Keesokan harinya seluruh kota di Herby dan jaringan satelit Herby telah kembali pulih. Sebagian Pasukan Robot Herby yang rusak/terluka sedang di maintenance. Di pusat kota terlihat seluruh penduduk sudah dapat kembali ke apartemen masing-masing.
Di dalam Istana Herby, Ruang Rapat Meja Bundar, Maha Master, Nina (masih pingsan) di atas punggung Clori bersama dengan para Homies, Nijiro (duduk di kursi yang berada di samping Nina), Morine (Sedang mengemil camilan), Ria, Erina, Saito, Aldo, Yurine yang terlihat sedang berdiskusi. Disisi lain, Liana sedang tertidur pulas sembari duduk (Dia berada di alam mimpi).
“Terima Kasih semua sudah mau hadir di sini.” Ujar Maha Master dengan raut wajah merasa lega.
“Syukurlah, akhirnya kita bisa lolos dari jeratan dari Grand Master Ando.” Nijiro menghela nafas..
“Apa yang membuat Kakek mengumpulkan kami?” Tanya Aldo dengan gaya Yankee (Tingkah laku mirip dengan Preman di jalanan) nya xD..
“Diem lu, Cucu kurang
Chapter selanjutnya akan dirilis pada 8 Agustus 2021. Terimakasih atas perhatiannya. :)
Kembali ke Planet Asgardian pada Rumah Kayu di Hutan Magazone, Nijiro, Nina (Dalam keadaan masih pingsan), Morine, dan Yurine tampak telah kembali. “Sudah lama sekali saat terakhir berada di dalam kapsul.” Ujar Morine yang meregangkan tubuhnya saat duduk di teras. “Iya.” Jawab Ria. “Saatnya mencari Lerry...” “Tapi sebelum itu, Rumah Kayu kita telah melapuk. Bangunannya sudah mulai roboh dan kotor. Bisakah kamu melakukan sesuatu dengan rumah kayu itu?” Tanya Morine sambil menunjuk dan melihat Keadaan Rumah kayu yang terlihat porak-poranda. “Itu mah gampang. Serahkan para daku yang maha jago ini... Time Manipulation : Restore...” Seketika Bangunan Kembali pulih seperti sebelumnya. “Nijiro, bawa Nina ke kamar. Berikan cairan bejatmu padanya!” Ujar Ria. “Berisik kau! Aku tahu apa yang harus kulakukan.” Nijiro terlihat malu-malu dan marah ketika menggendong Nina dari Punggung Clori. Spiky boy itu dengan antusias membawanya masuk ke
“Ya. Ngomong-ngomong siapa Pria berkulit biru itu?” “Aku Poidon, Salah satu dari lima Dewa Naga, Saya Dewa Naga Air Asgardian.” Poidon memperkenalkan dirinya dengan bangga. “Senang juga berkenalan dengan Anda, Poidon San.” Yurine memberikan salam kepada Poidon. “Tentu.” Poidon terlihat senang. Kemudian setelah beberapa jeda Nina dan Nijiro akhirnya tiba di Desa Barla... “Nina Chin... (Astaga, Nina terlihat semakin cantik saja).” Ujar Lerry menggombalnya. Saat si elf bejat itu merayunya, Nijiro menatapnya dengan tajam. tatapannya seolah-olah ingin membunuhnya xD. Lerry menyadarinya dan seketika nyalinya menciut. Nina hanya tersenyum melihat tingkahnya yang lucu. “Master, apa yang akan kita lakukan?” Tanya Windi dengan antusias “Aku ingin jalan-jalan dulu...” Yurine ingin jalan-jalan di desa Garla... “Aku mau tidur dulu..” Tiba-tiba Morine nebeng di punggung Clori.. “Silakan Master Morine.” Clori tampak se
Di Istana Kerajaan Aldes, Raja Aldes duduk singgasananya. Di sana ada Morine, Lerry, Poidon dan Homies Nina berdiri di hadapannya. “Selamat datang kembali.” Ujar Raja Aldes yang terlihat sangat senang dan menyambut para tamu dengan antusias. “Sebelumnya Mohon Maaf, desa kami ada terkena musibah karena itu kami harus kembali pada waktu itu.” Terlihat Morine mewakili Herby meminta maaf kepada Raja Aldes. “Tolong, Jangan berkata seperti itu. Kalian sudah sangat membantu banyak. Bahkan kalian telah membuat kemajuan di Kerajaan ini.” Jawab Raja Aldes dengan ekspresi wajah gembira.. “Terima kasih.” “Ada banyak sekali ingin kutanya kepada kalian. Akan tetapi sebelum itu, Beristirahatlah di dalam Istana terlebih dahulu.” Sambut Raja Aldes dengan hangat. “Terimakasih Yang Mulia. (Akhirnya Waktu santai yang kuidam-idamkan),” Morine terlihat sangat bahagia setelah sekian lama terus menerus terseret dalam masalah. “Pelayan, Antar Petualang
Di sisi pertempuran lain, “Sudah lama sekali aku tidak mengerahkan seluruh kemampuanku...” Terlihat Kome sangat bersemangat sambil menyerang para Pigilon lainnya dengan Akar pohon yang merambat dari tanah. Para monster pigilon itu terlihat tertusuk oleh akar berduri tajamnya. “Sepertinya aku harus memberi sebuah bingkisan... Wood Release : Tri-Leaf Bomb.” Kome menggunakan sihir element kayu yang mana dari tangannya melempar 3 daun besar ke arah para Pigilon yang semakin mendekat untuk menyerang Kome... Daun-daun tersebut menciptakan sebuah ledakan yang cukup dahsyat. Namun Monster Pigilon tersebut terlihat semakin menggila... “Wood Style : Chomper Army,” Kali ini Kome menciptakan kumpulan tanaman Kantong semar raksasa. Para Kantong semar tersebut mulai memangsa dan melahap pigilon tersebut satu persatu. “Aku ingin memakan kalian semua. Hahaha...” Kome terlihat sangat kegirangan. Di sisi pertempuran Eliza.. “Ice Release : Rain N
Pembahasan yang dibahas pada pertemuan Raja Aldes bersama para menterinya di Istana tampak tidak masuk akal. “Jangan-jangan...” “Itu benar, Sepertinya semua ini ulah dari salah satu dari 3 Penyihir. Kelihatannya mereka sudah mulai bergerak...” “Tidak mungkin...” “Oleh karena itu, kita semua berkumpul di sini untuk membahas hal tersebut...” “Tapi, bukankah Penyihir Triduka hanyalah sebuah legenda belaka? Tak mungkin mereka telah dibangkitkan!” Ujar Menteri Spiritualis tidak percaya mendengar pernyataan dari Raja Aldes... “Ini informasi yang kudapatkan dari Dewa Naga Air... Awalnya mereka meragukan semua ini ulah dari Organisasi misterius yang bernama ESDA dan VENOM dari luar angkasa. Tapi mungkin ini juga ada kaitannya dengan Penyihir Triduka.” Pangkas Raja Aldes dalam menjelaskan hipotesa sementaranya. “Jika dipikirkan secara saksama mungkin ada beberapa hal yang masuk akal. Pigilon merupakan salah satu dari 4 Monster yang dici
Di sisi Selatan Desa Barla, “Apakah kalian sudah lelah?” Tanya Yurine kepada Eliza, Kome, dan Lerry. “Aku sudah mencapai batas staminaku...” Kome telah kehabisan staminanya. “Aku juga... Aku tak bakal menyangka Monster ini jumlahnya sangat-sangat banyak.” Eliza terlihat kelelahan sambil ngos-ngosan ketika melancarkan serangan. “Kalian berdua, istirahatlah dulu. Kembalilah ke dunia spirit.” Pinta Yurine kepada Eliza dan Kome. “Tapi...” “Percayakan kepada kami. Kalian sudah sangat membantu kami. Aku tidak ingin membebankan kalian.” Jelas Yurine. “Terima Kasih Master atas simpatinya. Kami sangat senang dapat mendengarnya dari anda. Meskipun kami hanyalah spirit yang terikat kontrak, kami juga ingin membantu kalian dari lubuk hati terdalam.” Ujar Kome yang menarik nafas dalam-dalam. “...” Yurine hanya bisa terdiam ketika mendengar perkataannya. “Kami masih memiliki sihir Master Nina, sihirnya tidak bakal habis.” Uca
Beberapa waktu kemudian, akhirnya seluruh Pigilon yang ada berhasil dikalahkan. Penduduk yang dievakuasi akhirnya kembali ke tempatnya masing-masing. Nina dan lainnya berkumpul di pusat desa dan membantu warga desa dalam perbaikan bangunan yang roboh akibat sebagian dari ulah serangan Monster Pigilon dan kekacauan yang telah terjadi. “Akhirnya waktu bersantaiku bisa dimulai.” Ujar Morine yang merasa nyaman saat bermalas-malasan di punggung Clori... “(Master Morine sangat berat),” Keluh Clori dalam hatinya sambil berusaha untuk terbang dengan sekuat tenaga. Di sisi lain, Shuu seperti biasa menempel di bahu Nijiro. Sedangkan Sirius dan Windi berada di sekitar Nina.. “Master, tadi kami berhasil mengalahkan Monster Babi Raksasa itu loh..” Sirius bercerita bagaikan anak kecil. “Kamu memang kuat..” Ujar Nina tersenyum sambil memuji tindakan Sirius. Si bola api hidup itu tampak membanggakan dirinya. Namun, disisi lain... “Aku masih belum kuat...” Win
Di dalam Istana Valeo, “Sebenarnya aku ada sebuah permintaan kepada kalian.” Tiba-tiba Raja Aldes berlutut. Semua yang melihat kaget. “Tenanglah, Yang Mulia. Duduklah dulu dikursi dan ceritakan apa yang telah terjadi.” Ujar Nina yang beranjak dan memintanya untuk tidak berlutut. “Sebenarnya dulu saya mempunyai seorang putri. Namanya Alfredo Mirana.. Dia Gadis yang sangat ceria.. Akan tetapi, dua tahun yang lalu, Putri Mirana telah diculik oleh Sekte Penyihir Triduka...” “Penyihir Triduka? Lagi-lagi mereka..” Nijiro terlihat mulai kesal saat mendengar nama Penyihir Triduka... “Aku tidak tahu dengan pastinya. Sebenarnya ini ada hubungannya dengan Putriku. Aku ada dengar rumor mengatakan bahwa Putriku menjadi salah satu dari 3 Penyihir Triduka yang baru.” Raja Aldes mengatakannya dengan nada syok tidak percaya dengan apa yang terjadi. “Menjadi salah satu Penyihir Triduka? Aku tidak yakin, mungkin mereka dijadikan sebagai wadah tub
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd