Share

Bab 126

"Tsa, apa aku seburuk itu di mata kamu, hingga untuk bicara denganku saja, kamu sudah tidak sudi?"

Mata kupejamkam seraya mengadahkan kepala ke atas, kala Mas Rendra berucap di balik pintu kamar.

Ingin aku menjawab pertanyaan Mas Rendra, menyanggah ucapannya tersebut. Namun, aku tidak punya keberanian untuk itu. Jangankan bicara, menemuinya pun aku belum bisa. Belum siap.

"Baiklah kalau kamu tidak mau bicara langsung denganku, Tsa. Aku akan bicara di sini saja. Kuharap, kamu mendengarkan apa yang aku katakan."

Jantung terasa berdebar kencang ketika Mas Rendra kembali berucap. Tiba-tiba aku merasa takut. Aku takut jika apa yang akan dikatakan Mas Rendra ialah tanda dia mengakhiri pernikahan kami.

Apa dia akan menalakku sekarang?

Aku mengusap kedua mata, lalu mengubah posisi duduk dengan tidak lagi membelakangi pintu. Sebelah tangan aku tempelkan pada daun pintu, juga dengan sebelah pipi ini.

Meskipun belum siap menerima kata perpisahan, tapi aku harus mendengar dengan jelas apa yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status