diantaranya sudah menggantung dan siap lepas menimpa siapa saja yang berada di bawahnya.Dari rumah tamu yang kosong melompong tanpa barang, kami masuk ke ruang tengah. Ada empat buah kamar, dua di sisi kanan, dan dua di sisi kiri, saling berhadapan. Dari salah satu kamar itulah suara jeritan Tante Luisa melengking."Lauraaa! Oh Tuhan anakku! Laura!"Kami semua menyerbu ke arah sumber suara. Mas Arfan tiba lebih dulu, dan dia langsung berbalik lagi dan menutup mataku dengan telapak tangannya. Tapi suara Winda yang gemetar tetap tertangkap oleh telinga. "Kak Laura…"Tante Luisa terisak-isak. Aku tak sanggup lagi menahan rasa penasaran. Dengan paksa aku menyibak tangan Mas Arfan. Dia akhirnya mengalah, namun tangannya tak mau lepas dari pinggangk
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 54 (ENDING)Enam bulan kemudian"Emily, sayang…!""Lima menit lagi, pliss.""Kamu nggak mau telat kan? Emi kita nggak boleh telat!""Iya… iyaaa…!""Kamu lagi apa sih?!"Mas Arfan akhirnya menyusul masuk ke dalam kamar. Kami bertatapan melalui kaca cermin yang menghadap langsung ke pintu masuk. Cermin setinggi dua meter itu menampakkan bayangan dirinya yang sempurna, memakai setelan celana panjang hitam dan kemeja batik berwarna hijau pupus pas badan yang menempel di tubuhnya, lelakiku selalu tampak mempesona, terlalu mempesona. Dia memandangku serius, sebelum akhirnya tawanya meledak."Gadis kecilku, kau selalu membuatku tertawa."Aku cemberut, kembali fokus pada cermin, memandang alisku yang miring sebelah."Betul. Karena aku seperti badut makanya Mas tertawa. Mas menertawai aku."Mas Arfan melingkarkan lengannya di pinggangku. Telapak tangannya mengusap perutku dengan lembut."Siapa bilang? Kau sangat cantik sayang, tanpa alis dan segala macam yang membuatmu
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 : SISA RASA TERTINGGALBab 1Pov WINDABekerja satu kantor dengan istri dari mantan kekasihku, sungguh tak pernah kubayangkan. Tapi demi Emily, aku menerima permintaannya bekerja di perusahaan Mas Arfan. Emily dan Mas Arfan, dua orang paling penting dalam hidupku selain suamiku. Mereka bertiga lah yang berjasa besar mengembalikan kewarasanku yang sengaja direnggut paksa oleh Mama."Nanti Mas jemput ya Sayang.".Sentuhan bibirnya di kening adalah ritual terakhir sebelum aku turun dari mobil. Aku tersenyum, memandang mata coklatnya yang tajam. Aditya suamiku, salah satu orang paling tulus yang pernah kutemui. Meski awal pertemuan dan interaksi kami sangat memalukan jika dikenang. Aku turun dan melambaikan tangan. Mobil itu melaju keluar halaman parkir Nada Pratama. Suara derunya halus dan lembut, maklum saja itu adalah mobil baru, hadiah pernikahan dari Mas Arfan. Coba bayangkan, orang mana yang memberi mobil sebagai hadiah pernikahan? Mas Arfan dan
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA Musim ke 2 : SISA RASA TERTINGGALBAB 2Aku memesan sendiri makanan melalui aplikasi agar jika Riana datang, dia tidak curiga bahwa aku hanya mencari alasan. Sendirian, aku makan dalam diam, menghadirkan wajah suamiku dan berusaha terus mengingat kebaikannya agar cinta yang tumbuh semakin kuat. Aku mencintai Mas Aditya, sungguh untuk hal itu aku tidak pernah berdusta. Tapi hingga kini, aku tak mampu melupakan Bang Arga. Kenangan bagaimana dia menyayangiku sepenuh hati, membelaku meski harus bertengkar dengan adiknya sendiri terus saja membayang. Belum lagi Mama, Mamanya Bang Arga yang telah menganggapku sebagai anak. Seharusnya dulu aku tidak bodoh, seharusnya aku pandai menjaga diri.Suara riuh di lantai bawah menandakan bahwa jam istirahat sebentar lagi habis. Riana dan Mbak Astri sedang mengobrol, lalu tak lama kudengar suara kaki ber-sepatunya menapaki anak tangga. Aku memandang kotak makan siangku yang belum habis. Mendesah, ternyata aku lebih banyak me
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA musim ke-2. Bab 3"Tidak ada yang namanya hutang pengasuhan. Winda dia pungut sejak bayi. Apa saat itu Winda bisa memilih? Dan apa dia merawat Winda dengan baik?"Suara Emily mengomel panjang pendek masih terdengar. Sesekali dia meringis sambil mengelus elus perutnya. Berjalan mondar mandir seperti tak kenal lelah. Sementara aku, Mas Aditya dan Mas Arfan duduk memperhatikannya."Tante Luisa itu benar-benar ibu yang kejam. Sudahlah dia membuat Winda sakit, membuangnya, sekarang mau memeras nya. Kalau aku jadi Winda, sudah kutuntut dia ke penjara.""Emi…""Pokoknya jangan kasih dia uang. Sekali, dua kali, dia akan ketagihan.""Emi…""Apa?"Mas Arfan akhirnya tak tahan, dengan lembut ditariknya lengan istrinya itu agar duduk. Tapi dengan keras kepala, Emily menolak."Aku lelah melihatmu mondar-mandir.""Kata dokter aku suruh banyak mondar-mandir supaya lekas melahirkan. Ingat HPL ku sudah lewat dua hari."Mas Arfan mendesah. "Jadi bagaimana menurut Mas? Apakah
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2 : SISA RASA TERTINGGAL.Bab 4Aku keluar dari ruang bersalin dengan hati lega. Emily sedang dibersihkan dan akan dipindahkan ke kamar rawat, tapi dia masih harus menunggu beberapa saat sampai kondisinya benar-benar stabil. Aku merinding melihat bagaimana perjuangan seorang Ibu melahirkan bayi, seperti apa yang baru saja kusaksikan. Tapi jika sesulit itu, kenapa aku dibuang?"Winda?"Bang Adit menyambut begitu aku keluar dari ruangan. Ada tanda tanya di wajahnya melihatku murung. Ah, kenapa aku ini? Ini adalah salah satu momen paling penting untuk Emily dan Mas Arfan, dan moment paling membahagiakan buatku. Kenapa aku harus sedih dan memikirkan masa lalu yang abu-abu?"Emily sehat. Bayinya perempuan."Mas Aditya tersenyum. Namun aku terkejut ketika Riana tiba-tiba saja berjalan ke arah pintu dan dengan sengaja menyenggol tubuhku."Gantian ya. Aku juga mau lihat Emily."Ya Allah, kenapa dengan Riana? Kenapa dia tampak kesal dan marah padaku? Apa karen
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2. Sisa Rasa TertinggalBab 5"Winda!"Suara Mas Aditya membuatku menoleh sambil menghembuskan nafas lega. Aku terpaksa menghubunginya dan menunggu di kantor dijaga Pak Ahmad. Jujur saja aku takut sekali keluar dari pintu ini. Aku takut lelaki tadi benar benar sang malaikat maut dan dia telah melihat wajahku.Di sampingku, duduk sambil memeluk tasnya, gadis tadi. Dia tak juga mau pulang kalau tak diantar. Kami dua orang penakut yang bertemu dan akhirnya terperangkap di dalam kantor. Aku berdiri dan berlari menyambut suamiku, yang semakin hari semakin terlihat tampan. Menyadari hal itu, kadang aku merutuki otakku yang masih saja mengingat Bang Arga."Mas akan minta Emily untuk memecatmu besok."Aku membelalakkan mata."Jangan, Emi akan kecewa.""Tapi keselamatanmu di pertaruhkan. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu."Wajahnya yang tampan mengeras. Mas Aditya merangkum kedua pipiku, memandang wajahku lama dan memelukku erat."Aku nggak bisa bayangk