Grace terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari Rachel, mereka berdua sama-sama tahu jika semuanya ini masalah privacy tapi permintaan Sebastian membuat otak mereka melupakan masalah apa yang membatasi mereka selama ini. Mereka berdua masih saling memandang membuat Grace hanya bisa terdiam dengan tatapan Rachel, bagi semua orang yang ada di kantor ini sangat tahu jika Rachel tidak bisa atau tidak pernah memperlihatkan marahnya pada orang lain bahkan dalam kondisi yang menurutnya untuk marah.
“Kamu harus menyelesaikan ini dengan Pak Sebastian meski sekali pun sudah melakukan hubungan ranjang sekali pun, dan ini bukan masalah perusahaan melainkan personal kalian katakan sekali lagi bahwa harus bisa memisahkan semuanya” Grace mengangguk “lalu mengenai Pak Fauzan semalam beliau menghubungi dan meminta bantuan untuk melamar kamu” Grace membelalakkan matanya “kamu tidur juga sama dia?.”
Grace menggelengkan kepala “bertemu dua kal
Pekerjaan yang diminta Rachel sudah dilakukan setelah bersangkutan berangkat, kondisi kantor di mana hanya ada tiga orang yang berarti saatnya menceritakan semua terjadi. Devina meminta office boy untuk berjaga di depan sedangkan mereka bertiga di dalam dengan pintu tertutup dan makanan dihadapannya, Grace sangat tahu tidak akan bisa menghindar dari semuanya jika Devina tidak sabaran berbeda halnya dengan Yusuf yang seakan tidak peduli meski dalam benaknya juga sama seperti Devina.“Kita siap mendengarkan dan jangan ada yang ditutupi” Devina menatap tajam pada Grace.Grace menghembuskan nafas pelan menceritakan bagian inti dari apa yang dia alami selama di pusat dan bagaimana panasnya Sebastian, bahkan Grace menceritakan Ramond yang menemaninya beberapa hari hingga tas Hermes terbeli dengan nulisnya. Devina dan Yusuf hanya mendengarkan tanpa berniat untuk memotong cerita dari Grace, beberapa kali memastikan bagaimana reaksi mereka berdua yang nyatanya hanya datar. Devina
Berada di kantor pusat membuat Julius sangat merindukan Grace dan Olla, jika tidak ada pekerjaan yang menumpuk biasanya mereka menghabiskan waktu dengan melakukan panggilan video. Julius sangat senang saat Olla memanggilnya ayah beberapa hari lalu dengan Grace disampingnya dan itu menandakan bahwa hubungan mereka tidak akan lama lagi menjadi sah dalam ikatan resmi, Julius sudah sangat yakin dengan Grace yang akan menjadi pendamping terakhirnya nanti. Melihat pekerjaan di pusat sudah sedikit tenang dan melalui pembicaraan dengan Ramond beberapa hari lagi akan kembali ke tempat asalnya yang langsung membuat Julius lebih semangat.“Mau apa lagi datang ke sini?” Julius menatap Nathali yang berada di depan pintu kamar “tidak ada yang perlu kita bicarakan, jadi bisakah kamu pergi?.”“Maafkan semua kesalahanku” Julius mengangguk pelan “tapi perasaan ini tidak bisa aku hentikan karena sampai kapan pun aku akan menjaga perasaan ini dan jika wanita itu menyakitimu bisa datang kapa
Julius menyesali apa yang dilakukan semalam dengan Nathali berada disampingnya, setelah melakukan dan langsung membuang pengaman serta membersihkan diri dengan mengambil tempat di sisi lain di mana Julius tidak bisa memejamkan matanya. Nathali sendiri langsung tertidur entah berapa kali mencapai klimaks karena Julius tidak terlalu peduli sama sekali, Julius merutuki kebodohannya yang dengan mudah masuk kembali dalam jebakan. Menatap jam yang sudah tampak terang dengan perlahan Julius merapikan pakaiannya sebelum keluar dari kamar Nathali ini, mengunci pintunya setelah berada di luar dan tidak lupa mengirim pesan pada Nathali bahwa kuncinya dititipkan pada satpam lobby.Seharian selama bekerja Julius selalu diliputi bersalah karena telah mengkhianati Grace kembali dan seakan tidak layak menjadi kekasih yang baik dan sosok ayah yang sempurna untuk Olla, sosok ayah yang tidak bisa dibanggakan karena belum apa – apa sudah menyakiti sang ibu. Pesan dari Nathali tidak satu pun dibuk
Grace menatap Rachel tidak percaya pasalnya meminta dirinya untuk mengantarkan makanan pada Fauzan, memang Grace tidak pernah menceritakan apa yang terjadi pada mereka pada Rachel karena tidak terlalu penting, tapi jika diminta untuk hal seperti ini jelas akan membuka peluang pada Fauzan untuk mendekati dirinya. Terpaksa sangat terpaksa menerima permintaan dari Rachel karena memang tidak bisa membuat alasan yang masuk akal seperti Devina dan Yusuf karena Grace tidak memiliki tempat untuk menghindar.Menatap bangunan yang ada dihadapannya sedikit ragu keluar dari mobil melangkah ke tempat yang menjadi tujuannya, sang sopir meninggalkannya seorang diri karena harus mengantarkan Yusuf bertemu dengan nasabahnya. Langkah berat menuju unit tempat Fauzan tinggal dan tidak tahu harus melakukan apa pada pria tersebut, cukup lama Grace menunggu di luar karena sang pemilik belum membuka pintu. Grace membelalakkan matanya saat pintu di buka dimana Fauzan hanya menggunakan celana pendek se
Memandang Grace yang masuk ke dalam kantor dengan tatapan bertanya-tanya pasalnya wajah Grace tampak sangat lelah, ketiga rekannya saling memandang untuk bertanya mengenai keadaan Grace dan berakhir dengan Yusuf yang harus bicara dengan wanita satu ini.“Bagaimana Pak Fauzan?” Grace menatap Yusuf tajam dan membuatnya terkejut.“Mbak Rachel memang gak pernah jelasin sama Pak Fauzan bagaimana sistem di sini?” Rachel terkejut ketika Grace mendatangi ruangannya membuat Devina dan Yusuf saling pandang.“Memang kamu ngapain?” Rachel masih memberikan tatapan bingung dan tidak lama kemudian Grace menceritakan semuanya tanpa sisa kecuali bagian Fauzan serius hubungan bersama dirinya “wah hebat kamu bisa membawa mereka semua masukin dananya ke sini” Rachel bertepuk tangan mendengarnya sambil tersenyum “berarti kamu harus ke pusat untuk menyelesaikan semuanya nanti.”“Aku bukan bagian marketing, mbak.”“Nanti kita atur lah bagaimananya gampang itu” Rachel seakan t
Menatap Nathali yang saat ini berada disampingnya membuat Julius tidak bisa berkata apa pun, perbuatannya tidak bisa dibenarkan sama sekali dan besok dirinya sudah harus kembali. Julius akan langsung ke rumah Grace karena sangat merindukannya serta Olla, perbuatannya memang salah tapi dirinya membutuhkan pelampiasan dan Nathali memberikan secara cuma – cuma meski Julius tahu bagaimana perasaan wanita ini pada dirinya. Beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri dari cairan mereka yang memenuhi dirinya, meski menggunakan pengaman tetap saja rasanya lengket di badan. Semenjak kejadian terakhir kali beberapa hari yang lalu Julius memutuskan Nathali tinggal bersama entah di apartemen atau hotel, tergantung pada keinginan mereka menghabiskan waktu.“Kamu jadi balik besok?” Julius menatap Nathali yang menutupi tubuhnya dengan selimut dan hanya dijawab dengan anggukan “kita akan bertemu beberapa hari lagi.”“Tidak ada pertemuan setelah ini karena aku sudah berniat untuk menik
Grace memandang Julius dengan tatapan terkejut saat membuka pintu rumah, perpisahan dengan Marcus memang tidak memberikan dampak apa pun pada dirinya karena memang tidak terlalu penting meski barang yang Marcus berikan tidak lah murah. Julius merentangkan tangannya membuat Grace masuk ke dalam pelukan pria yang sangat mencintai dirinya dan Olla serta kedua orang tuanya, melepaskan pelukan dengan memberikan ciuman kening lama pada Grace dimana dari ciumannya dapat terasa seberapa besar perasaan Julius pada dirinya.“Datang kapan?” saat menyiapkan makanan untuk Julius “Olla udah tidur baru saja dan kamu lapar malam – malam begini?.”Julius tersenyum menatap wajah wanita yang sangat dicintainya “aku merindukanmu dan juga masakanmu kalau datang tadi pagi” Grace menatap Julius yang makan dengan tenang menikmati masakan sederhananya yaitu nasi goreng “besok ke rumah ya masak buat aku ajak Olla juga.”“Kangen
Memikirkan perkataan Ramond membuat hidup Grace menjadi tidak tenang, pasalnya Julius sudah sangat baik dengan dirinya dan juga keluarga dan sekarang Ramond seakan memberi jalan agar Julius dekat dengan Nathali, wanita yang menantang Grace bahwa mampu mendapatkan Julius dengan cara apa pun. Grace belum siap kehilangan Julius bukan karena cinta disamping karena mudah diperdaya juga lebih mudah mendapatkan uang darinya meski tidak membuka diri agar memasuki dirinya, suara teriakan Olla menyadarkan Grace dari lamunan menatap interaksi mereka berdua dimana Grace sudah berada di rumah Julius pagi untuk memasakkan dirinya.“Bunda, ayah bilang punya hadiah dan tinggal pilih” Grace menatap Julius menanyakan maksud dari perkataan Olla.“Kamu tidak lupa bukan hadiah yang aku bicarakan semalam.”“Ayah kerumah semalam kenapa gak bangunin aku?” Olla menatap Julius kecewa.Julius langsung merayu Olla agar tidak marah dengannya membuat Grace menatap bagaimana interaksi mere
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap