Beranda / Pernikahan / Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya / Menenangkan diri Untuk Mencari Solusi

Share

Menenangkan diri Untuk Mencari Solusi

Penulis: Nurmoyz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 20:03:25

"Nalen!" Maira berteriak pada Nalen dengan ekspresi marah. Ia berjalan dengan cepat menghampiri laki-laki itu. Tanpa menunggu lagi Maira pun langsung melayangkan tamparan keras pada Nalen tanpa menunggu penjelasan apapun.

Nalen syok dengan kejadian di luar dugaan tersebut, bisa-bisanya Maira menampar dirinya di depan umum. Tindakan itu tentu mengundang perhatian orang-orang di sana.

"Kamu ...." Nalen tak dapat berkata-kata. Ia ingin marah tapi tak bisa saat menatap mata Maira yang menyiratkan kebencian.

"Itu untuk perlakuan brengsekmu pada Safiyya. Bisa-bisanya kamu membela si jalang itu tanpa mencari tahu kebenarannya. Akan aku pastikan kamu menyesal setelah ini," ujar Maira tak main-main. Rasa marahnya tak lagi bisa ia bendung ketika tadi Safiyya menghubunginya sambil menangis.

"Apa maksud kamu?" Tuntut Nalen.

"Anna berbohong soal sakitnya. Kemarin aku melihatnya keluar dari ruang rawat dan menemui seseorang diam-diam. Tingkahnya sangat mencurigakan."

"Kamu nggak perlu menjelekan An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Lagi-lagi Harus Berpisah

    Nalen berjalan dengan langkah gontai masuk ke rumah sakit. Ia akhirnya memutuskan kembali pada Anna karena tak bisa menemukan Safiyya. Anna juga menghubungi kalau dia akan segera berkemas untuk pulang."Apa kamu sudah siap?" tanya Nalen yang baru saja masuk ke ruangan Anna. Ia melihat suster tengah memberesi beberapa barang."Udah, ayo kita pulang," ujar Anna kemudian, saat ia melihat susternya sudah selesai berbenah.Anna mengapit tangan Nalen sepanjang menuju parkiran. Laki-laki itu tak membuka percakapan sedikit pun bahkan ketika mobil sudah melaju. Anna yang merasa diabaikan oleh Nalen akhirnya dibuat kesal."Sebenarnya apa, sih, yang kamu pikirkan, Nalen? Kenapa dari tadi diam aja diajak ngomong?" Anna terdengar marah karena merasa sikap Nalen berubah cuek."Aku hanya sedang memikirkan keadaan Safiyya. Dia menghilang lagi entah kemana." Nalen sangat sedih saat mengatakan itu."Baguslah, kalau tak ada dia aku pasti akan pulih lebih cepat. Kamu seneng, kan, kalau aku sembuh?"Nalen

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Kedatangan Keluarga Jauh

    "Hai, Om. Long time no see," ujar Kalyra dan anak-anaknya sambil melambaikan tangan pada laki-laki yang membuka pintu.Aidan terkejut saat ia mendapati keponakannya berdiri di depan pintu rumah dengan dua anaknya."Kalyra ... kenapa ke sini tak mengabari Om agar menjemputmu?" ujar Aidan akhirnya. Ia pun membuka pintu lebar-lebar agar tamunya bisa masuk.Kalyra memindai seluruh sudut ruangan setelah berada di dalam rumah. "Waah rumah ini masih sama seperti dulu, ya. Mewah dan klasik," ujar Kalyra kemudian. Wanita itu tanpa canggung melihat semua isi rumah Aidan dengan antusias."Ngomong-ngomong di mana si pecundang itu, Om? Katanya dia akan membawa si jalang tinggal bersama," sambung Kalyra sambil menjatuhkan diri di kursi ruang tengah. Lalu disusul dua anaknya.Aidan menautkan alis. Keponakannya satu ini memang selalu bertingkah seenaknya. Bicaranya pun selalu blak-blakan. "Apa maksud kamu Nalen dan Anna?""Tentu saja, siapa lagi. Aku ke sini selain untuk berlibur, sekaligus ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Pindah Rumah

    Safiyya melangkahkan kaki masuk ke apartemen Nalen dengan perasaan ragu. Di sampingnya Kalyra tetap keukeuh membawanya ke sini meski Safiyya terus menolak. Jalan pikiran sepupu Nalen memang susah sekali ditebak."Kaly, apa ini tak masalah? Aku takut Nalen marah karena aku belum izin padanya."Kalyra memutar mata jengah. "Siapa yang peduli. Kau kan istri Nalen, jadi lebih berhak hilir mudik di sini daripada si Jalang itu," ujar Kalyra meyakinkan.Tak berapa lama mereka pun akhirnya sampai di unit apartemen Nalen. Safiyya sempat merasa takjub dengan bangunan dalam dan interior mewah di penthouse itu. Bergaya modern klasik dengan dominasi warna coklat dan krem. Selama dirinya dengan Nalen, sang suami memang belum pernah mengajak Safiyya ke sini. Karena setahunya penthouse ini memang jarang ditempati. Nalen lebih sering pulang ke rumah Safiyya atau ayahnya."Sini aku bantu membawa semua barangmu. Sebentar lagi Nalen pulang kita akan menyiapkan makanan untuknya," sambung Kalyra lalu berlal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Kepercayaan Yang Dihancurkan

    Safiyya menyeret kopernya keluar dari kamar Nalen. Ia memutuskan akan tidur di kamar lain setelah tahu bahwa kamar itu ditempati suaminya."Kamu kenapa keluar kamar sambil bawa koper, Safiyya?" tanya Kalyra.Safiyya terdiam sejenak. "Aku nggak akan tidur di sana. Itu kamar Nalen. Biar aku tidur di kamar lain saja sama Nafis. "Tidak, ini kamar kamu juga. Jadi jangan coba-coba keluar dari sini. Lagi pula Nafis bisa tidur denganku.""Tapi-""Tak ada tapi-tapi. Kalau kamu keluar dari kamar ini, Anna bisa saja tiba-tiba menyelinap masuk lalu memaksa suami mu untuk bercinta dengannya. Kamu jangan bodoh, Safiyya. Aku sengaja mengajakmu ke sini demi menghindari ini semua."Safiyya diam sejenak, perkataan Kalyra memang benar. Anna tak akan puas sebelum keinginannya terkabul. Safiyya pun akhirnya mengangguk, dan kembali membawa barang-barangnya masuk.Begitu ia meletakan koper di dekat ranjang, Nalen tiba-tiba keluar dengan handuk di kepala. "Maaf, karena masuk ke kamarmu tanpa izin. Kalyra men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Rencana Untuk Mengalahkan Anna

    Maira menilik jam di pergelangan tangannya dengan gelisah. Sudah sekitar lima belas menit ia menunggu seseorang yang memintanya untuk datang. Tak berapa lama Kalyra terlihat masuk ke restoran. Maira melambaikan tangan saat melihat wanita itu memindai seluruh sudut ruangan untuk mencarinya. Kalyra pun tersenyum saat melihatnya."Apa kau sudah lama menunggu?" tanya Kalyra, lalu duduk di depan Maira."Nggak terlalu, ngomong-ngomong di mana putramu?" tanya Maira saat ia tak mendapati ada si kembar."Ah, mereka aku titipkan pada asisten rumah tangga Safiyya. Kamu ke sini sendiri, kan?""Ya, tadinya aku mau mengajak Safiyya ikut makan siang bersama. Tapi katanya dia ada kunjungan lapangan dengan Pak Yusuf keluar kota."Kalyra mengangguk paham. "Aku perhatikan Yusuf memiliki perasaan khusus pada Safiyya, benar, kan?"Maira diam sejenak mendengar pertanyaan itu. "Yah, sepertinya begitu dari cara Yusuf menatap Safiyya. Tapi mereka berdua belum pernah mengakuinya secara langsung.""Apa kau baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Haruskah Memberinya Kesempatan?

    Safiyya menjatuhkan diri di kursi ruang tengah dengan lelah yang mendera. Wanita itu baru saja pulang usai melakukan perjalanan dinas ke luar kota sejak tiga hari lalu. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam saat ia sampai. Meski terkantuk-kantuk, ia tetap ingin menemui Nafis lebih dulu. Putrinya tentu saja sudah terlelap. Setalah merasa cukup ia pun kembali ke kamarnya."Apa yang sebenarnya terjadi selama aku di Surabaya, Mbak?" Gibran tiba-tiba muncul di ambang pintu kamar sang kakak. Kehadirannya yang tiba-tiba membuat Safiyya kaget. Sebab sang adik tak mengatakan akan pulang ke Jakarta. "Gibran, kamu kapan datang? Kenapa nggak bilang sama Mbak."Gibran memutar mata jengah karena Safiyya terkesan menghindari pertanyaannya. Laki-laki bertubuh jangkung tersebut lalu berjalan menghampiri wanita di depannya dan duduk di tepi ranjang. "Apa ada yang Mbak sembunyikan?" ulang Gibran.Safiyya menatap Gibran sejenak, lalu menggeleng lemah. Dari ekspresi itu saja, Gibran tahu bahwa kakanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Haruskan Memaafkannya lagi?

    Maira terlihat duduk dengan gelisah di sebuah restoran. Ia melihat ke arah pintu masuk berkali-kali. Berharap orang yang ia tunggu segera datang."Kenapa gugup sekali," gumam Maira sambil meggerak-gerakan kakinya gelisah.Tak berapa lama, Yusuf telihat masuk ke sana bersama orang tuanya. Maira pun menarik napas saat ketiganya semakin dekat."Siang, Umi, Abi," sapa Maira ramah. Lalu memcium punggung tangan mereka."Kamu pasti sudah lama menunggu, ya?" tanya Fatimah, ibu Yusuf, memeluk Maira.Maira tersenyum canggung lalu melepas pelukan. Ia lebih dulu menarik kursi untuk ibu Fatimah."Nggak kok, Umi. Baru beberapa menit lalu," jawab Maira lalu duduk di samping Yusuf.Setelah saling menyapa, mereka pun langsung memesan makanan."Kata Yusuf kamu asli Jogja, ya?" Ahmad, ayah Yusuf, memulai obrolan di tengah acara makan.Maira pun menghentikan kunyahan lalu mengangguk. "Ya, Bi. Kebetulan Maira asli sana. Tapi memutuskan ke Jakarta karena ingin mencari pengalaman," jawab Maira apa adanya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Berusaha Mendapat Maafnya

    "Saf, kamu di mana?" tanya Maira di seberang sana."Kami sedang berjalan-jalan di pantai sebentar,"Jawaban Safiyya membuat Maira berdecak kesal. "Tadinya aku ingin memberi tahumu kalau kami menguntit Anna. Dia tadi bertemu seseorang di mall TA."Safiyya mengernyitkan dahi, ia mengingat kembali saat tak sengaja melihat Anna di mall itu. Wanita dengan terusan berwarna hitam dan hijab krem itu melirik Nalen yang tengah berlarian di pantai dengan Nafis. Tenyata suaminya tak berbohong."Saf, kok diem?""Nggak, aku tadi juga melihatnya di sana. Aku pikir dia ingin bertemu Nalen. Tapi ternyata Nalen nggak bohong.""Bentar-bentar bukannya kamu bilang lagi di pantai? Kapan kamu ke mallnya? Sama Nalen?"Safiyya menghembuskan nafas. Ternyata berbohong pada Maira hanya akan sia-sia. Wanita itu terlalu pintar untuk dibodohi. "Aku tadi nggak sengaja bertemu dengan Nalen di sana.""Terus akhirnya kamu mau aja, gitu, diajak pergi sama dia ke pantai?" Maira terdengar kesal di seberang sana. Ia tak ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30

Bab terbaru

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Akhir Bahagia

    Tiga bulan berlalu dari semua kekacauan hidup yang Safiyya alami. Wanita itu kini tengah menikmati kebahagiaan berlimpah. Terlebih keadaan Nalen pulih dengan cepat setelah melakukan banyak terapi. Kini keduanya tengah berbahagia untuk menanti kelahiran buah hati. Usia kandungan Safiyya kini sudah berusia enam bulan.Safiyya menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Gaun putih brokat dengan detail payet nan mewah bermodel mengembang, membalut tubuh Safiyya dengan pas. Hijab putihnya dipercantik dengan mahkota kecil di atas kepala. Penampilannya hari ini sungguh sangat menakjubkan.Safiyya tersenyum lebar lalu menarik nafas untuk menghilangkan kegugupan, mengingat hari ini acar resepsi pernikahannya akan segera digelar. Keduanya memang sepakat untuk mengundur rencana peresmian pernikahan mereka sampai Nalen benar-benar pulih. Seperti rencana terakhir kemarin, acara itu benar-benar digelar di Bali. Tepatnya di belakang cafe Nalen dengan latar danau Baratan dan pure-pure nan megah."Sayan

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Rasa Putus Asa

    Safiyya menatap gundukan tanah merah di depannya dengan perasaan tak menentu. Di sampingnya Maira terus menenangkan wanita itu yang tampak sudah kelelahan. Pemakaman tersebut hanya dihadiri beberapa rekan kantor dan orang-orang yang kenal baik dengan Anna. Sedangkan Brian dikuburkan di samping makam Anna. Keduanyya meninggal dalam waktu bersamaan. Meski dengan kematian keduanya kasus kecelakaan Alice akhirnya tak diusut, Safiyya tetap merasa bersyukur. Mungkin ini yang terbaik menurut Allah.Ya, hari ini Safiyya tengah berada di depan makam Anna dan Brian untuk mengantarkan mereka ke peristirahatan terakhir. Setelah perjuangan Anna selama beberapa hari, wanita itu akhirnya menyerah.Bersamaan dengan itu, Nalen juga dirawat di ruang ICU. Suaminya masih belum bangun hingga detik ini setelah menjalani oprasi."Ayo kita pulang. Anna sudah tenang di alam sana bersama Brian," ujar Maira sambil menuntun Safiyya menjauh dari pemakaman.Safiyya tak banyak bicara, sejak semua kejadian itu ia me

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Pengorbanan

    Safiyya terbangun subuh hari karena suara putrinya yang memanggil. Gadis kecil itu naik ke kasur empuk dimana di sana ada ibunya yang masih terlelap."Bunda, Papa pergi." Tiba-tiba Nafis berkata seperti itu sambil mengguncang tubuh Safiyya. Mendengar ucapan putri nya, Safiyya reflek bangun, ia mendapati tempat tidur di sampingnya sudah kosong. Wanita itu menundukkan kepala karena sedih. Firasatnya ternyata benar, Nalen pergi setelah mengucap salam perpisahan padanya semalam."Permisi, Bu."Bu Anni menginterupsi obrolan Safiyya dan putrinya, lalu masuk ke kamar. "Ada apa, Bu Ani?" tanya Safiyya dengan nada lemah, wajahnya terlihat pucat dan sembab karena terus menangis sejak malam tadi."Pak Nalen semalam menitipkan ini pada saya. Dia bilang maaf karena pergi dengan cara diam-diam. Beliau nggak mau melihat Ibu sedih dan menangis lagi." Bu Ani lalu menyodorkan sebuah surat pada Safiyya."Ibu tolong bawa Nafis keluar dulu, ya."Bu Ani pun mengangguk lalu membawa gadis kecil itu keluar ka

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Ancaman Pembunuhan

    Seperti rencana kemarin, hari ini Nalen dan keluarga kecilnya berangkat lebih dulu ke Bali. Ia berusaha melakukan yang terbaik untuk melindungi keluarganya. Bukan tanpa alasan mengapa Nalen merasa khawatir dengan belum tertangkapnya Brian.Mark mengatakan pada Nalen beberapa minggu lalu, bahwa Brian pernah memiliki catatan buruk masalah kesehatan mental yang dia derita. Laki-laki itu meski lahir dari keluarga kaya, tapi keluarganya terlalu misterius untuk ditelusuri. Kemungkinan alasan Brian tinggal bersama neneknya di Australia, adalah karena latar belakang keluarganya.Mark hanya bisa membantu Nalen untuk menyelidiki sebatas itu. Dia bilang terlalu berisoko menelusuri lebih jauh keluarga Brian. Sebab Brian sudah lama memilih tinggal terpisah dengan keluarganya yang kaya dengan alasan penyembuhan. Neneknya lah yang mengasuh Brian sejak dia duduk di bangku sekolah menengah.Kenyataan itu semakin membuat Nalen ketakutan setiap hari. Terlebih ia pernah memiliki masalah dengan laki-laki

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Bahaya Yang Lebih Besar Mengancam

    Safiyya menatap kondisi Anna dari jendela kaca besar di sebuah kamar rumah sakit. Wanita itu masih terbaring lemah di ruang ICU setelah dua hari ini dirawat. Safiyya kembali mengingat perkataan dokter yang menangani Anna waktu itu. Sebuah kalimat yang membuat hatinya seakan ikut tersayat."Wanita ini telah mengalami pemerkosaan yang sangat parah. Sekujur tubuhnya mengalami luka memar akibat pukulan yang sangat keras. Organ vitalnya pun telah dihancurkan dengan cara paling tak manusiawi. Saya tak yakin dia akan sadar dalam waktu dekat setelah siksaan yang ia terima. Beruntung dia masih kuat pergi jauh ke rumah Anda untuk meminta pertolongan. Jiak tidak saya tak yakin dia mampu bertahan dalam waktu tiga hari saja dengan kondisinya yang seperti ini."Dada Safiyya sesak membayangkan apa yang menimpanya dulu harus dialami pula oleh Anna. Meski Anna begitu jahat padanya, tapi hati nuraninya sebagai sesama wanita yang pernah mengalami nasib tragis itu, benar-benar ikut merasa sakit. Butuh wa

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Pembalasan Tuhan

    Anna membanting pintu dengan keras begitu ia masuk ke dalam rumah. Tatapan matanya menyiratkan kebencian dan amarah. "Hah, Brengsek! Bisa-bisanya mereka mentertawakan aku seperti tadi. Awas saja kalian, tunggu pembalasanku." Napas Anna naik turun karena teriakan itu. Bukan saja marah karena lelucon sahabat Safiyya. Ia juga marah karena wanita itu akhirnya mengandung anak Nalen. Jika sudah begitu semuanya akan semakin sulit."HAAAAAH!" Terlalu kuat teriakan itu hingga membuat nafas Anna kembali naik turun. Merasa sudah tak sanggup lagi menghadapi kesedihan dan rasa putus asa, Anna jatuh terduduk lalu suara tangisnya mulai terdengar memenuhi rumah itu.Haruskah ia menyerah sekarang atau berjuang hingga titik darah penghabisan? Kenapa cinta Nalen begitu sulit untuk digapai? Mengapa perjuangannya tak pernah sedikitpun dilihat olehnya? Memikirkan semua itu, mata Anna tiba-tiba menggelap karena dendam. "Jika aku tak bisa memilikimu, maka kamu tak akan bisa menjadi milik orang lain," ujarnya

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Berbagi Kebahagiaan Kecil

    Safiyya melangkahkan kaki memasuki kantor dengan langkah ringan. Sepanjang jalan ia tiba-tiba merasa semua orang memperhatikan dirinya."Mereka semua kenapa, Mas?" tanya Safiyya heran sambil mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kantor. Dimana orang-orang tengah memperhatikan dirinya dan Nalen.Mendengar ucapan istrinya, Nalen pun tersenyum. "Mereka pasti sudah tahu berita bahagia tentang kamu."Safiyya menautkan Alis mendengar ucapan suaminya. Ia masih tak paham karena Safiyya memang sudah dua hari ini tak berangkat ke kantor. Nalen terus memaksanya istirahat. Bahkan hari ini juga Nalen ingin Safiyya keluar dari kantor demi kesehatan bayinya sekaligus menjaga dari kemungkinan terburuk. Nalen khawatir kalau Anna bisa saja merencanakan mencelakakan dia dan bayinya di kantor ini. Mempertimbangkan semua itu Safiyya pun akhirnya setuju. Dan hari ini dia akan berpamitan pada semua teman baiknya di sini."Selamat, Bu Safiyya, atas kehamilannya," ucap seorang karyawan yang berpapasan dengan

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Moment Mengharukan

    Safiyya keluar dari ruang dokter dengan perasaan tak menentu. Ia menatap lagi kertas putih yang ia bawa dan membaca setiap huruf bertuliskan kalimat 'positiv' dengan seksama. Senyum Safiyya merekah kala mengingat Nalen pasti akan sangat bahagia jika tahu bahwa ia kini tengah mengandung anaknya.Maira yang melihat tingkah aneh sang sahabat akhirnya ikut mendekat. Ia pun penasaran. "Gimana hasilnya, Saf? Apa kata dokter?" Maira sungguh penasaran.Safiyya menatap Maira sejenak sebelum menjawab pertanyaannya, senyumnya merekah. "Aku hamil, Mai. Aku hamil!" seru Safiyya bahagia. Ia langsung memeluk Maira antusias. Bahkan sangking bahagianya ia seolah tak peduli dengan tatapan aneh orang-orang di sana.Senyum Maira pun mengembang mendengar kabar itu. Ia ikut senang dengan kabar baik ini. "Selamat, Saf. Aku ikut bahagia mendengarnya. Nalen pasti seneng banget kalau tahu," ujar Maira tulus. Ia mengurai pelukan dan menatap Safiyya yang kini menitikan air mata karena terharu."Ayo kita pulang d

  • Misteri Di Balik Pernikahan Safiyya   Menyangkal Semua Kesalahan

    "Lepas, brengsek!" Anna berteriak pada beberapa orang yang coba menghajarnya ketika ia di jalan menuju rumah. Mereka terdiri dari dua orang laki laki dan dua perempuan.Mereka semua adalah teman-temannya yang hidup di jalanan dan bernasib kurang beruntung sepertinya. "Heh Anna, sekarang kau sombong sekali. Mentang-mentang bisa sekolah di tempat orang kaya!" Seru salah satu dari mereka. Sementara dua yang lain memegangi tangan wanita itu."Kalau kau ingin seperti aku, belajarlah agar otakmu bisa cerdas sepertiku, dasar sampah!" Balas Anna arogan.Mendengar hinaan itu, perempuan di depan Anna pun marah. Tanpa pikir dua kali mereka bergantian memukuli Anna. Ia sudah akan menyerah ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar menginterupsi."Apa yang kalian lakukan!" seru suara itu mendekat. Kehadirannya membuat anak-anak itu pun ketakutan, lalu membubarkan diri.Nalen mengalihkan perhatian pada Anna yang sekarang kondisinya sudah babak belur. "Kau tak apa?" tanya Nalen sambil membantu Anna ber

DMCA.com Protection Status