Share

Bab 35

Penulis: Enda Kiebo
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-06 09:58:31

Aku jadi teringat seorang keturunan Tionghoa, namanya Aseng, alias Tony Hartono penduduk Pulo Brayan Kota, yang memulai usaha mebel dekat rumahku. Pada awalnya dia tidak punya keterampilan apapun dan modal pun tak punya, tapi dia bisa lihat peluang usaha mebel sangat menjanjikan pada masa itu. Lalu Aseng ini cari modal dengan cara pinjam sana, pinjam sini. Setelah dengan susah payah, akhirnya dia dapat juga pinjaman dari sanak saudaranya untuk sewa emperan rumah tetanggaku dan modal untuk buat satu lemari pakaian, plus upah tukang buat satu lemari. Selesai satu lemari, lalu dipasarkan ke toko mebel yang ada di Pulo Brayan Kota. Setelah laku, lalu buat lagi satu lemari, kemudian bisa buat dua lemari dan terus berkembang. Kemudian pekerjanya pun bertambah jadi tiga orang, lima orang. Setelah usaha berkembang pesat, Aseng ini buat izin usaha. Setelah izin usaha didapat, dia buat proposal untuk mengajukan kredit pada sebuah Bank di Medan, walau tanpa memiliki agunan. Namun, dia buat pro

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 36

    “Aduh, yang ingin ketemu tuh! Senangnya bukan kepalang.”“Ah, kau ini!” sergah Yan Utama. Wow! Terlihat perubahan air muka Yan Utama yang bersemu kemerah-merahan karena jengah.Akhirnya, kami sampai juga di depan rumah Sundari. Aku langsung hendak mengetuk pintu rumah yang tertutup rapat itu. Sementara,Yan Utama dengan perasaan dakdikduk berdiri menanti di belakangku. Eh, ternyata belum sempat aku mengetuk, pintunya sudah dibuka dari dalam.Yan Utama langsung terperangah, begitu tahu orang yang membuka pintu adalah si jantung hati yang dirindu. Dadanya pun langsung bergemuruh kencang tak karuan lihat si jantung hati kini telah ada di hadapannya. Wajah Sundari begitu manis dengan rambut diikat ekor kuda dan dipadu dengan baju kaos merah polos dan celana jeans hitam. Membuat Yan Utama merapat tepat di belakang tubuhku. Yeah! Yan Utama jadi salting nih…eh, maksudnya salah tingkah gitu…“Hai Enda, tum

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 37

    “Ehm!” dehem Sundari memancing reaksi Yan Utama.Pancingan Sundari termakan. Yan Utama tersadar, merasa tidak enak hati jadi tamu, tidak punya cukup keberanian memecah kebuntuan. Makanya, dia kembali duduk dan memberanikan diri menoleh menatap muka Sundari. Mereka saling pandang. Sementara, Sundari langsung melontarkan senyumnya karena dia sudah menanti momen ini.“Boleh aku nanya Sun?” tanya Yan Utama sedikit malu-malu. Ternyata Yan Utama sudah bisa membuka jalur yang benar untuk mengatasi dead locked.“Mengapa tidak Yan?! Kau boleh nanya apa saja. Kalau bisa kujawab maka akan aku jawab,” jawab Sundari ringan.“Rangkaian jambangan ini siapa yang buat Sun?”“Aku!” jawab Sundari singkat.“Kalau handicraft yang menawan itu?”“Juga aku!” jawab Sundari ringan.“Wow! Luarbiasa!” puji Yan Utama. Ternyata dia sudah bisa bicar

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 38

    Tak lama berselang, Dirah tak mengalami kesulitan untuk menemukan keberadaan Ronggur. Dirah tahu tempat tongkrongan Ronggur pada jam-jam beginian. Dia langsung menuju sebuah bengkel motor tak begitu jauh dari simpang asrama Zipur Helvetia. Benar saja. Ternyata, di bengkel motor itu terlihat Ronggur lagi duduk santai menunggu perbaikkan kereta motornya. Dirah pun buru-buru mencagak kereta anginnya di pinggir jalan. Lalu dia langsung menghampiri Ronggur yang lagi duduk, sambil merokok dan sekali-kali memperhatikan kereta motornya yang sedang diperbaiki.“Bang Ronggur! Ada kabar penting buat Abang nih,” bisik Dirah.Ronggur begitu sensitif dengar ada warta untuknya dari Dirah. Warta yang selalu dinanti-nantinya. Dia langsung menoleh memandang Dirah. Memang dia yang telah menempatkan Dirah untuk memata-matai gerak-gerik Sundari selama ini. Saat ini, Ronggur menempatkan Sundari sebagai target utamanya dalam perburuan libido syahwatnya. Makanya, ruang gerak Sunda

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 39

    “Sundari gak di rumah Ronggur,” jawab Bibi Sumirah terbata-bata, berusaha meyakinkan Ronggur.“Kemana perginya Sundari, Bik?”“Dia pergi dengan Bapaknya ke rumah saudaranya.”“Bibi bohong kan? Sundari sengaja disembunyikan dariku, kan?!” hardik Ronggur dengan galak, sambil melotot tajam memandang Bibi Sumirah.Bibi Sumirah jadi ketakutan lihat kegusaran Ronggur, hingga dia tak mampu menjawab pertanyaan Ronggur. Dia berdiri kaku di ruang tamu rumahnya. Begitu juga, Kakek Turino pun tak mampu berbuat apa-apa. Dia tahu kegusaran Ronggur ini dapat berakibat fatal terhadap nasib masa depan anaknya di Perkebunan Marelan ini.“Bibi Sumirah gak bohong. Sundari memang pergi sama Paklek Trimo,” tukasku.Ronggur tambah berang disapunya kami satu persatu dengan tatapan tajam, seolah-olah ingin menelan bulat-bulat kami satu persatu. Tatapan Ronggur berhenti ketika menatapku. Dia pun mendekat pad

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 40 Change Your Life...

    Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi dan lima belas menit lagi lonceng berbunyi, pertanda jam masuk sekolah segera dimulai. Yan Utama terlihat duduk sendiri dengan gelisah di bawah pohon flamboyan depan kelas. Wajahnya pun memperlihatkan raut muka cemas. Bolak-balik dia melongok ke arah gerbang sekolah. Penampilan Yan Utama yang biasanya tenang ketika menghadapi masalah, namun kini berubah jadi seperti orang setengah panik. Perubahan yang lain dari biasanya itu tentu mengundang tanda-tanya teman-teman yang lagi berdiri bergerombol di depan pintu kelas. Terutama Elfi Zahara dan Ratna Sari.“Yan itu kenapa Rat? Kelihatannya gelisah banget,” celetuk Elfi Zahara pada Ratna.“Entahlah, aku gak tau tuh!” jawab Ratna Sari, sambil mengerutkan keningnya, penasaran.“Ayo kita cari tau!” ajak Elfi Zahara, sambil menarik tangan Ratna Sari untuk menghampiri Yan Utama.“Hai Yan! Lagi ngapain kau?!” tegur Ratna Sari begit

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 41

    Daryanto pun berdiri dengan sigap.“Maksudnya Allah mengingatkan pada kita untuk selalu berusaha atau berikhtiar Bunda.”“Bagus!” puji Ibu Maria dengan senang. Kemudian beliau beralih pada barometer lainnya, “Coba ulangi kamu, Yan Utama!”“Maksudnya Allah memberi petunjuk agar manusia itu harus senantiasa berikhtiar mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Atau berusaha mencapai kehidupan lebih baik dunia dan akhirat.”“Sempurna! Ini jawaban yang harus jadi pedoman hidup kalian, terutama dalam belajar.” Petuah Ibu Maria pada kami. Lalu lanjutnya, “Ingat Allah saja sudah mempersiapkan grand design bagi umatNya bagaimana cara mengubah kehidupannya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dunia dan akhirat. Allah ingatkan pentingnya akan change your life.”“Ingat Allah sangat membenci umatNya yang suka bermalas-malasan, berbodoh-bodohan. Apalagi, orang-orang y

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 42 Menangkap Jejak Makna...

    Katanya, pertama, Berpikir Taktis mengandung arti upaya sadar mengarahkan proses berpikir, bertindak cepat dan efektif secara terfokus, terukur dan terarah langsung menuju objek sasaran perhatian. Taktis ini menunjukkan kecekatan dan keterampilan mengelola pemikiran untuk bertindak cepat dan tepat dalam memproses suatu rangsangan yang dihadapi. Berpikir taktis berarti ada usaha membuka pikiran dan menggiring pikiran dengan menyederhanakan pola pikir, memilah-milah, mengelompokkan atau mengkotak-kotakan pemikiran langsung pada objek belajar atau objek kegiatan. Dengan berpikir taktis membuat kamu terpandu memusatkan perhatian dan konsentrasi fokus menuju pada objek atau kegiatan tertentu.Cara melatih pengetahuan taktis ini, kamu dapat membiasakan diri mengamati atau melakukan observasi segala sesuatu secara detail langsung tertuju (mencari) pada objek (inti) masalah yang kau pelajari. Ada upaya pengembangan usah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 43

    Analisis dapat kamu lakukan dengan cara mengurai atau mengidentifikasi antar komponen atau unsur pokok masalah yang ada dan mencari bentuk hubungan antar unsur komponen tersebut.Sintesis adalah berusaha menyusun atau membentuk kembali rangkaian antar unsur pendukung menjadi bentuk operasional dari pokok masalah. Misalnya, bagaimana kamu membentuk tahap demi tahap bangunan rumah dari potongan balok atau puzzle, hingga menjadi bentuk bangunan rumah seperti yang kamu inginkan. Atau, bagaimana cara kamu membuat kue tahap demi tahap mencampur bahan-bahan kue sehingga menjadi kue yang siap disajikan.Evaluasis merupakan proses menilai atau menimbang suatu tindakan atau mengukur unsur-unsur yang membangun suatu soal (masalah) apakah sudah sesuai atau benar.Cara efektif untuk melatih pengetahuan metodologis dapat dilakukan dengan membiasakan diri dalam penyelesaian

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06

Bab terbaru

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 80 Hasil Akhir Investigasi…

    Hari ini merupakan hari akhir bagi kami untuk tuntaskan hasil investigasi pemahaman dan cara pengembangan networking. Hari akhir pengumpulan hasil investigasi ini kami laksanakan di bawah pohon Delonix regia (Plamboyan) yang ada di halaman sekolah. Kami pun membentuk lingkaran, agar satu sama lain dapat saling pandang. Semua temanku sekelas turut hadir, baik yang jadi penyampai hasil investigasi maupun yang jadi pengamat.Sebelas. Pada poin kesebelas ini disajikan tentang percaya diri. Daryanto didaulat untuk menyampaikan pandangannya. Dia pun dengan penuh percaya diri menyampaikan pendapatnya, “Aspek kepercayaan diri juga sangat diperlukan dalam membina relasi. Ketika kamu mulai memasuki suatu perkumpulan di mana banyak orang yang berbeda sifat, berbeda status ekonomi sosialnya, kamu harus siapkan diri. Jauhkan sifat minder dalam diri kamu dan yakinkan diri kamu bahwa kamu sebenarnya sama saja dengan orang lain. Kamu harus memiliki kepercayaan diri untuk mula

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 79 Investigasi Tahap Kedua…

    Kali ini aku tidak sendiri dalam merangkum investigasi pemahaman tentang networking. Aku ditemani oleh Yan Utama, Zulbrito, Syamsul Bahri dan Indra Kesuma. Rumah pohonku pun sedikit berayun diisi lima orang sekaligus. Namun, batang pohon jambu monyet sebagai penyangga dan pelindung, aku rasa masih kuat dan amanlah untuk kami berlima. Kami pun sudah siapkan hasil investigasi masing-masing.Kedelapan. Syamsul Bahri membuka pembicaraan. Dia ulas tentang kemampuan untuk mendengarkan. Katanya, “Kemampuan untuk mendengarkan sangat diperlukan dalam membina suatu hubungan. Dalam hal ini kamu dituntut untuk menjadi seorang pendengar yang baik terhadap lawan bicara kamu. Pada awal hubungan biarkan lawan bicara kamu bicara dan bebas utarakan isi pikirannya. Kamu hanya bertugas untuk memasang telinga baik-baik dan perhatikan isi pembicaraannya. Kamu bisa berikan tanggapan terhadap isi pembicaraan lawan bicara kamu, namun kamu harus perhatikan jedanya. Pemb

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 78 Hasil Investigasi tentang Nerworking…

    Kini aku berada di rumah pohonku kembali. Aku ingin merangkum pengetahuan yang dijabarkan oleh Pak Bambang, Ibu Nursyiah dan teman-temanku tentang networking ini berdasarkan investigasiku.Pertama, Pak Bambang pernah menyatakan pada kami, “Seseorang dikatakan baru sukses belajar, tentunya apabila dirinya mampu membuktikan atau mengimplementasikan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja. Sementara, kesuksesan di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja sangat ditentukan oleh kemampuan membangun relasi (networking). Begitu juga, keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil belajar tentu harus didukung oleh bagaimana kemampuan dirinya membangun relasi yang berkualitas dengan orang atau sekelompok orang.“Kedua, kata Pak Bambang berikutnya, “Makanya, kamu harus ingat dan tak boleh meremehkan atau mengabaikan keterampilan membangun relasi, terutama sangat dibutuhkan di saat kamu tel

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 77 Gara-gara Networking...

    Bagi anak yang ingin mengubah nasib keluarga, ucapan Pak Bambang tentu mengusik hatiku. Terpikirkan terus olehku. Aku ingin mengungkap makna dari penjelasan Pak Bambang itu. Makanya wahai sahabat, biasanya kalau aku ingin cari pencerahan, aku suka nyepi. Tempat ideal bagiku adalah rumah pohon. Kebetulan di belakang rumahku itu ada pohon jambu monyet. Pohon jambu monyet ini tinggginya ada kali 15 meter. Usia pohon jambu monyet itu sekitar 50 tahun. Lihat saja lingkar pohon sudah mencapai hampir 1 meter. Di atas pohon jambu monyet itulah aku buat rumah pohon dengan ketinggian 10 meter dari tanah. Dari atas rumah pohon, aku dapat memandang seluruh penjuru kampungku. Pemandangan kampungku itu ternyata cukup menawan dilihat dari atas. Aku bisa lihat semua aktivitas warga yang berada di luar ruang. Aku merasa nyaman berada di atas rumah pohon ini dan membuat pikiranku jadi plong. Hatiku pun jadi damai. Nah, ini yang tidak dapat kucegah, pikiranku jadi liar menjelajah entah apa saja yang m

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 76

    Sementara itu, Pak Bambang beranjak ke depan. Dari tengah kelas dia melanjutkan petuahnya.“Hukum alam yang terjadi di tengah-tengah masyarakat itu sangatlah kejam bagi mereka yang tidak menyadarinya. Setiap individu akan terseleksi berdasarkan kemampuannya beradaptasi. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan yang memadai, maka akan tersisih.”Aku sempat menoleh memandang Yan Utama sang barometer kelas kami. Aku lihat Yan Utama begitu serius dengar petuah dari Pak Bambang ini. Seolah-olah dia ingin menyibak kunci rahasia kehidupan.“Ingat, hanya orang-orang yang piawai yang mampu untuk mensiasati diri agar dapat eksis di dalam masyarakat,” ujar Pak Bambang dengan lugas. “Kalian harus sadar belajar keras saja belumlah cukup bagi kalian untuk dapat bertahan hidup. Apalagi mendapatkan tempat utama di tengah-tengah masyarakat.”Kami terhenyak dengar perkataan Pak Bambang itu.‘Apa belajar keras saja belum cuk

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 75 Diintai Hukum Alam

    Tak terasa, kini kami telah duduk dibangku kelas tiga. Ternyata, perjuangan kami belumlah usai, masih jauh menggapai mimpi. Apalagi, kami harus waspada hukum alam senantiasa mengintai setiap langkah dan banyak orang tidak menyadarinya. Kemenangan kami dalam ajang kontes Karya Ilmiah Remaja itu hanya merupakan bagian kecil, tapi sangat bermakna dalam proses pendewasaan cara berpikir, maupun cara menyusun sebuah proyek kerja yang berdaya guna. Kami menyadari, tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kesempatan emas ikut dalam sebuah ajang kompetisi yang bergengsi tersebut. Kesempatan emas untuk mengasah kompetensi diri dan mengangkat kepermukaan kualitas diri yang tanpa kami sadari sangat berguna untuk kemudian hari. Walau demikian, masih banyak tantangan berikutnya dalam pendewasaan kami untuk mengarungi dinamika kehidupan. Tantangan apa lagi yang mungkin akan kami hadapi kemudian?Pagi itu, kata guru kami dari balik meja kerjanya, “kalian harus

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 74

    Kami sempat terkejut dengar pertanyaan yang tidak kami duga itu. Dewan juri ingin menelanjangi kami, meruntuhkan moral kami. Bagaimana mungkin kami mau mengungkapkan kelemahan hasil karya ilmiah kami ini di depan dewan juri maupun tim lawan? Bahkan, di hadapan suporter lawan yang sedang menanti-nanti kelemahan tim kami. Aku dan Yan Utama saling pandang. Begitu juga dengan Zulbrito dan Daryanto. Kami langsung mendiskusikan secara kilat pertanyaan itu. Bukan karena kami tak mampu menjawab pertanyaan itu, tapi kami kuatir arah pertanyaan juri keempat itu merupakan pertanyaan jebakan yang dapat meruntuhkan penyajian tim kami.Dewan juri tersenyum-senyum lihat kami jadi kelabakan dengan pertanyaan sederhana itu. Mereka menguji kerja sama tim kami dalam memecahkan pertanyaan sederhana yang mereka ajukan itu dengan memberi ruang waktu sejenak pada kami.“Pertanyaan ini bukan jebakan?” bisik Zulbrito kuatir.Mereka memandangku karena aku yang punya ide awal

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 73

    Yan Utama pun memperlihatkan gambar sketsa bentuk alat modifikasi energi gelombang laut menjadi penggerak bandul ganda yang membentuk huruf “A” dihubungkan dengan as roda gigi besar. Lalu dari roda gigi besar dihubungkan dengan transmisi putar menggunakan rantai ke double freewheel yang kemudian rantai kedua dihubungkan kembali pada fly wheel (roda gila) untuk memperbanyak putaran (rpm) dan dihubungkan ke dynamo listrik. Yan Utama pun menjelaskan gambar sketsa itu secara detail pada dewan juri maupun hadirin menggunakan slide proyektor (OHP).“…energi gelombang laut itu secara sederhana dapat dimodifikasi menjadi penggerak atau pengayun bandul ganda di atas perahu. Lalu, poros as bandul ganda dapat dihubungkan dengan as yang dapat memutar roda gigi besar. Dari roda gigi besar itu dibangun transmisi putaran yang dihubungkan dengan double preewheel menggunakan rantai. Kemudian rantai kedua dari preewheel dihu

  • Metamorfosis Anak Yang Terlihat Bodoh   Bab 72 Mustika Prestasi...

    Dalam sebuah gedung Gelanggang Remaja Medan yang terletak di Jalan Sutomo Medan, suasananya sungguh mencekam. Wakil regu kami, aku, Yan Utama, Zulbrito dan Daryanto dicecar habis dewan juri.Kali ini buah pikiran kreatif kami diuji untuk mempertaruhkan reputasi. Lomba Karya Tulis Ilmiah. Kami yang baru melek ilmu berhadapan dengan raksasa yang punya nama besar dalam ajang perlombaan bergengsi seperti ini, sebut saja: sekolah Sutomo, Methodist, St. Thomas, Budi Murni maupun SMP 1 Medan. Baru lihat kostum penampilan peserta yang punya nama besar di kota Medan itu saja sudah buat kami berkecil hati. Jantung kami jatuh bangun dibuatnya. Kalau boleh dibilang, kami ini tak ubahnya seperti anak kemarin sore atau anak bawang.Walau dianggap anak bawang, namun sekolah, guru-guru, maupun siswa lainnya menaruh harapan besar di pundak kami. SEBUAH MIMPI. Kami diharapkan dapat membuka sejarah SMP 9 Medan, jadi pemenang lomba Karya Tulis Ilmiah. Kami diharapkan dapat mengangka

DMCA.com Protection Status