Home / Romansa / Mimpi Cinderella / Terungkapnya Kebenaran

Share

Terungkapnya Kebenaran

Author: Cincin_dalin
last update Last Updated: 2021-06-20 19:01:40

Wajahku semakin menghangat, mungkin terlihat memerah. Malu rasanya selalu ketahuan telah berpikir yang tidak-tidak. Pak Mahendra terkikik geli melihat tingkahku. Ingin rasanya menghilang atau bersembunyi di dasar bumi saking malunya. 

"Ini buatmu," kata laki-laki tampan itu sambil menyerahkan paper bag di tangannya.

"Apa ini, Pak? Bapak nggak ngasih bom, kan?" tuduhku. 

Aku merasa heran karena dia memberi sesuatu padaku. Biasanya kan dia hanya menjahiliku saja. Wajarlah jika aku jadi curigation. 

"Buka saja," titahnya sambil kembali menghidupkan mobil. 

Dengan gemetar aku membuka paper bag itu. Takut sesuatu keluar dari sana karena laki-laki tampan itu mengerjaiku. Apa yang ada di sana mulut ini menganga. Cepat-cepat kukeluarkan karena penasaran.

Sebuah dress cantik berwarna cream dan  berbahan lembut membuatku speechless. Bagus sekali. Pasti harganya mahal. Aku membayangkan, jika memakai baju itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mimpi Cinderella   Dejavu

    Pak Mahendra mengacak-acak rambutku dengan ekspresi gemas lalu berjalan menuju mobilnya. Dari belakang kemudi dia melemparkan kiss bye padaku. Tak lama mobil itu pun berlalu.Aku masih berdiri mematung di dekat pagar. Merasa aneh dan juga bingung dengan kejadian yang baru saja kualami.Apa ini bukan hanya sekedar mimpi?Kucubit pipi berkali-kali, ternyata rasanya sakit. Berarti aku tidak mimpi. Ini semua nyata. Jadi memang benar jika Pak Mahendra menyukaiku. Entah sejak kapan. Mungkin saja sejak kejadian terkutuk di Bandung waktu itu.Aku bergegas masuk ke dalam kontrakan lalu membersihkan diri. Melaksanakan kewajiban empat rakaatku lalu bersiap untuk tidur. Namun paper bag yang tadi kuletakkan di dekat jendela terlihat begitu menarik perhatian.Kukeluarkan lagi dress di sana lalu mencoba memakainya sambil mematut diri di depan cermin. Dress dengan model bahu terbuka itu ukurannya begitu pas di tubuhku. P

    Last Updated : 2021-06-21
  • Mimpi Cinderella   Ketukan yang Menyelamatkan

    Sepanjang perjalanan Pak Maman menceritakan tentang kegiatan bosnya. Menurutnya Pak Mahendra sedang menghadiri malam penganugerahan penghargaan sebagai pengusaha muda yang sukses dan menginspirasi. Dalam hati aku ikut merasa bangga atas pencapaian Bos Tampan itu.Menurut supir tersebut, majikannya sudah berada di Bandung semenjak siang karena permintaan meeting dari para pemegang saham pabrik. Kebetulan sekali bertepatan dengan malam penganugerahan tersebut.Tadinya Pak Mahendra hendak menjemputku lebih dulu tetapi ternyata meeting itu berlangsung hingga sore. Akhirnya dia pun meminta Pak Maman yang menjemputku sementara dia menunggu di hotel sambil beristirahat.Setelah satu jam lebih menempuh perjalanan akhirnya mobil yang membawaku berbelok ke sebuah hotel berbintang. Jantungku berdetak semakin cepat saat mobil pun akhirnya berhenti."Kita sudah sampai, Neng," kata Pak Maman sambil membuka seat belt yang mele

    Last Updated : 2021-06-22
  • Mimpi Cinderella   Logika vs Nafsu

    Pak Mahendra menggenggam tanganku dan kami berjalan menuju tempat perhelatan yang berada di sisi lain hotel itu. Aku akhirnya mendengar langsung dari bibirnya jika dia akan menerima penghargaan tersebut.Kami melangkah di atas karpet berwarna merah yang terbentang dari pintu masuk ruangan hingga ke panggung. Kilatan blitz kamera menyerbu kami sejak langkah pertama. Pastilah mereka para pemburu berita. Mendadak aku jadi grogi tetapi genggaman tangan Pak Mahendra yang semakin mengerat membantuku untuk tetap tersenyum menghadapi mereka.Akhirnya kami pun duduk di barisan nomor tiga dari depan. Jantungku berdetak riuh mirip bedug yang ditabuh, melihat kemegahan dekorasi dan juga para tamu undangan yang penampilannya terlihat cetar. Untung saja aku sudah dimake-over hingga tak terlihat memalukan.Pukul sembilan malam acara dibuka dengan hiburan dari grub band dan penyanyi ibukota yang diundang. Lalu acara penghargaan pun di mulai. Satu per s

    Last Updated : 2021-06-23
  • Mimpi Cinderella   Seranjang Bersamanya

    "Kita pulang aja, Pak, eh, Mas. Kan Mas bisa gantian bawa mobilnya sama Pak Maman kalau dia capek," kilahku."Kamu mau kita kecelakaan? Aku juga sudah mengantuk. Besok aja. Kita libur, kan?"Dia kembali beralasan. Memang benar besok adalah hari Sabtu dan kami memang libur karena hari kerja hanya sampai Jumat saja."Tapi aku nggak bawa baju ganti, Mas. Masa malam ini tidur pakai baju ini, terus besok pagi pakai baju ini juga?""Ada paper bag di nakas. Itu baju ganti buat kamu. Dan ini, juga. Pasti kamu memerlukannya," katanya sambil mengulurkan paper bag yang diberi oleh Pak Maman tadi.Aku menerima paper bag di tangannya. Ketika kubuka isinya ternyata mukena dan juga sajadah dengan label harga yang membuatku mengernyitkan kening karena saking mahalnya. Aku baru ingat jika tadi belum sempat salat Isya karena berangkat sebelum azan.Aih, Bos, kamu ternyata seperhatian ini padaku!Kuraih

    Last Updated : 2021-06-24
  • Mimpi Cinderella   Terungkapnya Teka-teki

    Dengan cepat aku membelakanginya karena malu telah kepergok memandangi laki-laki tampan itu. Namun tangannya menuntun tubuhku untuk berbalik."Kapan, sih, kamu akan sadar?" tanyanya, membuatku mengernyit heran."Sadar kenapa, Mas?" tanyaku, mencoba mencari penjelasan darinya."Aku sudah menunggu hampir tiga bulan, dan kamu masih saja menghindar," keluhnya."Aku nggak tahu apa maksud Mas. Kenapa harus berbelit-belit? Katakan saja, tiga bulan itu apanya?" pintaku.Laki-laki yang membuatku penasaran itu menggelengkan kepalanya. "Tak kusangka, kamu bahkan melupakannya. Apa memang aku tak berarti untukmu?"Aku benar-benar tak mengerti apa yang dia maksud. Tak ada bau alkohol di sini. Dia tidak mabuk tetapi omongannya melantur."Aku benar-benar nggak ngerti.""Jadi, apa kamu masih juga nggak ngerti, jika kubilang bahwa di hari ulang tahun pabrik, kamu bersamaku malam itu?"

    Last Updated : 2021-06-26
  • Mimpi Cinderella   Lamaran di Tengah Malam

    "Sekarang katakan, Mas, kenapa Mas bilang ke orang-orang jika aku ini calon istrimu. Perasaan Mas belum pernah ngelamar aku?" tanyaku, mencoba mengalihkan pembicaraan."Memang kamu nggak mau jadi istriku?"Bukannya menjawab dia malah ganti bertanya padaku, membuatku jadi geregetan."Aku nggak mau ini hanya mimpi dan begitu terbangun, hanya ada kekecewaan di hati," ucapku."Kamu nggak mimpi. Ini nyata. Kamu mau aku mendatangi orang tuamu untuk melamar? Sekarang juga kamu minta, aku akan segera berangkat," ucapnya dengan wajah yang serius.Tiba-tiba dia bangun lalu memakai baju lengkap. Berdandan rapi bahkan menyemprotkan parfum segala. Dia berdiri di dekat ranjang dan tanpa kuduga dia menyanyikan sebuah lagu dari Hoobastank.Lagu itu setiap hari diputar di kantor. Membuatku curiga, mungkin dia yang menyuruh untuk memutarnya. Aku pun duduk di tepi ranjang untuk menyimak.I'm not a perfec

    Last Updated : 2021-06-28
  • Mimpi Cinderella    BertemuCalon Mertua

    Pak Mahendra melepaskan rengkuhannya di tubuhku agar aku dapat mengangkat telepon itu. "Dari siapa?" tanyanya."Dari ibuku.""Angkat aja! Loudspeaker-in! Aku pengen dengar suara calon mertuaku," sahutnya.Kugeser tanda hijau di layar lalu telepon pun tersambung dengan perempuan di seberang sana. Suara Ibu sambungku yang cempreng terdengar melengking, membuatku merasa malu pada calon suamiku itu."Hei, Nara. Eta beneran maneh anu aya di tipi keur peuting?" Ibu sambungku langsung bertanya begitu menjawab sapaan salamku.(Hei, Nara. Itu beneran kamu yang ada di televisi tadi malam?)"Kok Mbu nyaho, sih?"(Kok ibu tahu, sih?)"Tadina sugan teh lain maneh. Sugan aya Kinara Ailani anu lain. Pas maneh nyaritakeun hobi, urang yakin eta maneh. Saha deui atuh anu resep nangkring di na tangkal kersen jeung beuki ngupil?"(Tadinya kukira bukan kamu. Mungkin ada Kinara Ailani ya

    Last Updated : 2021-06-29
  • Mimpi Cinderella   Mas ... kamu Tega!

    Ternyata Pak Mahendra hanya menggodaku. Dia langsung masuk ke kamar mandi begitu melihatku salah tingkah. Tak lama dia keluar lagi dari sana dan berganti baju di balik lemari.Setelahnya dia mengajakku turun dan mengantarku ke musala kecil yang ada di dekat saung kecil. "Masih ada waktu buat salat Magrib," ucapnya lalu berbalik meninggalkanku.Saat aku keluar dari musala, laki-laki yang suka jahil itu tengah memindahkan berbagai macam hidangan dari lemari makan ke meja. Katanya itu masakan Mbok Nah, pembantunya yang tidak tinggal di situ.Usai makan malam dia mengantarkanku pulang ke kontrakan. Ternyata tadi itu rumahnya. Dia memang tinggal sendiri di sana, hanya ditemani satpam dan supir.Kedua orang tuanya tinggal di daerah Cibubur, Jakarta. Kami akan ke sana besok pagi-pagi sekali agar tidak kena macet di jalan. Karenanya dia memintaku untuk cepat-cepat tidur.Aku segera mandi karena tadi

    Last Updated : 2021-06-30

Latest chapter

  • Mimpi Cinderella   Pagiku yang Ambyar

    Aku keluar dari kamar mandi dengan membawa testpack yang diberikan oleh dokter. Dokter dan Mas Mahendra menunggu di sofa, kelihatannya sudah akur lagi. Rasanya ingin tertawa waktu melihat mereka berdebat tadi. Sudah seperti Tom dan Jerry saja tingkahnya. Eh, tunggu, kalau mereka Tom dan Jerry, lalu aku siapa? Aih, mendadak amnesia lagi. Apa iya, aku jadi guk-guknya? Oke, skip!"Gimana, Dok? Apa benar istriku hamil?" Pasien barbar itu rupanya penasaran sekali."Selamat, ya. Kamu akan jadi seorang ayah," ucap dokter itu.Reaksi Mas Mahendra benar-benar tak terduga. Dia melonjak-lonjak kegirangan mirip anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya. Girang bukan main.Aku hanya bisa melongo melihatnya. Baru kali ini aku melihat sisi gila seorang Mahendra Danuarta, yang jika di kantor biasa terlihat dingin, tegas, dan sedikit sinis, tetapi ternyata berbanding terbalik dengan yang saat ini kulihat.

  • Mimpi Cinderella   Pasien Barbar

    Kami tiba di rumah menjelang petang. Begitu tiba, kami langsung membersihkan diri dan setelah Magrib datang langsung makan malam. Mbok Nah sudah menyiapkan beberapa jenis masakan sebelum pulang. Sebagian masih dalam keadaan hangat, jadi tak perlu dipanaskan lagi.Usai makan malam, kuselonjorkan kaki di sofa depan televisi. Rasanya pegal sekali karena dalam keadaan terikat terus selama disandera oleh si Sapu Lidi.Aih, sepertinya aku harus diberi penghargaan karena kreativitas tanpa batasku dalam menciptakan julukan untuk seseorang.Kurasa julukan itu pas sekali dengan badannya yang tinggi dan langsing seperti lidi. Fix! Sepertinya julukan itu harus dipatenkan!"Mana yang sakit, Sayang?" tanya Mas Mahendra yang baru saja datang dari dapur.Laki-laki berlesung pipi itu baru saja mencuci piring bekas makan kami. Sulit dipercaya, seorang Mahendra Danuarta, Presdir perusahaan garment besar di Purwakarta, mau m

  • Mimpi Cinderella   Bebas

    Untuk sejenak aku terpaku saat mengetahui keberadaan kamar dimana aku disekap. Memikirkan bagaimana bisa kabur dari tempat ini tanpa ketahuan. Lubang ventilasi ini terlalu kecil untuk bisa kulalui.Apa iya, aku mesti kabur lewat jendela?Aku bukan Spiderman yang bisa merayap seperti cicak di dinding. Kalau nekat terjun ke bawah, mungkin nanti nyawaku melayang. Yang ada diriku nanti tinggal nama saja dengan embel-embel di depan 'almarhumah'. Hiiy ... ngeri!Walaupun tak mau terus-menerus terperangkap di sini, tetapi aku juga tak bisa berbuat apa-apa lagi. Di dalam tasku ada ponsel tetapi entah di mana perempuan sialan itu menyembunyikannya.Ya sudahlah. Mungkin memang nasibku harus jadi tawanan seperti ini. Aku hanya bisa berdoa semoga saja Mas Mahendra segera memenuhi keinginan perempuan ulat bulu itu agar aku dibebaskan.Dengan segala kepasrahan, aku keluar dari dalam kamar mandi. Rini, si pelayan tadi masih s

  • Mimpi Cinderella   Diculik

    "Kukira kamu nggak akan bangun lagi."Sebuah suara yang terdengar tak asing di telinga memaksaku untuk menoleh. Perempuan sialan itu duduk di sofa dengan kedua tangan dilipat di dadanya.Dia berjalan mendekat dengan tatapan sinisnya. Terlihat sekali jika dia tak menyukaiku."Kamu senang, ya, sudah memiliki Mas Mahendra?" sindirnya."Tentu saja aku senang. Dia suami yang baik," sahutku, mencoba memancing emosinya."Aku punya penawaran menarik buatmu," katanya sambil mengempaskan tubuh di ranjang, tak jauh dari tempatku."Apa maumu? Aku tak pernah mengganggumu. Kenapa kamu lakukan ini padaku?""Tak pernah mengganggu, katamu?" Tiba-tiba saja nada bicaranya meninggi. "Kamu sudah merebut Mahendraku. Apa itu namanya bukan menggangguku?"Lidya, perempuan itu pun duduk di tepi ranjang dan menatapku seakan ingin menelanku mentah-mentah."Aku nggak merebutny

  • Mimpi Cinderella   Masalah Baru

    Beberapa menit berlalu, dia pun membuka pintu kamar. Dari luar, kamar terlihat remang-remang. Aku membayangkan apa yang akan kami lakukan dalam suasana seperti itu. Pasti dia akan ...."Mau masuk sekarang apa nanti?"Aku mencebik dan membalikkan badan. Kembali menuruni tangga. Kekecewaan jelas terbayang di wajahnya. Namun, aku tak peduli.Bergegas aku masuk ke dalam musala kecil setelah sebelumnya bersuci. Sudah pukul tujuh lewat. Pasti sudah Isya. Kalau tak cepat-cepat ke sini, aku takut kewajiban ini akan terlewat karena melayani laki-laki itu.Tadi subuh saja aku terlewat gara-gara terlalu lelah akibat serangan berkali-kali darinya. Sepertinya malam ini akan jadi malam penuh gairah lagi seperti kemarin malam.Saat ku keluar dari musala, Mas Mahendra terlihat tengah duduk manis di sofa ruang keluarga. Lampu utama sudah dimatikan, tinggal lampu temaram yang menyala. Sudah mirip bioskop saja. Pendar-pendar caha

  • Mimpi Cinderella   sisi Romantisnya

    Dengan alasan mencoba kado dari Andy, akhirnya aku hanya bisa pasrah saat tubuhku dikuasainya. Padahal kami baru saja menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Namun, Mas Mahendra seperti tak punya rasa lelah. Dia terus saja bergerak di atas tubuhku. Aku kehilangan kendali, bergerak ke sana ke mari saat laki-laki perkasa itu membawaku meraih puncak kenikmatan. Gerakanku semakin liar seperti ular yang meliuk-liuk dan mendesis. Lalu di satu titik kami berpelukan erat dan mengerang bersamaan. Tubuh berpeluh itu pun terkulai di sampingku. Senyum puas tergambar jelas di wajahnya. Dia menyeka keringat di dahiku dengan jemarinya dan mendaratkan kecupan di sana. "Terima kasih, Sayang," bisiknya di telingaku. Aku hanya bisa menanggapi dengan senyuman. Tubuhku terasa lemas sekali. Sejak semalam dia telah membuatku kelelahan. Ditambah kegiatan pagi yang panas tadi. Lalu sore ini dia kembali beraksi, membuat badanku terasa remuk.&nbs

  • Mimpi Cinderella   Sisi Romantisnya

    Dengan alasan mencoba kado dari Andy, akhirnya aku hanya bisa pasrah saat tubuhku dikuasainya. Padahal kami baru saja menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Namun, Mas Mahendra seperti tak punya rasa lelah. Dia terus saja bergerak di atas tubuhku. Aku kehilangan kendali, bergerak ke sana ke mari saat laki-laki perkasa itu membawaku meraih puncak kenikmatan. Gerakanku semakin liar seperti ular yang meliuk-liuk dan mendesis. Lalu di satu titik kami berpelukan erat dan mengerang bersamaan. Tubuh berpeluh itu pun terkulai di sampingku. Senyum puas tergambar jelas di wajahnya. Dia menyeka keringat di dahiku dengan jemarinya dan mendaratkan kecupan di sana. "Terima kasih, Sayang," bisiknya di telingaku. Aku hanya bisa menanggapi dengan senyuman. Tubuhku terasa lemas sekali. Sejak semalam dia telah membuatku kelelahan. Ditambah kegiatan pagi yang panas tadi. Lalu sore ini dia kembali beraksi, membuat badanku terasa remuk.

  • Mimpi Cinderella   Pindah Rumah

    ."Mas, punggungmu ini kenapa? Kok ada guratannya?" tanyaku keheranan."Semalam ada macan cantik yang cakarin Mas gara-gara keenakan," sahutnya dengan ekspresi datar."Ah, masa, sih? Memang beneran semalam ada macan? Kok bisa masuk lewat mana? Kita kan di lantai dua?""Macannya ini, nih, yang lagi mandi bareng Mas."Dia mengatakan itu sambil menaik-turunkan alis.Astaga! Suami siapa, sih ini? Bikin geregetan aja!Seketika langsung kulayangkan cubitan di pinggang rampingnya. Cantik-cantik gini kok dibilang macan. Ter-la-lu!"Aduh! Sakit, Sayang!" pekiknya.Tak kupedulikan pekikannya, dengan semangat tetap kulancarkan serangan pada pinggangnya. Misi balas dendam harus dituntaskan.Tiba-tiba saja dia meraih kedua tanganku. Dengan kekuatannya, dia menarik tubuhku. Wajahku pun tinggal berada beberapa centi lagi darinya."Jangan membangunkan macan yang sud

  • Mimpi Cinderella   Malam Pertama

    Malam itu, terjadilah apa yang memang seharusnya terjadi. Aku dan Mas Mahendra melayari lautan luas, menyusuri lekuk-lekuk dan semenanjung. Kami terus berlabuh hingga berulang kali, hingga usai dalam satu tarikan napas yang panjang disertai senyuman puas.Semula aku takut jika akan terasa sakit seperti waktu itu. Namun, laki-laki yang tadi pagi menghalalkanku itu begitu pintar mengalihkan rasa takut dan membuatku merasa nyaman.Dia memperlakukanku dengan lembut, lalu perlahan-lahan membawa diri ini terbang ke atas awan. Semua mengalir begitu saja, aku terbuai hingga tak menyadari tiba-tiba saja dia sudah memegang kendali atas tubuhku.Butir-butir peluh membasahi kening, wajah, dan juga rambutnya usai pergumulan kami. Aku masih terengah saat dia memeluk dan mencium keningku. "Terima kasih," lirihnya sambil menutupi tubuh kami dengan selimut. Aku tersenyum dan membenamkan wajah di dada bidangnya yang berbulu tipis. Aku

DMCA.com Protection Status