Setelah selesai berkebun, Adnan dan Silvia masuk ke dalam rumah, sementara Fina membantu Bi Minah di dapur.
Keadaan tangan Silvia dan Adnan dipenuhi dengan tanah hitam yang mereka gunakan untuk menanam beberapa bunga.
Mereka membersihkannya di wastafel dapur, lalu Adnan berpamitan untuk ke kamar.
Sampai di kamar, Adnan membersihkan tubuhnya lalu melaksanakan salat dzuhur lalu tidur siang di atas ranjang.Silvia membuka pintu kamar sang menantu lalu melihat pendingin ruangannya tidak ia hidupkan.
Mungkin dia tidak tahu, atau Reyn tidak memberitahunya, pikir Silvia. Ia masuk secara perlahan lalu menghidupkan pendingin ruangan dan keluar dari kamar.Adnan tidak mengetahui hal tersebut karena tubuhnya sudah lelah.****Pukul 17.05 WIB, Reyndad pulang dari kantor dan mendapati seorang gadis yang sudah berbaring di ranjang dalam keadaan seprai selimut dan bantal yang berantakan.PosisiReyndad mengembuskan napasnya lalu mengambil posisi memunggungi sang istri.Ia menutup matanya untuk menghilangkan pikiran negatif tentang Adnan pada dirinya lalu mulai terlelap.****Pagi ini, Reyndad tak mendapati Adnan di ranjang. Ia keluar kamar menuju dapur dan hasilnya nihil.Ia membuka pintu belakang dan pintu depan juga tak ada. Orang di rumah tidak ada.Ia kembali berjalan ke kamar, matanya tertuju pada ponselnya yang menyala di samping ponsel Adnan.Ada sebuah pesan dari Seok.[Papa berangkat hari ini, ya. Banyak banget rapat yang tertunda di sana.]"Tapi, Adnan di mana sekarang," geramnya seraya meletakkan ponsel itu dengan melemparnya ke nakas.Ting!Reyndad kembali mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel itu.[Kaka
****Pukul 04.52 WIB, Reyndad bangun lebih dulu. Ia membersihkan wajah lalu mengambil air wudu dan membangunkan Adnan yang masih menyusul alam mimpinya."Bangun, sayang. Udah subuh."Reyndad mengguncang tubuhnya yang memakai baju tidur lengan panjang berwarna hitam."Hm."Hanya itu yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban, tetapi kelopak matanya tak memberi tanda-tanda bahwa matanya akan terbuka.Perlahan-lahan, Reyndad mengangkat tubuh Adnan lalu mereka masuk ke dalam kamar mandi.Reyndad menghidupkan kran air di wastafel, tapi ia lebih dulu menyumbat wastafel tersebut.Reyndad memegang pergelangan kaki Adnan yang dibaluti celana tidur lalu membasahi tumitnya sehingga sang empu terbangun dan memegang kepalanya yang terasa sakit.Adnan menatap Reyndad sedikit lama, ketampanan Reyndad bertambah apalagi wa
Reyndad menatap dalam ke manik hazel milik Adnan. Reyndad melihat Adnan lima kali lebih cantik malam ini, sampai makan malam selesai Adnan membiarkan surai hitam curlynya tergerai cantik."Kita ke belakang, yuk. Lihat bintang malam ini," ajaknya.Sementara Adnan melongo dan membiarkan tangan serta tubuhnya ditarik lembut oleh Reyndad.Sampai di belakang, Reyndad dan Adnan duduk di kursi besi berwarna putih.Mereka menatap ke atas menatap langit dan bulan purnama yang bersinar terang malam ini.Reyndad melirik ke arah Adnan, ia melihat wajah putih mulusnya memantulkan cahaya dari bulan purnama malam ini ditambah lagi Adnan memejamkan mata untuk menghirup angin malam yang dingin nan segar."Kalau kita honeymoon ke Seoul, pasti lebih romantis," gumam Reyndad yang dapat didengar oleh Adnan."Kamu tahu, di Seoul itu udaranya dingin, tapi ada waktu-waktu tertentu udara terasa panas. Jadi, jangan her
#Gadis_Itu_Milikku27Sampai di rumah, Adnan dan Reyndad berjalan masuk ke dalam rumah sambil menenteng plastik bening tersebut.Mereka terkejut dengan kedatangan Silvia yang sudah berada di dapur. Ia sedang menumis sayur kangkung di teflon."Kapan pulang, Ma?"Silvia menoleh ke belakang mendapati Adnan dan Reyndad berjalan ke arah mereka dan berpelukan."Tadi, 1 jam yang lalu. Mama mau kasih kalain suprise. Eh, Mama yang terkejut," kekeh Silvia sembari melepaskan pelukan mereka."Kalian beli apa?""Kue putu. Dia yang borong semuanya," tunjuk Adnan pada Reyndad tanpa menyebutnya dengan panggilan 'kakak' mungkin masih malu atau Adnan belum juga terbiasa."Wah, ini enak."Silvia mengambil satu potong kue putu lalu duduk di meja makan dan memakannya. Reyndad dan Adnan melakukan hal yang sama.Sebagiannya Silvia simpan di lemari es lalu Adnan membantunya di dapur.
"Ayo."Adnan dan Cinta melepaskan pelukan mereka. Adnan menatap Reyndad berdiri di ambang pintu dapur, ia menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan kasar lalu menganggukkan kepala. Silvia dan Cinta melepas kepergian mereka sampai ke gerbang rumah.***Di perjalanan, Adnan hanya diam tanpa sepatah kata, sementara Reyndad juga diam harus memulai pembicaraan mereka dari mana."Apa rumahnya jauh?"Reyndad menatap Adnan sekilas sambil tersenyum tipis."Tidak. Cuman 65 menit sampai. Tapi, kalau ke kantor butuh waktu 20 menit aja," jawab Reyndad.Adnan kembali diam dan memfokuskan pandangannya ke depan.***1 jam kemudian, mobil BMW hitam itu berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi. Di sana ada sebuah istana berwarna putih berlantai 3.Reyndad turun dari mobil untuk membuka gerbang dan kembali masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut bergerak tepat di depan rumah."Ayo."Reyndad
"Sudah selesai," seru Reyndad, Adnan menatap makanan tersebut dengan tatapan aneh karena ia belum pernah memakan makanan khas negeri ginseng tersebut.Reyndad menyuapi Adnan, tapi respon Adnan hanya diam tak membuka mulutnya."Bisa dimakan kok, sayang," ucap Reyndad lalu Adnan menerima suapannya."Hem, enak banget."Adnan mengambil piring yang berisi kimchi buatan Reyndad. Tapi, Reyndad malah menariknya ke tengah-tengah mereka."Saya juga mau makan.""Kakak buat lagi aja.""Gak bisa dong.""Gak bi--"Cup.Ucapan Adnan terhenti ketika Reyndad mencium pipi sebelah kanan."Kenapa? Mau lagi?""Makan berdua aja."Reyndad tersenyum gemas melihat Adnan berubah karena ia mencium pipinya.Reyndad menyuapi dirinya dan juga Adnan yang hanya diam dan menerima perlakuan Reyndad padanya.Setelah selesai, seorang wanita paruh baya mengetuk pintu rumah mereka, Adnan d
Pukul 20.00 WIB, aku masuk ke dalam kamar mendapati Adnan yang sudah berbaring di ranjang membelakangiku.Aku meletakkan jas kantor di kepala kursi, membuka dasi dan kancing kemeja lalu membersihkan diri menggunakan air panas.Selesai mandi, aku menatap wajah baby facenya saat tertidur serta bibir plum yang belum pernah kusentuh hingga saat ini.Saat aku menarik selimut, tiba-tiba tubuhnya berbalik menghadapku seraya meletakkan lengan kiriku sebagai bantalan untuk kepalanya.Aku tersenyum melihat tingkahnya yang seenak jidat, tapi aku menyukainya."Selamat tidur gadis kelinci," gumamku seraya menyatukan keningku pada keningnya dan menghirup aroma dari tubuhnya.'Apa dia memakai skincare? Harum sekali wajahnya,' monologku sambil merapatkan tubuhnya pada tubuhku dan aku menyusul gadis ini ke alam mimpi setelah membaca ayat sebelum menutup mata.****Pagi hari, aku merasakan lenganku sanga
Pukul 21.00 WIB, Park Jong Ru membuka pintu kamar melihat keadaan Reyndad yang masih berbaring di ranjang single dengan kedua matanya yang sudah terbuka."Pulanglah, istrimu sudah menunggu kedatanganmu," ucap Park Jong Ru.Reyndad menoleh ke arah Park Jong Ru membuat air matanya jatuh tanpa permisi."Aku takut bertemu dengannya. Pasti dia marah dan kecewa menatap keadaanku yang seperti ini," ujar Reyndad."Kalau kamu gak pulang, istrimu tambah kesal dibuatnya."Akhirnya Reyndad mengalah dan pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, ia mengendari mobil dengan lambat dengan air mata yang terus menetes.Ia membuka kunci pintu rumah dan masuk tak lupa ia menguncinya kembali.Baru tadi pagi ia bermesraan dengan istrinya dan kini datang sebuah gelombang di mana membuat ia sangat marah.Ceklek.Reyndad menatap seorang gadis yang tengah menunggu kehadirannya di atas ranjang dengan memainkan ponse
Adnan melepaskan tangannya di dalam genggamanku dengan kasar. Tanganku terhempas dengan kasar di udara seiring tubuhnya berjalan masuk, matanya menatapku dengan tatapan benci seolah tak ada rasa rindu dan cinta di sana.Sementara aku hanya bisa diam mencerna ucapannya.Don't ever see me again."Geulaeseo,ige dangsin-i na-ege han jis-ingayo, Adnan? Wae naleul neoegeseo meol-eojige mandeulgo, neoui gyeot-eseo salajigo, naega geogieeobsneun neo jasin-ui haengbog-eulo meolliseo neoleul chyeodabogo sip-eo? Jigeum museun saeng-gag-eulhago issnayo, Adnan? naneun dangsin-eul chaj-eulyeogo ae sseossgo, simjieo eomeonido dangsin-ui ileum-eul buleumyeo pohyohayeo dangsin-eun ppalli jib-eulo dol-a wassseubnida."Aku menyeka air mata dengan kasar, kembali masuk ke dalam Cafe Halal untuk membayar makananku dan kembali ke hotel.(Jadi, ini yang kamu lakukan padaku, Adnan? Kenapa kamu ingin membuatku menjauh darimu, menghilang di sisi
Pagi hari, Reyndad kembali berjalan menuju cafe halal. Ia melihat wanita berhijab dan bergamis warna navy sambil menggendong seorang anak kecil kira-kira usianya 2 tahun.Wanita itu membuka cafe halal seraya mencium pipi gadis kecil itu yang berada di gendongannya."Apa dia sudah menikah?" gumam Reyndad seraya duduk di bangku panjang dan memegang ponselnya.Pintu itu kembali tertutup rapat. Tak berselang lama, datanglah para pegawai dan beberapa orang chef memasuki cafe tersebut."Sekarang masih pukul 6 pagi."Reyndad menatap layar ponselnya. Walaupun masih pagi, banyak orang berlalu lalang berjalan di sini.Reyndad tetap duduk di bangku itu seraya menatap ponselnya. Bukan, itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya agar mereka tak merasa terusik ketika Reyndad diam-diam mengintai cafe tersebut.Tak lama, wanita itu keluar seraya menenteng dua kotak di tangannya dengan helm yang melekat di kepalanya.Adnan.
Reyndad hampir saja tersesat. Tapi, ia menghidupkan GPS di ponselnya lalu menggunakan peta dari ponselnya menuju cafe halal.Lumayan jauh dan memakan waktu lebih kurang 2 jam."Akhirnya," gumamnya seraya masuk ke dalam cafe halal tersebut.Reyndad duduk di meja sebelumnya ketika ia pertama kali datang ke cafe ini. Reyndad mengangkat tangannya ketika seorang wanita berpakaian seragam yang sama dengan karyawan lainnya menoleh ke arah Reyndad, berjalan seraya membawa buku menu."What do you want, sir?" tanyanya.Reyndad melirik ke papan nama wanita itu, Mia.(Mau pesan apa, Tuan?)"I'd like dessert, a sweet one and a cup of green tea."(Saya mau makanan penutup, yang manis dan secangkir teh hijau.)"Okay, please wait a few more minutes. We will carry your order."Mia berjalan meninggalkan Reyndad. Ia sedikit terpanah dengan pesona Reyndad, tak biasanya ia bertemu dengan lelaki yang tampan sepertinya.(Baik, si
"Kita ke 'Cafe Halal' itu aja," tunjuk Reyndad."Jangan!" gertak Jong Ru membuat Reyndad menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wae?""Ani, geogi eumsig-i bissada," jawab Jong Ru.*Bukan, di sana makanannya mahal.*"Bissan? Bunmyeonghi hallal eumsig-imyeo seuta hotelmankeum bissaji anh-eul sudo issseubnida. Uhoejeon."*Mahal? Jelas itu makanan halal, gak mungkin semahal di hotel berbintang, kali.Balik kanan.*Jong Ru langsung memutar mobilnya tanpa melihat ke kaca spion. Beruntung tidak ada mobil lain di belakang mobil mereka.Jobg Ru dan Reyndad turun dari mobil. Jujur, Jong Ru sangat takut jika Adnan sampai tahu Reyndad berada di California."Mau duduk di mana?" tanya Jong Ru."Dekat pintu masuk saja."Reyndad mendudukkan dirinya di kursi yang ia inginkan. Sementara Jong Ru celingak-celinguk melihat keberadaan Adnan. Tidak ada, pikirnya."Hi good morning. What would you like
Reyndad menunggu Jong Ru sambil memainkan ponselnya. Ia berselancar di aplikasi Instagram ketika ia memposting jari manis milik Adnan yang terselip 3 buah cincin pernikahan dan 2 buah cincin mahkota dan berlian darinya dengan caption 'bogoshipda'. Tak lupa dengan emotikon love berwarna purpel, putih, merah, dan sebuah gambar cuncin dan berlian di sana.Banyak komentar dari nitizen yang merasa kecewa, patah hati dan karyawan yang turut mendoakan Reyndad agar tetap langgeng bersama Adnan.Reyndad jarang sekali mengumbar kemesraan mereka. Memajang foto mereka berdua di sosial median, entah itu di poto profil maupun poto sampul. Hanya memamerkan bagaimana bahagianya mereka melalu kata-kata lugas Reyndad saja.Walaupun Reyndad memposting hanya dua postingan tanpa mengumbar wajah Adnan.Tin!Reyndad menoleh ke arah mobil BMW silver lalu keluarlah Jong Ru. Reyndad segera menenteng kopernya seraya berlari kecil ke arah mobil Jon
PoV AuthorPukul 20.00 PT, Jong Ru telah selesai membersihkan diri. Ia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil seraya duduk di ranjang memegang ponselnya.[Gue akan pergi ke California. Untuk liburan saja, kita satu kamar ya.]"Kenapa harus berkunjung, sih?" gumam Jong Ru mencebikkan bibirnya karena kesal.[Terserah padamu,] balas Jong Ru lalu menonaktifkan ponselnya. Ia berpikir bahwa Reyndad tak boleh tahu perihal Adnan berada di California.Tapi, bagaimana ia harus menyembunyikan Adnan dari Reyndad. Apa dia perlu memberitahukan pada Adnan?Jong Ru menggelengkan kepalanya. Ia tak boleh mengatakan ini pada Adnan. Melainkan pada Yayuk."Astaga, bahkan nomor temannya pun gue gak punya," cicitnya.Jong Ru bergegas menuju ke rumah Yayuk karena ia akan mengajak Adnan ke acara festival sebelum pergantian tahun.***Reyndad telah menyiapkan perlengkapannya. Besok pagi, ia
Tumben Jong Ru pergi liburan ke luar negeri. Tak biasanya dia seperti ini, pikirku.Tak lama, Jong Ru mematikan ponselnya ketika seorang wanita memanggil namanya. Seperti suara yang tak asing bagiku."Mungkin Jong Ru mencari gadis di California untuk ia jadikan istri," gumamku seraya meletakkan ponsel di nakas lalu keluar dari kamar.Terlihat mama sedang duduk sendirian di meja makan sambil meneguk teh hijau di cangkirnya."Bissan mulgeon-eul saji ma, wae susib-eog dalleoga deuneun chaleul sa gess-eo?!" bentak mama padaku.*Jangan beli barang yang mahal, untuk apa kamu beli mobil yang harganya miliaran itu?!*Aku cukup terkejut dengan ucapan Mama."Eomma, beolsseo ilhago iss-eoyo. Beolsseo seuseulo don-eul beol su issseubnida," ucapku berjalan menuju kulkas.*Ma, aku udah kerja. Udah bisa menghasilkan uang sendiri, itu hakku, Ma.*"Adnan-eul dasi gajyeool su e
Jong Ru menceritakan keadaan Reyndad yang sangat tragis karena ditinggal oleh Adnan. Dari lubuk hati Adnan, ada rasa iba dan khawatir. Tapi, egoisnya melebihi rasa belas kasihan untuk Reyndad."Jangan ceritakan tentang dia," ucap Adnan menatap Jong Ru.****Pagi ini, Reyndad berangkat ke Korea sekedar liburan karena 1 bulan ini kantornya cuti menjelang pergantian tahun.Reyndad memesan tiket pesawat bagian bussines lalu menjadwalkan keberangkatannya jam 20.00 WIB.Setelah mengemasi pakaian dan baju tebal di dalam dua buah koper miliknya, pukul 19.23 WIB ia berangkat menggunakan taksi online yang sudah Reyndad pesan tiga puluh menit lalu.'Aku akan ke Seoul tanpamu,' batin Reyndad menatap tiket pesawat dengan nomor 2 milik Adnan dulu.Reyndad naik ke pesawat dan mencari tempat duduknya sesuai dengan nomor tempat duduk dan ternyata ia berada di samping jendela. Reyndad duduk seraya menggunakan sabuknya lalu mengeluarkan po
Pukul 16.00 PT, Adnan telah selesai menyiapkan makan malam beserta sereal yang ia buat dengan susu hangat. Yayuk pulang ke rumah dengan wajahnya yang lelah.Ia tersenyum pada Adnan sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi. Setelah Yayuk menggunakan kamar mandi, Adnan memakainya untuk membersihkan tubuhnya.Malam ini, Yayuk memberikan informasi bahwa ia akan memasukkan Adnan ke kursus bahasa Inggris khusus orang dari Indonesia agar ia cepat memahami bahasa Inggris."Apa biayanya murah?" tanya Adnan."Gak ada yang murah, Nan. Di sini kehidupannya mahal, gak ada yang gratis.""Baiklah."Adnan menyetujui permintaan Yayuk walau ini terlalu cepat baginya. Tapi, lebih cepat lebih baik, bukan?****Keesokan harinya, Adnan dan Yayuk sampai di sebuah gedung kursus bahasa. Di sini semuanya lengkap, mulai bahasa Jepang hingga Mandarin."Bisa kita mulai?" tanya wanita itu pada Adnan."Bisa."