Thank For Reading. Hai semua. Salam kenal all. Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo. See You Next Part All
Happy Reading.***“Lo,” gertak gadis yang kini berdiri di depan Darla dengan marah. Ucapan Darla merupakan pukulan telak untuknya.“Mengapa? Kau pikir aku akan takut dengan mu? Tidak, lagi pula untuk apa takut dengan mu? Kau bukan tuhan. Ah aku lupa kau adalah hantu jadi tentu kau menakutkan,” ucap Darla dengan senyuman mengejeknya membuat gadis di depannya semakin geram dengan Darla.“Berani banget lo sama gue,” geram gadis itu sambil menarik rambut Darla dengan keras membuat Darla meringis.“Kyla lo,” ucap gadis lainnya pada Kyla, gadis yang menarik rambut Darla itu adalah Kyla.“Diem lo, mending kalian pegangin tangan tuh anak. Gue mau ajarin dia buat tau cara beratitud yang baik,” ucap Kyla marah membuat kedua sahabat atau lebih pantas di sebut sebagai kacungnya itu hanya menurut dan memegang tangan Darla.“Lo jangan macem-macem sama gue, lo itu cuma murid baru,” ucap Kyla sambil menarik rambut Darla semakin erat. Bahkan rasanya kini rambut gadis itu akan segera lepas dari kepalan
Happy Reading. *** Setelah berada di rumah sakit selama tiga hari akhirnya setelah memaksa Falix untuk mengizinkannya pulang, Darla di bolehkan pulang hari ini dengan catatan gadis itu harus banyak beristirahat saat di rumah. Kondisi Darla sebenarnya sudah membaik hanya saja Falix yang begitu posesif melarangnya untuk pulang sebelum kondisinya benar-benar puluh, namun kali ini Darla berhasil meranyunya dan mengizinkan Darla untuk pulang. Darla begitu bosan berada di rumah sakit hanya terbaring di brankarnya tanpa melakukan apapun, apa lagi saat Falix tak dapat menemaninya Darla hanya sendirian di rumah sakit mengingat kedua orang tuanya sudah kembali ke New York dan orang tua Falix sedang berada di Belanda. Falix memang sering tidak sekolah atau ia hanya datang ke sekolah untuk latihan dan setelah itu ia akan ke rumah sakit untuk menemani Darla, tentu saja tak ada yang dapat melarangnya melakukan itu karena
Happy Reading. *** Rumah besar dengan penghuni yang selalu terlihat harmonis itu kini berubah tegang hanya dalam waktu kurang dari satu hari. Suara tangis, jeritan, serta barang yang di lempar dengan suara pecahan barang yang menemani membuat gadis yang sedari tadi berada di kamarnya memutuskan untuk keluar. "Ini semua salah kamu mas, memperkerjakan orang-orang karup yang membuat kita sekarang sengsara," ucap wanita yang sudah menangis sambil berteriak pada suaminya itu. "Aku gak tau kalau mereka mengambil uang pajak untuk kepentingan individu," ucap laki-laki yang merupakan suami dari wanita yang berteriak tadi. "Jelas kamu tidak tahu karena kamu terlalu sibuk dengan simpanan kamu," cap wanita tadi dengan sinisnya membuat sang suami memelototkan matanya tajam saat mendengar itu. "Jaga ucapan kamu, aku kerja banting tulang demi kamu dan Kyla," ucap laki-laki itu lagi yang merupakan ay
Seorang gadis yang kini tengah terikat di kursi membuka matanya perlahan dan hal pertama yang di lihatnya adalah sebuah pilar-pilar besar yang berada di sana dengan penerangan yang begitu minim dari satu lampu kecil yang berada di sana. Setelah di bius dengan dosis yang cukup tinggi gadis itu baru sadarkan dirinya saat hari sudah mulai kembali. "Sudah bangun bitch?" tanya suara familiar yang begitu gadis itu kenali. Gadis itu mencari sumber suara hingga tatapannya tertuju pada laki-laki yang duduk tak jauh darinya dengan kaki yang menyilang dan pistol di tangannya yang membuat gadis itu menjadi keringat dingin melihatnya. "Falix lo," ucapan gadis itu terpotong saat seringai Falix muncul membuatnya tak tahu harus menatakan apa lagi. "Kenapa? takut?" ucap Falix dengan sinisnya sambil mendekati gadis itu yang sudah mulai ketakuta. Memang sangat bodoh laki-laki itu menanyakan hal yang sudah jelas terlihat. "Lo mau apa Falix?" tanya gadis itu denga
Happy Reading. *** Hari ini Darla sudah di perbolehkan untuk kembali bersekolah setelah tiga hari Falix melarangnya untuk kembali sekolah kini gadis itu kembali bisa belajar dengan baik. Kini Falix dan Darla tengah berjalan bersama di koridor, banyak yang menatap mereka penuh kagum tapi tak jarang juga yang hanya bisa menunduk saat berhadapan dengan kedua petinggi itu. Falix merangkul pinggang Darla posesif menuju kelas gadis itu, senyuman gadis itu tak pernah luntur dari wajah cantiknya ia begitu senang karena bisa sekolah kembali namun tanpa gadis itu sadari Falix begitu kesal dengan senyuman yang terus gadis itu tebarkan, pasalnya senyuman itu hanya miliknya. “Tidak perlu terus tersenyum atau gigimu akan kering nanti,” ucap Falix dengan sinis membuat senyuman gadis itu pudar dan di ganti dengan bibir mengerucut yang terlihat begitu menggemaskan membuat Falix menggeram melihatnya. Falix men
Happy Reading. *** Falix membuka matanya perlahan saat merasakan sapuan di wajahnya. Saat melihat siapa yang mengusap wajahnya Falix kembali memejamkan matanya karena yang melakukannya adalah tunangannya, tapi tunggu tunangannya? mengingat hal itu Falix langsung menegakkan tubuhnya dan kini mereka saling berhadapan. “Bagaimana bisa kau berada di sini?” tanya Falix dengan tatapan tajamnya pada gadis yang kini tengah berada di haannya itu. “Aneska yang menjemputku,” ucap Darla sambil melihat ke arah Aneska yang langsung membuat Falix menatap tajam ke arah Aneska dan sahabatnya itu. “Gue nyuruh kalian buat bangunin gue bukan jemput cewek gue,” ucap Falix dengan tatapan tajamnya pada sahabatnya itu. “Ya kan kita baik, gue kasian liat lo masih pules gitu tidurnya jadi gue sekalian aja nyuruh Barra buat minta Aneska buat jemput Darla, karena Aneska mau ke sini,” ucap Cakra menjelaskan yang
Happy Reading. *** Suara tawa Darla menggema tak ada hentinya di kamar Falix. Gadis itu kini tengan menonton acara variety show idol kesukaannya. Falix yang tengah belajar di meja belajarnya yang berada di kamarnya hanya bisa menggeleng melihat tingkah kekasihnya itu. “Oh look at them why are they so adorable (Oh coba lihat itu mengapa mereka sangat lucu),” ucap Darla dengan tawanya melihat tingkah lucu yang di tampilkan idolanya. Falix masih fokus mengerjakan tugasnya karena bukan hanya untuk tugas sekolah tapi juga tugas kantornya yang juga menumpuk, mengingat ia juga membantu pekerjaan kantor di kantor kakeknya. Setelah selesai dengan tontonannya dan merasa lelah menonton akhirnya Darla memutuskan untuk menuju Falix yang masih saja fokus dengan pekerjaannya. Darla yang mulai bosan akhirnya menuju Falix dan duduk di pangkuan laki-laki itu tapi tetap tak membuat Falix terganggu dan tetap fok
Happy Reading. *** Hari ini adalah acara pelatihan bersama untuk tim basket jadilah hari ini tidak ada pelajaran juga acara pelatihan bersama berada di SMA Bakti Mulya tak semua murid FHS yang bisa ikut karena hanya kelas terpilih saja yang bisa ikut menyemangati tim basket agar kelas yang lainnya masih bisa belajar dengan efektif. Lagi pula tak mungkin murid FHS yang banyak itu ikut semua ke SMA BM bisa penuh sekolah itu. Hanya lima kelas yang ikut mendukung sekolah mereka. Kini Darla sudah berada di parkiran bersama Falix serta anggota lainnya yang akan ikut bertanding, dan juga murid yang di ijinkan untuk ikut kini mereka semua sudah berada di parkiran untuk bersama-sama menuju SMA BM. Kelas darla sebenarnya tidak ada dalam bagian untuk ikut menonton tapi yang namanya Falix mau bisa ia tak membopong tunangannya itu. “Udah semua kan ini?” tanya Barra pada semua murid yang berada di sana
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau