Home / Romansa / Moonlight Kiss / BAB 6 : ALASAN

Share

BAB 6 : ALASAN

Author: Scarlette
last update Last Updated: 2022-01-31 10:10:30

“Kyaaa...!” aku berjingkat-jingkat sambil terus menjerit-jerit.

“Ada apa? Ada apa Sophie?” Rosa berlari dari dalam kamar dengan wajah sangat panik. Lembaran masker wajah yang menempel di mukanya bergeser dari tempatnya karena pergerakan Rosa secara tiba-tiba.

“Akhirnya perusahaan IT Wollim menerimaku bekerja!”

“Benarkah? Induk dari perusahaan Orin?” tanya Rosa, teman sekamar, seakan ia tidak percaya pada kabar gembira ini. Aku mengangguk dengan antusias sebagai jawaban dari pertanyaannya.

“Iya Rosa, aku akan menyelidiki secara diam-diam apakah mereka terlibat dengan kasus limbah pabrik Orin.” Aku melompat-lompat girang sambil berputar-putar. Rosa memegang tanganku dan ikut melompat-lompat sambil terus tertawa.

 “Sial, Sophie. Itu terlalu berbahaya. Lagi pula kamu tahu, bukti yang didapat secara ilegal tidak akan diakui dalam persidangan?”

 “Aku tahu, tapi kita harus melakukannya, nanti akan kupikirkan bagaimana menjadikan setiap bukti yang kudapat legal!”

 “Tunggu...Tunggu sebentar...Bagaimana dengan ayahmu? Apa yang harus kukatakan pada ayahmu? Kamu tidak akan mengabaikan firma hukum kita kan? Kamu dan aku adalah advokat andalan di firma hukum ayahmu! Bagaimana dengan kasus-kasus kita yang lain? Apa kamu mau meninggalkannya begitu saja?” Rosa berhenti melompat dan memasang wajah kaku.

“Tidak mungkin aku akan mengabaikan tanggung jawabku, apalagi merugikan firma hukum dan klien. Saat ini aku sedang melakukan penyelidikan kasus. Bantu aku, Ros- Kau kan sudah tahu bagaimana aku berusaha menyelesaikan kasusnya selama ini-“ aku sengaja membuat wajah paling mengiba, aku sungguh berharap Rosa mau mendukungku.

“Tapi, Sophie. Bagaimana dengan konsultasi klien? Bagaimana dengan sidang-sidang?” Kali ini wajah Rosa tampak lebih ragu dari sebelumnya.

 “Sementara ini kamu yang akan menggantikanku untuk konsultasi hukum dengan klien. Sedangkan sidang, aku tetap akan melakukannya-” Alis Rosa berkedut-kedut mendengar jawaban dariku. Aku harus bisa meyakinkan sahabat sekaligus tangan kanan di perusahaanku ini. Gadis ini memang sangat perfectionis dan terlalu berhati-hati.

“Tiga bulan, paling lama aku akan bekerja selama tiga bulan di perusahaan itu dan berusaha mendapatkan buktinya. Berhasil ataupun gagal, aku akan kembali setelah tiga bulan. Bagaimana? Tentunya dengan jaminan, aku akan tersedia kapanpun untuk menyelesaikan semua kasus,” sambungku.

Di usiaku yang ke dua puluh lima ini, aku telah menjadi sosok wanita yang tahu prioritas, jadi aku tidak akan pernah melupakan tanggung jawab. Aku pun tidak pernah ragu untuk mengambil resiko apapun demi tercapainya semua tujuan-tujuan hidup maupun karierku.

Selain itu, tujuan lainku memasuki perusahaan itu karena Gerald. Aku mendapatkan informasi bahwa Gerald bekerja di perusahaan itu. Aku harus menunjukkan seluruh perubahan dan usahaku untuk menjadi wanita yang lebih pantas bagi Gerald, bukan lagi gadis dua belas tahun yang mudah tersesat dan hanya bisa menangis. Bukan pula gadis delapan belas tahun polos yang menyatakan cinta pada Gerald dengan sembrono.

Rosa menatapku dalam diam yang cukup lama, dia tampak berpikir keras seolah dari tatapannya berkata menginginkan janji lebih dariku.

“Baiklah, hanya tiga bulan! Aku hanya sanggup membantu dan menutupi kepergianmu selama tiga bulan. Selain itu kamu harus berjanji untuk selalu siap kapanpun firma kita membutuhkanmu. Kalau tidak, aku akan melaporkanmu pada ayahmu, pemilik Firma Hukum Benjamin dengan nama baik yang tidak diragukan lagi. Oh tidak, aku mungkin sudah gila. Aku bisa saja kehilangan pekerjaan gara-gara kamu. Lebih parah lagi integritas perusahaan kita tergantung padamu-“ Wajah Rosa langsung berubah lebih muram setelah menyebut ayahku.

“Aku janji, semua yang kamu inginkan akan kupenuhi. Hanya saja... kamu tidak perlu mengingatkan siapa ayahku untuk menakuti-nakuti seperti itu dong!” rajukku kembali.

“Harus, siapa yang tahu kedepannya mungkin kamu akan ingkar janji! Karena kamu itu sangat keras kepala,“ Rosa mendesah dengan berat.

“Aye...Aye...Captain! Percayalah, aku tidak akan pernah ingkar janji! Karena lusa hari pertamaku, aku harus belanja pakaian baru agar penampilanku terlihat lebih meyakinkan. Tidak boleh ada pakaian-pakaian bermerek mahal. Dan aku harus mengatakan padamu, mungkin aku akan bertemu dengan Gerald di perusahaan itu.”

“Hah, Gerald? Senior kita?” Rosa membulatkan kedua bola matanya.

“Betul, senior kita yang sudah kunantikan sejak lama.” Aku menatap Rosa dengan lekat.

“Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu dengannya?” Raut Rosa penuh dengan kekhawatiran.

“Kali ini aku akan benar-benar memastikannya.”

Betul, penantianku memang cukup lama, karena Gerald dan anggota tim olimpiade matematikanya harus pindah ke Lawrenceville, Georgia. Mereka mendapatkan beasiswa pendidikan di Gwinnett School of Mathematics, Science, & Technology. Bahkan kabarnya Princeton University sudah membidik mereka untuk menjadi mahasiswa di universitas itu, tapi seluruh anggota tim olimpiade yang terdiri dari tiga orang termasuk Gerald, memilih untuk menerima beasiswa dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) . Aku mengetahui kabar itu setelah menyelidiki ke sana ke mari, terutama bertanya pada beberapa siswa di SMA Angkasa.

Syukurlah keberuntungan berpihak padaku, seorang narasumberku yang merupakan teman seangkatan Gerald memberitahuku bahwa Gerald kembali ke Indonesia untuk meneruskan sisa semester tingkat tiga dan tempatnya di universitas nomor satu Indonesia. Tidak jelas apa alasan mengapa ia tidak menuntaskan pendidikannya di MIT dan malah kembali begitu cepat, yang pasti aku senang apapun alasannya, selama aku bisa bertemu kembali dengannya.

Related chapters

  • Moonlight Kiss   BAB 7 : SHOULD WE GO?

    Aku memilih universitas yang sama dengan Gerald, menjadi bagian dari senat mahasiswa demi bisa berdekatan dengan Gerald. Tapi Gerald benar-benar tidak mengingatku, selain itu terlalu banyak wanita yang mengelilingi dan mengejarnya. Selain itu, entah mengapa Gerald selalu menghindariku, padahal tampak jelas dari matanya bahwa ia menyukaiku. Rosa pun sama yakinnya bahwa Gerald menyukaiku. Aku dan Rosa mengambil jurusan yang sama di kampus kami, jadi Rosa sangat tahu seluruh upaya dan pengorbananku untuk mengejar Gerald.

    Last Updated : 2022-02-27
  • Moonlight Kiss   BAB 8 : INSIDEN KECIL

    Lantai dansa nightclub X7 malam ini sudah memanas ketika kami tiba di pintu masuk VIP. Para pengunjung menari dengan semangat mengikuti irama musik bergenre EDM dan pop elektro yang dimainkan oleh seorang Disc Jockey wanita berdandan funky.

    Last Updated : 2022-03-02
  • Moonlight Kiss   BAB 9 : FINDING JIMMY BAG. 1

    “Lily?” tanyaku kembali. Sungguh, aku tidak tahu harus menatap ke arah mana. Aku terlalu malu untuk menatap kembali wajah tampan pria itu.

    Last Updated : 2022-03-05
  • Moonlight Kiss   BAB 10 : FINDING JIMMY BAG. 2

    Sedangkan Jimmy terlihat kontras, pria itu mengenakan kemeja berwarna abu-abu di dalam setelan hitam mengkilat. Dari pakaian dan aksesoris jam serta sepatu yang ia kenakan, terlihat jelas bahwa ia ingin menutupi kekurangan pada wajah, dan kelebihan pada perutnya dengan menggunakan barang-barang mewah. Hal yang akan sangat disukai wanita-wanita mata duitan.

    Last Updated : 2022-03-07
  • Moonlight Kiss   BAB 11 : WILD PARTY

    Sebuah gelas cocktail berisi minuman dingin berwarna kemerahan dengan nanas menempel pada tepi gelas telah tersaji di tempat duduk bar yang kududuki sebelumnya. Jimmy masih menungguku sambil menengguk segelas negroni secara perlahan.“Kau sudah kembali, silahkan minum

    Last Updated : 2022-03-10
  • Moonlight Kiss   BAB 12 : HELP!

    Jimmy memelukku ketika tubuhku hampir ambruk di atas panggung. Tubuhku terasa semakin panas. Sentuhan Jimmy di pinggangku terasa menggelitik dan mempercepat detk jantungku. “Jimmy, apa yang telah kau lakukan padaku?” tanyaku sambil terus berusaha membangunkan kesadaran. “Hanya membuatmu merasa bersemangat dan sedikit terangsang.” Jimmy tersenyum cerah. “Berengsek!” aku berusaha untuk menghindarinya, tapi pelukan Jimmy semakin erat. Ia sengaja mengusap punggungku naik turun dengan perlahan, sensasi sentuhannya sungguh membakar sesuatu di dalam diriku. Aku harus mencari Rosa dan Jimmy. Aku mencoba berteriak tapi sentuhan jemari Jimmy justru membuatku menyuarakan desahan. Jimmy merangkulku dan menggiringku menuju lorong bagian belakang club yang sangat sepi. Aku berusaha melawannya dengan sekuat tenaga, namun tubuhku tidak memiliki tenaga untuk memberontak. Tolong aku...Siapapun..Tolong aku! Aku terus berdoa agar seseorang datang

    Last Updated : 2022-03-23
  • Moonlight Kiss   BAB 13 : INGAT NAMAKU!

    “Ruangan ini kedap suara, jadi kau boleh mengeluarkan suara sekencang apapun.” Pria itu berjalan mendekatiku, mengambil sebuah permen mint dari atas meja. Dalam satu kali sobekan, bungkus permen telah terbelah, pria itu memasukan bulatan permen mint ke dalam mulutnya dengan cara paling menggoda. “Namaku Neil, Neil Morianno kau harus mengingat namaku. Aku akan mengingat namamu, Sophie” Aku terkejut ketika Neil menyebutkan namaku. Mungkinkah ia mendengarkan setiap pembicaraanku? Neil menekan tubuhku pada sofa silver. Secara sengaja dia semakin merapatkan tubuhnya padaku, telingaku bahkan dapat mendengar debaran jantungnya yang semakin cepat. Perpaduan aroma ozonic, tonka bean, bergamot dan pir dari tubuh Neil serta dada bidangnya yang terasa hangat, seketika meredakan pusing di kepalaku. Semua kenyamanan itu membangkitkan alarm dalam otakku. Ini tidak boleh terjadi, tidak boleh terjadi! Otakku terus berkata seperti itu, tapi hatiku menyukai apa yang pria kekar ini laku

    Last Updated : 2022-03-23
  • Moonlight Kiss   BAB 14 : SEMESTA DI MATANYA

    “Sophie, bolehkah aku membuka pakaianmu?” Neil membaringkanku di atas ranjang berukuran king size. Aku menutup wajah dengan kedua tanganku. Aku benar-benar malu menyadari bahwa seorang pria terkesima menatap tubuhku, bahkan ini pertama kalinya aku akan menunjukkan tubuhku. Pria berbola mata hitam itu menurunkan kedua tanganku sambil tersenyum menggoda, “Kamu mau, Sayang?” “Aku ... mau. Tapi tolong jangan ledek bentuk tubuhku.” Aku menutup wajah sekali lagi. “Percayalah padaku, aku benar-benar menyukai setiap lekuk tubuhmu. Jangan menutup wajahmu. Aku ingin melihat wajah cantikmu,” jawabnya singkat. Kali ini aku memberanikan diri menatap wajahnya. Neil lantas menurunkan seleting dress, dan melepaskan dress hitam ketatku dari seluruh tubuhku. Aku nyaris telanjang, hanya tersisa bra dan g-string putih yang membalut tubuhku. Pria tampan di hadapanku tampak terpana melihat tubuhku. Mataku tidak pernah berbohong. Aku melihat tatapan mata laki-laki p

    Last Updated : 2022-03-23

Latest chapter

  • Moonlight Kiss   PENGUMUMAN

    Haloo teman-teman pembaca, mohon maaf kalau saya sering terlambat untuk upload cerita moonlight kiss akhir-akhir ini, karena saya sedang mengikuti lomba menulis novel Mizan Writing Boothcamp, dan tantangan dari lomba lumayan banyak, sehingga banyak menyita fokus perhatian saya. Jadi mohon dukungan dan doanya ya untuk keberhasilan saya. Dan saya akan terus berusaha untuk mengupdate novel moonlight kiss meskipun selama periode lomba MWB, saya akan cukup terlambat mengupdate, Terima kasih banyak atas pengertian, perhatian, dan dukungannya. Saya akan kembali dengan chapter menarik lainnya. Mari kita nantikan bersama bagaimana kelanjutan kisah antara Sophie, Neil, dan Gerald. Kemanakah bunga-bunga cinta mereka akan berlabuh? lalu bagaimana mereka mengatasi para mafia dan senjata pemusnah massal M.K. Project alias Moonlight Kiss? Mari kita tunggu kelanjutannya... Love you all... -Scarlette-

  • Moonlight Kiss   BAB 62 : FAKTA YANG MUNGKIN TERLEWAT

    Rasanya sulit menggambarkan perasaanku saat ini. Pada satu sisi aku merasa sangat bersyukur dan gembira karena Gerald telah menyelamatkan kami. Pria bermata sayu itu rupanya memiliki keahlian bela diri. Ia dapat mengalahkan satu per satu lawan dengan menggunakan teknik mematikan. Sejenak aku bahkan merasa seperti telah diselamatkan oleh seorang pangeran berkuda putih. Baiklah, aku pun telah diselamatkan oleh Kevin sebelumnya, dengan keahlian peretas kelas wahid, tapi diselamatkan oleh pria yang kita suka terasa sangat berbeda. Jujur, tindakan Gerald membuatku merasa sangat tersanjung dan terpesona.Akan tetapi, komunikasi kami di sepanjang perjalanan membuatku sangat frustasi. Lompatan-lompatan pikiran Gerald sama sekali tidak dapat kubaca. Mata sayunya tampak tidak fokus, dipenuhi dengan kecemasan yang sangat sulit kukorek. Sepanjang jalan tidak terjadi koneksi di antara kami, baik dalam hal perbincangan maupun dari hati. Wajar saja jika saat ini perasaan kagumku kepadanya sedikit b

  • Moonlight Kiss   BAB 61 : TUJUAN PELARIAN

    Ia masih tidak bereaksi. Sama sekali.Tidak mengangguk ataupun menggeleng.Ia sama sekali tidak menanggapi perasaanku.“Gerald!” Kurenggut lengannya. Ia benar-benar tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.Syukurlah pada akhirnya Gerald menoleh. Sebuah gerakan sederhana yang menunjukkan bahwa ia telah kembali menjadi manusia, bukan patung tanpa nyawa.“Apa? Ada apa?” tanya Gerald dengan mata berkedip-kedip dan pupil yang terus bergerak ke sana ke mari. Ia tampak kebingungan.“Dari tadi aku hanya mau mengatakan terima kasih...,” kuhentikan sejenak perkataanku dan kembali menatap Gerald, memastikan bahwa pria di sampingku telah memulihkan konsentrasinya. Setelah memastikan bahwa Gerald benar-benar mendengarkan, lalu kulanjutkan ucapanku, “Terima kasih karena tadi, kamu sudah menyelamatkanku.”Gerald menatapku secara cepat, hanya sekilas lantas kembali memandang jalur perjalanan di balik kaca bening pelindung kendaraan kami. Gerald menarik napas sangat dalam kemudian menghembuskannya l

  • Moonlight Kiss   BAB 60 : HENING

    Berbeda dengan ketenangan maupun kesigapan yang Gerald tunjukkan saat menghajar para begundal. Laki-laki yang selalu membuat resah hati dan pikiranku, sedari tadi membungkam mulutnya. Kedua bola matanya bergerak ke sana ke mari seakan memikirkan begitu banyak hal. Keringat membasahi pelipis pria seputih pualam itu. Entah apa yang membuat Gerald resah. Namun satu hal yang kutahu pasti, bahwa pria bermata sayu di sampingku tidak akan pernah mau membicarakan isi hati dan pikirannya. Meskipun aku dapat melihat dengan jelas kecemasan dari sorot mata tidak dapat berbohongnya, karena seperti itulah sosok Gerald yang kutahu sejak dulu. Dingin dan pendiam. Seperti sebuah semesta yang tidak dapat kujelajahi. Namun hal itu juga yang menjadi daya tariknya, sebab hanya aku tahu bahwa sebenarnya Gerald memiliki hati yang hangat. Kedua mataku melirik kembali pada pria yang tampak serius mengemudi. Entah mengapa ia selalu menjadi medan magnet perhatianku. Dahi Gerald tampak berkerut hingga jarak ked

  • Moonlight Kiss   BAB 59 : LUKA

    Gerald menggenggam tanganku sangat erat dan sedikit kasar. Ia menarikku dengan cepat. Seandainya aku tidak begitu mengagumi pria di hadapanku, aku dapat mengira bahwa ia sedang menyeretku menuju mobil Mitsubishi Pajero berwarna cokelat muda. Karena posisi mobil yang cukup tinggi, tanpa aba-aba, Gerald membuka pintu, lalu mengangkat tubuhku dengan lembut seakan aku adalah kaca yang sangat rapuh, ia mendudukanku di kursi penumpang depan.Gerakan Gerald sangat taktis dan efisien. Setelah menaikkanku ke dalam mobil, ia meminta laki-laki berjas hitam untuk memanggul Doni yang rupanya tidak sanggup berjalan. Pada awalnya Doni mencoba berlari menghampiri, namun baru beberapa langkah Doni sudah menghentikan langkahnya. Ia terjatuh. Tampaknya pertempuran tadi melukai kaki dan bagian-bagian lain dari tubuhnya.Begitu kami semua telah masuk mobil, Gerald lantas menginjak gas meninggalkan lokasi. Di dalam mobil, Gerald mengemudi dengan kecepatan tinggi. Sedangkan pria

  • Moonlight Kiss   BAB 58 : SAVE THE MOONLIGHT 5

    Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan ekspresi nyeri meskipun pada kenyataannya luka di leherku sangatlah pedih. Aku tidak ingin Gerald terganggu oleh lukaku. Karena hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah keluar dari situasi mengerikan dengan selamat dan tanpa kehilangan Moonlight Kiss.Tatapanku kembali mencari sosok Doni, rupanya ia telah roboh di samping mobil tesla. Posisi tidak imbang karena rekan Gerald, si pria berjas hitam harus melawan dua orang. Sebelum menghampiri pria berjas hitam, Gerald dengan gagah menarikku agar berada di balik punggungnya. Kali ini bukan aku yang menjadi perisai hidup bagi seseorang, tapi Gerald menjadikan dirinya perisai hidup yang melindungiku.“Gerald, tolong berhati-hatilah!” ujarku dengan pelan, entah ia mendengarnya atau tidak. Aku bahkan dapat mendengar nada keputusasaan dari suaraku sendiri. Tanganku berusaha menggapai punggung Gerald. Namun debar di dada membuatku urung untuk menjangkaunya

  • Moonlight Kiss   BAB 57 : SAVE THE MOONLIGHT 4

    Pukulan Gerard sangat keras. Si pria kuncir kuda terdorong. Pegangannya di leherku terlepas. Aku bergerak mundur mencari jarak aman lalu berjongkok melindungi diri. Aku tidak dapat menemukan lLmborghini hitam di sekitar kami. Kurasa kehadiran Gerald berhasil mengusir mereka. Tapi pria berkuncir ekor kuda belum jatuh. Dia berupaya membalas pukulan Gerald. Tangan kanan si kuncir mengayun kencang. Dia mengincar wajah Gerald. Satu pria berjas hitam tampak bertarung dengan pria botak dan pria brewok berkemeja hawai. Doni terlihat turut membantu pria berjas hitam. Kurasa pria bersetelan hitam itu adalah rekan Gerald.“Awas!” pekikku. Pria berkuncir kuda berhasil mengambil tongkat baseball yang rupanya tidak terpental jauh dari posisi kami dan hendak menghantam kepala Gerald. Tubuhku mendadak terasa lemas membayangkan tongkat itu melukai Gerald.Sayangnya pria yang selalu ada dalam ruang rinduku itu tidak terpengaruh oleh pekikanku. Dia pun tak terpengaruh dengan

  • Moonlight Kiss   BAB 56 : SAVE THE MOONLIGHT 3

    Ia menarik tanganku hingga aku terpelanting di atas aspal panas. Sedangkan kedua pria yang mengincar Doni telah berhasil membuka pintu dan turut menarik pria kurus itu keluar dari mobil. Pria brewok berkemeja hawai dan rekannya tampak mengacak-acak isi mobil, mencari keberadaan tabung cairan kimia.Doni terlihat berusaha menghalangi si pria kemeja hawai dengan tendangan tinggi mengarah pada dada, namun pria berkepala botak yang berada di belakangnya segera menghalau tendangan kanan Doni dengan tangkisan tangan kiri. Doni beralih pada pria botak. Satu tonjokkan hampir mengenai pelipis pria itu jika saja dia tidak sigap menahan pukulan yang dilontarkan oleh Doni dengan satu tangan.“Doni, awas!” Aku berteriak ketika pria borak melakukan pukulan balasan menggunakan tangan kirinya yang bebas. Sayangnya Doni terlambat menyadari peringatanku dan membuat pukulan itu tepat mengenai pipi Doni. Meskipun menggunakan kiri, pukulan itu mampu menjatuhkan Doni.Pad

  • Moonlight Kiss   BAB 55 : SAVE THE MOONLIGHT 2

    Keinginan hidup membuatku memperhitungkan dengan saksama kedalaman rem yang kupijak. Ini pengereman kedua. Mobil tesla sudah hampir menabrak. Namun jalan masih menurun terjal. Aku melepas lagi rem. Berharap mobil tidak kehilangan kendali, lalu menginjak rem satu kali lagi. Tesla tidak memiliki rem tangan, jadi aku benar-benar harus mengandalkan rem kaki dan kemampuan menyetirku.Mobil berdecit keras. Suaranya pasti terdengar sampai di mall sana.Kecepatan dan daya dorong mobil tesla yang berusaha kukurangi dengan tiga kali rem menciptakan gerakan pendulum. Laju mobil ditambah oleh gaya tarik gravitasi, dilawan oleh rem secara cepat mengakibatkan gaya balik di dalam mobil.Aku dan Doni akan terlempar keluar seandainya tidak mengenakan sabuk pengaman. Untunglah kami mengenakan seat belt. Tubuh kami hanya terdorong ke depan secara mendadak, kemudian terpantul kembali setelah mobil berhenti total. Hanya berjarak sejengkal dari mobil Land Cruiser.Ber

DMCA.com Protection Status