Share

Alergi nama

Author: Pipit Aisyafa
last update Last Updated: 2022-07-25 22:51:39

Aku menuju tempat dimana Mas Jali telah mengsharlok. Tak perlu mencari, karena restoran sederhana dan mudah di temukan itu, memang cukup terkenal.

Jadi kesana tujuan Mas Bayu? Aku tersenyum miring. Bagaimana pun aku berusaha tegar walau hati ini rapuh. Ada nyawa yang harus aku selamatkan untuk hak-nya kemudian hari.

Tiba disana, aku menggunakan masker dan kacamata hitam. Masuk bersama orang yang aku suruh untuk beraksi sebentar lagi.

Terlihat Mas Bayu duduk di pinggir dekat jendela yang menghubungkan dengan taman kecil diluar. Ia terlihat tersenyum senang. Sedangkan Arumi, wanita itu hanya sesekali tersenyum walau terlihat masih dipaksakan.

"Apa Mas Bayu buta? Sudah jelas wanita yang ada dihadapannya kurang sehat. Bahkan merespon apa yang Mas Bayu lakukan saja sepertinya jarang." Aku bergumam sendiri.

"Mau pesan apa?" tanya seorang pramuniaga. Aku segera mengambil buku menu.

"Pesanlah!" Perintahku pada orang suruhanku bernama Arman.

Dia mengangguk kemudian memesan makanan sesuai sel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Terhasut

    "Aduh, Mas. Perutku kram sepertinya." Aku masih memegangi perut."Ka-kamu ... Mau Mas bawa ke Klinik?" tanya Mas Bayu yang kulihat dengan wajah sedikit panik."Aduh, rasanya ngga perlu, Mas. Ini udah mendingan. Tapi, kalau bisa jangan sebut nama wanita itu lagi!" Aku berusaha meraih pinggiran tempat tidur."Maksud kamu ... Arumi?""Awwwhh! Tuh kan kenapa kamu nyebut lagi. Makin melilit ini perut." Aku masih memegangi perut. Duduk di tepi ranjang."Iya, maaf!" Mas Bayu akhirnya mengankatkan kakiku untuk selonjor pada tempat tidur."Kamu ini aneh, mana ada begitu. Nyebutin nama orang bikin sakit perut!" Mas Bayu ngedumel."Loh ada, Mas! Ini buktinya. Banyak kok yang begitu, apalagi nama yang disebut itu calon madunya. Jelas jabang bayi pasti sedang protes tak terima!" Aku mendengkus kesal.Mas Bayu memilih diam. Ia pergi keluar dan aku memilih bermain ponsel. Aku mencoba berselancar di dunia Maya. Dengan modal nama lengkap, aku mencoba untuk menscroll akunnya. Siapa tahu ada petunjuk.A

    Last Updated : 2022-07-25
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pasrah

    "Oh ... Begitu ya? Ya udah ngga papa deh. Di screenshot saja. Jangan sampai ada yang kelewat," ucapku via telfon.Setelah mematikan telfon barang sejenak. Aku duduk menghela nafas. Entah kenapa rasanya perutku sedikit begah."Mbak, aku kedepan sebentar ya! Mau beli burjo," pamitku pada Mbak Desi yang tengah sibuk membungkus gula."Iya, Fit. Titip sekalian ya! Aku juga pengen," ujarnya. Aku hanya mengangguk. Tak seberapa harga burjo, yang terpenting mereka baik padaku, itu sudah cukup dan aku tak akan pelit untuk urusan apapun.Tiba di jalan raya, dimana tempat biasa penjual Bubur kacang ijo. Ternyata zonk. Pedagang tak jualan. Aku menemui kecewa. Tentu karena tak mendapatkan apa yang di inginkan setelah jauh melangkah. Mana panas lagi.[Mas, pulangnya belikan burjo yang ada di simpang lima ya!] Kukirim pesan WA pada Mas Bayu. Berharap nanti dia yang akan membelikan.Tiba kembali di toko. Aku pasang tampang sedih. Sudah tahu Mbak Desi jika pasti aku tak mendapatkan apa yang kuinginkan.

    Last Updated : 2022-07-28
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Siksaan

    "Tadi Panji mengancam akan membuat Natasya bertekuk lutut padanya, sama halnya Bayu pada Arumi. Lupa akan keluarga." Mbak Desi berkata dengan sedih."Apa tadi yang di tempat pedagang Ayam bakar itu Panji?" tanyaku memastikan."Iya, Fit. Makanya tadi aku begitu marah. Melihat Natasya tengah makan dengan Panji dan juga sedang suap-suapan."Aku tertegun. Bagaimanapun Panji dengan Natasya kan masih saudara. Walau keponakan. Aku tak tahu apakah boleh ponakan di nikahi?"Panji bilang jika dia mencintai Natasya. Tapi, aku yakin itu bukan cinta. Karena jelas Panji sadar jika mereka saudara."Aku mengangguk mengerti. Panji memang terlalu misterius. Dia sudah ketangkap basah memiliki pesugihan tapi, entah kenapa masih saja tak punya malu."Aku khawatir, Fit. Tadi di rumah Natasya ngamuk-ngamuk ngga jelas. Seolah tak terima cintanya di tentang." Kini Mas Jali yang berbicara. Aku memijit pelipis. Kenapa satu orang tapi serumit ini. Belum selesai masalah Mas Bayu, tapi ini udah datang masalah yan

    Last Updated : 2022-07-28
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Terbongkar

    "Sudahlah, memang kamu sudah di butakan cinta oleh Arumi, hingga tidak sadar mana yang salah dan mana yang benar. Bahkan sekarang terang-terangan dzolim kepadaku dan calon anak kita!" cerocosku.Mas Bayu hanya menghela nafas panjang, kemudian kembali mengebulkan asap rokok ke udara. Aku memilih menjauh, tentu itu sangat menganggu pernafasan.Tak biasa memang Mas Bayu begini, biasanya ia tak merokok di dalam rumah. Mungkin karena stres saja karena mengetahui semuanya jika ternyata Arumi bukan gila karenanya."Kalau sudah seperti ini aku harus bagaimana, Fit?" ucapnya kemudian saat aku sudah hampir mendekati pintu kamar. Aku berbalik."Kenapa harus tanya aku? Yang harus kamu lakukan adalah mengambil sikap tegas. Menjauhi Arumi karena dia bukan lagi tangung jawabmu atau ... Kita cerai!" ungkapku ketus. Sungguh rasanya aku di buat gila oleh tingkahnya. Kenapa dia justru seperti sangat keberatan untuk meninggalkan Arumi?Aku segera masuk kekamar. Berniat untuk menggambil catatan. Hari suda

    Last Updated : 2022-07-30
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Terpojok

    Aku segera menatap sekeliling. Mungkin bersembunyi adalah pilihan yang paling tepat. Tak mungkin aku bisa keluar segera karena jarak pintu dan tempat dimana aku berdiri cukup jauh.Aku langsung menyelinap pada sebuah patung berukuran besar. Entah patung apa aku tak memperhatikan dengan segsama, intinya disini aku bisa bersembunyi.Patung berukuran besar, lebih besar dari badanku. Tentu memudahkan aku agar tak terlihat. Ternyata yang datang adalah suster Arumi. Ia seperti membawa nampan makanan.Dia mengetuk pintu di kamar Arumi. Tak lama Panji keluar."Saya mau kasih makan, Nona, Tuan!" Suster berkata. Aku sempat terheran dengan panggilan Tuan pada Panji. Apa dia sudah merasa ningrat"Tak usah kamu beri makan dia! Lebih baik kamu hubungi Bayu, bilang kalau Arumi ngga mau makan karena dia tak datang!" Panji menahan Suster untuk masuk."Tapi bagaimana, Tuan. Sedangkan ponsel Pak Bayu saja tertinggal disini?" Suster menunjuk kearah meja. Aku mengintip dari celah tangan patung."Kenapa bi

    Last Updated : 2022-07-30
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Mencari Alif

    "Kamu sebut Mas Bayu, Suami? Artinya?" Arumi akhirnya mengeluarkan kata-kata, setelah sejenak bergeming. Aku bingung dan celingukan. Bagaimana kalau Arumi marah dan mengamuk padaku. Kemudian dengan brutal menghajarku. Mencabik-cabik tubuhku hingga ... Aku begidig ngeri. Menyiapkan siasat untuk seribu kemungkinan yang terjadi."Mbak? Kamu betul istrinya Mas Bayu?" Kali ini ia mengoncangkan tubuhku. Keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengangguk pelan."Benarkah?" tanpa diduga Arumi tersenyum saat berkata menyakinkan. Dia langsung memelukku erat. Aku makin bingung dibuatnya."Alhamdulilah, kalau benar. Do'aku selama ini terkabul."Aku menyempitkan mata, sekilas aku bisa melihat jika Arumi baik-baik saja. Dia benar-benar waras dan pengingat yang baik."Mbak, aku selalu berdoa agar dapat bertemu dengan. Sungguh, aku sudah yakin jika kamu tentu sedang makan hati karena Mas Bayu yang memiliki keinginan untuk menikahiku. Tapi, sungguh, aku tak menginginkan itu. Sudah kuiklaskan jauh-jauh

    Last Updated : 2022-07-30
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pengrebegan

    "Kamu ngapain si, Fit? Datang kesini dan marah-marah!" Mas Bayu segera melepaskan gandengan tanganku saat kami masih menunggu taxi online yang terlihat baru akan tiba dua menit lagi."Lah, aku kesal, Mas. Kenapa kamu harus datang kesini. Mau saja jadi pembantu Panji!" cebikku.Tak berapa lama taxi datang. Aku langsung menyuruh Mas Bayu masuk."Aku pamit dulu pada Arumi," Mas Bayu akan beranjak kembali masuk. Aku melarangnya."Sudah aku pamit kan padanya, ngga perlu repot-repot masuk kedalam lagi!" Protesku. Terlihat Mas Bayu ragu, namun akhirnya menurut juga. Aku menyerahkan ponsel Mas Bayu padanya."Kok ada di kamu? Dan, kenapa kamu datang tiba-tiba. Bahkan aku tak melihat kamu datang dari depan." Mas Bayu mulai curiga."Aku datang lebih dulu dari pada kamu! Saat kamu datang, aku ngumpet di samping sofa, takut ketahuan Panji. Berniat mengambil ponsel kamu yang tertinggal. Eh, ternyata justru kamu malah datang kesini sama Panji!" gerutuku. Mas Bayu hanya menghela nafas. "Harusnya ka

    Last Updated : 2022-08-02
  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pertarungan

    "Tolong, pikirkan sekali lagi!" ungkapku sebelum Alif benar-benar melangkah.Dia melihatku sekilas, aku berusaha memasang wajah melas demi meyakinkan dirinya. Tentu hanya dia harapanku saat ini. Sungguh aku begitu berharap."Akan saya pikirkan!" Akhirnya kata terakhir di ucapkan Alif, sedikit memberi harapan atas apa yang kuminta.Aku menghela nafas berlahan. mengisi rongga paru-paru agar terisi oksigen dengan baik. Kukecap jus jeruk yang tinggal separuh. Aku harus mengusahakan sesuatu.Aku berfikir tentang ustadz. Setelah Googling beberapa kali, aku memutuskan memilih ustadz Danu. Ustadz yang terkenal dengan banyak pasien menggunakan metode ruqyah masal dan mandiri."Hanya dia kali ini harapanku." Aku bergumam.Rasa simpati pada Arumi juga untuk mengakhiri drama yang di buat Panji, aku harus bisa menguak semuanya dan menyelamatkan keluargaku, jika memungkinkan juga Arumi.Kuambil tas yang tergeletak dimeja tak jauh saat aku duduk. Beranjak dengan lemas karena tak jua membuahkan hasil

    Last Updated : 2022-08-02

Latest chapter

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 2

    "Mas!" Aku memanggil Mas Bayu yang berdiri tak jauh dariku. Keringat mulai membasahi kening. "Mas! Takut!" Kembali aku mengoncangkan tubuh Mas Bayu yang dari tadi tak merespon.Aku panik, celingukan kesana-kemari. Mas Bayu memegang tanganku erat. Ia mungkin tahu jika aku terkena serangan panik.Dengan panik aku melihat Panji naik ke podium dan langsung menuju kearah Arumi dan Alif. Mataku tak lepas darinya. Bayangan jika Panji akan melukai adiknya ataupun Alif terngiang.Tak lama mereka berpelukan. Menangis haru Panji dan memeluk erat Arumi. Sejenak aku tertegun. Apa ini semua hanya setingan?"Mas, ayo pergi dari sini! Pasti Panji merencanakan balas dendam pada kita!" cicitku.Aku sedikit menarik tangan Mas Bayu. Tapi dia menahan."Jangan panik, Fit. Panji tak mungkin melakukan itu. Ada polisi yang mengawal!" ujar Mas Bayu tak membuat rasa panikku hilang. Aku tetap gelisah walau mata ini fokus melihat kearah Panji dan Arumi.Mereka seperti tengah saling melepas rindu. Juga meluapkan

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 1

    "Becanda, Fit! Mukanya jangan tegang gitu." Mbak Desi mencolekku. Aku terkekeh. Sebuah pengalaman tentu mampu membuat seseorang menilai. Tapi, jika benar Mbak Desi mau pinjam uang lagi, tentu tetap aku beri. Bukankah menolong sesama itu wajib, apalagi saudara. Jika tidak berniat mengembalikan, anggap saja sedekeh. Toh, kehidupanku sudah lebih baik dan alhamdulilah, aku sudah kelebihan secara materi."Iya, Mbak. Aku juga pura-pura kaget," jawabku, "Oh ya, kalian jangan pulang dulu sampai nanti malam. Hari ini aku kedatangan tamu yang akan melamar Hani."Semua mengangguk. Beruntung semua sudah kupersiapkan. Makanan kupesan catering dan jajanan juga sudah ada yang mengatur.Tapi ... Ngomong-ngomong kenapa aku sampai lupa untuk melihat wajah calon suami Hani?"Ah! Hani kemana si?" Aku mencoba mencari Hani kebelakang. Hanya ada beberapa karyawanku yang memang sudah kutugaskan di belakang. Toko aku tutup sementara. Aku melihat kekamar tak ada, aku langsung menuju kekamar Ibu. Ibu tengah s

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keutuhan (Tamat)

    Aku menarik paksa tangan Mas Bayu. Rasanya pengen pulang dan langsung pindah rumah."Kamu kenapa si?" Mas Bayu justru menarik tangannya hingga aku sedikit limbung."Ya kita pulang! Aku takut kalau Panji keluar dari penjara terus mencari kita. Dia itu manusia jahat dan tentu akan balas dendam pada kita semua. Iya kan, Rum?" Aku menatap Arumi yang dari tadi diam saja."Semoga saja tidak, Mbak. Aku sangat berharap Mas Panji keluar dari penjara dalam keadaan sadar." Arumi berkata tanpa menatapku."Mas Panji pongah dan sombong karena memiliki kekayaan. Uangnya berlimpah, dia jadi OKB yang benar-benar kaya, tapi ... Uang itu kini semua menjadi daun," ucapan Arumi membuat aku kembali terduduk. Tentu penasaran dengan apa yang baru saja di sampaikannya."Benarkah?" Kali ini aku dan Mas Bayu bersuara bersama."Sebenarnya ini yang ingin aku bicarakan pada kalian. Masalah Mas Panji dengan masalalunya. Tapi, melihat kondisi Mbak Fitri yang sepertinya panik berlebih, aku memilih diam." Arumi mulai

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keyakinan

    Aku gemetar. Seolah tulangku lolos dari tempatnya."Kamu kenapa?" tanya Mas Bayu yang melihat aku memegangi perut. "Astaghfirullah!" Mas Bayu beristighfar ketika melihat kakiku yang sudah banyak darah. Aku terduduk karena tak kuat menahan sakit dibagian bawah perutku. Rasanya seperti dicabik-cabik.Lemas, letih dan mata berkunang-kunang. Mas Bayu terdengar ribut meminta bantuan. Tak lama Mas Jali dan Mas Bayu memapah aku menuju keluar. "Titip Arumi!" ucapku pada Alif yang masih tergeletak tak jauh dari tempatku. Ia hanya mengangguk. Tak kulihat Arumi. Mungkin sedang kedapur untuk mengambil sesuatu.Aku di bawa kerumah sakit dengan keadaan yang setengah sadar. Rasa sakit di perutku benar-benar sangat menyiksa hingga seolah aku merasakan mati rasa. Roda brankar terdengar nyaring melewati setiap jalan menuju IGD. Beberapa suster segera memberi pertolongan pertama. Aku pasrah saat selang infus di pasang. Setelah itu, aku tak dapat merasakan apapun.***Hawa dingin menusuk tulang. Aku b

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Khawatir Berlebih

    PoV Alif"Maaf, Mas. Sepertinya hubungan kita hanya bisa sampai disini saja!" ucap Arumi. Wanita yang kucintai.Tentu aku tertegun. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia minta putus? Padahal, aku sudah berniat untuk meminangnya. Bahkan niat itu, sudah ada dari sejak pertama dekat dengannya.Bawaan yang riang, supel dan super aktif, membuat aku yakin jika dia wanita yang mampu menemaniku sampai Jannah.Tapi ... Yang baru saja aku dengar ini, membuat semua mimpi runtuh tak berkeping. "Tapi ... Kenapa?" tanyaku memastikan penyebabnya."Kakakku tak setuju," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.Dia lagi! Dari awal hubungan, hanya dia kendalaku untuk meminang Arumi. Hanya karena dia, yang sok memiliki Arumi seutuhnya hingga ia kira dapat menyetirnya."Tapi, bukankah sudah kita bahas masalah ini jauh-jauh hari? Bukankah kita juga udah sepakat untuk meluluhkan hati Kakakmu?" Aku masih berbesar hati. Tak emosi didepan Arumi walau di dada sudah sangat muak dengan Panji!Bukan sekali dua kali ak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Jalan takdir

    "Kuatkan tubuhmu!" Alif berkata dengan pelan. Ya ... Harusnya aku memang kuat. Kenapa baru dengar suara Mas Bayu begitu saja mau tumbang. Aku mengangguk kemudian dengan pelan langsung berjalan menuju kamar Arumi.Segera pintu didobrak. Terlihat jelas wajah kaget Mas Bayu yang tengah memeluk Arumi dengan paksa."Lepaskan dia!" ucap Alif.Mas Bayu memang melepaskan Arumi. Dengan wajah garang dan mata merah menyala dia mendekati Alif. Aku sampai tak dapat melihat sisi Mas Bayu disana. Dia sudah benar-benar berbeda."Siapa kamu?" tanya Mas Bayu. Bahkan dia tak menatapku sama sekali. Seolah sudah tak mengenaliku.Sedangkan Arumi terlihat matanya berbinar. Ada secercah harapan padanya walau dengan penampilan acak-acakan."Aku calon suami Arumi!" Dengan tegas Alif berkata. Aku mengangguk walau tak di mintai pendapat."Calon suami? Cuihh! Akulah calon suami Arumi!" cetus Mas Bayu. Ada rasa menyayat di hati tapi aku berfikir positif. Aku tahu jika dia bukan Mas Bayu suamiku."Mbak, segera lak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pertarungan

    "Tolong, pikirkan sekali lagi!" ungkapku sebelum Alif benar-benar melangkah.Dia melihatku sekilas, aku berusaha memasang wajah melas demi meyakinkan dirinya. Tentu hanya dia harapanku saat ini. Sungguh aku begitu berharap."Akan saya pikirkan!" Akhirnya kata terakhir di ucapkan Alif, sedikit memberi harapan atas apa yang kuminta.Aku menghela nafas berlahan. mengisi rongga paru-paru agar terisi oksigen dengan baik. Kukecap jus jeruk yang tinggal separuh. Aku harus mengusahakan sesuatu.Aku berfikir tentang ustadz. Setelah Googling beberapa kali, aku memutuskan memilih ustadz Danu. Ustadz yang terkenal dengan banyak pasien menggunakan metode ruqyah masal dan mandiri."Hanya dia kali ini harapanku." Aku bergumam.Rasa simpati pada Arumi juga untuk mengakhiri drama yang di buat Panji, aku harus bisa menguak semuanya dan menyelamatkan keluargaku, jika memungkinkan juga Arumi.Kuambil tas yang tergeletak dimeja tak jauh saat aku duduk. Beranjak dengan lemas karena tak jua membuahkan hasil

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Pengrebegan

    "Kamu ngapain si, Fit? Datang kesini dan marah-marah!" Mas Bayu segera melepaskan gandengan tanganku saat kami masih menunggu taxi online yang terlihat baru akan tiba dua menit lagi."Lah, aku kesal, Mas. Kenapa kamu harus datang kesini. Mau saja jadi pembantu Panji!" cebikku.Tak berapa lama taxi datang. Aku langsung menyuruh Mas Bayu masuk."Aku pamit dulu pada Arumi," Mas Bayu akan beranjak kembali masuk. Aku melarangnya."Sudah aku pamit kan padanya, ngga perlu repot-repot masuk kedalam lagi!" Protesku. Terlihat Mas Bayu ragu, namun akhirnya menurut juga. Aku menyerahkan ponsel Mas Bayu padanya."Kok ada di kamu? Dan, kenapa kamu datang tiba-tiba. Bahkan aku tak melihat kamu datang dari depan." Mas Bayu mulai curiga."Aku datang lebih dulu dari pada kamu! Saat kamu datang, aku ngumpet di samping sofa, takut ketahuan Panji. Berniat mengambil ponsel kamu yang tertinggal. Eh, ternyata justru kamu malah datang kesini sama Panji!" gerutuku. Mas Bayu hanya menghela nafas. "Harusnya ka

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Mencari Alif

    "Kamu sebut Mas Bayu, Suami? Artinya?" Arumi akhirnya mengeluarkan kata-kata, setelah sejenak bergeming. Aku bingung dan celingukan. Bagaimana kalau Arumi marah dan mengamuk padaku. Kemudian dengan brutal menghajarku. Mencabik-cabik tubuhku hingga ... Aku begidig ngeri. Menyiapkan siasat untuk seribu kemungkinan yang terjadi."Mbak? Kamu betul istrinya Mas Bayu?" Kali ini ia mengoncangkan tubuhku. Keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengangguk pelan."Benarkah?" tanpa diduga Arumi tersenyum saat berkata menyakinkan. Dia langsung memelukku erat. Aku makin bingung dibuatnya."Alhamdulilah, kalau benar. Do'aku selama ini terkabul."Aku menyempitkan mata, sekilas aku bisa melihat jika Arumi baik-baik saja. Dia benar-benar waras dan pengingat yang baik."Mbak, aku selalu berdoa agar dapat bertemu dengan. Sungguh, aku sudah yakin jika kamu tentu sedang makan hati karena Mas Bayu yang memiliki keinginan untuk menikahiku. Tapi, sungguh, aku tak menginginkan itu. Sudah kuiklaskan jauh-jauh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status