Beijing, 3: 12 PM
Nick berjalan keluar dari kamar Angel dan sontak membuat Evie dan Hilde mengalihkan pandangan mereka untuk menatap Nick. Nick turun melewati tangga dan berjalan mendekati Hilde dan Evie.
Nick kini duduk disofa tepat didepan Hilde dan Evie.
“Bocah sebijik itu mana?” tanya Hilde kepada Nick yang sedang memainkan ponselnya dengan santai.
“Tidur,” jawab Nick singkat.
“Woy Nick! Lo udah nyakitin teman gue!” pekik Evie dengan kesal kepada Nick.
“Lo tahu nggak, Angel itu sakit gara-gara lo!” lanjut Evie lagi.
Nick tidak menggubris Evie dan lebih memilih untuk memainkan ponselnya lagi.
“Woy! Itu telinga apa pantat panci?! Tuli bener!” pekik Evie dan berhasil membuat sorot mata Nick yang tadinya memandang layar ponselnya langsung menatap Evie dengan sorot mata tajamnya.
“HYAAAAAAAA GUE BENERRRRRRR!” teriak Evie dengan kera
Beijing, 5:25 PMAngel tersentak pada tidurnya yang begitu pulas. Bibirnya meringis pelan saat rasa sakit menjalar pada kepalanya.“Aduh ... Sshhh..” ringis Angel dengan pelan.Nick yang memang baru saja tertidur langsung tersentak bangun saat merasakan Angel yang grasak srusuk tidak jelas.“Ngel, kenapa?” tanya Nick kepada sugar baby-nya itu.Evie langsung menatap Nick dan tersenyum lembut.“Aku nggak apa-apa, daddy,” jawab Angel dengan nada lembut sambil tersenyum lembut.Nick memicingkan matanya untuk menatap wajah Angel dengan intens. Angel menarik kepala Nick untuk tidur di lengannya yang tanpa penutup itu. Nick langsung menahan tarikan Angel dan mendongak menatap Angel yang sedang menindih tubuhnya.“Lo kenapa?” ange Nick lagi.“Gak... Aku gak boleh childish di depan Nick karena nanti Nick ilfeel sama aku,” batin Angel lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.“Ngel, jangan sampai gue gigit lengan lo biar lo ju
Beijing, 08:47 PMAngel berada didalam kamarnya sambil menggigit bibir bawahnya dengan sedikit bergetar. Sorot mata Angel tidak berhenti untuk menatap layar ponselnya yang sedang dia genggam. Hitungan detik selanjutnya Angel menggigit kukunya.“Astaga tuhan ... Jangan sampai daddy marah lagi sama aku!” pekik Angel sambil uring-uringan sendiri.“Aaaaaaaaaaaaa Angel bodoh! Kenapa coba nanya hal gitu sama daddy?!” tanya Angel pada dirinya sendiri dengan penuh kesal dan kecewa.Angel terus menggigit kukunya dengan keras karena menunggu balasan pesan Nick untuknya yang tak kunjung muncul.“Daddy pleaseeeee jangan ti
Beijing, 06:25 AMAngel terbangun dari tidurnya di pagi hari. Sorot matanya menatap Nick yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Senyuman lembut merekah pada bibir Angel saat Angel melihat tampang Nick saat sedang tertidur. Tangan Angel tergerak untuk membelai lembut wajah Nick yang begitu tenang.“Selamat pagi my sugar daddy,” ucap Angel dengan lembut lalu mencium singkat kening Nick.Angel menambah jaraknya dengan Nick. Tubuhnya digerakkan untuk terbangun dari tidurnya dan membentuk posisi terduduk. Sorot mata Angel mengarah menatap keluar jendela kamarnya di pagi itu.“Selamat pagi dunia dan selamat pagi beijing,” ucap Angel dengan begitu lembut lalu tersenyum lembut.Sorot mata Angel yang tadinya menatap ke luar jendela teralihkan untuk menatap Nick yang sedang tertidur pulas.“Kayaknya capek banget sih,” ucap Angel lalu menggerakkan tangannya untuk mengelus lembut rambut hita
BEIJING, 10:46 AMKini Nick, Hilde dan papa Angel duduk bertiga di ruang tamu.“Nak Nick ngapain datang ke apartemen?” tanya papa Angel.“Apa ada keperluan sehingga nak Nick mau ke apartemen?” tanya papa Angel lagi yang menghujani Nick pertanyaan.“Ahhhh ... Saya tidak punya keperluan apapun,” jawab Nick dengan nada santai.Sorot mata Hilde yang tadinya acuh tak acuh beralih menatap Nick dengan sorot mata yang sedikit tidak percaya karena jawaban Nick kepada papa Angel yang mengatakan jikalau Nick datang ke apartemen tanpa ada keperluan.“Lalu nak Nick datang kesini buat apa?” tanya papa Angel dengan kebingungan kepada Nick dan begitupun sorot matanya yang menatap Nick dengan penuh tanda tanya.“Papa sejak kapan pulangnya?” tanya seorang perempuan secara tiba-tiba dan berhasil membuat Nick, Hilde dan Evie menolehkan kepalanya.Angel dan Evie terseny
BEIJING, 07:57 PMAngel terduduk di dalam kamarnya dengan posisi menekukkan kedua lututnya dan tak lupa wajahnya dia tenggelamkang pada tekukan lututnya. Isakan pelan keluar dari bibir mungil Angel. Ingin rasanya Angel menangis sambil berteriak keras malam itu juga tetapi niatnya dia urungkan karena mama papanya belum berangkat untuk keluar.“Apa sih Nick?! Gak peka banget sama Angel! Angel niatnya mau senang-senang karena dia ngajak aku buat keluar jaan-jalan!” seru Angel.“Eh ... Tahunya malah diterbangin tinggi terus dijatuhkan!” seru Angel lagi dengan begitu kesal karena tingkah Nick beberapa jam yang lalu.“Tadi juga pas aku ngambek dia gak ada kejar aku!” lanjut Angel lagi dengan begitu kesal.Angel mengambil dengan gemas boneka yang ada di sampingnya lalu menggigitnya dengan begitu gemas.“Argggg! Mau gigit Nick sekarang juga!” pekik Angel dengan begitu kesal.
NICHJE BAR, BEIJING, 11:58 PMAngel langsung membuka pintu kamar dan sorot matanya langsung membulat lebar saat melihat pemandangan apa yang dia lihat di depan matanya.Angel langsung menutup mulutnya saat melihat dekorasi romantis di dalam kamar itu. Banyak kelopak bunga mawar merah bertebaran di lantai kamar dan juga lilin-lilin yang berjejeran di lantai kamar. Tak lupa kelopak bunga mawar yang tersusun berbentuk hati di atas kasur dan semua itu berhasil membuat Angel menutup mulutnya dengan begitu rapat menggunakan kedua telapak tangannya.“Happy birthday my sugar baby,” ucap seseorang dari belakang Angel.Angel tersentak kaget lalu membalikkan badannya untuk menatap siapa orang yang baru saja mengucapkan selamatmat ulang tahun untuknya.“Daddy!” seru Angel dengan begitu antusias lalu berlari cepat untuk memeluk tubuh Nick.Nick tersenyum lembut lalu membalas pelukan hangat Angel
"Jangan buat gue khawatir walaupun itu dengan hal-hal kecil,” –Nick Bretchtje***BEIJING, 05:24 PMAngel dan Evie kini berdiri di depan gerbang sekolah layaknya anak sekolah dasar yang sedang menunggu sebuah jemputan. Ya ... Walaupun faktanya mereka memang menunggu Hilde untuk menjemput mereka berdua dari sepulang sekolah.Mungkin karena lelah berdiri layaknya anak sekolah dasar, sesekali membuat Evie menggerutu kesal karena Hilde yang begitu lama untuk menjemput mereka berdua. Sedangkan Angel hanya memilih untuk terdiam dan larut ke dalam lamunannya.“Ck ... Hilde lama banget sih buat jemputin kita!” seru Evie dengan nada yang begitu kesal.“Gue langsung lumutan kalau begini!” seru Evie lagi dengan nada yang begitu kesal.Evie menghentakkan kakinya ke tanah dengan begitu kasar, mungkin karena efek kekesalannya terhadap Hilde yang tak kunjung datang.
“I love you Nick Bretchtje ” -Angel Anneliese***BEIJING- 09:36 PMAPARTEMEN ANGEL ANNELIESEAngel terbangun dari tidurnya di tengah malam itu. Sorot mata Angel langsung menatap Nick yang tertidur pulas di sampingnya tanpa memakai baju sebab Angel melarang Nick memakai baju dengan alasan Nick tadi menyodorkan Angel ABS-nya jadi dengan senang hati Angel menerimanya dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, karena mengingat Nick adalah pria kesayangan Angel yang sangat pelit memamerkan ABS apalagi mengizinkan Angel untuk memegang ABS kesayangannya.Oh shit! wanita mana yang tidak tergoda oleh ABS sixpack milik Nick yang penuh gairah?!. Begitulah fikiran Angel setiap melihat perut sixpack Nick.Hitungan detik Angel langsung menepis rasa kagumnya itu pada ABS nick. Angel memegang perutnya yang mulai terasa nyeri dan dengan cepat Angel turun dari kasurnya dan lari ke arah kamar mandi
Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka
Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he
Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.
Beberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.
20:31 -Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan sen
07:23 AM -"Wah! Langsung masuk sekolah aja lo, Ngel?! Gue kan udah bilang, lo enggak usah masuk sekolah dulu!" seru Evie kesal.Angel tersenyum tipis."Mana bisa kalau aku enggak masuk sekolah cepat, Vie. Apa kabar sama nilai aku?" gumam Angel.Evie menghela napas panjang."Kan, guru tahu kalau lo enggak masuk sekolah karena masih berduka cita sama kepergian mama lo," kata Evie pelan.Angel menggelengkan kepalanya."Enggak, Vie. Kematian mama aku enggak boleh jadi alasan buat aku down kayak gini. Kematian mama aku bukan alasan yang bagus, Vie," jawab Angel lembut.Evie mendengkus lalu menganggukkan kepalanya karena tak bisa melawan Angel.Evie memeluk Angel dengan lembut dan berharap kalau dia bisa membuat sahabatnya itu sedikit merasa sembuh dan tenang dari permasalahannya."Yang lo bilang emang benar banget, Ngel. Jangan down cuma gara-gara masalah kayak gini. Gue tahu kalau lo anaknya baik dan enggak
Evie dan Angel tengah duduk di depan peti mati yang berisikan mama Angel yang sudah tak bernyawa.Para pelayat dengan pakaian serba hitam mereka juga duduk untuk mengirimkan doa kepada mama Angel yang sudah tak bernyawa itu.Angel terus menangis atas kepergian mamanya yang tidak diduga-duga itu, tetapi berbeda dengan Evie, dia malah bertanya-tanya di dalam hatinya."Apa Nick benar-benar setega itu sampai rela membunuh mama Angel hanya karena dia yang ingin bersatu dengan Angel tapi tak direstui."Kalau Evie pikirkan hal itu, dia merasa kalau Nick tak segila itu hanya untuk mendapatkan restu saja. Membunuh? Sungguh gila kalau memang Nick memiliki niat bejat seperti itu kepada mama Angel dari awal."Ngel, lo yang sabar, yah," kata Evie dengan lembutnya kepada Angel.Angel menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil terus menangis dan memegang peti mati sang mama."Gimana aku enggak nangis, Vie. Mama aku meninggal dan papa
Evie membalikkan badannya sambil menatap wanita yang tidak jauh dari hadapannya."Hey! Lo lagi?" seru Evie.Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan Evie."Duduk dulu gih," tawar Evie."Makasih," jawab si wanita mungil dengan lembut.Wanita itu duduk di kursi kosong yang ada di hadapan Evie. Kursi kosong itu biasanya diisi oleh Angel, tetapi kali ini kursi kosong itu diisi oleh wanita mungil, polos dan sama sekali tidak Evie kenali."Lo mau pesan apa? Nanti biar gue yang pesanin," kata Evie menawarkan.Wanita itu terkekeh kecil."Buat apa mesenin aku, sih? Kan, aku punya kaki sendiri. Emangnya, apa guna kakiku?" kata si wanita mungil.Evie tertawa pelan."Lo gemesin banget deh!" puji Evie.Wanita itu terkekeh."Ah iya. Aku ke sana buat pesan makan dulu, yah!" seru wanita mungil itu."Uhm ... Iya," gumam Evie.Wanita mungil itu berdiri, lalu menuju salah
Brak!Hilde menutup telinganya dengan kedua tangan berototnya usai mendengarkan vas bunga itu berakhir pecah di belakangnya.Prang!Sekali lagi retakan itu kembali menggema di kedua telinga Hilde, membuat pria itu menggeram rendah sambil menghembuskan napas dengan kasar."Sialan ..." umpat Hilde pelan karena kakacauan itu.Hilde mengarahkan pandangannya untuk menatap seluruh kekacauan yang ada di dalam apartemen mewahnya.Televisi yang sudah pecah layarnya.Vas bunga yang sudah hancur tak bisa diperbaiki.Piring kaca yang pecah tak terbentuk berserakan kesana kemari di atas lantai.Bahkan, meja kaca di ruang tamu patah menjadi dua bagian.Oh sial! Berapa kerugian Hilde saat ini di dalam apartemennya?"Apart gue hancur macam kapal pecah ..." lirih Hilde sambil mengusap wajahnya dengan kasar.Hilde melirik ke arah si pelaku yang tengah mengatur deru napasnya. Sang pelaku bersikap santai dan tenang