Share

Bab 15 Samudera Sagara

last update Last Updated: 2023-08-15 11:59:01

“Tampannya.” Chloe Ansell dengan hati-hati menggendong bayi laki-laki. Dia tersenyum senang. “Halo, ini Oma, sayang.” Dia berbicara lembut pada bayi yang tidur nyaman dalam gendongannya.

Bella menatap Chloe dengan senyum lemahnya. Dia sudah masuk ruang rawat inap. Herman dan Chloe memaksa Bella untuk dirawat hingga benar-benar pulih agar dapat pulang dengan baik.

“Bella, kamu mau dibawakan apa? Lena akan ke sini.” Chloe bertanya. Namun, dengan mata menatap bayi dalam gendongannya takjub. “Sudah lama sekali aku tidak menggendong bayi. Terakhir gendong saat Lena bayi.” Kemudian dia tertawa mengenang masa itu.

“Tidak perlu, Nyonya.” Bella menjawab pelan.

Chloe menoleh. Alisnya terangkat. “Tidak mau apa pun? Sungguh? Kalau begitu susu saja ya? Akan kusuruh Lena membeli susu ibu menyusui. Ya?”

Bella tersenyum sungkan. “Saya tidak ingin merepotkan.”

“Tidak.&r

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 16 Saya yang Salah

    “Saya tidak pernah mengatakan pada Nyonya bagaimana anak ini bisa saya kandung.” Bella berkata lirih. Dia sebenarnya malu tetapi dia harus mengatakannya. Terlebih lagi setelah majikannya berkata bahwa dia adalah bagian dari keluarga. Sembilan bulan dia bekerja di rumah besar itu, tidak sekalipun mereka bersikap jahat padanya. Mereka sangat baik pada Bella.Chloe tersenyum pada ucapan Bella. Wanita itu dengan sabar menunggui Bella mengatakan hal selanjutnya.“Ma,” ucap Lena menyela pembicaraan. “Aku keluar sebentar. Ingin beli kue bolen di seberang jalan rumah sakit ini.”Chloe mengangguk. Lena tanpa menunggu ucapan Bella, segera keluar dari ruangan itu. Dia merasa tahu diri untuk tidak menguping pembicaraan Ibunya dan Bella yang sudah dia anggap sebagai saudara sendiri. ‘Pastilah Bella malu jika aku mengetahui masa lalunya. Lebih baik aku keluar saja membeli makanan.’ Begitulah yang dipikirkan oleh Lena. Gadis itu berjalan santai menuju keluar dari rumah sakit tersebut.“Jika belum si

    Last Updated : 2023-08-16
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 17 Toko Bunga

    “Kamu yakin pada keputusanmu, Bella?” Herman menanyakan berulang kali pada Bella yang duduk di hadapannya sementara Samudera tidur di kereta bayi di sampingnya seraya digerakkannya maju mundur secara berulang. “Saya yakin, Tuan,” jawab Bella serius. Herman menoleh pada Chloe. Dia bertanya pada istrinya melalui tatapan mata. “Bella,” Chloe akhirnya bertanya setelah terdiam beberapa saat. “Kami menganggapmu seperti anak kami sendiri maka dari itu kami lebih memilih mencari asisten rumah tangga baru agar pekerjaanmu lebih ringan. Bukannya mengusirmu. Sungguh.” Bella tersenyum sopan. “Saya tidak berpikir seperti itu, Nyonya, Tuan,” jawabnya. “Ini memang keinginan saya sejak memiliki Samudera.” Keputusannya sudah bulat dan sudah dia pikirkan sejak jauh-jauh hari. Dia pun sudah mengumpulkan uang selama tinggal di rumah besar itu. Sudah lebih dari satu tahun semenjak dia pertama kali menginjakkan kaki ke rumah besar itu. Dan selama itu, dia tidak menghabiskan banyak uang untuk membeli apa

    Last Updated : 2023-08-16
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 18 Perasaan Bersalah

    “Apa?” Bella berusaha menegaskan apa yang didengarnya. “Maksudmu?”Komunikasi antara Darrel dan Bella tidaklah begitu intens dan intim. Dia berkomunikasi dengan Darrel seperti biasanya. Memberi kabar jika ingin menitipkan uang pada Timo atau sekedar menanyakan keadaan pria itu.“Ya,” jawab Darrel. Pria itu mengangguk. “Aku ingin kita menikah. Aku melamarmu menjadi istriku.”Mata Bella berkedip beberapa kali. Dia begitu terkejut dengan apa yang diutarakan oleh Darrel barusan. Pria itu datang jauh-jauh dari Semarang untuk melamarnya. Bella menutup mata dan menghela napas pelan. Dia harus berpikir baik-baik mengenai ini.“Sejak lama aku memang menaruh hati padamu, Bella.” Darrel berkata lagi. “Aku ingin menikahimu agar kamu tidak hidup kesusahan lagi. Aku janji akan membahagiakanmu, Bella. Terlepas dari masa lalumu, aku tidak akan mengungkitnya.”Bella membuka matanya lalu duduk di kursi terdekat. Dia memang memberikan kabar apa pun pada Darrel selama tinggal di Jakarta. Itu dia lakukan

    Last Updated : 2023-08-18
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 19 Tanpa Niat Terselubung

    “Samudera, sebentar ya. Mama rapikan satu buket bunga lagi.” Bella melirik putranya yang berada dalam boks bayi berukuran besar. “Kalau sudah selesai, kita main.” Kemudian Bella tertawa melihat putranya tersebut menguap lebar.Dihampirinya Samudera dan dengan lembut direbahkannya anak itu. “Tiduran sebentar, ya, nanti Mama temani,” ucapnya. Diberikannya empeng agar tidak rewel.Tidak berapa lama, ponsel yang dia letakkan di atas meja kerjanya berbunyi. Tanpa melihat siapa peneleponnya, dia menjawab, “halo?”Bella sedang sibuk di toko bunga. Bulan Februari. Bulannya penuh cinta. Pesanan di toko bunganya mulai membludak. Orang-orang berdatangan untuk memesan buket bunga padanya sebab dia menjual bunga premium.“Halo?” Bella mengulangi lagi sapaannya. Alisnya berkerut melihat nama pemanggilnya.‘Ada apa sih dengan Darrel?’ batinnya. Antara sebal karena sudah menganggunya bekerja dan khawatir terjadi apa-apa dengan pria itu.“Darrel?” panggil Bella lagi ketika pria itu tidak kunjung menja

    Last Updated : 2023-08-18
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 20 Kesepakatan dengan Lena

    “Mama bilang kamu selalu pulang larut malam, Nona?”Lena mendongak menatap Bella. Gadis itu sedang bermain dengan Samudera di toko bunga.“Yah, aku suntuk di rumah.” Lena mengangkat bahu. Kembali dia mengajak Samudera bayi bermain di boks bayinya.“Kenapa bisa suntuk?” Bella bertanya dengan tangan sibuk merangkai bunga. Alunan musik dari pianis ternama dunia mengalun lembut dari pengeras suara yang sengaja dia pasang di sudut toko bunga tersebut. “Nona memiliki segalanya.”Lena cemberut mendengar itu. Diputar matanya dengan tangan masih memegang mainan Samudera yang berbunyi lonceng. “Kamu tidak ada di rumah. Itulah yang membuatku suntuk. Tidak ada temanku,” ujarnya.“Mama khawatir padamu, Bella.” Bella berkata. Diletakkan bunga matahari yang dipegangnya di meja kerjanya lalu duduk di kursi tidak jauh dari Lena dan Samudera bermain.“Tapi, Bella,” ucap Lena dengan nada yang sedikit defensif. “Aku sudah 16 tahun. Sudah besar. Aku punya alat-alat pertahanan diri di dalam tasku.”Bella m

    Last Updated : 2023-08-21
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 21 Perasaan Lena

    “Bella, apa kamu baik-baik saja?” Lena melambaikan tangannya pada Bella yang terdiam cukup lama. ‘Apakah pertanyaanku memberatkannya?’ pikir Lena bingung. Dia memerhatikan Bella yang masih terdiam. ‘Aku sepertinya salah bertanya.’ Lena berdehem. “Tidak perlu dipikirkan. Maaf, Bella.” Akhirnya dia berusaha untuk mengalah.Bella mengedipkan matanya. Dia menghela napas pelan. Diselipkan anak rambutnya ke belakang telinga demi menghilangkan rasa tidak nyaman dalam dirinya ketika mengingat Evan. “Aku baik-baik saja, Lena,” jawab Bella lembut. Dia menoleh pada bunga-bunga yang belum selesai dikerjakan. “Aku hanya berpikir tentang banyaknya pesanan bunga yang harus diproses,” pungkasnya.“Maaf.” Lena berkata lagi. Dia tidak enak hati melihat Bella yang sepertinya enggan mengatakan bagaimana ciri-ciri ayahnya Samudera.Bella mencoba tersenyum. Dia mengerti dengan apa yang ditanyakan Lena. Dia tidak akan menyalahkan Lena. Gadis itu menurutnya mesti tahu. “Tidak apa-apa,” tukas Bella. “Aku dan

    Last Updated : 2023-08-24
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 22 Temboknya Runtuh

    “Tidak ada kabar ke mana Isabella pergi. Saya sudah bertanya pada tetangga sekitarnya juga, Tuan.”Penuturan informan itu membuat Evan menarik napas pelan dan menghembuskannya perlahan. “Jadi benar begitu, Dave?” bisik Evan. Berharap suaranya tidak terdengar di telinga Jacob yang duduk di sebelahnya.“Benar, Tuan,” jawab Dave. “Bella sudah tidak ada di Semarang. Tidak ada yang tahu.”“Sudah tanya orang tuanya?” Evan masih bertanya dengan setengah mendesak. Ada sedikit harapan dalam nada suaranya.“Sudah.” Dave menjawab mantap. “Bapaknya bahkan tidak peduli jika anaknya itu mati.”Evan memejamkan mata mendengar kata mati disebutkan oleh Dave dengan mudahnya. Walau begitu, dia tidak akan amrah pada sang informan yang sudah susah payah mencari informasi untuknya.“Baiklah,” tukas Evan pelan. Dia tidak tahu harus mencari gadis Isabella itu di mana.“Apakah Tuan ingin saya mencari ke tempat lain? Jawa Barat?”Evan berdehem. Tawaran itu tampak menggiurkan untuk diterima. Tawaran yang begitu

    Last Updated : 2023-08-28
  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 23 Pertemuan yang Terhalang

    “Halo, Ma?”“Bella!” Chloe menyapa dengan riang. “Apa kabarmu, Nak? Mana Samudera?”Bella tertawa pelan. “Kabarku baik, Ma.” Dia tersenyum pada Lena yang menatapnya penasaran. “Samudera sedang berada di rumah temannya, Ma. Tetangga sebelah rumah.” Dia berusaha berkata dengan mudah.“Kenapa tidak kamu bawa ke rumah saja, Bella?”Bella menghela napas pelan. ‘Pastilah Mama akan mengatakan itu padaku. Seperti Lena.’ Batinnya.“Jangan sungkan untuk menitipkan Samudera di rumah, Bella, jika kamu sibuk sekali.” Chloe berbicara panjang lebar. “Mama atau Papa dengan senang hati bermain bersama Samudera, sudah sangat lama sekali rasanya tidak bertemu anak lucu itu.”Bella tertawa. “Tidak lama juga, Ma,” ucapnya. “Seminggu lalu baru saja mampir.” Diakhirinya dengan terkekeh.“Itu sudah lama, Nak.” Chloe berdecak. “Kamu benar tidak bisa datang?”“Maaf, Ma.” Bella benar-benar meminta maaf sungguh-sungguh. Jika pesanan bunga hanya satu atau dua buket hari ini, dia pastilah akan datang. Dia ingin ta

    Last Updated : 2023-08-30

Latest chapter

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 48 Samudera Membentang (ekstra part)

    “Ini Samudera? Ya ampun! Sudah besar!”Samudera memeluk erat seorang wanita tua dengan erat. “Nenek.” Dia memejamkan mata merasa rindu dengan wanita yang dipanggilnya nenek. Kedatangannya ke Indonesia untuk perjalanan bisnis membantu Evan.“Apa kabar Mama dan Papamu?”Samudera melepaskan pelukannya. “Sehat, Nek.”“Shilah apa kabarnya? Kenapa dia tidak ikut? Nenek rindu.” Chloe kembali bertanya. Mencecar Samudera.Samudera tersenyum. “Bukankah nenek sudah bertemu dengan Shilah dua minggu lalu?”Shilah merupakan adik Samudera. Usianya sekarang menginjak 15 tahun. Dia tidak menyangka akan memiliki seorang adik perempuan ketika dulu Bella sempat keguguran karena terlalu lelah dalam melakukan berbagai kegiatan. Mamanya tersebut sekolah lagi atas permintaan Papanya. Permintaan itu semata untuk memperbarui diri agar lebih baik lagi.“Yah itu sudah lama.” Chloe lalu terkekeh.Mata Samudera menatap berkeliling. “Ke mana Tante Lena, Nek? Nenek sendirian di rumah?” dia mulai sadar tidak ada Lena

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 47 Bahagia Sepanjang Usia

    “Mentari menanyakan Samudera. Apakah kalian benar pindah ke Amerika?”“Benar, Mama.” Bella menjawab santun.“Ah begitu.”Jawaban pelan itu membuat Bella bingung. “Ada apa, Mama?”“Emm, apakah boleh Mentari bicara dengan Samudera? Di sana sudah malam, ya?”Bella tersenyum. Dia memang tidak tahu menahu bagaimana pertemanan Samudera dengan Mentari sebab putranya tersebut tidak pernah bercerita mengenai teman-teman sekolah padanya. Samudera akan menjawab jika hanya ditanya. Dan kalau tidak ditanya, anak itu tidak akan mengatakan apa pun mengenai kesehariannya.“Oh, boleh. Nanti saya telepon balik Mama Mentari ya. Samuderanya sudah tidur.”“Oh ganggu ya? Tidak perlu kalau ganggu.” Mamanya Mentari mulai tidak enak sebab menganggu tidurnya Samudera.“Oh tidak,” jawab Bella terburu-buru. Mungkin dengan berbicara pada Mentari, murungnya Samudera bisa teratasi. Dia bukannya tidak memerhatikan tadi. Dia melihat putranya yang tidak teramat ceria seperti biasa di Indonesia. Dia hanya berpikir Samu

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 46 Pesta

    “Evan?!” Bella terkejut melihat Evan berdiri di hadapannya. Di tangannya terdapat koper berukuran sedang. Pria itu tersenyum lebar. Di tangan yang lainnya menggenggam ponsel.“Iya. Ini aku. Datang menemuimu, Isabella.” Evan berkata lembut. Dia melihat Bella yang begitu memprihatinkan.“Evan!” tanpa pikir panjang, dia memeluk erat pria itu. Evan menyambut pelukan erat Bella dengan mengusap kepalanya.“Istirahatlah. Suhu tubuhmu panas.”Bella tersenyum masih dalam pelukan Evan. “Aku merindukanmu, Evan.” Dia sudah seperti orang dimabuk cinta dan dia tidak peduli lagi pada malunya. Dia ingin mengutarakan apa yang dirasakannya saat ini.“Aku juga.” Evan tersenyum senang. “Secepatnya kita menikah. Aku tidak sabar lagi ingin bersamamu setiap hari. Saat pagi kubuka mata aku melihatmu. Begitu juga malam hari ketika aku menutup mataku.”Bella melepaskan pelukannya. Ditatapnya Evan sayu. “Apakah tidak bisa sekarang kita menikah? Di sini?”Alis Evan naik lalu dia tertawa. “Kamu yang sakit ternyat

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 45 Calon Menantu

    “Selesaikan dulu masalahmu dengan Makena,” ucap Chloe lagi. Perkataan Evan telah membuat Chloe tidak habis pikir. Kekhawatirannya naik ke permukaan. “Aku tidak mau Bella dikatakan merebutmu dari Makena. Aku tidak mau Kakakku memusuhi Bella.”“Tante,” ucap Evan tenang. “Aku tidak ingin berpisah lagi dengan Bella. 10 tahun aku kehilangan jejaknya.”Chloe menggeleng. “Tidak.”“Tante, mengenai kedua orangtuaku itu tidak masalah. Mom dan Dad pasti senang.” Evan berkata lagi masih tenang sedangkan Bella hanya duduk menunduk di sisinya dengan kedua tangan saling bertaut.“Evan.” Hermann akhirnya bersuara setelah dia melihat raut khawatir di wajah Chloe. “Bella sudah kami anggap anak sendiri. Dia tidak akan pergi ke manapun lagi.”“Tapi —““Dengar,” potong Hermann ketika Evan hendak berbicara. “Selesaikan semua masalahmu dengan Makena. Setelah itu barulah kau datang kemari dan bawalah Bella bersamamu ke Amerika.”Evan menelan ludah. Pupus sudah harapannya untuk bersama Bella dengan cepat. Per

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 44 Penjelasan Evan

    Teriakan itu milik Lena. Gadis itu berkacak pinggang. Di sebelah Lena terdapat Samudera dan Chloe. Kedua tangan Chloe menutupi mulutnya. Terkejut pula. Sedangkan Samudera seperti hendak kesal. Namun, melihat siapa yang memeluk sontak saja anak itu tersenyum lebar.“Om Evan!” dia berjalan cepat menyongsong Evan lalu memeluknya. Dia tidak perlu bertanya pada Evan mengenai ada hubungan apa antara keduanya. Menurutnya, jika dua orang dewasa berlainan jenis melakukan pelukan berarti mereka sayang dan saling cinta.Bella berdehem. Dia berusaha tersenyum walau hatinya gugup sekali. Diperhatikannya Chloe dan Lena yang pastilah butuh cerita yang lebih lengkap. Jika sudah seperti itu, dia mau tidak mau memberitahukan mereka.“Ada apa ini?” Chloe bersuara setelah teriakan Lena tadi.Kemudian Lena menyipitkan matanya menatap Evan. “Jangan ganggu Bella. Kau harusnya paham, Om.”Evan merangkul Samudera. Dia berdehem. “Lena, Tante, aku akan jelaskan,” ucapnya. Di menoleh pada Bella yang berdiri di b

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 43 Kesempatan Kedua

    “Aku tidak menyangka dia Darrel.” Bella berulang kali mengatakan kalimat itu. Alisnya berkerut. Sedetik kemudian dia seolah teringat sesuatu. “Aku pernah melihat foto wanita itu di kamarnya Darrel.”“Makena?” Evan menoleh pada Bella. Pria itu sedang berada di toko bunga. Duduk menikmati kegiatan Bella yang sedang hilir mudik merapikan bunga-bunga tersebut seraya minum kopi. Kopi buatan Bella yang menurutnya masih enak seperti dulu. “Ya. Aku melihatnya dulu ketika aku mencoba mengakhiri hidupku. Foto itu ada di kamarnya Darrel.” Bella mengatakan dengan ringan. Namun, Evan segera berdiri dari duduknya.“Apa?” tanyanya. Dia menghampiri Bella dan berdiri di hadapannya. Kedua tangan wanita itu menggenggam dua tangkai bunga mawar merah. “Kau melakukan apa?” Evan bertanya lagi. Berharap pendengarannya salah.Bella mendongak. “Yang mana?” alis Bella berkerut. Dia tidak mengerti pertanyaan Evan yang terdengar panik serta teerkejut.“Kau mencoba bunuh diri,” ucap Evan lirih. Dia tidak tahu hi

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 42 Kebenarannya

    “Isabella?”Evan kembali memanggil namanya ketika Bella tidak kunjung menjawab.“Katakan padaku kebenarannya. Samudera merupakan putraku, bukan?”Bella memejamkan mata. Dia takut jika mengatakan kebenarannya Evan akan membawa pergi Samudera jauh darinya. Tidak. Bella menggeleng samar. Dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya.“Chloe bilang 10 tahun lalu kau datang ke rumahnya dalam keadaan hamil.” Evan kembali berkata. “10 tahun lalu adalah tahun di mana kita berpisah.”Dieratkan pegangannya pada buku-buku yang dia susun menjadi satu itu. Bella diam menunduk. Dia berusaha mencari cara agar Evan tidak tahu bahwa Samudera adalah putra kandungnya.“Diammu kuanggap—”“Samudera bukan anakmu.” Bella menyela cepat. “Kau harusnya tahu profesiku apa. Samudera anak dari pria lain.”“Tatap mataku dan katakan itu lagi.” Evan mulai menuntut ketika Bella tidak kunjung menatap matanya.“Untuk apa kau mengatakan itu padaku,” ucap Bella pelan. Dia mulai menatap Evan dan berusaha untuk membendung sega

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 41 Rencana

    Evan terdiam ketika mendengar pertanyaan tersebut muncul begitu saja dari Chloe. Dia tidak ingin masa lalunya yang begitu intim dengan Bella terungkap sebelum bisa menyelesaikan masalahnya dengan Makena. Ketika Evan hendak membuka mulutnya untuk menjawab, ponselnya berdering dari saku celana yang dipakainya. Dia berdiri dari duduknya lalu mengeluarkan ponselnya. Ternyata telepon dari asistennya. “Halo? Ada masalah?” Evan bertanya tanpa basa-basi. Dia memberi kode pada Chloe seraya beranjak keluar dari ruang makan tersebut. “Terima kasih kau telah menghubungiku, Jacob.” Dia terselamatkan dengan entah laporan apa yang akan disampaikan asistennya tersebut. “Begitukah?” Jacob menjawab seraya tertawa di ujung telepon. “Ada apa? semua lancar?” Jacob bergumam menjawab. “Kapan kau akan kembali?” Evan mengangkat bahu. “Entah,” sahutnya. “Kau tidak berniat mengurus permasalahanmu dengan Makena?” Evan mengusap wajahnya. Dia kini duduk di ruang tamu yang sepi. Hermann sepertinya masih di ka

  • Miliarder Tampan itu Ayah Putraku   Bab 40: 10 Tahun Lalu

    “Sam,” ucap Bella.Mengingat apa yang dilakukan Evan pada Samudera tadi setelah kembali dari berjalan-jalan di taman perumahan, membuat dia semakin tidak ingin pria itu tahu siapa sebenarnya Samudera. Sikap Evan yang begitu perhatian pada Samudera membuat Bella takut terjadi hal yang tidak dia inginkan. Dia takut Samudera dibawa ke Amerika.“Ya, Ma?” Samudera menjawab masih dengan kedua tangan memeluk pinggang Bella.“Jangan terlalu dekat dengan Om Evan. Bisa?”Biasanya dia mengucapkan kalimat tidak langsung pada Samudera demi menghindari kata ‘Jangan’. Dia berusaha membiasakan pada Samudera untuk menghindari kata larangan, perintah, dan memarahi. Namun, dia adalah manusia biasa yang selalu luput dari kesalahan seperti sekarang ini. Emosinya mulai meningkat seiring dengan kedatangan Evan yang tiba-tiba.“Kenapa, Ma?”Bella menghela napas pelan. Dinyalakan motornya lagi. “Jangan terlalu dekat. Kamu mengerti?”Bibir Samudera mencebik tetapi dia tidak berani membalas ucapan Mamanya. Dia

DMCA.com Protection Status