Beranda / CEO / (Not) A Queen / Chapter 16 Gadis Layanan Papakatsu

Share

Chapter 16 Gadis Layanan Papakatsu

Penulis: Ilamy Harsa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-29 22:21:32

Priam mengendarai mobilnya menuju ke pantai Kota Dennosam. Itu berarti berada dekat dengan gedung perusahaannya. Dari jalan yang dilewati, dia bisa melihat megahnya gedung perusahananya. Bahkan tulisan KARYA NUSA disinari cahaya berwarna orange.

Perusahaan yang dibangun Priam sejak 15 tahun yang lalu. Berawal dari mimpinya bersama Camelia semasa kuliah. Mimpi bagaimana makanan atau barang kebutuhan lain bisa diantar ke rumah tanpa perlu datang langsung ke tokonya. Atau memesan makanan jauh lebih mudah, hanya tinggal menunggu kurir datang. Intinya efisiensi waktu yang jadi patokan, serta menciptakan lapangan kerja baru. Hingga kini sudah jutaan mitra tersebar di negara ini.

Priam masih melajukan mobilnya mencari tempat yang tenang. Beruntung malam ini bukan malam minggu, jadi pengunjung pantai tidak terlalu banyak. Dia paling sebal jika ada pasangan muda-mudi yang bermesraan duduk di pinggir pantai. Itu membuatnya iri. Dia keluar dari mobilnya dan duduk

Ilamy Harsa

Terima kasih sudah membaca.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • (Not) A Queen   Chapter 17 Air Mata Buaya

    Alecta sudah membersihkan meja makan, membuang kotak merah yang berasal dari restoran tempat Priam membeli charsiu ayam, nasi hainan, dan udang pedas gurih. Tak lupa dia juga mencuci piring, merapikan semuanya seperti semula. Dia tidak mau tiba-tiba Naratama datang dan melihat jika meja makan ini berantakan dan menjadi saksi kalau priam pernah makan bersama. Alecta sempat berpikir, bagaimana jadinya jika meja atau kursi ini bisa berbicara, pastinya mereka akan mengadukan semua ini kepada Naratama. Dia mengumpulkan karton, tissu, dan wadah makan di kantong kresek sampah yang besar. Selanjutnya, Alecta melihat ponselnya. “Astaga sudah jam setengah sebelas malam!” Dia harus bergegas membuang sampah itu ke tempatnya. Semua penghuni apartemen sudah diberitahu, jika membuang sampah harus menuju lantai dasar di bagian belakang. Di sana sudah ada beberapa tong khusus sampah. Itu berarti Alecta harus turun ke bawah. “Bagaimana jika besok pagi sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • (Not) A Queen   Chapter 18 Rahasia di Balik Sarung Tangan

    Naratama memainkan kursi putar di ruangan kepala pelayan. Saat ini dia sedang dilanda kebosanan karena nyonyanya, Freya tidak mengizinkan dia untuk ikut ke lokasi syuting. Alasannya, Freya akan pulang pagi, dan lebih baik ia menginap di hotel untuk istirahat. Naratama tidak menyukai itu. Dia sanggup untuk menunggui Freya sampai selesai. Dia bisa tidur di mobil. Tapi tetap saja Freya menolak dan menyuruh Naratama pulang. “Dibanding aku mengantar Miss Alecta, aku lebih suka mengantar Nyonya Freya,” gumannya. Naratama meletakkan ponselnya di meja, lalu melanjutkan untuk memainkan kursi putar itu. Sampai Naratama tertarik pada susunan buku yang ada di belakangnya. Sangat rapi dan selalu ditata sesuai warna. “Kamu selalu membuatku takjub Sensei.” Naratama memanggil kepala pelayan dengan sebutan sensei yang berarti guru. Dia memutuskan untuk bangkit untuk mengambil salah satu buku. “Tak salah jika Tuan Ardiaz masih mempergunakanmu, Se

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • (Not) A Queen   Chapter 19 Suara Tak Terduga

    Priam baru menyadari jika seseorang yang berlari melewatinya adalah Naratama. Ia bahkan tidak menyapa Priam. “Kenapa dia berlari seperti itu.” Priam menggeleng karena tingkah aneh Naratama yang sedikit lebih heboh dibanding Pak Samsul. Dia melanjutkan jalannya menuju kamar. Baru di langkah ketiga, Priam berhenti lalu berbalik memandangi Naratama yang sudah menghilang di balik pintu. “Kenapa Naratama sudah ada di rumah. Berarti Freya juga sudah ada di rumah!” Priam panik, bagaimana menjelaskan kepergiannya. Dia harus mencari alasan kenapa malam ini dia pergi tanpa sopir. Ketika hendak berbalik, Priam terkejut dengan Feris yang sudah berdiri di hadapanya. “Kamu mengagetkanku!” Priam berusaha menangkan dirinya agar Feris tidak terlalu curiga. Feris mengedus. “Charsiu ayam, nasi hainan, masakan seafood, dan bau parfum perempuan.” Priam terdiam karena bingung akan menjawab apa. Dia lupa kalau Feris bisa menghidu aroma yang m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • (Not) A Queen   Chapter 20 Alibi

    “Kenapa kamu menyerang Nyonya Alecta? Jawab! Dasar bajingan!” Salah satu penjaga apartemen harus mengumpat tepat di depan wajah pria mabuk yang menyerang Alceta. Namun pria mabuk itu hanya mengeringai tidak jelas dengan wajah merah, mata yang sipit. Ia benar-benar terlihat kacau dan teler. Sekarang Alecta sedang duduk bersama Nenek Neena yang tangannya terus mengusap-usap bahu Alecta untuk memberikan ketenangan. “Apakah sebelumnya Nyonya mengenal pria ini? Atau punya konflik yang belum terselesaikan?” tanya penjaga tadi. Kelihatannya ia sudah sebal karena kesulitan meminta jawaban dari pria mabuk itu. Alecta masih menampilkan kesedihannya. Dia memandang pria mabuk itu dengan ekspresi ketakutan seakan ia adalah monster yang menyeramkan. ‘Saatnya beraksi Alecta.’ Alecta mengerang seakan seperti mendapat trauma berat. “Saya tidak punya konflik dengan dia.” Alecta memaksa matanya untuk terus mengeluarkan air mata, agar akti

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • (Not) A Queen   Chapter 21 Kekesalan Naratama

    Di dalam toilet Alecta berpikir keras bagaimana caranya membungkam Nenek Neena. Dia merasa harus membenci dirinya yang terlalu ramah. Tanpa angin ataupun petir, rasa nyeri menyerang perut Alecta.Ini bukan masuk bagian aktingnya, rasa nyeri ini benar-benar seperti jarum yang menusuk perut Alecta. Dia limbung dan jatuh terduduk di lantai. Beberapa kali Alecta harus mengambil napas dan mengembuskannya demi menahan rasa nyeri ini.Tiba-tiba pintu toilet diketuk. “Nyonya, suamimu sudah datang. Dia bersama Pak Priam.”‘Apa? Priam juga datang? Aku tidak salah dengan, kan?’Alecta bangkit dan menyalakan keran. “Sebentar lagi saya keluar,” ucapnya.Alecta masih mencoba menoleransi rasa sakit yang dirasakanya, selain itu masih ada masalah lainnya, Naratama dan kesaksian Nenek Neena.“Sial! Kenapa semuanya seakan berantakan.” Alecta tak yakin rencana ini bisa sukses.Ketukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • (Not) A Queen   Chapter 22 Kartu As dari Wanita Rendahan

    “Naratama!” Perempuan itu berteriak.Alecta bisa mendengar samar-samar pertengkaran dari balik pintu. “Sepertinya mereka sudah meninggalkanku sendirian di kamar ini.” Dia membuka matanya sempurna.“Jelaskan padaku, siapa perempuan itu?”“Dia orang yang disewa rahim oleh Nyonya dan Tuan.”“Apa? Surogasi? Nyonya dan Tuan melakukan surogasi? Jawab aku Naratama!”Rasa nyeri yang tadi menyerang Alecta perlahan mulai menghilang. Dia baru ingat pesan dokter, jika sesudah melakukan prosedur itu, biasanya akan ada rasa nyeri yang muncul di bagian tertentu dan terkadang tidak berlangsung lama.Alecta bisa menolerir rasa nyeri itu saat ini.Perlahan Alecta mendekat ke pintu. Dia membuka sedikit untuk mendengar percakapan antara Naratama dan perempuan bernama Lusi itu. Tak lupa, dia juga merekam percakapan mereka dengan mode video.“Namanya Alecta Zeline. Dia menjadi w

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • (Not) A Queen   Chapter 23 Hasil yang Tidak Sesuai

    Saat ini Alecta menjadi pendengar yang baik. Perempuan di sampingnya memiliki nama lengkap Lusiana, dan ternyata umurnya jauh lebih muda dua tahun dari Alecta. Tiga tahun Lusi bekerja di rumah besar, dan dua tahun hingga saat ini dia menjaga vila ini. Merawat tempat ini sendirian.Entah magnet apa yang terkandung di rumah besar itu, semua pelayan merasakan kemakmuran dan emosi dari majikannya. Semua bekerja sesuai jadwal. Ada lebih dari dua puluh pelayan di rumah besar itu. Jumlah itu belum termasuk jajaran keamanan dan juru masak.Setiap pelayan di sini memiliki tugasnya masing-masing yang diawasi langsung oleh kepala pelayan. Namanya, Feris Pradana. Saat Lusi menyebutkan nama itu, senyumannya mengembang tanda kekaguman yang indah. Kepala pelayan itu juga mengawasi semua sistem yang berada di rumah ini. Tak hanya itu, sistem bekerja di rumah ini terbilang cukup bersahabat. Semua pelayan mendapat satu hari libur setelah bekerja selama enam hari. Tentu saj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • (Not) A Queen   Chapter 24 Yang Disembunyikan

    Feris menguap, matanya masih terasa mengantuk akibat hanya tidur tiga jam. Dia terbangun karena ponselnya berdering. Dan sepagi ini Lusiana, pelayan yang ditugaskan untuk menjaga vila pribadi milik Priam.Sebenarnya vila itu memiliki kenangan tersendiri bagi Feris. Di Vila itu, seorang gadis kecil hampir saja meregang nyawa, dan Semesta masih bisa menyelamatkannya.Sekelebat kenangan tentang gadis kecil tergeletak di lantai dan berlumuran darah, terlintas di pikiran Feris. Seketika kepalanya menjadi teramat sakit seperti puluhan jarum ditusukkan secara bersama-sama.Samar-samar terdengar suara kegaduhan di luar kamarnya. “Aku harus segera turun.” Dia teringat pada perkataan Lusi, jika sepulang dari vila, emosi Naratama sudah tidak stabil.“Kenapa akhir-akhir ini, dia selalu membuat masalah.”Feris mengambil kacamatanya, dan langsung keluar dari kamar menuju sumber kegaduhan yang tercipta sepagi ini.Di d

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07

Bab terbaru

  • (Not) A Queen   Catatan Penulis

    Akhirnya selesai jugaaa, huft. (Not) A Queen telah tamat di tanggal 11 November 2021 (Hehehe ditulis aja, biar gak lupa) Terima kasih untukmu yang telah membaca kisah ini sampai tuntas. Entah mengapa aku merasa sangat lega dan yaaa akhirnya punya waktu untuk membaca buku lebih banyak lagi Aku mohon maaf kalau ada beberapa kata yang masih typo dan belum maksimal memberikan yang terbaik untukmu. Di buku yang akan datang, semoga bisa lebih baik lagi. Oh iya, aku pernah dapat pertanyaan semacam ini: apakah setelah tamat nggak ada skuelnya? Gimana yaaa, jawabnya? Memangnya butuh perpanjangan lagi? Ekstra chapter? Tapi, kurasa ini sudah cukup panjang. :0 Sebelum catatan ini selesai, aku pengen spoiler dikit tentang rencanaku. Sebenarnya ada satu novelku lagi yang ada di sini judulnya LEVIATHAN yang bergenre sci-fi. Sayangnya, belum muncul (sampai catatan ini ditulis).

  • (Not) A Queen   Chapter 127 Finale

    Freya akhirnya tertangkap sehari setelah kejadian yang memilukan itu. Sedangkan David perlu tiga hari karena berhasil kabur menuju kota lain. Berita mengenai hal ini langsung menjadi topik utama yang disiarkan berulang-ulang oleh acara berita disegala stasiun televisi. Kejadian itu menyita banyak perhatian masyarakat.Bibi Lani telah dimakamkan. Feris masih menangis. Lusi dan Naratama juga merasakan kesedihan mendalam akibat kehilangan itu.Alecta baru siuman setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Dia menangis saat diberitahu kalau Bibi Lani meninggal dunia demi menyelamatkan Baby Leon dan Alecta.Priam memutuskan untuk menjaga Baby Leon di rumahnya karena Alecta masih dirawat di rumah sakit. Tubuhnya dipenuhi banyak luka, dan beruntung tidak ada tulang yang patah.Feris telah memutuskan sesuatu. Malam ini dia akan membicarakan keputusannya dengan Alecta. Perempuan itu sudah lebih baik beberapa hari ini, dan kemungkinan dua hari lagi dia d

  • (Not) A Queen   Chapter 126 Vengeful

    Mobil yang dikemudikan David memasuki kawasan hutan. Setahunya, kawasan itu memang sepi dan ada sebuah bangunan yang mirip gudang penyimpanan kayu yang sudah lama tidak digunakan.Mobil berhenti di depan bangunan itu. David menyeret Alecta ke gudang itu, sedangkan Freya masih berkutat dengan Leon yang hanya bisa menangis.Setelah masuk ke dalam gudang tak terpakai itu, David meletakkan Alecta di tempat yang kering. Sementara Freya yang sudah pusing dengan tangisan bayi itu akhirnya menyerah. Dia meletakkan Leon di sebuah keranjang dari ayaman rotan yang kondisinya sudah tidak layak. David jadi berpikir, kalau Freya bukanlah ibu yang baik. David mendekati Freya dan menyerahan tongkat baseball yang tadi dipakai untuk memukul sopir tadi. Freya menerima tongkat baseball itu dan mengabaikan tangisan Leon.“Gunakan untuk menyiksanya.” David menunjuk Alecta yang tergeletak tak jauh dari jangkauannya. “Aku harus segera melak

  • (Not) A Queen   Chapter 125 Vicious

    Selama hampir saatu tahun ini, kondisi keuangan Freya mulai memburuk. Dia memiliki utang hampir ratusan juta karena tidak mampu menunjang gaya hidupnya. Setelah bercerai dengan Priam, Freya terpaksa menyewa apartemen kecil bersama David.Semua kontrak kerjanya dibatalkan termasuk iklan, sponsor, dan film yang harunya dibintanginya. Namanya terhempas seolah nama Freya Farista sudah tidak lagi bersinar. Freya telah jatuh, tersingkir, dan tidak dibutuhkan lagi.Kondisi diperburuk dengan David yang namanya sudah dicoret dari keluarga besarnya karena ketahuan menjalin hubungan dengan perempuan yang sudah bersuami. Alhasil, David menjadi pengangguran, kerjaannya hanya tidur, makan dan mabuk, hanya itu siklus hidupnya. Sementara Freya harus merelakan tabungannya menunjang kebutuhan dua orang terlebih lagi Freya harus memangkas pengeluaran untuk kecantikan karena dia juga harus makan.Hampir setahun ini Freya dan David persis seperti pasangan pengangguran

  • (Not) A Queen   Chapter 124 Tuan Muda

    Pada akhirnya Priam juga menerima keputusan dari Feris kalau untuk ‘untuk sementara waktu hingga belum ditentukan’ Baby Leon akan diasuh oleh Alecta dan Feris di rumah ini. Dua hari setelah kepulangan Alecta dari rumah sakit, Priam datang bersama dua pelayannya yang cukup menggemaskan. Di ruang tamu, Priam dan Feris berbicara layaknya teman meskipun penuh kecanggungan. Sementara di kamar Alecta, terdengar gelak tawa dari Naratama dan Lusiana. Mereka, dua pelayan yang menggemaskan, begitu sebutan dari Bu Marie. “Baby Leon sangat tampan sekali!” Lusi tampak sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk menggendong Baby Leon. “Bukankah seharusnya kita memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda?” Natatama menimpali. Dia hanya berani menyentuh pipi bulat Baby Leon. “Kamu benar, Nara. Aku tidak sabar melihat Tuan Muda Leon besar. Dia akan lebih menggemaskan lagi.” Lusi tertawa membayangkan hal itu terjadi. “Percayalah, Leon lebih suka dip

  • (Not) A Queen   Chapter 123 Ego

    Feris masih merasa kesal karena pertemuannya dengan Alecta tertunda hampir empat puluh lima menit. Bagaimana tidak? Di dalam ruangan itu kekasihnya sedang bersenda gurau dengan Priam. Ditambah Bibi Lani menyarankan agar Feris menunggu sampai Priam selesai bertemu dengan buah hatinya.Hari ini, tanpa disangka Alecta melahirkan, dan ternyata perkiraan dokter itu meleset. Sebagai orang yang kurang berpengalaman dengan hal ini, Feris merasa menjadi orang bodoh. Harusnya dia tidak pergi hari ini. Harusnya, dia mengubah jadwal pertemuannya dengan Pak Edzard yang akan membeli rumah dan tanah warisan dari neneknya.Alasan kenapa Feris mau melepaskan properti itu karena dia ingin membeli rumah di Kota Milepolis. Dia bertekad ingin memulai kehidupannya yang baru bersama Alecta. Sebab, semakin Alecta di sini, semakin gencar pula Priam mendekatinya.Tapi sekarang, sepertinya Priam sudah mulai mendekati Alecta lagi. Mereka berbincang di dalam, padahal Feris sempa

  • (Not) A Queen   Chapter 122 Nama Bayi

    Priam sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. Alecta yang tertidur dengan wajah sedikit kelelahan dan ada bayi mungil yang sedang ditelungkupkan meminum asi. Dulu Priam selalu menganggap apa ang dilihatnya itu tidak pernah jadi kenyataan. Kini, hari ini, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat calon penerus keluarga Ardiaz telah lahir. Priam mendekati Alecta secara perlahan agar tidak membangunkan Alecta yang sedang tertidur. Dia mencoba menyelipkan jari telunjuknya ke tangan si bayi. Perlahan tapi pasti, tangan mungil bayi itu menggenggam jari Priam. Ada ledakan kebahagian membuncah di dada Priam. Tangan mungil bayi itu seolah menyapa Priam. Rasanya tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaan semacam ini. “Feris ... apa itu kamu?” tanya Alecta lirih. Priam terdiam. Alecta lalu menoleh ke arah orang yang di sampingnya. Dia terkejut ketika menemukan Priam duduk di sana. Padahal tadi dia sempat bermimpi kalau ynag dat

  • (Not) A Queen   Chapter 121 Hari Bersejarah

    Kehamilan Alecta memasuki bulan kesembilan. Perutnya sudah makin besar, tendangan ‘dia’ makin aktif dan terkadang membuat Alecta kesulitan untuk tidur. Setelah sarapan, Feris memutuskan akan pergi ke Kota Lunars. “Tapi sebentar lagi aku akan melahirkan,” ucap Alecta. Sejak pindah ke rumah ini, Alecta selalu mengecek kehamilan secara berkala bersama Feris. Kata dokter, Alecta diprediksi akan melahirkan satu minggu lagi. “Aku pergi tidak lama. Mungkin nanti pulang sore. Ada orang yang tertarik membeli propertiku di Kota Lunars, My Bee.” Feris mengelus kepala Alecta dengan penuh kasih sayang. Alecta menggeleng. Dia harus mencari cara agar Feris tidak pergi. “Dia ingin mendengarkanmu membaca cerita.” Yang dimakud ‘dia’ adalah kehidupan yang ada di perut Alecta. Beberapa waktu yang lalu, kata dokter kandungan yang memeriksa Alecta mengatakan, kalau Alecta akan melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Tentu saja Priam senang menden

  • (Not) A Queen   Chapter 120 Fakta yang Tak Terbantahkan

    Semua berjalan sesuai kehendak Semesta. Perut Alecta makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Feris juga selalu sigap ada di samping Alecta.Sekarang perubahan yang terjadi pada tubuh Alecta membuatnya tampak cantik dan menggemaskan. Entah mengapa kalau perempuan hamil selalu cantik meskipun pipinya mulai chubby dan bada yang berisi.Alecta juga mengalaminya. Kini pipinya agak mengembang. Dadanya makin menyembul padat dan perutnya makin buncit.Terkadang Feris membenamkan wajahnya ke dada Alecta. Katanya itu bagian favoritnya karena lebih kenyal, padat, dan menyenangkan. Kalau malam Feris lebih suka mengelus-elus perut Alecta yang buncit, dan dia yang ada di dalam pasti merespon dengan tendangan.Priam masih datang walaupun jaraknya tidak menentu. Kadang seminggu sekali, lima hari sekali, atau dua minggu sekali untuk melihat Alecta dan calon anaknya. Meskipun terkadang suasana ruang tamu jadi canggung.Priam yang meny

DMCA.com Protection Status