Arthur sedang melihat-lihat foto-foto kegiatan yang terpampang di dinding ruang latihan utama . Selain karate, ternyata RA Karate academy juga menerima kelas Tinju, Jiu-jitsu dan kick boxing, yang terdiri dari adult Classes (kelas dewasa), Advanced Class (kelas lanjutan/ahli), Basic training (kelas untuk pemula/anak-anak), dan private class."Geon Arthur Yildiz, silakan anda menunggu di ruang tengah. Mari aku antar. " Seru Franda."Baik." Jawab Arthur singkat. Rasanya ia sedikit gugup membayangkan pertemuan dengan kedua orang tua dari wanita yang selama dua tahun ini mengisi hatinya.Arthur mengikuti langkah Franda ke ruang tengah dengan polos dan penuh harap .Tanpa ia sadari dua pemuda tinggi besar berseragam karate lengkap dengan ikat pinggang warna hitam datang dari pintu ruangan sebelah kanan ruang pelatihan utama.Kedua pemuda tinggi besar itu bergerak cepat menarik lengan Arthur dari belakang dan melumpuhkan Arthur dalam sekejap menggunakan teknik kuncian Heel hook. Jelas Arthur
Ahmad Rizal Munaf membuat panggilan Video via aplikasi kepada saudaranya Ibrahim Saleh Munaf, Bapak Menteri Pertahanan Indonesia.‘’Haloooo…..abang Ibra, Assalamualaykum.”“Halo, halo,…..waalaykumsalam. Rizal bagaimana kabarmu?.’’“Alhamdulillah baik bang. Bang Rizal saya mau tanya , apakah abang kenal pria ini?” Tanya Ayah Heilen sembari mendekatkan kamera ke wajah Arthur.“Masyaa Allah…..Tuan Geon Arthur Yildiz!! tentu saja aku kenal pemuda hebat ini.Dia seorang neuro robotic engineer dan ahli persenjataan canggih dunia. Bagaimana bisa pemuda hebat itu ada bersamamu, Rizal?’’“Oh, ini Bang….dia ada sedikit keperluan dan mampir di rumah kami.” Jawab Ahmad Rizal Munaf kikuk seraya bertukar pandang dengan sang istri Antonia Jhonson. Antonia mulai melunak dan menurunkan pistol revolvernya dari dada Arthur. Arthur menarik nafas lega.‘’Jamu dia dengan sebaik-baiknya, jangan sampai kecewakan dia dan tolong sampaikan salamku atas nama kementerian pertahanan mengucapkan terima kasih yang seb
Cologny, Canton of Geneva,Switzerland (SWISS) , 11 Februari 2022Bentang alam Swiss menawarkan panorama spektakuler, dari puncak gunung yang indah hingga lembah gunung bersalju.Pegunungan Alpen mungkin adalah yang paling popular dan menakjubkan. Padang rumput Alpen yang hijau, jurang yang dalam, hutan, air terjun, ngarai, danau dan atraksi alam lainnya adalah sambutan hangat bagi para pendatang.Tak heran jika banyak orang bilang, "Tuhan sedang bahagia saat menciptakan Swiss."Kedua Orang tua Arthur dan Kamila , Alexander Yildiz dan Stefanie Yildiz hampir lima tahun sudah berada di Swiss. Semenjak Alexander Yildiz ditugaskan pemerintah Turki sebagai Duta Besar Turki untuk Swiss.Sebelumnya Alexander Yildiz ditugaskan di Inggris selama lima belas tahun berturut-turut.Rumah dinas Alexander Yildiz ada di kota Bern, sedangkan rumah pribadi yang di khususkan untuk keluarganya terletak di Kota Cologny, Canton of Geneva. Disinilah Anniversary pernikahan mereka akan dirayakan.Untuk mer
