“My Beloved Bastard”
Author by Natalie ErnisonNiat ingin berlibur dengan tenang pun, kacaulah sudah. Rencana Jasmeen untuk menikmati hari-hari cutinya, habislah sudah.
Sorot kedua pasang mata yang sudah dapat Jaes tebak.
“Tuan… apa yang terjadi?” Ucap Jaes dengan nada terbata-bata, dan perlahan menggenggam ganggang pintu dengan jantungnya yang sedari tadi tak mampu tenang.
Shyuutt… sebuah tangan menarinya masuk secara paksa.
Ahkk.. lenguh Jaes, karena rasa panas area pergelangan tangannya, akibat cengkraman kuat tadi.
“Kau dari mana saja!” Bentak Cullen sambil mencengkram kedua bahu Jaes.
“Aku hanya pergi berlibur Tuan…” lirih Jaes sambil menggigit bibirnya, menahan sakitnya cengkraman kasar Cullen.
“Kau tahu bukan, jika kau tidak suka dengan caramu yang tiba-tiba menghilang
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen di minta untuk pergi dari mansion kediaman Cullen. Ia di suruh keluar oleh Mrs. Sonya, dengan cara yang tidak hormat, bahkan disambut merendahkannya. Mrs. Sonya sepertinya tidak menyukai Jasmeen di sisi Cullen.Knock Knock Knock … suara ketukan pintu di kediaman Jasmeen.Jaes melepaskan ketikannya, lalu pindah menuju pintu utama. Saat Jaes Buka pintu, Sonya sudah ada di depan pintunya.“Selamat siang nyonya.” ucap Jaes menyapa, dan memberikan senyumannya.Ck . Mrs. Sonya tersenyum miring.“Aku ingin bicara denganmu, Jasmeen Aimee .” Ucap Mrs. Sonya dengan tatapannya yang terlihat begitu dalam nan dingin, terus mata milik Cullen kompilasi sedang tidak akan senang akan sesuatu hal.“Baik, silakan masuk, Nyonya.” Jaes mempersilakan Mrs. Sonya untuk masuk ke da
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen sedang berjalan menyusuri area kuliner di sore hari, namun tiba-tiba ada suara yang menyambutnya, dari balik helm hitam.Hahh, “tuan Ezrai.” Ucap Jaes saat melihat sosok Ezrai yang baru saja tiba dengan mengenakan motor sport miliknya.“Kemana saja nona Jasmeen selama ini? apakah tidak bekerja? “ Ucap Ezrai lalu melangkah menghampiri Jaes.“Tidak tuan, aku sudah tidak bekerja lagi.”“Kenapa nona? apakah ada masalah?““Tidak tuan, aku hanya ingin beristirahat,” Jaes pun duduk di sisi jalan sambil meminum es soft drink.“Selama ini aku sangat bingung kemana harus mencari nona, akhirnya kita bertemu kembali .” ucap Ezrai dengan senyuman tampannya.“Ah, ya Tuan.” Jaes hanya menunduk sendu.“Apakah wa
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonCullen sangat murka karena Jasmeen yang tiba-tiba pergi dari mansion kediamannya. Ia melarikan diri dengan terburu-buru karena pengaduan sang Ibu yang mengatakan seolah-olah Jasmeen dengan sengaja meninggalkannya, dan memilih sesuai uang sebagai Pengaman.Karena hal itu, Cullen menjadi tak terkendali, dan bergerak kasar malah membuat Jasmeen celaka.Lirih seorang pria yang selama ini selalu bertindak kejam pada siapa pun, dan tak ada satu pun yang menantang membantahnya, sekali pun itu adalah keluarganya sendiri.“Jasmeen !!” jerit Cullen sambil mendekap erat tubuh Jaes yang kini tak sadarkan diri.Ahkkk . harggkk . Cullen sangat menyesal, sambil duduk santai di atas kasur Jaes di atas kasur milik Zeros. Ia mulai mengeluarkan kedua taringnya, mengeluarkan aroma darah Jaes yang begitu menyengat.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen lagi-lagi menerima penghinaan lebih buruk dari Ibu Sonya. Bahkan ia dipermalukan di tenga-tengah orang banyak.“Kediaman Jasmeen”“Aku ingin membersihkan diriku, bos silakan duduk.” Ucap Jaes mempersilakan Zeros duduk di sebuah ruang tamu sederhana.Selama dalam kamar mandi ia menangis meratapi segala hal yang telah ia alami selama ini.“Jasmeen. Jasmeen.” Zeros memanggilnya, namun tak ada suara terdengar.“Apa yang Jasmeen lakukan sehingga begitu lama.” Ucap Zeros, lalu berjalan menuju kamar mandi.“Jasmeen!! Jasmeen!!” Zeros terus memanggil, namun Jaes tak menjawabnya, hingga akhirnya ia begitu cemas.Zeros mendobrak pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci.“Jasmeen.” Jerit Z
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonSetelah sekian lama, akhirnya Jasmeen bertemu kembali dengan si pria jahilnya, Cullen. Namun Cullen tak lagi seperti dulu, ia bahkan tidak lagi menghiraukan Jasmeen. Jasmeen pun kini sudah mulai memikirkan sosok Cullen, si pria sadisnya, namun semua telah berubah untuknya.Jasmeen hanya mampu menghela napas perlahan, dan berusaha menahan rasa yang kini menyesakkan baginya. Cullen sudah tidak lagi memperhatikannya, Jasmeen cukup heran dengan perubahan Cullen padanya.“Semuanya, harap beri hormat kalian pada pemimpin perusahaan Kyleer group.” Ucap salah seorang pekerja sekaligus sang atasan tempat Jaes kini bekerja.Semua pegawai tunduk dan sedikit membungkukkan diri, sebagai tanda penghormatan mereka pada tuan Cullen Kyleer.“Terimakasih tuan Cullen, telah bersedia hadir dalam acara diesnatalis perusahaan kami.” Ucap san
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonDalam makan malam bersama, Jaes harus melihat pemandangan tidak indah dimatanya. Nona Khim dengan beraninya mengecup bibir Cullen dihadapan semua orang, tanpa rasa malu.“Sekarang lebih baik ...” ujar Mrs. Sonya dengan senyuman puas.Cullen terdiam tak bersua sedikit pun, ia tampak lekat ke arah Jaes yang terlihat sendu.>>>Bhukkk .... sebuah tamparan keras tentang wajah Zeros sampai pinggir bibirnya mengeluarkan sedikit darah dari gusinya.“Hanya tugasmu hanya untuk melidungi Jasmeen! tidak perlu menyetuhnya! “ teriak Cullen sambil mencengram leher Zeros.Tsk .. “Tidakkah Kau Tahu, bagaimana ibumu memperlakukan Jasmeen? ibumu selalu kasar pada Jasmeen, bahkan beberapa kali mempermalukan Jasmeen!“ tukas Zeros dengan nada yang cuku
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonKehadiran Jasmeen dalam kehidupan kejam Cullen, benar-benar telah mampu menghancurkan gunung es di hatinya. Jasmeen telah membuatnya mulai mengerti arti cinta sesungguhnya, ialah disaat ia mulai tak lagi saling bertemu dengan Jasmeen.Cullen meminta Zeros untuk melindungi Jasmeen, yaitu dengan cara Zeros menyatakan bahwa Jasmeen ialah kekasihnya. Meskipun Cullen sangat menyukai ide tersebut, namun ia harus merelakan Jasmeen dijagai oleh sahabatnya, Zeros.“Perusahaan menyetujui xx”Semua pegawai bekerja dengan begitu fokus, begitu pula dengan Jaes yang masih setia berkutat dengan layar komputer miliknya.Ehhemm ... “apakah nona Jasmeen sudah makan siang?” Tanya Zeros yang datang menghampiri Jaes.“Sebentar lagi bos, masih banyak yang harus kuperiksa.” Ucap
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen masih berkutat dengan deadine naskahnya ...Ahk … Lenguh Jaes saat sebuah tangan memegang tangan mendekapnya, dan langsung membuatkan terangkat melayang di udara.“Siapa?” lenguh Jaes, ia sangat terkejut juga kesulitan.“Aku sangat merindukanmu.” Lirih sosok pria yang sedang mendekapnya dan mengajaknya melayang-layang di udara.“Tuan Cullen!’ Jaes menatap wajah Cullen dengan tatapan matanya yang penuh dengan kerinduan.“Aku sangat merindukanmu ..” lirih Cullen dan langsung mengecup bibir Jaes dengan penuh kerinduan.Hmmm… lenguh Jaes, namun kali ini ia terlihat tak melakukan perlawanan, namun ia justru membalas kecupan Cullen juga pelukan Cullen padanya.“Tuan, jangan .. kau akan segera menikah,” lirih Jaes saat Cullen merebahka
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonCINTA… Tak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak menginginkan cinta. Semua orang tentu ingin dicintai dengan kejujuran dan ketulusan. Yah, JUJUR dan TULUS. Dua kata namun berjuta makna, bahkan terkadang terlalu kaya akan arti dan makna sesuai pandangan setiap pribadi masing-masing.~ ~ ~Setelah sekian lama, akhirnya Cullen benar-benar menemukan cinta sejatinya. Tentu saja ia harus melalui berbagai lika-liku perjalanan panjang, yang terkadang membuatnya hampir kehilangan arah. Mencintai satu-satunya wanita, bahkan mengandung dari benihnya. Sungguh perjalanan cinta yang cukup panjang bagi Cullen.**Mentari fajar sudah mulai menyinari jendela-jendela kaca hotel berbintang xx. Dua insan kini sedang dimabuk cinta setelah sekian lama
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen sangat panic saat mengetahui Arseo tidak pulang bersama pegawainya. Terlebih lagi saat guru Arseo mengatakan, bahwa Arseo sudah pulang bersama seorang supir. Semakin cemaslah ia kini. Tak tahu harus mencari kemana lagi, dan akhirnya Jasmeen berniat melaporkan kepada pihak yang berwajib.-------Drrttt… tuan Fhilip memanggil…Jaes: “Yah tuan!”Fhilip: “Arseo ada bersamaku, di apartemen xx.” Seketika Jaes merasa sangat lega dan tak sabar ingin menemui anaknya yang sedang bersama sang kakek Fhilip.Jaes: “Baik tuan. Aku akan segera ke sana.”“Bagaimana Jasmeen?”“Sepertinya Arseo sedang bersama kakek Fhilip,” tukas Jaes, sedikit membuat hati Austin merasa lega namun juga ada rasa kecewa. Kecewa,
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonPertemuan yang tidak terduga antara Jasmeen dan Cullen. Sungguh waktu yang cukup lama bagi keduanya untuk dapat bertemu kembali. Melalui berbagai lika-liku kehidupan yang tidak mudah untuk dijalani. Tangis, tawa, air mata, bahagia, semua bercampur menjadi satu.--------Jasmeen masih tetap mendekap tubuh dingin Cullen. “Tuan… kumohon jangan tinggalkan aku lagi..” kata Jaes dengan lirih dan isak tangis yang tak mampu ia bendung lagi.Jaes berusaha bangun, dan merogoh isi kantong celana milik Cullen. Mencoba menghubungi tuan Fhilip, sang ayahnda Cullen.Dengan tangan yang gemetar dan kalimat yang terbata, Jaes mencoba melakukan panggilan pada tuan Fhilip.“Hallo tuan.. tuan, ini aku Jasmeen..” isaknya dan berusaha untuk tetap tenang, sehingga dapat mengucapkan kalimat dengan baik.Mr. Fhilip: &
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen sangat takut dengan semua kenyataan yang kini ia hadapi. Tentu saja rasa takut akan keamanan baby Arseo kecil. Terlebih lagi saat mengetahui bahwa Cullen lah ayah dari sang baby kecilnya. Rasa tak menentu kini memenuhi pikiran dan perasaan Jasmeen.-------“Kantor Mrs. Jasmeen Aime”Jaes terlihat fokus dengan segala pekerjaannya, seakan tak dapat lagi diganggu oleh siapa pun.“Permisi, nyonya!” ujar salah seorang editor tempat Jaes bekerja, tepatnya di kantor pribadinya.Melepaskan sejenak kesibukannya, “ada apa?” jawab Jaes singkat.“Besok malam akan ada pameran buku-buku karya fiksi, dan dari pihak EO (Event Organizer) meminta kesediaan nyonya untuk dapat bergabung.”“Baiklah, silakan atur semua dengan baik. Karena aku harus menitipkan anakku pada
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen kini tak sendiri lagi, walau di dalam segala keterpurukannya. Ia bahkan memiliki seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Seorang bayi tampan nan lucu, kini menghiasi hari-hari Jasmeen.-------Jaes berdiri dengan tatapan mata yang tajam, “apa yang kalian inginkan!” tukas Jaes yang terlihat begitu emosional.“Nyonya Jasmeen, kami hanya ingin berbincang dengan Nyonya,” ujar salah seorang pria, yang merupakan para pengawal keluarga Kyleer.“Pergi! pergi dari sini!” teriak Jaes kesal, ia terlihat sangat tidak menerima kedatangan keluarga tersebut.“Nona Jasmeen!” tukas seorang pria dari dalam mobil sport berwarna hitam, dan melangkah ke arah Jaes.Jaes membelalak terkejut, “Tuan Fhilip!” gumam Jaes yang masih tak percaya dengan kehadiran Tuan Fhilip, ayah Cullen.
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonPernah menjalani hubungan yang istimewa, pernah hampir menjalani kehidupan masa depan bersama. Tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sekali pun kebersamaan itu hanyalah kebahagiaan semu. Seorang pria tampan, sukses, dan juga baik hati, itulah Carl Kyleer.Carl sangat mencintai Jasmeen, semenjak pertemuan pertama mereka, Carl pun sudah mulai menyimpan rasa kagum.Rasa kagum Carl pada Jasmeen bahkan terus bertumbuh, hingga akhirnya ia dapat bersama dengan Jasmeen. Walau kebersamaan Jasmeen dan Carl berawal dari rencana dendam Jasmeen. Kini semua hanyalah tinggal kenangan masa lalu, dan rasa cinta yang dibawa mati oleh Carl.Carl telah pergi untuk selamanya, dan tak akan pernah kembali lagi. Karena Carl hanyalah manusia biasa, berbeda dengan Cullen sang kakaknya.&n
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen terus menerus menerima paket bunga dan terkadang juga beberapa barang-barang hiasan asesoris wanita. Jasmeen tak tahu, entah siapa yang mengiriminya paket itu.Pada malam saat Jaes pulang dari kantor, ia merasakan hal yang sangat aneh. Namun ia tidak dapat membuka matanya bahkan berbicara. Sementara itu tubuhnya seperti ada yang sedang menggerayangi.-------Tubuh Jaes seperti tersengat arus listrik bertegangan tinggi. Ia bahkan terus mendesah tak karuan.Apakah ini benar-benar hanya mimpi saja, tapi mengapa terasa sangat nyata bagi Jaes.Akhirnya Jaes mencapai puncaknya. Ia begitu kelelahan, dan akhirnya kembali terlelap dalam keadaan tubuh terlentang dengan kaki terbuka lebar.Whuussstttt… angin berhembus menerpa kulitnya, dan terasa begitu dingin. Seketika itu juga Jaes pun terbangun dari tidurnya.Hahh hh
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen menangis dengan pilu, tepat dihadapan Zeross.Jasmeen sangat terluka dengan berita pernikahan Cullen bersama wanitanya.Sebisa mungkin Jasmeen berhasil memulihkan luka hatinya, namun ia tetap tak sanggup.Sementara Zeross hanya bisa menepuk bahunya pelan, karena Zeross pun sadar akan posisinya saat ini.“Jasmeen, ikut aku ..” Zeros meraih tangan Jaes, menuntunnya menuju parkiran mobil.Jaes menyeka air mata, “kita kemana bos?”kata Jaes yang terlihat begitu sembab.“ikut saja ..” Zeross enggan untuk menjawab pertanyaan Jaes.Ia membawa Jaes bersamanya ke suatu tempat.***Sepanjang perjalanan Jaes hanya bersandar di kursi mobil, dan memejamkan perubahan kedua itu, hanya untuk memperbaiki napasnya.Zeros memberhentikan mobil miliknya, tepat di area pantai.
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonCullen akhirnya bertemu kembali dengan Jasmeen, namun dalam keadaan yang cukup memilukan. Jasmeen dikala itu ingin menyelenggarakan pernikahannya bersama dengan Carl, saudara dari Cullen. Jasmeen menyetujui pernikahan tersebut pun karena upaya balas dendamnya pada keluarga Kyleer.Namun Jasmeen keliru, karena ternyata Cullen tidak bermaksud untuk membunuh sang kakaknya, Timoty. Melainkan, Timotylah yang memohon Cullen untuk mengakhiri penderitaannya. Kala mendengar dan mengetahui kebenaran itu, Jasmeen begitu hancur dan tak berdaya lagi.Kehilangan seluruh anggota keluarganya, bayi yang ia kandung, dan kini pria yang ia juga sangat cintai pun sedang skarat. Semua begitu sangat menyesakkan, Jaes hampir tak mampu lagi bertahan hidup.Ahkkk argh hahh ahhhh.... jerit pilu Jaes, dengan kepala menengadah ke langit-langit. Ia tersungkur sambil mendekap erat