Beranda / Romansa / Mertua, Awal Pembawa Petaka / Kasih Sayang Yang Sama

Share

Kasih Sayang Yang Sama

Penulis: Andrianisilvia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Author

Marcella terbangun dan merasakan perih di sudut bibirnya, ia melihat tubuhnya yang masih dibalut handuk yang sama saat Stevan datang ke kamarnya tadi malam. Ternyata yang dialaminya tadi malam ternyata bukan mimpi belaka.

"Sialan, ternyata anak ingusan itu bahaya juga," gumam Marcella. Ia bangkit dan melihat pantulan wajahnya di cermin. Jejak merah tangan Stevan masih berbekas di pipinya, Marcella bahkan meringis Saat menyentuh pipinya sendiri.

Tok … tok … tok ….

Pintu kamar Marcella diketuk dari luar, ia hanya menyahut tanpa membuka pintu. Ternyata asistennya yang mengatakan jika Stevan sudah menunggu di bawah untuk sarapan pagi. Meskipun enggan bertemu lelaki itu tapi Marcella harus turun, ia akan membuktikan pada Stevan jika ia tidak akan bisa kalah begitu saja apalagi oleh anak bau kencur seperti Stevan.

Selesai berganti pakaian dan merias wajahnya juga menutupi luka di pipi dan sudut bibirnya ia langsung turun. Stevan sudah lebih dulu menikmati sarapannya dengan santai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Beruntung Meskipun Pernah Tersakiti

    POV Author"Mas, tolong ya. Kamu tuh tegas dikit dong, aku nggak suka kalau mantan istri kamu tuh sering dateng ke sini," seru Lana dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, dalam satu minggu Najla datang kadang dua atau tiga kali ke rumah mereka. Mungkin jika alasannya karena ingin melihat anak-anak itu tidak masalah tapi Lana merasakan jika wanita itu memiliki niat lain."Mas nggak mungkin larang Najla buat dateng, anak-anaknya di sini.""Ya udah, suruh aja anak-anak dia bawa. Lebih bagus kalau kita yang mengunjungi mereka kalau memang Mbak Najla membawa anak-anak," saran Lana."Iya, nanti Mas ngomong ke dia," balas Aditya.Ia harus mengalah demi keharmonisan rumah tangganya dan Lana. Saran yang diutarakan Lana memang tidak salah. Jika Najla datang hanya karena beralasan ingin bertemu anak-anak lebih baik Najla membawa mereka ke rumahnya. Aditya akan memberikan pada wanita itu yang untuk membeli semua kebutuhan anak-anak mereka.Ini memang kali pertama Lana protes seperti ini, sebelum

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Kabar Buruk

    POV Author"Jadi anak-anak tinggal sama aku selama kamu pergi?" tanya Najla meyakinkan."Iya, nggak ada yang urus mereka di rumah. Lana masih sibuk urus kuliahnya sedangkan kamu tahu 'kan kalau orangtuaku nggak sanggup kalau ngurus mereka," jelas Aditya."Ya udah, ngga apa-apa kok. Tapi kamu jangan lama-lama di sana, aku juga nggak bisa ngurus tiga anak cuman sendirian," ungkap Najla berbohong, padahal di rumahnya ada adik dan juga ibunya yang bisa membantu Najla mengurus anak-anak."Iya, aku juga nggak mau kelamaan jauh dari anak-anak. Nanti uang jajan mereka aku transfer aja ya."Aditya langsung pamit setelah mengantarkan kedua anaknya. Lana tidak ikut karena ia tidak ingin bertemu dengan Najla. Wanita itu akan merasa amarahnya terus memuncak jika Najla ada di hadapannya. Najla tinggal bersama adik dan ibunya setelah berpisah dengan suami keduanya.Ia membiarkan anak-anak bermain dan masuk ke kamar karena mendengar tangisan anak bungsunya. Najla tidak memiliki anak dari suami keduan

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Marcella Vs Stevan

    POV Author"Mas, hati-hati nyetirnya. Rayhan pasti nggak apa-apa kok." Lana mencoba menenangkan Aditya agar ia bisa sedikit mengurangi kecepatan mobil yang membuat Lana harus memegang kuat-kuat sabuk pengaman karena takut."Gimana aku bisa tenang kalau Rayhan jatuh dari tangga! Dia jatuh dari tangga lantai dua, Lana!" bentak Aditya.Untuk pertama kalinya Lana dibentak oleh sang suami. Hatinya terasa sakit tapi mencoba mengerti karena saat ini Aditya sedang panik. Siapa yang tidak panik saat mendengar anaknya jatuh dari tangga. Entah bagaimana cara Najla menjaga anak hingga bisa teledor seperti itu. Saat bertemu nanti Aditya pasti akan marah besar pada wanita itu.Lana tidak berani lagi berbicara setelah dibentak oleh Aditya. Ia hanya diam dan berdoa dalam hati agar dirinya dan Aditya selamat sampai tujuan dan juga Rayhan baik-baik saja. Tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada doa.Mereka sampai di rumah sakit dengan waktu cepat dan langsung mencari keberadaan Rayhan. Najla dan ib

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Kesalahan Najla

    POV Author"Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" tanya Aditya."Anak anda mengalami cedera kepala berat, itu yang membuat dia masih belum sadarkan diri sampai saat ini. Kemungkinan anak anda koma," jelas Dokter itu.Jelas saja kondisi Rayhan separah ini, ia terjatuh dari tangga lantai dua. Orang dewasa saja sudah pasti luka parah apalagi Rayhan yang masih kecil. Najla yang melihat langsung saat itu tidak bisa melakukan apa-apa karena Rayhan berguling dengan cepat dari atas ke anak tangga terbawah. Saat itu darah menggenang di sekitar kepala Rayhan dan anak itu sudah tidak sadarkan diri.Najla mengaku dirinya salah karena teledor, andai saja ia mendengar Rayhan yang saat itu meminta dibuatkan makanan mungkin semua ini tidak akan terjadi. Rayhan keluar dari kamar Najla dengan perasaan marah dan berlari, ia tidak bisa menyeimbangkan diri saat berada di tangga atas dan langsung terpeleset.Aditya yang tidak terima langsung menarik kerah jas dokter itu dan mengatakan jika yang dokter itu

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Perebutan Hak Anak

    POV Author"Mama tenang aja ya, aku bakalan ambil semua hak Mama dari jal*ng itu. Aku nggak bakalan biarin dia hidup tenang," ucap Stevan."Jangan buat macem-macem, Stev. Mama nggak mau nanti Papa kamu marah kalau istri mudanya kamu permainkan," balas wanita itu dengan suara pelan."Mama tenang aja, Papa nggak tahu soal ini. Mama nggak usah banyak pikiran, fokus aja sama kesembuhan Mama."Setiap melihat sang ibu yang terbaring lemah, kemarahan Stevan semakin besar pada Marcella. Ia tidak akan pernah membiarkan wanita itu hidup tenang setelah menghancurkan hidup ibunya. Lelaki itu keluar saat sister datang untuk mengurus ibunya.Stevan menghubungi seseorang dan memerintahkannya untuk selalu waspada dalam menjalankan rencana. Ia tidak ingin jika Marcella memiliki bukti bahwasanya Stevan adalah dalang dibalik semua ini. Ini baru permainan untuk membuat Marcella tidak tenang."Tuan, Papa anda akan lebih lama di luar negeri. Kemungkinan besar dua atau tiga bulan lagi beliau pulang," terang

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Marcella dan Halusinasi Palsu

    POV Author"Nay, bukannya hari ini jadwal Shanum buat imunisasi ya?" tanya Husna."Iya, Bu. Hampir aja Kanaya lupa, nanti sebelum jemput Anna ke rumah sakit deh," tutur Kanaya."Ibu anter ya, sekalian beli buah soalnya udah pada habis."Jika Husna tidak meningkatkan mungkin Kanaya lupa, ia terlalu sibuk mengurus anak-anaknya sampai terkadang melupakan sesuatu. Apalagi meskipun masih di rumah ia sesekali membantu Lukman untuk menangani bisnis meskipun hanya dari rumah.Lukman baru saja berangkat mengantarkan Anna sekolah, hari ini Lukman akan sibuk dengan pekerjaannya. Ia sudah mengatakan pada Kanaya jika akan pulang terlambat. Sebelum berangkat Kanaya menitipkan Ayman pada Jumi, anak itu penurut dan tidak pernah banyak tingkah. Kanaya dan Husna sekalian menjenguk Rayhan, meskipun kondisinya masih tetap sama. Mereka hanya ingin menguatkan Aditya dan Lana, pasangan baru itu butuh dukungan dari orang-orang terdekat."Kita sudah berdoa dan berusaha, sisianya serahkan pada Allah. Percayala

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Membangun Cinta

    POV Author"Maafin Mama ya, Nak. Tadi jalan macet terus hujan deras jadi telat jemput kamu," jelas Kanaya."Iya nggak apa-apa, Ma. Tadi juga Kakak di temenin sama Saboeum kok," balas Anna."Siapa itu Saboeum, temen kamu?" tanya Husna."Bukan Oma, Saboeum itu pelatih taekwondo," terang Anna.Mereka berbincang hingga tidak terasa sudah sampai di rumah. Kanaya menurunkan semua belanjaannya yang super banyak. Ia bahkan meminta bantuan Jumi sedangkan Husna sudah masuk membawa Shanum. Anna ikut membantu membawakan belanjaan. Kanaya langsung memasak, ia bahkan tidak istirahat meskipun sebentar. Ia tidak ingin suaminya pulang tapi belum ada makanan yang terhidang.Shanum yang masih tertidur tentu membuat Kanaya lebih leluasa untuk memasak, ia menyuruh Anna untuk mandi lalu istirahat sebentar. Anak itu pasti lelah setelah berlatih taekwondo. Jam enam sore Kanaya sudah selesai dengan masakannya. Dan memilih untuk segera mandi sebelum sang suami pulang."Kakak Ayman, temenin dedek Shanum main yu

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Kepergian Aditya dan Lana

    POV AuthorKanaya memperhatikan putrinya sambil menunggu Lukman selesai mandi. Kanaya merasa baru saja kemarin mendapatkan kabar jika dirinya berbadan dua dan kini sudah hadir malaikat kecil di tengah-tengahnya keluarganya. Shanum menjadi kesayangan, tapi itu tidak membuat rasa sayang pada anak-anak lain terbagi.Karena terlalu hanyut dalam lamunan Kanaya sampai tidak menyadari jika Lukman kini berdiri di belakangnya. Lelaki itu melingkarkan tangannya di perut sang istri yang ramping. Sehabis melahirkan tidak membuat Kanaya malas untuk menjaga tubuhnya, aset berharga seorang wanita adalah wajah dan juga tubuhnya. Lelaki tidak akan sulit berpaling jika pasangannya adalah sosok yang ideal."Memandangi Shanum membuat rasa lelah menjadi menguap," bisik Lukman tepat ditelinga istrinya membuat wanita itu terperanjat."Aku aja betah berlama-lama lihatin Shanum," balas Kanaya dengan tersenyum lebar."Sekarang giliran Papanya yang minta diliatin," ujar Lukman sambil terkekeh geli lalu menarik

Bab terbaru

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ending

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorMata Lukman kini sudah berembun jika mengingat masa lalu Lukman merasa dirinyalah lelaki paling b*jingan lelaki paling brengsek dan lelaki paling tidak tahu diri di dunia karena ia tega menyakiti istri yang baik dan setia seperti Kanaya. Waktu memang tidak bisa diputar tapi apa yang sudah terjadi pasti akan membekas di benak dan pikiran apalagi sesuatu hal yang menyakitkan itu akan sulit untuk dilupakan."Tolong jangan bahas lagi masa lalu aku nggak mau lagi membuka kisah kelam kita di masa lalu itu bukan cuma nyakitin aku tapi juga nyakitin kamu juga, Mas." Kanaya mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu."Tapi, Yank–""Kalau kamu bahas itu lagi, aku bakalan marah!" ancam Kanaya."Oke, Mas minta maaf. Mas janji nggak bakal ngomong soal itu lagi," ujar Lukman."Jadi gimana, kamu udah telepon Shanum atau Trisha?" Kanaya mengulang pertanyaan yang tadi sudah keluar dari mulutnya."Nggak nelpon sih, Shanum cuman kiriman video Zian la

