Chapter selanjutnya akan dirilis pada 13 November 2022. Terimakasih atas perhatiannya.. :)
Kembali ke sisi utara pulau, “Lihat disana!” Poidon. “Nijirou?!” Lerry tampak kaget saat melihat wujudnya yang begitu besar. “Sebaiknya kita turun dulu.” Ujar Poidon sembari mendekat ke tanah. Lerry hanya mengikuti arahannya. “Lerry?” Panggil Yurine yang terkejut saat melihat mode awakennya. “Ini wujud awakenku. Aku hanya bisa menggunakan mode ini sementara waktu.” Lerry. “Sekarang waktu yang tepat. Kalian semua, seranglah monster itu secara bersamaan!” Morine tampak mulai kelelahan. “Siap.” Kemudian Lerry menghilang dan berada di atas langit sembari mengumpulkan energi sihir. “Kita tidak boleh diam saja, kita harus melakukan sesuatu.” Ujar Grindrot yang juga mulai beraksi. Poidon dan Selon mengikutinya. Di sisi lain, Nina tampak berbisik ke telinga Nijirou yang super duper gede. “Nijirou Kun, jangan buang waktumu, kalahkan makhluk itu segera!” Ujar Nina. “Siap Nina Chan. Aku akan segera mengalahkannya.” Nijirou tampak masuk ke mode serius. “Clone Element Form: 4 Power Clon
Kembali ke sisi utara Pulau Caraka, Lerry, Poidon, Selon, dan Grindrot tampak menghadapi serangan iblis tersebut. Di sisi lain, Nijirou (Bomba weed) mulai beraksi. “Bomba Weed Release : Bomba Spore, Bomba Tentacle Weed” Nijirou (Bomba Weed) menyebarkan spora dari tangannya ke arah iblis tersebut tersebut. Spora-spora tersebut terlihat memasuki bagian kulit dari iblis tersebut. Di sisi lain, Nijirou juga melancarkan serangan akar pengikat untuk mengunci pergerakan darinya. Iblis tersebut tampak meraung-raung dan semakin tidak terkendali. [DUAR...] Akar pengikat dan spora tanaman yang disebarkan Nijirou meledak dengan dahsyat. Ledakan tersebut berhasil membuat iblis itu terluka cukup parah. Tak hanya itu saja, seluruh tunas-tunas kecil yang berkeliaran disamping iblis tersebut musnah. “Bagus!” Morine tampak tersenyum. Namun, Iblis itu tampak kembali menggunakan regenerasinya. “Tidak Mungkin...” Nina (Erina) tampak kaget karena Enchanternya tidak memberikan efek yang berpengaruh. “Se
Di sisi barat pulau Caraka, Poidon, Selon, dan Grindrot tampak sedang mengangkut para penduduk lokal menuju desa dengan mode transformasi naganya. “Papa, Mama, bangunlah..” Rea tampak menangis sembari berusaha membangunkan kedua orangtuanya. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Poidon sembari terbang. “Situasi cukup buruk.” Jawab Grindrot sembari terbang. “Kita butuh bantuan Nina San. Aku yakin dia pasti bisa menyembuhkan mereka.” Selon. Di sisi lain, Yurine yang sedang dalam perjalanan melihat para naga telah kembali. “Hey!!” Panggil Yurine dari kejauhan. Ketiga naga itu melihatnya dan langsung mendarat ke arahnya. “Bagaimana dengan evakuasi penduduknya?” Yurine. “Semua penduduk yang berhasil selamat sudah aman. Tapi kondisi mereka sangat buruk. Bisakah kamu memanggil Master Nina?” Poidon. Mendengar ujaran Poidon, Yurine sejenak terdiam. “... Sebenarnya Nina masih belum sadarkan diri.” Yurine. “Tapi selain dia, tidak ada orang lain yang bisa menggunakan sihir penyembuh.” Selon
Di suatu tempat, Plasma Bot terlihat sedang menatap langit yang penuh dengan bintang. “Kenapa aku bisa disini?” Pikir plasma bot tampak bersedih. Di sana tampak Clori mendekatinya. “Halo, sedang apa kamu disini?” Ujar Clori yang menyahut. “Aku hanya sedang merenung.” Jawab Plasma Bot. “Apakah kamu merasa bimbang?” Clori. Plasma Bot hanya terdiam. “Aku yakin, kamu pasti khawatir kalau kamu bakal dimanfaatin oleh manusia bukan?” Ucap Clori. “Bagaimana kamu bisa tahu?” Plasma Bot. “Itu hal yang wajar. Terkadang aku juga bisa berpikir demikian. Terkadang aku juga sering ragu apakah Master hanya memanfaatin aku saja. Tapi apa yang kupikirkan sangat bertentangan dengan realita. Pada awalnya aku juga memikir bahwa semua manusia sama saja, sama-sama mementingkan diri sendiri dan bersikap egois demi memuaskan ambisinya. Tapi tidak semuanya seperti itu. Aku yakin, mungkin kamu sudah mengalami pengalaman buruk itu di masa lalu. Tapi aku hanya bisa memberikan saran padamu. Jika kamu ragu,
Sebelumnya, “Mantul Erina San!” Puji Nijirou yang mengacungkan jempolnya sembari tersenyum menyeringai. “Aku harap ini lebih baik.” Respons Erina. “Tentu.” Yurine. “Ngomong-ngomong sphere bot mana yang harus kami bawa?” Ria. “Ini dia...” Jawab Morine sembari menunjukkan Plasma Bot dan Kristal Bot (Dalam kondisi buruk). “Halo, perkenalkan saya Erina dan rekan saya Ria.” Erina langsung menghampiri Plasma Bot dan memperkenalkan dirinya. “Aku Plasma Bot, senang bertemu denganmu.” Plasma Bot menjawab. “Kalau begitu mari kita berangkat.” Ria. “Ya,” Erina. “Nina Chan, aku harap usahakan kamu jangan terlalu memaksakan diri lagi seperti itu. Jika Maha Master mengetahuinya, beliau bakal khawatir.” Erina. “Tenang saja, aku bakal baik-baik saja kok.” Nina. “Kalau begitu aku serahkan Nina pada kalian ya.” Erina. “Tenang saja, kami akan selalu menjaganya.” Yurine, Poidon, Selon, dan Grindrot serentak menjawabnya. “Kalau begitu, kami kembali. Sampai jumpa!!” Erina dan Ria langsung masuk
Pasca ledakan cahaya yang terjadi setelah Nijirou, Rai dan Poidon mengelahkan gerombolan Pakuya, Putri Mirana muncul. “Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa Putri Mirana ada disana?!” Selon. “Aku yakin ini pasti ulah dari sekte dari penyihir Triduka.” Lerry. “Aku bukan Mirana. Namaku Minori.” Jawab Gadis misterius tersebut. “KAMU BUKAN MINORI, NAMAMU MIRANA!! ALFREDO MIRANA!!” Ujar Selon dengan suara yang keras. “Diam Kau, Sampah! Aku sangat membenci kalian!” Minori mulai memancarkan aura yang sangat gelap. “Aura apa itu?!” Morine. “Aura hitam, aura kebencian... Konon itu merupakan Aura energi negatif, aura penuh kejahatan.” Nina. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?!” Lerry. “Kita harus menghentikannya.” Nijirou langsung bertransformasi ke mode elemental api. “Sebaiknya jangan diserang. Dia putri raja Aldes. Kita harus lakukan sesuatu agar dia tidak terluka. Aku yakin saat ini dia sedang dirasuki!” Yurine. “Ini bakal jadi hal yang sulit.” Morine sejenak berpikir. “Tak masala
Sementara itu kembali ke tempat gurun pada suatu tempat, salah satu bagian dari permukaan pasir tempat pijakan Nina dan Nijirou ambles. Mereka berdua tampak jatuh ke dalam. “Nijirou!” Nina langsung memeluknya dengan erat (dalam kondisi tanpa busana :v). Untung karena permukaan pasir yang tidak begitu keras, mereka berdua tampak baik-baik saja. Namun, di bawah sana tampak ada sebuah pemukiman prasejarah. Disana tampak ada banyak sekali monumen-monumen dan armamen kuno yang menghiasi kota bawah tanah sana. Namun di sisi lain, terlihat banyak sekali tengkorak yang tergeletak dimana-mana. “(Tempat apa ini?!)” Pikir Nina sembari melihat pemandangan yang begitu bersejarah. Beberapa saat kemudian, Nijirou juga ikutan terbangun. “Aduh...” Sembari memegang kepalanya, Nijirou berkata. “Nijirou Kun...” Nina langsung menghampirinya. “Nina Chan...” Nijirou kali ini merona. Pria itu tampak sangat gugup. “Syukurlah kamu baik-baik saja.” Nina tampak sangat mengkhawatirkannya tanpa menyadari k
Kembali ke perbatasan wilayah kerajaan Asnar, “Ada apa?” Grindrot. “Bukan apa-apa, hanya saja, Naga Glory Api sudah...” Polizo... Suasana tampak mulai sedikit suram... “Tidak mungkin, bagaimana bisa kalau Valor sudah ...!? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa seperti itu?!” Selon merasa tidak percaya. “Itulah kenyataannya.” Polizo. “...” Semua orang yang ada tampak terdiam. “Sebaiknya masalah ini dibicarakan dengan baginda ratu. Beliau lebih mengetahuinya.” Polizo. “...” “Kalau begitu, prajurit... Antar mereka ke dalam istana.” Polizo. Seorang prajurit yang berseragam layaknya prajurit roma memandu mereka ke dalam kota menuju istana. Tak lupa juga mereka membawa kereta kuda untuk dinaiki oleh mereka. Tampak Morine dan rombongan menaiki kereta kuda. Saat dalam perjalanan, mereka melihat pemandangan kota yang gersang melalui jendela kereta. “Entah kenapa wilayah sini terasa sangat panas.” Lerry tampak kepanasan. "Itu wajar, karena ini merupakan wilayah tropis.” Jawab Pol
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd