Share

Bab 116

"Ya Allah, Pah. Pelan-pelan," kataku seraya memberikan gelas berisikan air minum ke tangan Papa.

Setelah batuk reda, Papa pun menghabiskan satu gelas air minum, lalu mengucapkan hamdalah seraya mengatur napas.

Aku tidak mengerti kenapa juga Papa sampai batuk tak henti-henti. Wajahnya jadi merah, dan sepertinya sekarang pun dia kehilangan selera makan.

"Kamu lanjutkan makan, ya? Papa sudah kenyang," tutur Papa, seraya beranjak dan pergi meninggalkan meja makan.

Aku tidak menjawab, dan hanya diam seraya melihat punggung Papa yang sudah hilang di balik tembok penyekat ruang makan dan ruang tengah.

Napas aku embuskan kasar, lalu mengalihkan pandangan pada piring yang masih berisi makanan.

Tidak ada selera untuk melanjutkan makan. Bukan karena Papa yang batuk di depanku, melainkan ucapan spontan yang tadi keluar dari bibir Papa.

"Apa iya, Papa tahu keadaan Ibu dan Dania? Dari mana? Menduga-duga?"

Aku bergumam seorang diri seraya memainkan sendok pada piring.

Semakin mengingat ucap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status