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Keputusan Akhir

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorKeesokan harinya Lana mendatangi pengacara untuk membahas soal perceraian, ia tidak ingin menunda terlalu lama. Lana paling tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan, hidupnya harus tetap berjalan apalagi ada Asha yang membutuhkan curahan kasih sayang dari ibunya. Lukman dan Rangga menemani Lana sedangkan Rania berada di rumah bersama Kanaya menjaga Asha."Apa ibu sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya pengacara itu memastikan, Rangga sengaja membawa Lana menemui pengacara keluarga yang mengetahui mengenai perjanjian pra nikah antara Lana dan Aditya."Ya, saya sudah yakin, Pak!" jawab Lana tegas."Baiklah, sebelumnya saya akan membacakan perjanjian pra nikah yang pernah dibuat oleh Pak Aditya atas kesepakatan kalian berdua."Lana menarik nafas panjang, ia mencoba menenangkan perasaannya saat pengacara itu mulai menjelaskan. Jika seluruh harta Aditya akan berpindah tangan pada Lana saat Aditya ketahuan berselingkuh, Aditya sendiri yang membuat i

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sulit

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorWanita jika sudah didapatkan kelemahannya seperti Anika tentu ia tidak akan melepaskan lelaki yang sudah menggagahinya itu. Ia memang tidak menggoda Aditya tapi lelaki itu yang memaksa tapi paksaan itu malah membuat Anika menjadi egois dan tidak ingin melepaskan Aditya.Baru saja akan keluar dari grup, telepon Anika berdering. Panggilan masuk dari ibunya yang berada di kampung, Anika memang seorang diri. Ia tinggal di salah satu kontrak dan rencana akan membeli apartemen tahun ini setelah uangnya cukup. Anika bahkan sudah dua tahun tidak pulang karena ia malas mendengar keluarga besar dan tetangganya menanyakan mengenai dirinya yang masih belum menikah."Iya, Bu," sapa Anika dengan tidak bersemangat, ia masih merasa kesal karena orang-orang membicarakannya di grup."Kenapa kamu melakukan hal menjijikkan itu, Nak?" tutur sang ibu dengan Isak tangis. Jantung Anika berpacu lebih cepat dari sebelumnya, ia takut jika ibunya tahu mengenai masalah ini.

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Pelakor Dihujat

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Apa bedanya sama lo? Lo juga kawin sama setiap cowok yang lo pacarin!" sahut Anika karena tidak terima dikatai murahan oleh Raya."Jelas beda dong, Say. Gue mah jelas pacaran sama cowok yang nggak ada bininya, lah elo? Udah tahu ada bininya masih di embat aja, kayak nggak ada cowok lain aja di dunia ini!" sungut Raya."Udah ah! Jadi ini gimana solusinya?" tanya Anika."Lo tinggalin Pak Adit, dia udah jelas nggak bakalan milih lo, Nik. Jagan berharap lo bisa jadi istri keduanya, mending lo susun lagi hidup lo dan jangan inget masa lalu. Wkatu itu berharga, jangan lo sia-siain buat nunggu laki orang."Anika terdiam, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Raya. Sisi egosi dalam dirinya tetap tidak ingin kalah, sebelum mundur Anika akan mencoba dulu untuk mendekati Aditya dan meminta pertanggungjawaban lelaki itu. Meskipun tidak hamil tapi Aditya sudah merenggut kesucian Anika. Jika seseorang sudah dikuasai ambisi tentu tidak akan pernah

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Tak Bisa Memaksa

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Menemui Aditya

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sakit Tak Terlukiskan

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ancaman

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Aku Mundur, Mas!

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera

DMCA.com Protection Status