"Ekhem... " Arthur sengaja berdehem untuk mendapatkan perhatian.Seketika Heilen menoleh ke arah suara. Mata indahnya terbelalak dan bibirnya ternganga tak percaya."Ar...thur..?"desisnya lirih. Bibir indahnya bergetar karena nervous."Kenapa...tiba-tiba menghilang saat di Jakarta?" tanya Heilen spontan. Keterkejutan membuat suara hatinya mengalir begitu saja seperti air."Kamu mencariku? Apakah aku terlalu ngangenin?" Sahut Arthur lembut dengan suara seksinya yang membuai.Arthur mengembalikan kalimat Heilen yang dikirim untuknya via sms saat Arthur masih di Virginia.Heilen terdiam tak tahu harus menjawab apa. Hatinya ingin menjawab iya, namun pikirannya melarangnya.'Apakah aku terlalu ngangenin?? Sepertinya aku familiar dengan kata-kata itu tapi entah dimana aku mendengarnya', batin Heilen. Ia sama sekali tak ingat kalau itu adalah kata-katanya sendiri.Di dalam hati, Arthur tertawa geli melihat wajah cantik Heilen yang spontan memerah.'Dia sangat cantik dan dia gadisku', tegasny
Arthur membopong tubuh Heilen kemudian berbisik di telinganya, "Aku akan menjagamu dengan nyawaku."Ia membopong tubuh Heilen ke kamarnya dengan hati-hati.Arthur tak menyadari ada Kamila dan Adam yang berjalan di belakangnya."Sori, mengganggu. Anak gadis orang mau kau apakan?" tegur Adam SinagaArthur menghentikan langkahnya terkejut."Bukan urusanmu." Jawabnya singkat."Berhati-hatilah, jangan bermain api. Ingat dia keponakannya Bapak menteri Pertahanan," sambung Adam lagi serius.Arthur hanya mendengus. Ia tetap melangkah membawa tubuh Heilen ke kamarnya."Abang, Mila mau bicara penting sebentar. Mila tunggu di bangku taman," pekik Kamila dari luar kamar Arthur."Iya, tunggu saja," sahut Arthur.Arthur membaringkan tubuh Heilen di ranjangnya, mengambil selimut tebal kemudian menutup seluruh tubuh Heilen agar tetap hangat.Arthur membelai kening dan rambut indah gadisnya, tunggu aku sebentar," ucapnya.Sementara itu, beberapa saat kemudian di bangku taman....Adam Sinaga, Kamila dan
Setelah badai gejolaknya mereda, Arthur keluar dari kamar mandi dan mengenakan kembali pakaiannya dengan rapi. Sebuah Sweeter rajut yang menghangatkan tubuhnya membuatnya terlihat semakin tampan dan maskulin.Arthur mendekati tubuh pulas Heilen lalu mengecup keningnya, kapan lagi bisa begini pikirnya. Namun ia tak ingin berlama-lama di situ mengganggu tidur Heilen. Ia menuju ruang tengah dan menemukan sofabed yang empuk , kemudian membaringkan tubuhnya disitu dengan damai hingga terlelap.Keesokan harinya…Heilen menggeliat, kesadarannya mulai pulih. Ingin rasanya ia meneruskan tidur di ranjang ini yang terasa begitu nyaman dan sangat empuk. Akh.. aku masih di Vila milik Arthur, batinnya.Ia bangkit dari tidur lalu duduk di pembaringan dan mulai merasakan sedikit rasa sakit dibagian pangkal bo*k*ngnya. Ia menduga itu adalah akibat dari terlalu lama duduk di ruang gallery lukis. Ia pun mengabaikannya.Heilen lanjut memeriksa seluruh tubuhnya dengan teliti untuk memastikan kalau ia baik
"Hanya itukah rahasiamu?" tanya Arthur kesal. Ia tak menyangka Heilen akan dijemput secepat ini."Aku menyukaimu meski aku belum yakin sepenuhnya, tapi mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi, jadi aku memberitahumu," tukas Heilen dengan bibir sedikit bergetar karena nervous.Setelah mengatakan itu Heilen meletakkan ponselnya di atas meja makan, lalu ia bangkit dengan perasaan galau."Aku akan menunggumu, dan kamu pasti akan kembali," sahut Arthur sembari turut bangkit mengikuti Heilen yang kini bersandar di sudut tembok ruang makan. Heilen menatapnya dengan tatapan sejuta makna."Dalam peperangan, pekerjaan kami adalah menentang maut setiap waktu, dan melihat kematian di berllangsung di hadapan kami silih berganti. Yah, kami harus siap mati kapan saja. A-a-aku..., aku ingin seperti ini lebih lama jika ada kesempatan di lain waktu," lanjut Heilen sembari memainkan jarinya, masih dengan perasaan yang tak menentu. Ia tak berani menatap Arthur yang kini semakin dekat darinya.Arthur tak
Bukit berbunga menjadi saksi kepergian Heilen.Kamila dan Irina masih tak bisa menemukan jawaban atas kepergian Heilen yang tiba-tiba dengan dijemput oleh sekelompok tentara asing, di mana Heilen terlihat sangat akrab dengan para tentara itu.“Mereka bagian dari Navy Seal Amerika," ucap Adam Sinaga tak percaya. Akhirnya terjawab sudah semua hal misterius tentang Heilen yang ia rasakan selama ini.Pada saat dulu, Adam mencarikan bodyguard wanita untuk Kamila, ia mengirim empat bodyguard terbaiknya untuk menguji kemampuan bela diri Heilen. Tanpa ampun, keempat bodyguardnya dibuat babak belur. Bagaimana ceritanya Heilen bisa begitu lama di Indonesia itu masih menjadi tanya baginya.‘’Aku dengar identitas mereka tidak boleh diketahui, apakah Heilen bagian dari mereka?’ tanya Kamila dengan tatapan intens kepada Adam.‘’Hmmm, sepertinya. Hanya Arthur yang tahu," balas Adam Sinaga.“’Selama bersamanya aku tak pernah mendengar dia menceritakan apapun tentang dirinya sendiri. Selalu aku yang
New York City, Negara Bagian New York, Amerika Serikat.Gedung New York Police Departement (NYPD) tiba-tiba berubah gelap dan senyap, tidak ada lagi suara tembakan, ledakan maupun teriakan. Hanya suara erangan kesakitan yang sesekali terdengar memecah kesunyian. Para polisi, pejabat dan staff gedung NYPD yang masih tersisa memilih untuk berdiam sepi. Jiwa mereka terguncang melihat akibat dari keganasan senjata aneh dan misterius yang belum dapat bisa diidentifikasi. Mereka hanya melihat bayangan hitam kecil serupa lalat beterbangan, lalu tiba-tiba saja tubuh-tubuh bergelimpangan di mana-mana, tembok-tembok jebol di sana sini, bahkan dinding plat baja meleleh layaknya benda cair. Lalu, para robot bersenjata tiba-tiba muncul dari segala penjuru, menyingkirkan siapa saja yang berusaha menghalangi jalan mereka. Karena suasana yang mencekam dan tidak terkendali, pihak pusat pentagon yang baru mempelajari situasinya, segera mengirim pesan untuk para pejabat, staf dan para personil NYPD aga
*****Astrogan Corporation*****.Di luar gedung megah Astrogan, tampak suasana sangat ramai. Mobil polisi berjajar mengelilingi seluruh halaman, tak ketinggalan beberapa mobil lainnya dari CIA dan pasukan khusus Delta force.Arthur dan Chen tidak melakukan perlawanan sama sekali, mereka menyerahkan diri begitu saja. Padahal jika mereka mau, tentu saja mereka bisa kabur dengan mudah. Kali ini Arthur dan Chen sadar kalau mereka telah melakukan banyak pelanggaran yang di larang negara federal. Bahkan mereka telah menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan dengan mengabaikan surat dari Menteri Pertahanan yang mengundang mereka untuk datang layaknya tokoh terhormat. Itu menambah catatan buruk kedua pentolan Astrogun tersebut. "Arthur, kita bisa kabur dengan mudah selama persediaan nanobots mencukupi," bisik Chen santai, di antara pasukan khusus yang menggiring mereka menuju ke mobil NYPD."Cukup, Chen. Kita akan menyelesaikan ini baik-baik. Kamu tahu, menteri pertahanan sangat ingin bicara d
Pagi yang hangat di musim semi.Arthur dan Chen duduk berhadapan di bar room. Sebuah meja besar memisahkan mereka. Di atas meja itu teronggok selembar kertas berstempel