Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB.Arjuna membuka kedua matanya secara perlahan. Ia menatap sekeliling ruangan, dan tersenyum saat melihat Ayu tengah berbaring di samping brankar, dengan posisi kepala bersandar di atas brankar."Sayang, aku haus." ucap Arjuna dengan lemas.Ayu terbangun dan langsung mengucek matanya, ia terkejut saat melihat Arjuna sudah sadar dan gadis itu langsung mengambil minuman untuk kekasihnya"Minumnya pelan-pelan. Jangan terburu-buru." ujar Ayu.Arjuna pun minum secara perlahan, dan setelah air di dalam gelas habis, Ayu meletakkan kembali gelas tersebut ke meja samping brankar."Makasih," ucap Arjuna.Gadis itu hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut tebal kekasihnya. Kemudian, Ayu mengusap punggung tangan Arjuna."Kok bisa sesak napas sih?" tanya Ayu."Tadi, Anisa bersihin tangannya di depan wajahku. Jadi, hidungku terhirup debu yang ada di tangan Anisa. Makanya jadi drop kayak gini." jelas Arjuna.Ayu mengangguk tanda mengerti dan menatap manik mata Arjuna.
Di ruang medisArjuna tengah duduk di atas brankar, sedangkan Ayu tengah mencari kotak P3K untuk mengobati wajah kekasihnya."Maaf," ucap Arjuna."Untuk apa?" Tanya Ayu yang langsung duduk di depan kekasihnya."Lima tahun yang lalu, alasan aku memutuskan hubungan kita itu karena kakakku," sambung Arjuna.Ayu yang tengah membuka kotak P3K, langsung menghentikan kegiatannya. Ia menatap Arjuna dengan tatapan bingung, sedangkan yang ditatap hanya bisa menundukkan kepalanya karena merasa bersalah."Ceritakan padaku, Kak." ucap Ayu sambil mengusap tangan Arjuna.Pria itu menganggukkan kepalanya dan mulai menceritakan alasan ia harus mengakhiri hubungannya dengan Ayu.Flashback -"Akh, Ibu dadaku sesak sekali..." ringis Arjuna."Tahan ya, Ayah dan kakakmu lagi dijalan sayang. Jun jangan tutup mata ya sayang, jangan tinggalkan, Ibu." tangis Nyonya Winda.Arjuna hanya diam dan memukul dadanya yang terasa sangat sakit. Tuan Candra dan Putra membuka pintu rumah, kemudian menggendong Arjuna yang t
CeklekSuara pintu terbuka membuat Arjuna langsung menatap ke arah pintu, untuk melihat siapa yang baru saja membuka pintu ruang kesehatan. Terlihat gadis hitam manis, tengah tersenyum dan langsung mendekat ke Arjuna."Kak Arjuna gapapa 'kan, mana yang sakit? Ya ampun, kakak tahu nggak aku khawatir banget ngeliat Kakak tiba-tiba pingsan." Tanya Nisa yang menyentuh wajah Arjuna.Pria itu merasa risih, kemudian ia menepis tangan Nisa yang berada di wajahnya. Menatap datar Nisa, dan langsung tersenyum saat melihat Ayu tengah membuka pintu sambil menenteng banyak makanan."Eh ngapain Lo disini? Kagak ada kerjaan ya lo," ketus Nisa.Ayu hanya diam dan meletakkan makanan di atas nakas samping brankar Arjuna. Ia tersenyum ke arah Arjuna dan memasukkan bubur ke dalam mangkok yang ia bawa."Anjir, gue bicara sama lo setan. Malah kagak di jawab..." sambung Nisa."Yang, kok bubur sih?" Tanya Arjuna."Kamu lagi sakit, jadi lebih baik makan bubur aja yaa. Terus nanti makan buah, biar cepat sembuh.
Sudah seminggu berlalu, semua para peserta olimpiade sudah melakukan kegiatan seperti biasa di kampus mereka masing-masing. Pemenang olimpiade diraih oleh Ayu dan Arjuna, mereka sudah menjadi Mahasiswa/i kebanggaan di Universitas Kedokteran Jogjakarta."Kak," teriak Nisa.Arjuna hanya diam dan berjalan masuk ke dalam perpustakaan. Tangan pria itu ditahan oleh Nisa, dan otomatis Arjuna langsung menepis tangan gadis itu."Lo murahan banget ya jadi cewek! Main pegang tangan orang sembarangan. Seperti tidak ada harga dirinya Lo!" Tegas Arjuna."Kak, kenapa hindari aku sih. Aku salah apa?" Tanya Nisa."Banyak! Lo udah buat, cewek gue diemin gue selama seminggu. Jadi cewek jangan murahan dong! Awas aja, kalau sampai cewek gue ngajak gue. Lo bakal terima akibatnya!" bentak Arjuna."Lah bagus dong, jadi kamu bisa denganku, Kak. Putusin aja si Ayu itu, dia gak cocok sama Kakak loh. Mending sama aku aja, aku cantik, pintar lagi." balas Nisa tanpa malu.Arjuna menggelengkan kepalanya, karena suda
Bambang masuk ke dalam kamar, sambil meletakkan makanan dan minuman di meja yang ada di dalam kamar Ayu. Ia duduk di sofa dan melihat Arjuna tengah mengganti kompres sang adik."Minum dulu, lanjut nanti saja..." ucap Bambang."Iya, bang." balas Arjuna yang berjalan dan duduk di samping Bambang.Pria itu meminum air sirup buatan Bambang, kemudian meletakkan kembali gelas tersebut."Putra abang Lo 'kan?" Tanya Bambang."Iya, bang. Emangnya kenapa?" Arjuna kembali bertanya."Tadi adek gue balik sama Putra. Btw, mereka gak ada hubungan apa-apa 'kan?" sambung Bambang yang tampak khawatir jika sang adik bersama Putra."Ayu pacar gue bang. Kak Putra juga suka sama Ayu, gue gak bakal biarin dia deketin Ayu. Bukan mau menjelekkan kakak sendiri ya, tapi bang Putra udah terlalu banyak cewek, gue gak bakal biarin Ayu dia dapetin. Karena Ayu hanya untuk gue bang.." jelas Arjuna.Bambang menganggukkan kepalanya dan menepuk pelan bahu Arjuna. "Good, gue juga gak setuju kalau Putra jadi kabar adek gue
Arjuna memilih untuk pulang ke rumah, karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saatnya pria itu beristirahat, sebenarnya ia ingin menginap di rumah Ayu, tapi Bambang takut terjadi fitnah. Karena kedua orang tua Ayu dan Bambang tidak ada di rumah."Huh, semoga besok Ayu udah sembuh.." gumam Arjuna.TokTokKetukan pintu terdengar, dan Putra pun masuk ke dalam kamar Arjuna. Pria itu menatap Arjuna dengan tatapan datar sangat datar."Turun, makan." ucapnya sekilas dan langsung keluar dari kamar.Arjuna hanya diam dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu, ia menuju ruang makan yang disana sudah ada kedua orang tuanya. Pria itu duduk dalam diam, dan mengambil makanan."Bagaimana kuliahmu, Putra?" Tanya Tuan Candra."Lancar yah, tinggal bimbingan aja..." jawab Putra."Bagus deh, setelah itu langsung kerja diperusahaan keluarga kita ya..." sambung Tuan Candra.Putra membalas dengan anggukan dan melanjutkan makannya. Tuan Candra menatap Arjuna yang sedari tadi hanya diam."Papa dengar, k
Anisa tengah duduk di sebuah cafe, seperti tengah menunggu seseorang. Setelah cukup lama dia menunggu, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun datang."Lama banget, abis ngapain? Udah dari tadi gue nungguin lo." Tanya Nisa."Berantem sama adek sialan gue," balas Putra."Ah, eh iya lo suka sama Ayu 'kan?" Sambung Nisa."Iya, emang kenapa?" Tanya Putra."Mau kerja sama gak, buat jauhin Ayu dari Arjuna..." jelas Anisa."Gimana caranya?" Tanya Putra.Anisa mendekati telinga Putra, dan membisikkan rencana yang sudah ia susun. Setelah itu mereka tersenyum licik, sambil berjabatan tangan."Deal," ucap Putra.Gadis itu tersenyum dan meneguk minumannya. Mereka menikmati makan malam yang cukup damai, tanpa gangguan sedikit pun.-Pagi hari,Tok!Tok!Bambang membuka pintu rumah dan terkejut saat melihat ada seorang gadis tengah tersenyum ke arahnya, sambil membawa bingkisan buah. Pria itu menggenggam tangan gadis tersebut dan membawanya ke taman depan."Ngapain kesini?" Tanya Bambang."Jengukin
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna
Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C
Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal
Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka
Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu
Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak
Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau
Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan
Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna