Share

Bab 29 Kecelakaan

Penulis: Yeni_Lestari87
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-11 06:32:42

“Bapak kenapa, Darel? Bapak sehat, kan?” Bella bertanya lagi untuk kedua kalinya tatkala Darel masih belum menjawab pertanyaan itu.

“Bella, kamu bisa pulang cepat ke Semarang?”

Alis Bella bertambah kerutnya. “Ada apa?”

Dia keluar dari toilet tanpa melihat kiri dan kanan. Chloe telah menunggunya tepat di depan pintu masuk toilet. Wanita paruh baya itu nampak cemas. “Bella,” panggil Chloe. Tangannya terulur menarik tangan Bella yang tampak tidak memikirkan sekitar. Dia berjalan tergesa.

Tarikan itu membuat Bella berhenti. Matanya menatap Chloe. Namun, telinganya mendengar penjelasan Darel. “Bapakmu masuk rumah sakit, Bella. Kecelakaan. Bisakah kamu pulang cepat?”

Mata Bella kosong. “Bapak masuk rumah sakit?” tanyanya setengah berbisik.

Chloe yang mendengar itu serta merta menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia mendengar jelas apa yang diucapkan oleh anak angkatnya tersebut. Segera Chloe menarik Bella menjauh dari toilet tersebut. Bella hanya menurut saja mengikuti tarikan tangan C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 30 Berpulang

    “Kita ketemu Kakek.” Bella menjawab singkat. Dia belum pernah menceritakan mengenai Timo pada Samudera. Terlalu sakit hatinya pada Timo membuatnya tidak sanggup mengatakan pada putranya tersebut. Namun, kini dia telah membuka hatinya untuk memaafkan segala kesalahan Timo. Walau bagaimana pun Timo adalah orang tua kandungnya. Bapak kandung yang merawatnya walau dengan cara yang salah sekalipun.“Kakek? Kakek yang mana, Ma?”Bella menghentikan langkahnya ketika sampai di depan pintu masuk rumah sakit menuju IGD. Dia berjongkok mensejajarkan tingginya dengan sang putra. “Kakek Timo itu Ayah kandungnya Mama, Nak.”Samudera serta merta mengerti. “Oh, tidak pergi jauh seperti Ayah aku, ya, Ma?”Pertanyaan itu membuat hatinya tercubit. Samudera masih mengharapkan dapat bertemu muka dengan Evan. Bahkan selembar foto bersama Evan saja dia tidak punya, bagaimana bisa memberitahukan wajah pria itu pada Samudera? Selama bersama dengan Evan, pria itu sama sekali tidak suka difoto. Seharusnya dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 31 Kue Cokelat

    “Sudah pulang, Sam?” Bella tersenyum pada Samudera yang masuk ke dalam toko bunga dengan wajah lelahnya.“Iya, Ma.” Samudera menyahut pelan kemudian menguap. Digaruk-garuk kepalanya masih seraya menguap lebar. “Capek.” Dia mulai mengeluh.Bella tersenyum. Dia menyusun tangkai bunga krisan pesanan pelanggan di dalam vas bunga dengan corak abstrak perpaduan putih dan cokelat itu. “begitulah sekolah tetapi akan berguna suatu saat nanti, Nak,” ucapnya lembut.Samudera membuka lemari pendingin yang ada di sudut toko itu lalu sejenak termangu melihat isinya. “Siapa yang kasih kue cokelat, Ma?” tanyanya heran. Setahunya, Mamanya tidak pernah menyukai hal yang berbau cokelat entah sejak kapan. Namun, kue cokelat itu sudah terpotong sedikit.“Dari Om Darel, Sam.” Bella menjawab dengan fokus yang tidak berkurang pada bunga pesanan tersebut.Mendengar kalimat itu membuat Samudera tersenyum lebar. Dia menarik keluar kue cokelat tersebut dari lemari pendingin. “Om Drel datang kemari, Ma?”Bella me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 32 Sammy

    “Aku sedang bersama teman-temanku, Sayang. Di restoran. Makan bersama.”Evan memejamkan matanya. Dia kecewa dengan jawaban istrinya tersebut. Telepon yang dia genggam dikepalkannya kuat dengan satu tangannya. “Restoran?”“Ya,” jawab Makena ringan. “Masih di California, Sayang. Tenang saja.”“Baik.” Evan menjawab singkat lalu menutup teleponnya. Dia tahu di mana Makena berada sekarang. Istrinya itu berada di luar California. Makena berbohong lagi padanya.“Aku ingin memakinya,” gerutu Evan.Dia masih di ruang kerjanya. Pikirannya serasa penuh dan dia enggan untuk pulang saat waktu sudah menunjukkan lewat dari tengah malam. Diletakkan ponselnya di atas meja kerja lalu menyandarkan punggungnya di kursi. Dia tidak bisa tidur nyenyak. Biasanya dia bisa saja tidur walau dalam keadaan duduk di ruang kerjanya seperti sekarang ini. Diusap wajahnya lalu menggeram pelan. Dia memukul meja kerjanya kesal.“Aku mencoba untuk tidak percaya,” ucapnya lagi lalu menghela napas. “Jika benar Makena seling

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 33 Mentari Menyinari Samudera

    “Kalian sedang apa di sini?” Winna merupakan guru kelas lima di sekolah dasar tersebut. Winna guru kelas yang sabar. Seperti sekarang ini, dia memerhatikan kedua anak didiknya dengan penuh tanda tanya.“Bu,” Samudera maju satu langkah sebelum Mentari mengatakan hal-hal yang aneh. “Saya mau mengaku.”Winna menelengkan kepalanya ke satu sisi. “Apa?”“Saya memukul Boni.” Samudera berkata tanpa ada rasa ketakutan sama sekali.“Perlu Ibu panggil Mamamu, ya?”Samudera segera menggeleng. Dia tidak mau Mamanya datang ke sekolah lalu berakhir menangis di depan guru kelas.“Boni yang mulai, Bu Guru.” Mentari ikut bersuara. “Dia selalu mengejek jadi Samudera marah. Begitu, kan, Sam?” dia menoleh pada Samudera yang berdiri di sampingnya.Samudera mengangguk. “Dia mengatai saya anak haram, Bu. Saya kesal.” Mulai dia mengaku apa yang menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 34 Di Sebuah Motel

    “Satu minggu dia berbohong dua kali. Aku ini kurang apa?! semua dia mau kuberikan. Tidak ada yang tidak pernah kutolak permintaannya.” Evan menggerutu panjang lebar. Dia menggertakkan gigi lalu ditepuknya bahu kanan Jacob Woodman yang menyetir mobil. “Cepat sedikit, Jack!” serunya kesal. Perasaannya kini seperti roller coaster yang naik turun. “Kita ada acara apa ke hotel kelas rendahan begitu, Tuan?” Jacob yang sejak tadi diam akhirnya bersuara. Dia tidak tahu bagaimana kelanjutan hubungan bos dan istrinya tersebut. Dan seingatnya tidak ada jadwal pertemuan di hotel biasa. “Untuk menemui istriku.” Evan menjawab kesal. Alis Jacob naik. Dia menoleh sekilas ke belakang tempat di mana bosnya duduk dengan raut wajah marah luar biasa. “Dave menelepon tadi,” ucap Evan tatkala melihat kebingungan Jacob. “Istri durjanaku ada di hotel itu bersama seorang pria.” Dia ingin memukul sesuatu. Dia kesal dan marah bukan main. Dia merasa dikhianati oleh istri yang dinikahinya lebih dari sepuluh tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 35 Pengkhianatan

    “Tidak.” Evan berbisik. Dia memejamkan matanya lalu menajamkan telinganya. Sayup dia mendengar ada aktifitas ranjang di dalam kamar motel tersebut. “Dengar,” perintahnya pada Jacob.Jacob mengerutkan keningnya ketika diminta mendekati pintu tersebut. Perlahan dia menempelkan telinganya di daun pintu yang tertutup. Terdengar suara dua orang yang menurutnya sedang bercumbu. Dia menoleh pada Evan dengan raut wajah terkejut.“Minggir.” Evan meminta Jacob untuk menyingkir dari depan pintu kamar motel yang menurut laporan Dave ditempati oleh Makena dan pacar selingkuhannya.Jacob menurut. Dia menyingkir ke samping. Dia memerhatikan bos besarnya yang memiliki wajah tegang. Evan mundur beberapa langkah lalu dengan gerakan cepat pria itu mendobrak pintu tersebut dengan bahunya. Pintu menjeblak terbuka dengan suara debaman yang sangat keras.Jacob melotot melihat apa yang ada di hadapannya. Makena Primrose sedang beradegan ranjang dengan seorang pria berwajah asia. Segera dia memalingkan wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 36 Tentang Rasa yang Tidak Dimengerti

    “Cari siapa?”‘Dia …. Untuk apa dia di sini? dia ….’Bella tidak sanggup berpikir lagi. Ucapan dalam benaknya itu menggantung begitu saja. Di depannya berdiri dengan gagah dan tanpa cela pria yang ingin sekali dia lupakan seumur hidupnya. Bella mengepalkan satu tangannya yang menggenggam bunga pesanan Lena.“Cari siapa?”Pria di hadapannya itu dengan fasih bertanya dalam bahasa Indonesia padanya. Kedua alis itu menyatu pertanda bingung. Bella memerhatikan mata itu turun menatap Samudera. Degup jantungnya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.“Sudah datang, ya, Om?” Lena bersuara dari dalam rumah.‘Om?’ Bella berpikir bingung. ‘Dia pamannya Lena? Jadi selama ini?’ pikirnya lagi masih bingung.Lena tersenyum pada Bella dan mengulurkan tangannya mengusap rambut Samudera. “Sudah berkenalan dengan Om aku ya, Bell?” tanya Lena riang. Berpikir bahwa Bella dan pamannya sudah mengobrol beberapa saat.Bella tidak bisa berkata-kata. Dia lupa membalas apa pada Lena setelah melihat pria yang 1

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 37 Pergilah Kau

    “Mana alamatnya? Aku akan mengantarkanmu.” Evan sibuk memasang peta daring di dalam mobil itu. Dia mengerutkan kening tatkala Bella hanya diam. Tidak ada catatan yang diberikan padanya. “Isabella?” panggilnya ketika diperhatikannya Bella yang hanya diam melamun.Bella tidak menanggapi. Pikirannya berada di tempat lain. Pikirannya berada di masa lalu ketika dia dan Evan berdua di dalam mobil seperti ini. Ketika itu dia dengan berani menggayuti lengan Evan yang sibuk menyetir dengan satu tangan. Kala itu, semua dia lakukan dengan benar-benar tulus dan selayaknya seorang istri pada suami. Bukan seperti ‘penjual dan pembeli’.Evan menghela napas pelan. Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan Bella saat ini. “Kamu menyesal bertemu denganku?” tanyanya. Bella diam. Dia tahu bahwa wanita yang duduk di sisinya itu tidak akan mendengar apa yang dikatakannya sebab sedang melamun. Dia memang mengenal Bella singkat tetapi dia sudah tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 48 Samudera Membentang (ekstra part)

    “Ini Samudera? Ya ampun! Sudah besar!”Samudera memeluk erat seorang wanita tua dengan erat. “Nenek.” Dia memejamkan mata merasa rindu dengan wanita yang dipanggilnya nenek. Kedatangannya ke Indonesia untuk perjalanan bisnis membantu Evan.“Apa kabar Mama dan Papamu?”Samudera melepaskan pelukannya. “Sehat, Nek.”“Shilah apa kabarnya? Kenapa dia tidak ikut? Nenek rindu.” Chloe kembali bertanya. Mencecar Samudera.Samudera tersenyum. “Bukankah nenek sudah bertemu dengan Shilah dua minggu lalu?”Shilah merupakan adik Samudera. Usianya sekarang menginjak 15 tahun. Dia tidak menyangka akan memiliki seorang adik perempuan ketika dulu Bella sempat keguguran karena terlalu lelah dalam melakukan berbagai kegiatan. Mamanya tersebut sekolah lagi atas permintaan Papanya. Permintaan itu semata untuk memperbarui diri agar lebih baik lagi.“Yah itu sudah lama.” Chloe lalu terkekeh.Mata Samudera menatap berkeliling. “Ke mana Tante Lena, Nek? Nenek sendirian di rumah?” dia mulai sadar tidak ada Lena

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 47 Bahagia Sepanjang Usia

    “Mentari menanyakan Samudera. Apakah kalian benar pindah ke Amerika?”“Benar, Mama.” Bella menjawab santun.“Ah begitu.”Jawaban pelan itu membuat Bella bingung. “Ada apa, Mama?”“Emm, apakah boleh Mentari bicara dengan Samudera? Di sana sudah malam, ya?”Bella tersenyum. Dia memang tidak tahu menahu bagaimana pertemanan Samudera dengan Mentari sebab putranya tersebut tidak pernah bercerita mengenai teman-teman sekolah padanya. Samudera akan menjawab jika hanya ditanya. Dan kalau tidak ditanya, anak itu tidak akan mengatakan apa pun mengenai kesehariannya.“Oh, boleh. Nanti saya telepon balik Mama Mentari ya. Samuderanya sudah tidur.”“Oh ganggu ya? Tidak perlu kalau ganggu.” Mamanya Mentari mulai tidak enak sebab menganggu tidurnya Samudera.“Oh tidak,” jawab Bella terburu-buru. Mungkin dengan berbicara pada Mentari, murungnya Samudera bisa teratasi. Dia bukannya tidak memerhatikan tadi. Dia melihat putranya yang tidak teramat ceria seperti biasa di Indonesia. Dia hanya berpikir Samu

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 46 Pesta

    “Evan?!” Bella terkejut melihat Evan berdiri di hadapannya. Di tangannya terdapat koper berukuran sedang. Pria itu tersenyum lebar. Di tangan yang lainnya menggenggam ponsel.“Iya. Ini aku. Datang menemuimu, Isabella.” Evan berkata lembut. Dia melihat Bella yang begitu memprihatinkan.“Evan!” tanpa pikir panjang, dia memeluk erat pria itu. Evan menyambut pelukan erat Bella dengan mengusap kepalanya.“Istirahatlah. Suhu tubuhmu panas.”Bella tersenyum masih dalam pelukan Evan. “Aku merindukanmu, Evan.” Dia sudah seperti orang dimabuk cinta dan dia tidak peduli lagi pada malunya. Dia ingin mengutarakan apa yang dirasakannya saat ini.“Aku juga.” Evan tersenyum senang. “Secepatnya kita menikah. Aku tidak sabar lagi ingin bersamamu setiap hari. Saat pagi kubuka mata aku melihatmu. Begitu juga malam hari ketika aku menutup mataku.”Bella melepaskan pelukannya. Ditatapnya Evan sayu. “Apakah tidak bisa sekarang kita menikah? Di sini?”Alis Evan naik lalu dia tertawa. “Kamu yang sakit ternyat

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 45 Calon Menantu

    “Selesaikan dulu masalahmu dengan Makena,” ucap Chloe lagi. Perkataan Evan telah membuat Chloe tidak habis pikir. Kekhawatirannya naik ke permukaan. “Aku tidak mau Bella dikatakan merebutmu dari Makena. Aku tidak mau Kakakku memusuhi Bella.”“Tante,” ucap Evan tenang. “Aku tidak ingin berpisah lagi dengan Bella. 10 tahun aku kehilangan jejaknya.”Chloe menggeleng. “Tidak.”“Tante, mengenai kedua orangtuaku itu tidak masalah. Mom dan Dad pasti senang.” Evan berkata lagi masih tenang sedangkan Bella hanya duduk menunduk di sisinya dengan kedua tangan saling bertaut.“Evan.” Hermann akhirnya bersuara setelah dia melihat raut khawatir di wajah Chloe. “Bella sudah kami anggap anak sendiri. Dia tidak akan pergi ke manapun lagi.”“Tapi —““Dengar,” potong Hermann ketika Evan hendak berbicara. “Selesaikan semua masalahmu dengan Makena. Setelah itu barulah kau datang kemari dan bawalah Bella bersamamu ke Amerika.”Evan menelan ludah. Pupus sudah harapannya untuk bersama Bella dengan cepat. Per

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 44 Penjelasan Evan

    Teriakan itu milik Lena. Gadis itu berkacak pinggang. Di sebelah Lena terdapat Samudera dan Chloe. Kedua tangan Chloe menutupi mulutnya. Terkejut pula. Sedangkan Samudera seperti hendak kesal. Namun, melihat siapa yang memeluk sontak saja anak itu tersenyum lebar.“Om Evan!” dia berjalan cepat menyongsong Evan lalu memeluknya. Dia tidak perlu bertanya pada Evan mengenai ada hubungan apa antara keduanya. Menurutnya, jika dua orang dewasa berlainan jenis melakukan pelukan berarti mereka sayang dan saling cinta.Bella berdehem. Dia berusaha tersenyum walau hatinya gugup sekali. Diperhatikannya Chloe dan Lena yang pastilah butuh cerita yang lebih lengkap. Jika sudah seperti itu, dia mau tidak mau memberitahukan mereka.“Ada apa ini?” Chloe bersuara setelah teriakan Lena tadi.Kemudian Lena menyipitkan matanya menatap Evan. “Jangan ganggu Bella. Kau harusnya paham, Om.”Evan merangkul Samudera. Dia berdehem. “Lena, Tante, aku akan jelaskan,” ucapnya. Di menoleh pada Bella yang berdiri di b

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 43 Kesempatan Kedua

    “Aku tidak menyangka dia Darrel.” Bella berulang kali mengatakan kalimat itu. Alisnya berkerut. Sedetik kemudian dia seolah teringat sesuatu. “Aku pernah melihat foto wanita itu di kamarnya Darrel.”“Makena?” Evan menoleh pada Bella. Pria itu sedang berada di toko bunga. Duduk menikmati kegiatan Bella yang sedang hilir mudik merapikan bunga-bunga tersebut seraya minum kopi. Kopi buatan Bella yang menurutnya masih enak seperti dulu. “Ya. Aku melihatnya dulu ketika aku mencoba mengakhiri hidupku. Foto itu ada di kamarnya Darrel.” Bella mengatakan dengan ringan. Namun, Evan segera berdiri dari duduknya.“Apa?” tanyanya. Dia menghampiri Bella dan berdiri di hadapannya. Kedua tangan wanita itu menggenggam dua tangkai bunga mawar merah. “Kau melakukan apa?” Evan bertanya lagi. Berharap pendengarannya salah.Bella mendongak. “Yang mana?” alis Bella berkerut. Dia tidak mengerti pertanyaan Evan yang terdengar panik serta teerkejut.“Kau mencoba bunuh diri,” ucap Evan lirih. Dia tidak tahu hi

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 42 Kebenarannya

    “Isabella?”Evan kembali memanggil namanya ketika Bella tidak kunjung menjawab.“Katakan padaku kebenarannya. Samudera merupakan putraku, bukan?”Bella memejamkan mata. Dia takut jika mengatakan kebenarannya Evan akan membawa pergi Samudera jauh darinya. Tidak. Bella menggeleng samar. Dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya.“Chloe bilang 10 tahun lalu kau datang ke rumahnya dalam keadaan hamil.” Evan kembali berkata. “10 tahun lalu adalah tahun di mana kita berpisah.”Dieratkan pegangannya pada buku-buku yang dia susun menjadi satu itu. Bella diam menunduk. Dia berusaha mencari cara agar Evan tidak tahu bahwa Samudera adalah putra kandungnya.“Diammu kuanggap—”“Samudera bukan anakmu.” Bella menyela cepat. “Kau harusnya tahu profesiku apa. Samudera anak dari pria lain.”“Tatap mataku dan katakan itu lagi.” Evan mulai menuntut ketika Bella tidak kunjung menatap matanya.“Untuk apa kau mengatakan itu padaku,” ucap Bella pelan. Dia mulai menatap Evan dan berusaha untuk membendung sega

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 41 Rencana

    Evan terdiam ketika mendengar pertanyaan tersebut muncul begitu saja dari Chloe. Dia tidak ingin masa lalunya yang begitu intim dengan Bella terungkap sebelum bisa menyelesaikan masalahnya dengan Makena. Ketika Evan hendak membuka mulutnya untuk menjawab, ponselnya berdering dari saku celana yang dipakainya. Dia berdiri dari duduknya lalu mengeluarkan ponselnya. Ternyata telepon dari asistennya. “Halo? Ada masalah?” Evan bertanya tanpa basa-basi. Dia memberi kode pada Chloe seraya beranjak keluar dari ruang makan tersebut. “Terima kasih kau telah menghubungiku, Jacob.” Dia terselamatkan dengan entah laporan apa yang akan disampaikan asistennya tersebut. “Begitukah?” Jacob menjawab seraya tertawa di ujung telepon. “Ada apa? semua lancar?” Jacob bergumam menjawab. “Kapan kau akan kembali?” Evan mengangkat bahu. “Entah,” sahutnya. “Kau tidak berniat mengurus permasalahanmu dengan Makena?” Evan mengusap wajahnya. Dia kini duduk di ruang tamu yang sepi. Hermann sepertinya masih di ka

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 40: 10 Tahun Lalu

    “Sam,” ucap Bella.Mengingat apa yang dilakukan Evan pada Samudera tadi setelah kembali dari berjalan-jalan di taman perumahan, membuat dia semakin tidak ingin pria itu tahu siapa sebenarnya Samudera. Sikap Evan yang begitu perhatian pada Samudera membuat Bella takut terjadi hal yang tidak dia inginkan. Dia takut Samudera dibawa ke Amerika.“Ya, Ma?” Samudera menjawab masih dengan kedua tangan memeluk pinggang Bella.“Jangan terlalu dekat dengan Om Evan. Bisa?”Biasanya dia mengucapkan kalimat tidak langsung pada Samudera demi menghindari kata ‘Jangan’. Dia berusaha membiasakan pada Samudera untuk menghindari kata larangan, perintah, dan memarahi. Namun, dia adalah manusia biasa yang selalu luput dari kesalahan seperti sekarang ini. Emosinya mulai meningkat seiring dengan kedatangan Evan yang tiba-tiba.“Kenapa, Ma?”Bella menghela napas pelan. Dinyalakan motornya lagi. “Jangan terlalu dekat. Kamu mengerti?”Bibir Samudera mencebik tetapi dia tidak berani membalas ucapan Mamanya. Dia

DMCA.com Protection Status