Hari menjelang senja, suasana sangat ramai di depan gedung Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta.
Hiruk pikuk para wartawan menyeruak dari halaman hingga kejalanan, mereka sedang menunggu kelanjutan drama perseteruan antara dua selebriti ternama, Anitta Jovana dan Aisyah Kamila Yildiz. Tiba-tiba Sebuah Ferrari 488 GTB merah diiringi porsche panamera putih melewati kerumunan mereka.
Sontak perhatian dan kamera para wartawan tertuju pada kedua mobil mewah yang tidak sembarang orang bisa memilikinya itu. Kedua mobil mewah itu berhenti tepat di depan gerbang masuk mabes. Sementara para wartawan di luar saling melempar sahutan .
"Wah, itu Adam Sinaga, saudara sepupu Kamila!"
"Iya, itu mobil-mobil Adam Sinaga."
"Oh, iya benar, itu Adam Sinaga CEO "SINAGA GROUP."
Ternyata sosok dibalik kedua mobil mewah itu adalah orang yang populer dikalangan awak media. Tentu saja, siapa yang tak kenal Adam Sinaga, putra salah satu konglomerat Indonesia yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Asia.
Begitu pintu depan mobil Ferrari 488 GTB terbuka, muncullah seorang pria tampan berkulit sawo matang dengan garis wajah smart dan supel, kulitnya yang eksotis justru membuatnya makin terlihat maskulin, sementara jas hitam dengan potongan yang pas pada postur tubuhnya yang tinggi dan gagah membuat auranya semakin bersinar dan mempesona. Dialah Adam Sinaga.
Tampaknya hari ini dia dalam urusan yang sangat penting hingga raut wajahnya meskipun tenang namun sangat serius dan mengacuhkan sapaan para wartawan. Lima orang bodyguard bertubuh besar menyusul dari pintu Porsche Panamera putih. Adam Sinaga berjalan dalam kilatan blitz Kamera para wartawan.
Tak berselang lama, jalanan itu kembali di penuhi iring-iringan supercar, yang salah satunya berharga ratusan miliar. Perhatian para wartawan seketika teralihkan dari Adam Sinaga ke iring-iringan supercar yang salah satunya memiliki harga terlalu mencolok itu, satu-satunya yang pernah mereka lihat di Jakarta. Para wartawan itu mulai berceloteh lagi.
"Gila! Siapa lagi ini, itu Bugatti centodieci yang harganya ratusan miliar, bukan?"
"Mungkin itu hanya orang yang ingin terlihat kaya dengan menyewa banyak supercar, hahahaha!" celetuk salah satu wartawan sembari terkekeh.
Sementara itu Arthur yang berada di dalam Bugatti centodieci sedang menggerutu kesal pada Chen, "Kamu tahu kan, aku tak ingin terlihat mencolok selama di sini, kenapa kamu kirimkan supercar sialan ini?!"
"Aku-aku..., aku cuma bilang ke Doni supaya mengirimkan empat kendaraan terbaik untukmu," sahut Chen sok polos. Ia tahu Arthur tak kan bisa marah terlalu lama padanya.
"Kamu seperti tidak tahu saja orang-orang di sini, otakmu kau gadaikan kemana?!" Arthur kian kesal melihat blitz kamera para wartawan yang tak henti-henti membidik supercar yang ditumpanginya.
"Bro, setahuku mereka netizen di Indonesia memang paling hobi mengulik kehidupan orang-oranng kaya, maafkan aku lalai Bro," tukas Chen menyesal.
"Baik, sudahlah. Nanti kita bicarakan lagi, aku harus segera menemui Kamila," tutup Arthur.
Ben Akiro membukakan pintu mobil untuk Arthur, diiringi empat bodyguard lain di belakangnya. Arthur melewati kerumunan para wartawan dengan wajah yang dingin, sedingin es batu.
Untuk pertama kalinya suasana menjadi hening, semua mata pemburu berita terkesima pada sosok yang tak familiar di mata kamera mereka. Para wartawan ternganga, 'Sungguh kaya dan tampan, tapi bukan artis dan tidak terkenal,' pikir mereka.
Tampang para bodyguard juga tak luput dari perhatian para wartawan. Para bodyguard berwajah luar negeri yang terlihat ekslusif dan terlatih, cukup membuat ciut nyali para pemburu berita. Tak ada yang berani mendekat, mereka hanya berbisik-bisik kecil dari kejauhan.
"Apa kalian pernah dengar tentang Putra Alexander Yildiz yang dijuluki Mr Genius? Aku rasa ini orangnya."
"Aku pernah mendengar sekilas, tapi bukankah dia sangat tertutup dan tak terjamah? Belum ada yang berhasil memperoleh gambarnya secara jelas, sebab dia menetap di Amerika."
"Jika benar dia orangnya, betapa beruntungnya kita, dia bukan hanya jenius tapi juga terlalu tampan dan seksi," desis salah seorang wartawati yang menyela bisik-bisik para wartawan itu.
Para bodyguard Arthur lainnya, seperti biasa standby di dalam mobil untuk mengontrol dan mengoperasikan berbagai alat keamanan canggih berbasi AI dan robotika. Semua itu untuk melindungi sang CEO Astrogun dengan maksimal. Empat minibot drone diaktifkan, dalam sekejap situasi di sekitaran Mabes Polri sudah terpampang pada layar monitor dan peluru-peluru dari minibot drone itu selalu siap sedia ditembakkan kapanpun dibutuhkan.
Sesampainya di dalam gedung, Arthur merangkul bahu kamila, membelai-belai kepalanya untuk menenangkan sang adik. Helen yang berada di samping Kamila hanya bisa mengagumi dalam hati pria tampan dan maskulin di hadapannya itu. Helen buru-buru berpaling muka saat Arthur melirik tajam kepadanya tanpa kata. Kemudian Arthur bergabung bersama saudara sepupunya, Adam Sinaga yang duduk di tempat khusus tamu penting.
"Aku sudah menyiapkan empat pengacara kondang untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Adam saat Arthur telah duduk di sampingnya.
"Terimakasih, tapi itu akan lama. Aku sudah menghubungi Bapak Menteri Pertahanan untuk menutup kasus ini langsung," tukas Arthur tak mau kalah. Arthur tersenyum mengejek, ia tahu Adam diam-diam menyukai Kamila. Sebenarnya itu bukan masalah baginya, ia hanya senang mempermainkan Adam yang bossy dan kadang-kadang narsis.
"What? Hahahaha..., anda begitu mengesankan Brother. " Rona wajah Adam menahan kesal, dibalik tawa renyahnya ia sadar Arthur sedang menguji mentalnya. Namun ia juga sadar tak ada gunanya menentang Arthur.
Sementara itu, empat pengacara yang dibawa Adam sedang melakukan wawancara dengan pihak administrasi kepolisian. Helen yang duduk disebelahnya hanya menangkupkan kedua lengan didada, masih dengan masker dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya, sorot matanya tetap tenang. Berbeda dengan Aisyah dan Irina yang nampak cemas dan gusar.
Ketegangan tak bisa dihindari antara kedua kubu pengacara yang berseteru.
"Video keributan itu sudah viral, seluruh Indonesia sudah tahu biang masalahnya." Salah seorang pengacara dari kubu Kamila membuka fakta penting.
Tiba-tiba Bapak Kapolri, Jendral Bagas Cahyono datang di tempat itu tanpa di duga oleh siapapun. Ia langsung menghampiri dan menyalami Arthur.
"Selamat datang di Indonesia, Tuan Geon Arthur Yildiz. Semoga anda bisa segera menandatangi kontrak kerjasama yang ditawarkan Bapak Menhan." Bapak Kapolri terlihat hormat dan sungkan di hadapan Arthur.
"Terimakasih, Pak. Tentu saja saya memikirkan mengenai kerjasama itu.Tolong sampaikan kepada Bapak Menhan, ini tawaran yang sangat menarik, tapi saya butuh waktu untuk mengambil keputusan," sahut Arthur lugas. "Bagaimana dengan adikku dan teman-temannya?" Ia lanjut bertanya.
"Anda bisa membawanya pulang, kasus ditutup dan dianggap sebagai sebuah kesalahfahaman anak-anak muda. Ada korban pingsan dan terluka di pihak Anitta yang bisa memberatkan Kamila dan teman-temannya jika kasus ini diangkat dan diperkarakan. Sedangkan video perkelahian mereka, itu adalah bukti kuat yang bisa memberatkan Anitta. Anitta memang artis preman, beruntung Kamila punya asisten yang jago bela diri."
"Sekali lagi terima kasih atas semua bantuan Pak Menhan dan Pak Kapolri."
"Tidak perlu sungkan," jawab Pak Kapolri sembari menjabat tangan Arthur dan memeluknya.
Arthur buru-buru menutup percakapan dengan Pak Kapolri karena ia ingin membuka ponselnya untuk melihat video perkelahian Kamila dan teman-temannya yang dibilang viral. Ia ingin tahu bagaimana Helen menghajar para pria dari kubu Anitta.
"Meskipun aku tidak bisa mengenali wajahnya karena cat hitam tebal itu, tapi aku ingat dengan baik setiap gerakan beladiri yang dimiliki Athena-1609," gumam Arthur. Ia yakin dengan melihat video perkelahian itu ia bisa memutuskan apakah Helen adalah si gadis Athena-1609 atau bukan.
Arthur memberi kode kepada Ben Akiro, Ben Akiro langsung menyerahkan sebuah ponsel kepada Arthur yang kembali duduk santai di sisi Adam Sinaga. Kemudian Arthur mulai melakukan pencarian dengan mengetik 'video perkelahian Aisyah Kamila Yildiz'.
#Bersambung
*bersambung*
"Aku yakin, dia gadis Athena - 1609. Ia tak suka menunggu serangan, ia lebih memilih memulai serangan," gumam Arthur sembari membuka pintu kamarnya. Berulang kali ia memutar video itu, kesimpulannya selalu sama. Setelah semua urusan antara Kamila dan Anitta terselesaikan, Arthur dan Adam membawa Kamila dan teman-temannya pulang ke rumah keluarga Yildiz. Tadi, sesampainya di rumah, Arthur berniat untuk mengintrogasi Helen, tapi ia urungkan karena malam telah larut dan gadis itu terlihat letih. 'Aku akan menanyakan secara langsung apakah dia wanita yang sama dengan yang aku temui di gurun lembah panjshir Afganistan saat aku ditangkap kelompok bersenjata gelap.' Arthur melepas kemejanya begitu saja, lalu menghempaskan tubuhnya di pembaringan. Pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana ia harus memulai pembicaraan dengan Helen. Hal yang sangat mudah bagi orang lain namun adalah hal tersulit buatnya, berbicara dengan seorang wanita secara pribadi. Di gurun, terakhir kalinya ia berbic
"Apakah kamu gadis Navy Seal Athena-1609 yang pernah bertugas di Afghanistan dan terjebak denganku di gurun?" Arthur menunduk, semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Helen, hingga hidung mereka nyaris beradu. Melihat gadis itu hanya diam, Arthur mulai kesal. "Apa kamu tidak mendengarku? Jawab pertanyaanku!" Helen tersentak. "A-apa? Apa yang kamu tanyakan?" Sesungguhnya ia tak mendengar apa yang ditanyakan Arthur sebelumnya, ia terlalu fokus pada bibir sensual dan garis rahang maskulin milik Arthur. "Buka telingamu, dengarkan baik-baik. Apakah kamu SEAL WOMAN dengan kode inisial Athena-1609?" ulang Arthur. Helen terkesiap, kali ini ia mendengar jelas setiap kata yang terucap dari bibir Arthur. Kecurigaan Helen semakin membesar, ia mulai berpikir kalau Arthur adalah seorang mata-mata dari kelompok The Shadows. "Aku tak mengerti pertanyaanmu, enyahlah dari hadapanku!" bentak Helen sembari mendorong dada bidang Arthur dengan keras. Beruntung Arthur masih bisa menjaga keseimbangannya.
Blast!!Blast!! Arthur menembakkan poison airghost sebanyak dua kali dari drone Tiny Beast. Lalu.... PRAAAANKK.....!! terdengar suara kaca mobil pecah. Tak ada suara teriakan kesakitan. Hanya ada tubuh limbung dan bergelimpangan di dalam mobil itu, akibat menghirup racun dari Poison airghost. Seseorang sempat membuka pintu mobil, tapi baru berjalan dua langkah ia terhuyung lalu jatuh tak berkutik. Efek poison airghost, hanya beberapa detik setelah dihirup akan menurunkan tingkat kesadaran hingga level terendah selama dua jam. Sunyi..., tak ada lagi pergerakan. Beberapa menit kemudian datang dua mobil berisikan 5 orang dari tim bodyguard Arthur yang dipimpin oleh Bend Akiro. Mereka turun dari mobil dengan menggunakan masker khusus anti poison airghost. "Para pembuat onar ini, terus saja mengincar Mr. G. Kita habisi saja mereka," rutuk Dave. salah satu bodyguard. "No, Mr. G sudah menghubungi pihak berwenang yang memiliki jabatan tinggi untuk menangani mereka. Kita hanya perlu me
The beginning Flash back on! 13 Desember 2019 DARPA Pusat, Virginia, Amerika Serikat Pertemuan Rahasia Para petinggi untuk membahas tentang penggunaan Robot Humanoid dengan Hyper Artificial Intelegence (HAI) atau kecerdasan buatan tingkat tinggi dilaksanakan dengan menghadirkan utusan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Para petinggi DARPA, PENTAGON dan pihak Pemerintahan dari Gedung Putih, juga wakil dari para ilmuwan tak ketinggalan hadir dalam pertemuan tersebut. Geon Arthur Yildiz datang sebagai salah satu wakil dari ilmuwan neurorobotics engineer DARPA. Setelah melewati adu pendapat yang alot dan menegangkan, akhirnya kesepakatan dapat juga dicapai. Hasil Pertemuan :Penggunaan robot humanoid dengan Hyper Artificial Intelegence sebagai robot perang (robot warrior) untuk sementara ini adalah dilarang, karena alasan kemanusiaan. Adapun pengembangannya masih diizinkan dengan catatan pengembangan tersebut dibawah pengawasan Lembaga pemerintah yang berwenang. Sebagian
Dalam gelap, bermunculan sosok-sosok hitam, mereka langsung membopong tubuh Arthur. Gerakan mereka begitu cepat dan tepat, sangat mengenal seluk beluk ruangan di dalam laboratorium itu. Bahkan mereka membawa tubuh Arthur melewati sebuah lorong yang menuju pintu keluar rahasia. Pintu yang hanya diketahui oleh orang-orang dalam DARPA. . . . . Beberapa jam kemudian.... "Bangunkan dia!" Arthur terlonjak kaget saat merasakan wajahnya basah oleh bulir-bulir air yang dipercikkan seseorang yang masih terlihat samar-samar dalam pandangannya. Sosok tinggi besar, berkulit hitam, tampak dingin dan sangar, berdiri di hadapan Arthur. "Selamat datang Mr. G. Semoga anda suka dengan sambutan kecil kami." Arthur masih merasa sedikit pening, "Ternyata kau rupanya Robert Kanumba, pecundang!" desis Arthur dengan rahang mengeras. Wajah Robert Kanumba semakin dingin mendengar kalimat Arthur. "Mmm..., aku puas melihatmu ta berdaya seperti ini Mr G." Arthur tak tahu berapa lama ia pingsan. kini len
Arthur terdiam, jika sudah menyangkut keselamatan kedua orang tua dan adiknya, ia tak berani bertaruh. "Baiklah, aku berikan apa yang kalian minta," ucap Arthur akhirnya. Dalam hatinya merutuk kesal, dia sudah berupaya keras untuk menyembunyikan identitas pribadi dari publik demi keamanan orang-orang terdekatnya, tapi The Shadow berhasil menguak semua itu."Hmmm..., keputusan yang tepat. Terimakasih anak baik. Hahahahaha...! Gustavo, pasangkan masing-masing satu gelang minibom di lengannya." Robert Kanumba menarik rambut Arthur dengan kasar.Salah satu personil The Shadow mengerjakan perintah Robert dengan cekatan. Sebuah gelang baja kini telah melingkari kedua pergelangan tangan Arthur. Gelang ini bisa diledakkan kapan saja oleh pemegang kontrol ledaknya. Posisi Arthur kian terpuruk, mau tidak mau harus mengikuti semua keinginan Robert Kanumba."Andai saja sejak awal kau membawa ASTROGUN untuk bekerja di bawah perintah Barbara Clarkson, pasti kau tidak akan berakhir seperti ini, Mr
Geon Arthur Yildiz merasa tak lagi mengenali dirinya sendiri. Hidupnya kini bagaikan hanya menunggu mati.Selama 24 jam non stop selalu dalam pengawasan dan todongan senjata api. Ia tak diizinkan beristirahat kecuali malam hari. Setiap kali terlihat lelah dan lambat dalam menyelesaikan pekerjaan , anak buah khan Zaada langsung memberinya pukulan bertubi-tubi.Fisiknya tak terurus, dekil dan penuh luka infeksi pada sebagian besar tubuhnya. Bahkan wajah Arthur terlihat bengkak pada pipi sebelah kanan. Kulit putihnya seakan tenggelam oleh memar dan daki tebal. Ditambah lagi rambut, kumis,serta jenggotnya yang panjang dan berantakan, dia sama sekali tak terlihat seperti seorang Geon Arthir Yildiz ilmuwan DARPA, ataupun sang Ceo Astrogun.Hanya ingatan tentang Ayah, Ibu dan Adiknya yang membuat Arthur terus bertahan.Pekerjaan Arthur setiap harinya memperbaiki senjata-senjata rampasan yang rusak, merakit senjata baru yang datang dan memberikan fitur-fitur tambahan pada beberapa machine gun
"Galea, Apa kau baik-baik saja?!" Suara Athena memburu dan menegang manakala tak mendapatkan jawaban dari Galea. Ia meniup kepala alat komnikasi nirkabel yang terhubung dengan helmnya, untuk memastikan alat itu masih berfungsi. Tubuhnya semakin berayun-ayun kencang dengan arah terbang helikopter yang tak beraturan. Sekuat tenaga ia mempertahankan tubuh Mr. G yang lemah agar tetap dekat dengannya."Athena!! Putuskan talinya segera!" perintah Galea tiba-tiba dalam keputus asaan."Lakukan saja pendaratan darurat. Heli ini sudah berasap, aktifkan parasutmu dan terjunlah!!" Athena meraung tanpa pikir panjang menarik bayonet Gerber Mk.2 dari sarungnya. Kemudian ia menggunakan tangan kiri untuk memotong tali pengikat tubuhnya sekuat tenaga..Sementara tangan kanannya berpegangan kuat pada tali yang melilit Mr. G. Setelah tali yang mengikat melilit tubuh Athrna terputus, kini tubuhnya menggelantung pada tali yang sama dengan Mr. G, kemudian ia kembali mengarahkan bayonet Gerber Mk.2 , kal
New York City, Negara Bagian New York, Amerika Serikat.Gedung New York Police Departement (NYPD) tiba-tiba berubah gelap dan senyap, tidak ada lagi suara tembakan, ledakan maupun teriakan. Hanya suara erangan kesakitan yang sesekali terdengar memecah kesunyian. Para polisi, pejabat dan staff gedung NYPD yang masih tersisa memilih untuk berdiam sepi. Jiwa mereka terguncang melihat akibat dari keganasan senjata aneh dan misterius yang belum dapat bisa diidentifikasi. Mereka hanya melihat bayangan hitam kecil serupa lalat beterbangan, lalu tiba-tiba saja tubuh-tubuh bergelimpangan di mana-mana, tembok-tembok jebol di sana sini, bahkan dinding plat baja meleleh layaknya benda cair. Lalu, para robot bersenjata tiba-tiba muncul dari segala penjuru, menyingkirkan siapa saja yang berusaha menghalangi jalan mereka. Karena suasana yang mencekam dan tidak terkendali, pihak pusat pentagon yang baru mempelajari situasinya, segera mengirim pesan untuk para pejabat, staf dan para personil NYPD aga
*****Astrogan Corporation*****.Di luar gedung megah Astrogan, tampak suasana sangat ramai. Mobil polisi berjajar mengelilingi seluruh halaman, tak ketinggalan beberapa mobil lainnya dari CIA dan pasukan khusus Delta force.Arthur dan Chen tidak melakukan perlawanan sama sekali, mereka menyerahkan diri begitu saja. Padahal jika mereka mau, tentu saja mereka bisa kabur dengan mudah. Kali ini Arthur dan Chen sadar kalau mereka telah melakukan banyak pelanggaran yang di larang negara federal. Bahkan mereka telah menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan dengan mengabaikan surat dari Menteri Pertahanan yang mengundang mereka untuk datang layaknya tokoh terhormat. Itu menambah catatan buruk kedua pentolan Astrogun tersebut. "Arthur, kita bisa kabur dengan mudah selama persediaan nanobots mencukupi," bisik Chen santai, di antara pasukan khusus yang menggiring mereka menuju ke mobil NYPD."Cukup, Chen. Kita akan menyelesaikan ini baik-baik. Kamu tahu, menteri pertahanan sangat ingin bicara d
Pagi yang hangat di musim semi.Arthur dan Chen duduk berhadapan di bar room. Sebuah meja besar memisahkan mereka. Di atas meja itu teronggok selembar kertas berstempel resmi Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon)."Menteri Pertahanan meminta waktumu. Ia ingin berkunjung langsung ke Astrogun atau kamu sendiri yang datang ke kantornya, tentukan waktumu," Chen membuka suara memecah keheningan di antara mereka.Arthur meraih lembaran kertas di atas meja itu lalu meremasnya hingga tak berbentuk, "Aku akan menghadiri pernikahan Kamila dan Adam, aku tak bisa di ganggu," Ketus Arthur tak bersemangat. Pasti hal yang sangat penting, tapi ia tak perduli dan suntuk."Anda terlihat tak bersemangat Mr Yildiz. Apakah ada aral dan rintangan yang menghadang perhelatan semalam?" celetuk Chen usil. Ia melihat saat Arthur membopong Heilen ke kamarnya semalam, seharusnya hari ini Arthur berbahagia, pikirnya.Arthur terdiam dan melu*mat bibirnya sendiri, sedikit kesal mendengar celoteh Chen. Terbayang
Situasi memang kacau di Venue B, namun sebagian tamu tak ingin beranjak. Mereka menganggap ini momen yang sangat langka. Sebab itu banyak dari mereka yang mengabadikannya."Teknologi persenjataan macam apa lagi itu?" desis salah satu dari mereka.Gerald cs memendam amarah yang begitu dalam melihat keadaan Louis. Aaron kakak Louis menghambur tanpa sepatah kata, menghampiri Louis dan menegakkan tubuhnya perlahan.Bersamaan dengan itu Arthur muncul di dampingi Heilen, Bend Akiro dan timnya. Para pria berseragam jas safari hitam yang semuanya memiliki aura pembantai. Heilen melangkah anggun di samping Arthur. Semua mata tertuju pada mereka dengan nyali yang ciut."Orang kepercayaannya saja sedemikian ganasnya, Bagaimana lagi jika ia Astrogun King-nya," orang-orang berceloteh.Chen berdiri tegar menunggu reaksi musuh-musuhnya dengan tubuh lemah Melinda yang bersandar di dadanya. Ia tak menyadari kehadiran Arthur."Apa yang sudah aku lewatkan?" celetuk Arthur memecah ketegangan yang ada.Ch
Disaat Chen membara oleh amarahnya, Arthur sedang berbincang-bincang dengan para eksekutif dari beberapa perusahaan besar yang pernah menjalin kerja sama dengan Astrogun di Venue E."Hai anak muda, apakah ada hewan peliharaan buasmu yang sedang lepas? berhati-hatilah," tegur sebuah suara yang terkesan riang, sedikit kocak namun syarat makna dan mengandung ancaman besar di dalamnya.Arthur menoleh ke sumber suara yang terdengar begitu dekat di belakangnya. Ia cukup terkejut mendapati Edwin Smith big boss ELEXTRA yang berdiri santai menunggu reaksinya."Mr Smith, senang bertemu dengan anda senior, "sahut Arthur sopan kepada pria yang seumuran dengan Alexander Yildiz ayahnya itu.ELEXTRA adalah salah satu perusahaan yang memproduksi mobil canggih berbasis AI dan bertenaga listrik, mirip Tesla." Geon Arthur Yildiz, kami sangat terkesan dengan anda dan Astrogun. Bahkan orang tua ini adalah salah satu pengagummu. Tapi bisakah anda tak mengganggu ELEXTRA dengan hewan-hewan buas peliharaan
New York CityIringan tiga super car memasuki mansion Arthur di New York sore ini.Chen dan Melinda keluar dari salah satu super car, sisanya adalah para bodyguard."Mansion ini seperti istana dan dia tinggal sendirian di sini, kasihan sekali," gumam Melinda."Sekarang dia ditemani Heilen, kekasihnya. Berkenalanlah nanti dengannya,""Oh, Heilen itu nama seorang wanita kan?""Hahahhaha, tentu saja. Dia bukan gay seperti yang kalian gosipkan.""Baguslah. Awalnya ku kira kalian pasangan,""Apa yang kamu pikirkan?! Itu hal paling gila yang pernah ku dengar. Aku tak bisa melupakan jeritan indahmu kemarin malam, ataukah itu tak cukup untuk membuktikan aku penikmat wanita?" goda Chen sembari memperlambat langkahnya agar Melinda tak tertinggal."Kamu sangat berpengalaman, terimakasih atas service-mu yang memuaskan dan membuat pengalaman pertamaku jadi begitu berkesan,"tukas Melinda tak mau kalah." Hei, kau?! "Chen dibuat kesal dengan kalimat Melinda yang provokatif.Awas, berhati-hatilah Me
New York‘’Waah…, ini kelihatan lezat sekali. Benar-benar mengundang laparku,’’ pekik Heilen riang, tapi netranya tak bisa berpaling dari Arthur yang baru saja menyelesaikan adonan sayur, daging dan telur.Ia sedang memasak atau sedang menggodaku?batin Heilen.Arthur mengenakan celana drawstring cotton yang nyaman sebagai bawahan, atasannya hanya selembar apron tanpa selembar baju sama sekali, sehingga menampakkan guratan otot-otot bak pahatan dewa yunani di tubuhnya yang atletis, pinggangnya yang kokoh menyiratkan sebuah kekuatan, membuat Heilen membayangkan sesuatu yang indah.“Sabarlah tunggu aku sebentar, kita makan bersama,’’ keluh Arthur.‘’Apakah ini sebuah peraturan?aroma masakanmu membuatku kelaparan’’ gerutu Heilen manja sembari mengelus-elus bagian perutnya, bibirnya mengerucut.“Iya,’’ cetus Arthur seraya menahan tawanya melihat kelakuan childish Heilen.‘’Tdak peka’’ lanjut Heilen lagi dari meja makan. Sementara Arthur masih menyajikan makanan yang baru saja masak.Se
Chen meraih selimut dan menutup tubuh polos Melinda yang tak berdaya di ranjangnya."Maafkan aku, Mel," Chen berkata dengan raut wajah penuh penyesalan."kamu tidak bersalah, bukankah kita bersenang-senang." jawab Melinda datar."Mengapa tak bilang kalau ini yang pertama buatmu,""Apa itu penting?"Chen terdiam, tak tahu apa yang harus di katakan atau dilakukannya. Untuk pertama kalinya ia meniduri seorang gadis virgin, sensasinya sangat berbeda, seperti ada sesuatu yang mengikatnya pada gadis ini. Ditambah lagi rasa bersalah yang menderanya."Bisa minta tolong ambilkan pakaianku, aku mau kembali ke kamarku," pinta Melinda tegar, berakting seolah-olah tak pernah terjadi apapun."Apa ini yang kamu bilang pakaian?" tanya Chen ketus sembari mengangkat crop top dan mini skirt yang tadi dikenakan Melinda."harusnya ini ada di bak sampah," lanjutnya seraya melempar dua helai kain itu ke lantai begitu saja."Hei, itu brand terkenal dan mahal,"pekik Melinda." I don't give a f*u*c*k!" (Aku t
Astrogun Corpdua hari kemudian.Jeff dan Melinda melewati hari-hari dengan cemas pasca peretasan oleh entitas yang tidak diketahui di Astrogun.Beberapa hari sudah berlalu dari peristiwa itu, semua berjalan tetap normal dan tidak terjadi hal buruk seperti yang Melinda dan Jeff khawatirkan.Sean dan Phillips yang telah pulih seratus persen dari efek zat sarin dan ricin juga tak bisa memberi keterangan lebih jauh. Mereka hanya mengingat suara smartdoor yang terbuka, lalu mereka pingsan tak sadarkan diri.Tak ada jejak apapun yang tertinggal dari sang peretas.Melinda baru saja kembali dari meeting kecil dengan beberapa orang kepala staff. Ia hendak kembali ke ruang kerjanya.Melinda melihat Jeff berjalan menuju ruang Cyber Securuty System. Buru-buru Melinda mempercepat langkahnya untuk mengejar Jeff."Jeff," panggil Melinda, Jeff menoleh dan menghentikan langkahnya."Mel G, hufffh.., " sahut Jeff sembari menarik nafas berat."Apakah ada temuan baru?" tanya Melinda sembari membenarka