resmi Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon)."Menteri Pertahanan meminta waktumu. Ia ingin berkunjung langsung ke Astrogun atau kamu sendiri yang datang ke kantornya, tentukan waktumu," Chen membuka suara memecah keheningan di antara mereka.Arthur meraih lembaran kertas di atas meja itu lalu meremasnya hingga tak berbentuk, "Aku akan menghadiri pernikahan Kamila dan Adam, aku tak bisa di ganggu," Ketus Arthur tak bersemangat. Pasti hal yang sangat penting, tapi ia tak perduli dan suntuk."Anda terlihat tak bersemangat Mr Yildiz. Apakah ada aral dan rintangan yang menghadang perhelatan semalam?" celetuk Chen usil. Ia melihat saat Arthur membopong Heilen ke kamarnya semalam, seharusnya hari ini Arthur berbahagia, pikirnya.Arthur terdiam dan melu*mat bibirnya sendiri, sedikit kesal mendengar celoteh Chen. Terbayang
Situasi memang kacau di Venue B, namun sebagian tamu tak ingin beranjak. Mereka menganggap ini momen yang sangat langka. Sebab itu banyak dari mereka yang mengabadikannya."Teknologi persenjataan macam apa lagi itu?" desis salah satu dari mereka.Gerald cs memendam amarah yang begitu dalam melihat keadaan Louis. Aaron kakak Louis menghambur tanpa sepatah kata, menghampiri Louis dan menegakkan tubuhnya perlahan.Bersamaan dengan itu Arthur muncul di dampingi Heilen, Bend Akiro dan timnya. Para pria berseragam jas safari hitam yang semuanya memiliki aura pembantai. Heilen melangkah anggun di samping Arthur. Semua mata tertuju pada mereka dengan nyali yang ciut."Orang kepercayaannya saja sedemikian ganasnya, Bagaimana lagi jika ia Astrogun King-nya," orang-orang berceloteh.Chen berdiri tegar menunggu reaksi musuh-musuhnya dengan tubuh lemah Melinda yang bersandar di dadanya. Ia tak menyadari kehadiran Arthur."Apa yang sudah aku lewatkan?" celetuk Arthur memecah ketegangan yang ada.Ch
Disaat Chen membara oleh amarahnya, Arthur sedang berbincang-bincang dengan para eksekutif dari beberapa perusahaan besar yang pernah menjalin kerja sama dengan Astrogun di Venue E."Hai anak muda, apakah ada hewan peliharaan buasmu yang sedang lepas? berhati-hatilah," tegur sebuah suara yang terkesan riang, sedikit kocak namun syarat makna dan mengandung ancaman besar di dalamnya.Arthur menoleh ke sumber suara yang terdengar begitu dekat di belakangnya. Ia cukup terkejut mendapati Edwin Smith big boss ELEXTRA yang berdiri santai menunggu reaksinya."Mr Smith, senang bertemu dengan anda senior, "sahut Arthur sopan kepada pria yang seumuran dengan Alexander Yildiz ayahnya itu.ELEXTRA adalah salah satu perusahaan yang memproduksi mobil canggih berbasis AI dan bertenaga listrik, mirip Tesla." Geon Arthur Yildiz, kami sangat terkesan dengan anda dan Astrogun. Bahkan orang tua ini adalah salah satu pengagummu. Tapi bisakah anda tak mengganggu ELEXTRA dengan hewan-hewan buas peliharaan
New York CityIringan tiga super car memasuki mansion Arthur di New York sore ini.Chen dan Melinda keluar dari salah satu super car, sisanya adalah para bodyguard."Mansion ini seperti istana dan dia tinggal sendirian di sini, kasihan sekali," gumam Melinda."Sekarang dia ditemani Heilen, kekasihnya. Berkenalanlah nanti dengannya,""Oh, Heilen itu nama seorang wanita kan?""Hahahhaha, tentu saja. Dia bukan gay seperti yang kalian gosipkan.""Baguslah. Awalnya ku kira kalian pasangan,""Apa yang kamu pikirkan?! Itu hal paling gila yang pernah ku dengar. Aku tak bisa melupakan jeritan indahmu kemarin malam, ataukah itu tak cukup untuk membuktikan aku penikmat wanita?" goda Chen sembari memperlambat langkahnya agar Melinda tak tertinggal."Kamu sangat berpengalaman, terimakasih atas service-mu yang memuaskan dan membuat pengalaman pertamaku jadi begitu berkesan,"tukas Melinda tak mau kalah." Hei, kau?! "Chen dibuat kesal dengan kalimat Melinda yang provokatif.Awas, berhati-hatilah Me
New York‘’Waah…, ini kelihatan lezat sekali. Benar-benar mengundang laparku,’’ pekik Heilen riang, tapi netranya tak bisa berpaling dari Arthur yang baru saja menyelesaikan adonan sayur, daging dan telur.Ia sedang memasak atau sedang menggodaku?batin Heilen.Arthur mengenakan celana drawstring cotton yang nyaman sebagai bawahan, atasannya hanya selembar apron tanpa selembar baju sama sekali, sehingga menampakkan guratan otot-otot bak pahatan dewa yunani di tubuhnya yang atletis, pinggangnya yang kokoh menyiratkan sebuah kekuatan, membuat Heilen membayangkan sesuatu yang indah.“Sabarlah tunggu aku sebentar, kita makan bersama,’’ keluh Arthur.‘’Apakah ini sebuah peraturan?aroma masakanmu membuatku kelaparan’’ gerutu Heilen manja sembari mengelus-elus bagian perutnya, bibirnya mengerucut.“Iya,’’ cetus Arthur seraya menahan tawanya melihat kelakuan childish Heilen.‘’Tdak peka’’ lanjut Heilen lagi dari meja makan. Sementara Arthur masih menyajikan makanan yang baru saja masak.Se
Chen meraih selimut dan menutup tubuh polos Melinda yang tak berdaya di ranjangnya."Maafkan aku, Mel," Chen berkata dengan raut wajah penuh penyesalan."kamu tidak bersalah, bukankah kita bersenang-senang." jawab Melinda datar."Mengapa tak bilang kalau ini yang pertama buatmu,""Apa itu penting?"Chen terdiam, tak tahu apa yang harus di katakan atau dilakukannya. Untuk pertama kalinya ia meniduri seorang gadis virgin, sensasinya sangat berbeda, seperti ada sesuatu yang mengikatnya pada gadis ini. Ditambah lagi rasa bersalah yang menderanya."Bisa minta tolong ambilkan pakaianku, aku mau kembali ke kamarku," pinta Melinda tegar, berakting seolah-olah tak pernah terjadi apapun."Apa ini yang kamu bilang pakaian?" tanya Chen ketus sembari mengangkat crop top dan mini skirt yang tadi dikenakan Melinda."harusnya ini ada di bak sampah," lanjutnya seraya melempar dua helai kain itu ke lantai begitu saja."Hei, itu brand terkenal dan mahal,"pekik Melinda." I don't give a f*u*c*k!" (Aku t
Astrogun Corpdua hari kemudian.Jeff dan Melinda melewati hari-hari dengan cemas pasca peretasan oleh entitas yang tidak diketahui di Astrogun.Beberapa hari sudah berlalu dari peristiwa itu, semua berjalan tetap normal dan tidak terjadi hal buruk seperti yang Melinda dan Jeff khawatirkan.Sean dan Phillips yang telah pulih seratus persen dari efek zat sarin dan ricin juga tak bisa memberi keterangan lebih jauh. Mereka hanya mengingat suara smartdoor yang terbuka, lalu mereka pingsan tak sadarkan diri.Tak ada jejak apapun yang tertinggal dari sang peretas.Melinda baru saja kembali dari meeting kecil dengan beberapa orang kepala staff. Ia hendak kembali ke ruang kerjanya.Melinda melihat Jeff berjalan menuju ruang Cyber Securuty System. Buru-buru Melinda mempercepat langkahnya untuk mengejar Jeff."Jeff," panggil Melinda, Jeff menoleh dan menghentikan langkahnya."Mel G, hufffh.., " sahut Jeff sembari menarik nafas berat."Apakah ada temuan baru?" tanya Melinda sembari membenarka