Home / Fantasi / My Lord Devil / 23. Dendam Harus Dibayar Lunas

Share

23. Dendam Harus Dibayar Lunas

Author: Lord Devil
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Cairan itu semestinya berhasil untuk membunuhnya, tetapi lihatlah apa yang terjadi, Wu Mei Xiang sama sekali tidak terluka, sementara Shen Jia yang terkena sedikit percikannya merasakan sakit yang teramat. Dia meraung dan menangis.

“Ba-bagaimana bisa?” Pei Rong hanya bisa mengucapkan dua kalimat itu. Dia sungguh ketakutan saat ini.

“Kau! Kau membunuh aku!” teriak Shen Jia pada Pei Rong yang baru saja mencoba menyelamatkan diri mereka berdua. Perempuan itu terlalu bodoh untuk melakukannya.

Perlahan-lahan tubuh Shen Jia berasap dan hancur dan itu sangat menyakitkan.

Shen Jia berteriak-teriak minta dibunuh saja sedangkan Pei Rong sudah ketakutan seperti orang gila.

Wu Mei Xiang menatap Cheng Li karena dia merasa ada yang tidak beres dengan kejadian barusan. Seharusnya Pei Rong tidak mungkin salah atau meleset. Dia melemparkan benda itu pada Wu Mei Xiang dan kenapa malah Shen Jia yang terkena?

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Lord Devil   24. Menyelesaikan Urusan

    "Ada apa kalian datang? What the hell, kau bahkan membawa dua bodyguard. Ada apa ini? Jangan bilang kau akan membatalkan rencana," kata Yun Yao mulai curiga dengan apa yang dia lihat."Lakukan!" perintah Wu Mei Xiang dan perempuan itu langsung melaksanakan perannya."Yun Yao, kurasa kami melakukan kesalahan. Benda itu sangat berbahaya, karena itu ini aku membawa uangmu kembali," kata Pei Rong sesuai dengan rencana.Yun Yao tertawa terbahak-bahak dan dia menyadari kalau dua lelaki yang bersama Pei Rong sangat tampan."Mana bisa kau membatalkan sesuatu yang sudah dijual?"Benar juga perkataan lelaki itu. Itu murni kesalahan Shen Jia dan Pei Rong sementara Yun Yao hanyalah pembeli. Mana bisa disalahkan begitu saja."Tuan Yao, lebih kalau dibicarakan baik-baik daripada kekerasan," kata Wu Mei Xiang memulai ucapannya."Kau berani juga, tapi karena wajahmu tampan kumaafkan," balas lelaki itu.Cheng Li hampir saja meledak saat itu juga karena seseorang menggoda apa yang menjadi miliknya."Ka

  • My Lord Devil   25. Selera Makan Aneh

    Seusai membereskan urusan di dunia manusia, Wu Mei Xiang dan Cheng Li kembali ke alam iblis dan seperti biasanya Wu Mei Xiang akan membuat kekacauan agar tidak terlalu membosankan. Pertama-tama dia mengubah dekorasi kamarnya, membuat kolam teratai semakin luas dan mulai menerapkan aturan aneh. Misalnya, dia akan meminta makanan manusia walau dia sebenarnya tidak perlu makan. Lalu, dia menyuruh Pei Rong sebagai guru tari. Yang paling aneh adalah, dirinya rajin bangun pagi dan tidur cepat. Ditambah selera makan yang meningkat dua kali lipat. "Apa menurutmu aku semakin gendut? Mengapa aku merasa seperti om-om buncit usia lima puluhan," kata Wu Mei Xiang memeriksa perutnya yang sedikit menonjol dibandingkan sebelumnya. "Tidak, kau sama saja. Sama sekali tidak berubah," jawab Cheng Li memang tidak mempersoalkan urusan perut buncit atau kotak-kotak. "Apa kau merasa bebas berbohong hanya karena kau adalah iblis? Apa iblis tidak punya kode etik?" Wu Mei Xiang merasa Cheng Li hanya berpu

  • My Lord Devil   26. Kejadian Aneh

    Wu Mei Xiang merebahkan tubuhnya dan dengan malas melepaskan sepatunya. "Setidaknya lepaskanlah ini," ucap Cheng Li melepaskan sepatu warna hitam itu. "Kau tahu aku malas. Lagipula itu akan menguras energi, kau tahu tabib tadi bilang apa," ucap Wu Mei Xiang dengan malas dan merasa bodo amat. Dia menutup matanya dan terus menerus memikirkan mengapa ada bagi di dalam perutnya padahal dia tidak memiliki rahim. "Cheng Li, katakan padaku mengapa bayi ini bisa berada di dalam sana. Mengapa mereka tidak memilih perutmu saja? Kau lebih kuat," kata Wu Mei Xiang tanpa membuka matanya. Cheng Li duduk di sebelahnya setelah melepaskan sepatu Wu Mei Xiang. "Karena kau ibu mereka," balasnya singkat. "Apaan ibu, aku ini ingin menjadi ayah saja, sayangnya memang aku perempuan," keluhnya. Wu Mei Xiang kesal dan sampai duduk karena emosi. "Setiap yang mengandung dan melahirkan akan menjadi ibu terlepas dari jenis kelamin mereka." Cheng Li masih mencoba tenang dengan segala kerusuhan Wu Mei Xian

  • My Lord Devil   27. Taman Bermain

    Karena permintaan Wu Mei Xiang yang aneh itu, Cheng Li ikut menjadi aneh. Maksudnya, dia dengan pasrah dan tabah mengikuti kehendak pasangannya itu. Memang benar, pasanganmu ada gambaran dirimu, karena lama-lama kebobrokannya akan menular bagai wabah yang teramat sulit untuk dihentikan."What the hell?" teriak Jiang Qiao dengan ekspresi wajah terperangah melihat Cheng Li datang."Ya ini memang nerakalah!" dengus Qirong.Baru selesai bicara, Qirong ikut melongo melihat Cheng Li, raja mereka memasuki medan perang dengan langkah tegap dan gagah, bagai pahlawan. Dia benar-benar seperti dewa atau iblis paling keren. Anggap saja begitu.Lelaki itu tidak datang sendirian ke pertempuran kali ini, melainkan membawa istrinya. Yap! Betul, dia akan marah jika disebut istri, ya sudah pasangannya! Yang parahnya lagi, mereka bergandengan tangan.Hal itu sudah pasti membuat para iblis gagal fokus dan seketika waktu seolah terhenti dan semua fokus menatap pasangan aneh itu."Aku tidak salah lihat, kan

  • My Lord Devil   28. Bersenang-senang

    Bosan bermain dengan para iblis dan hantu, Wu Mei Xiang mulai merasa mengantuk. Dia sudah tidak tertarik dengan penampakan medan peperangan yang begitu-begitu saja."Sayang?"Cheng Li memeriksa kondisi Wu Mei Xiang yang sudah mengantuk dan hampir tertidur."Kalian uruslah segalanya, aku akan membawanya," perintah Cheng Li kepada Wen Liwei dan Jiang Qiao."Siap, Tuan," jawab keduanya dengan sopan.Mereka sudah mengerti apa yang harus dilakukan dengan ucapan sependek itu.Berbeda dengan kedua Jenderal yang sibuk itu, Qirong malah pusing memikirkan mengapa Cheng Li bisa sangat berubah. Dia dan kawanannya sesama hantu hijau sangat heran melihat raja iblis yang sangat manis dan lembut, terutama ketika mereka memperhatikan cara Cheng Li menggendong tubuh Wu Mei Xiang yang terlelap karena lelah."Menurutmu, mengapa dia bisa mengantuk? Dia, kan, iblis!"Ucapan Qirong terdengar iri atau cemburu."Lebih baik kau bersyukur karena tidak perlu lagi disuruh menari," kata Jiang Wanyin dengan suara d

  • My Lord Devil   29. Apa Jadinya Anak Ini?

    Selepas dari medan perang dan membuat beberapa kekacauan, Wu Mei Xiang kembali merasa bosan dengan hidupnya yang begitu-begitu saja. Anggap saja kalau dia memang sedang manja dan mencoba hal-hal lainnya.Dia dulunya seorang pekerja keras dan sekarang harus hidup dengan segala kemewahan dan segalanya tersedia."Aku benar-benar bosan, apakah memang tidak ada pekerjaan di sini?" tanya Wu Mei Xiang pada Wen Liwei."Pe-pekerjaan?"Wen Liwei gugup menjawab tuannya. Bagaimana bisa seorang raja atau pasangan raja disuruh bekerja?"Apa kau tidak tahu? Pekerjaan semacam hal yang menyenangkan."Wu Mei Xiang kesal dan hendak berlarian entah ke mana. Akan tetapi, perutnya yang membuncit membuatnya susah bergerak dengan bebas. Dia mulai bosan dan ingin segera melahirkan, barangkali anak-anak itu akan membuat hidupnya lebih berwarna nantinya."Ada apa, Sayang?"Cheng Li datang ke ruangan pasangannya selepas mengadakan pertemuan antara penguasa kota hantu dari beberapa sudut neraka."Tidak ada. Aku h

  • My Lord Devil   30. Hampir Meleset

    Beberapa bulan kemudian, Wu Mei Xiang merasa perutnya seolah bisa pecah atau meledak karena sudah membesar sangat sempurna, melebihi dari yang pernah dia bayangkan."Mengapa bisa sebesar ini? Anak-anak apa di dalam sana!"Wu Mei Xiang memukul perutnya pelan sambil menatap wajahnya dan penampakan barunya di sebuah cermin besar yang seolah mengejeknya karena menampilkan wajah jeleknya. Itu, sih menurut dia. Kalau Cheng Li akan selalu menganggap Wu Mei Xiang sangat menarik, seksi dan sangat menggemaskan."Berhentilah melakukan itu, kau bisa menyakiti dirimu dan anak-anak," ucap Cheng Li memeluk pinggang Wu Mei Xiang dari belakang. Pinggang yang dulunya ramping kini sudah hampir tidak berbentuk."Kau enak saja bicara. Coba kalau kau yang hamil dan berbentuk seperti gentong. Apa kau masih bisa mengatakan hal-hal seperti itu? Apa kau akan menghibur dirimu, huh?"Wu Mei Xiang mendengus kasar mendengar pujian tidak berguna dari mulut suaminya itu."Aku mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana ka

  • My Lord Devil   31. Anak Raja Iblis

    Sesampainya di rumah khusus Wu Mei Xiang dan Cheng Li, dia meletakkan tubuh lelaki itu itu atas kasur yang sudah bersih dan rapi sepertinya biasanya. Sangat jarang mereka berada di tempat itu. Untung saja dalam kondisi seperti ini, Cheng Li selalu siap siaga melakukan yang terbaik."Sakit sekali, kurasa mereka akan merobek perutku dan memaksa keluar," teriak Wu Mei Xiang dengan suara parau.Dia merasakan dirinya seperti tercabik-cabik dari dalam sana."Bersabarlah," ucap Cheng Li mencium tangannya dan menyalurkan energi kepada lelaki itu."Aku seperti akan mati."Tangis Wu Mei Xiang pecah. Baru pertama kali dalam hidupnya dia merasakan sesakit ini. Bahkan, ketika dirinya akan mati pun, dia tidak merasakan sakit sama sekali karena itu adalah kematian super cepat tanpa rasa sakit."Tidak, jangan katakan itu," ucap Cheng Li dengan nada memohon.Dia terus memberikan kekuatan semampu dirinya sambil menanti datangnya para tabib yang akan membantu persalinan darurat itu."Sialan, mengapa mer

Latest chapter

  • My Lord Devil   34. Epilog

    Tahun berganti, musim bergulir dan segalanya berubah. Cheng Li dan Wu Mei Xiang sudah hidup bahagia bersama keluarga dan anak-anaknya. Dua mahkluk kesepian, antara mortal dan immortal, kini menjadi satu---bersama selamanya. Cheng Li tidak pernah meragukan keputusannya. Tidak merasa sia-sia menjaga dan melindungi Wu Mei Xiang sejak masa kecilnya. Wu Mei Xiang juga sama, dia tidak pernah menyesal mati dan menjadi iblis. Dia malah berpikir bahwa menjadi iblis yang bermoral lebih baik dibandingkan manusia dengan segala akal bulus dan kelicikannya. Iblis dan manusia bisa dikatakan sama-sama memiliki nafsu, perbedaan yang utamanya, iblis mengakui bahwa dia benar-benar iblis dan hanya melakukan pekerjaan iblis. Sedangkan manusia, bisa menjadi iblis, bahkan lebih iblis dibandingkan iblis itu sendiri. Tindakannya tidak bisa ditebak karena isi hati lebih dalam dibandingkan lautan. Meski begitu, bukan berarti Anda disarankan menjadi iblis. Jadi apa pun, jadilah yang terbaik, setidaknya tidak

  • My Lord Devil   33. Menggoda Tuan Iblis

    Cheng Li berserta ketiga anaknya berjalan menuju ruangan terlarang. Anak-anak disuruh menunggu di depan pintu masuk ruangan serba merah itu. Dari kejauhan sudah tercium aroma tidak menyenangkan dalam artian aura tuan iblis yang sedang marah atau sedih.Wu Mei Xiang tahu bahwa Cheng Li pasti akan datang merayunya. Itu sudah pasti, raja iblis itu akan sangat mudah mengiyakan perkataan anaknya, apalagi jika yang memintanya adalah Hua Ying, putrinya tersayang."Sayang," sapa Cheng Li dengan suara lembut.Dia berjalan mendekati lelaki tampan yang duduk membelakangi dirinya."Sayang," panggil Cheng Li lagi ketika dia sudah mendekat.Tak ada jawaban dari Wu Mei Xiang, bahkan dia tidak bergerak sama sekali. Pria itu diam bagai patung.Pada panggilan yang ketiga, Cheng Li mulai curiga dengan Wu Mei Xiang. Apakah dia sakit atau itu bukan dirinya? Namun, hal yang kedua pasti mustahil karena ruangan itu tersegel dan hanya mereka berdua bisa memasukinya.Cheng Li mendekat dan memeluk Wu Mei Xiang

  • My Lord Devil   32. Keluarga Raja

    Tak terasa waktu berjalan begitu saja. Wu Mei Xiang tidak pernah menyangka bahwa menjadi orang tua dari anak-anak iblis bisa menyenangkan, lebih indah dibandingkan hidup sebagai manusia. Dunia yang penuh dengan kemunafikan lebih tidak menyenangkan dibandingkan alam iblis sendiri.Mereka adalah iblis dan mengaku sebagai iblis dan itu lebih baik dibandingkan manusia jahat yang pura-pura menjadi malaikat padahal lebih iblis daripada iblis itu sendiri.Lupakanlah masa lalu itu dan mari berfokus mengurus anak dan bapaknya. Dua bapak seksi yang berotot dan memiliki dada bidang. Dua laki-laki yang berhasil membangun keluarga.Setelah kelahiran tiga anaknya sekaligus, kondisi Cheng Li dan Wu Mei Xiang tidak pernah sama lagi. Mereka sangat ramai saat ini. Maksudnya, sangat rusuh.Seperti yang terjadi sore ini."Hua Ling!" teriak Wu Mei Xiang meneriakkan salah satu nama anaknya."Ya? Papa, aku di sini," balas seorang anak yang duduk di sebelahnya."Bukan kau! Maksudku dia!"Wu Mei Xiang menatap

  • My Lord Devil   31. Anak Raja Iblis

    Sesampainya di rumah khusus Wu Mei Xiang dan Cheng Li, dia meletakkan tubuh lelaki itu itu atas kasur yang sudah bersih dan rapi sepertinya biasanya. Sangat jarang mereka berada di tempat itu. Untung saja dalam kondisi seperti ini, Cheng Li selalu siap siaga melakukan yang terbaik."Sakit sekali, kurasa mereka akan merobek perutku dan memaksa keluar," teriak Wu Mei Xiang dengan suara parau.Dia merasakan dirinya seperti tercabik-cabik dari dalam sana."Bersabarlah," ucap Cheng Li mencium tangannya dan menyalurkan energi kepada lelaki itu."Aku seperti akan mati."Tangis Wu Mei Xiang pecah. Baru pertama kali dalam hidupnya dia merasakan sesakit ini. Bahkan, ketika dirinya akan mati pun, dia tidak merasakan sakit sama sekali karena itu adalah kematian super cepat tanpa rasa sakit."Tidak, jangan katakan itu," ucap Cheng Li dengan nada memohon.Dia terus memberikan kekuatan semampu dirinya sambil menanti datangnya para tabib yang akan membantu persalinan darurat itu."Sialan, mengapa mer

  • My Lord Devil   30. Hampir Meleset

    Beberapa bulan kemudian, Wu Mei Xiang merasa perutnya seolah bisa pecah atau meledak karena sudah membesar sangat sempurna, melebihi dari yang pernah dia bayangkan."Mengapa bisa sebesar ini? Anak-anak apa di dalam sana!"Wu Mei Xiang memukul perutnya pelan sambil menatap wajahnya dan penampakan barunya di sebuah cermin besar yang seolah mengejeknya karena menampilkan wajah jeleknya. Itu, sih menurut dia. Kalau Cheng Li akan selalu menganggap Wu Mei Xiang sangat menarik, seksi dan sangat menggemaskan."Berhentilah melakukan itu, kau bisa menyakiti dirimu dan anak-anak," ucap Cheng Li memeluk pinggang Wu Mei Xiang dari belakang. Pinggang yang dulunya ramping kini sudah hampir tidak berbentuk."Kau enak saja bicara. Coba kalau kau yang hamil dan berbentuk seperti gentong. Apa kau masih bisa mengatakan hal-hal seperti itu? Apa kau akan menghibur dirimu, huh?"Wu Mei Xiang mendengus kasar mendengar pujian tidak berguna dari mulut suaminya itu."Aku mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana ka

  • My Lord Devil   29. Apa Jadinya Anak Ini?

    Selepas dari medan perang dan membuat beberapa kekacauan, Wu Mei Xiang kembali merasa bosan dengan hidupnya yang begitu-begitu saja. Anggap saja kalau dia memang sedang manja dan mencoba hal-hal lainnya.Dia dulunya seorang pekerja keras dan sekarang harus hidup dengan segala kemewahan dan segalanya tersedia."Aku benar-benar bosan, apakah memang tidak ada pekerjaan di sini?" tanya Wu Mei Xiang pada Wen Liwei."Pe-pekerjaan?"Wen Liwei gugup menjawab tuannya. Bagaimana bisa seorang raja atau pasangan raja disuruh bekerja?"Apa kau tidak tahu? Pekerjaan semacam hal yang menyenangkan."Wu Mei Xiang kesal dan hendak berlarian entah ke mana. Akan tetapi, perutnya yang membuncit membuatnya susah bergerak dengan bebas. Dia mulai bosan dan ingin segera melahirkan, barangkali anak-anak itu akan membuat hidupnya lebih berwarna nantinya."Ada apa, Sayang?"Cheng Li datang ke ruangan pasangannya selepas mengadakan pertemuan antara penguasa kota hantu dari beberapa sudut neraka."Tidak ada. Aku h

  • My Lord Devil   28. Bersenang-senang

    Bosan bermain dengan para iblis dan hantu, Wu Mei Xiang mulai merasa mengantuk. Dia sudah tidak tertarik dengan penampakan medan peperangan yang begitu-begitu saja."Sayang?"Cheng Li memeriksa kondisi Wu Mei Xiang yang sudah mengantuk dan hampir tertidur."Kalian uruslah segalanya, aku akan membawanya," perintah Cheng Li kepada Wen Liwei dan Jiang Qiao."Siap, Tuan," jawab keduanya dengan sopan.Mereka sudah mengerti apa yang harus dilakukan dengan ucapan sependek itu.Berbeda dengan kedua Jenderal yang sibuk itu, Qirong malah pusing memikirkan mengapa Cheng Li bisa sangat berubah. Dia dan kawanannya sesama hantu hijau sangat heran melihat raja iblis yang sangat manis dan lembut, terutama ketika mereka memperhatikan cara Cheng Li menggendong tubuh Wu Mei Xiang yang terlelap karena lelah."Menurutmu, mengapa dia bisa mengantuk? Dia, kan, iblis!"Ucapan Qirong terdengar iri atau cemburu."Lebih baik kau bersyukur karena tidak perlu lagi disuruh menari," kata Jiang Wanyin dengan suara d

  • My Lord Devil   27. Taman Bermain

    Karena permintaan Wu Mei Xiang yang aneh itu, Cheng Li ikut menjadi aneh. Maksudnya, dia dengan pasrah dan tabah mengikuti kehendak pasangannya itu. Memang benar, pasanganmu ada gambaran dirimu, karena lama-lama kebobrokannya akan menular bagai wabah yang teramat sulit untuk dihentikan."What the hell?" teriak Jiang Qiao dengan ekspresi wajah terperangah melihat Cheng Li datang."Ya ini memang nerakalah!" dengus Qirong.Baru selesai bicara, Qirong ikut melongo melihat Cheng Li, raja mereka memasuki medan perang dengan langkah tegap dan gagah, bagai pahlawan. Dia benar-benar seperti dewa atau iblis paling keren. Anggap saja begitu.Lelaki itu tidak datang sendirian ke pertempuran kali ini, melainkan membawa istrinya. Yap! Betul, dia akan marah jika disebut istri, ya sudah pasangannya! Yang parahnya lagi, mereka bergandengan tangan.Hal itu sudah pasti membuat para iblis gagal fokus dan seketika waktu seolah terhenti dan semua fokus menatap pasangan aneh itu."Aku tidak salah lihat, kan

  • My Lord Devil   26. Kejadian Aneh

    Wu Mei Xiang merebahkan tubuhnya dan dengan malas melepaskan sepatunya. "Setidaknya lepaskanlah ini," ucap Cheng Li melepaskan sepatu warna hitam itu. "Kau tahu aku malas. Lagipula itu akan menguras energi, kau tahu tabib tadi bilang apa," ucap Wu Mei Xiang dengan malas dan merasa bodo amat. Dia menutup matanya dan terus menerus memikirkan mengapa ada bagi di dalam perutnya padahal dia tidak memiliki rahim. "Cheng Li, katakan padaku mengapa bayi ini bisa berada di dalam sana. Mengapa mereka tidak memilih perutmu saja? Kau lebih kuat," kata Wu Mei Xiang tanpa membuka matanya. Cheng Li duduk di sebelahnya setelah melepaskan sepatu Wu Mei Xiang. "Karena kau ibu mereka," balasnya singkat. "Apaan ibu, aku ini ingin menjadi ayah saja, sayangnya memang aku perempuan," keluhnya. Wu Mei Xiang kesal dan sampai duduk karena emosi. "Setiap yang mengandung dan melahirkan akan menjadi ibu terlepas dari jenis kelamin mereka." Cheng Li masih mencoba tenang dengan segala kerusuhan Wu Mei Xian

DMCA.com Protection Status