Share

22. Bisikan Cinta

Author: Shaveera
last update Last Updated: 2022-11-25 23:07:37

Amelia hanya diam saat jariku mengoleskan saleb, bibirnya tampak bergetar tanpa suara. Air matanya sudah tidak mengalir lagi seperti saat memelukku. Gadis kecil yang sudah mulai terbiasa.

"Terima kasih, Bunda!" ucapnya.

Lalu kaki kecil Amel berjalan melihat semua hasil desain yang aku buat. Amelia tersenyum lalu tubuhnya berputar bagai memperagakan sebuah tarian.

"Indah, ini indah, Nek. Apakah Amel boleh datang ke sini saat rindu?" tanyanya dengan senyum yang mengembang.

"Boleh, Sayang."

"Tunggu adik bayi lahir, saat dia dirumah sakit pasti akan banyak waktuku untuk bercerita di sini. Berikan aku sebuah kunci, Nenek?" pinta Amel sambil menadahkan tangan kecilnya.

"Adik kecil?" tanyaku heran.

Seketika tangan mungil itu menutup mulutnya lalu menampar perlahan. Setelahnya dia berlari kecil mengitari semua ruang kamarnya. Seperti mengabsen setiap barang kegemarannya.

"Teddy, kau juga ada!" pekiknya saat melihat boneka teddy beard.

"Oh, hai aku punya kamar mandi sendiri!" teriaknya saat me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   23. Ingin Tahu

    "Sepertinya sangat rahasia, Mom. Apakh tante juga tidak boleh tahu dengan apa yang kalian bicarakan?" tanya Cintya."Tidak boleh, Tante. Ini hanya urusan antara anak dan ibu, tidak lebih. Andaikata lebih pasti akan Amel beri tahu pada kalian," kata Amel yang sudah tahu batasan urusan."Wah anak kecil sudah tahu batasan sebuah urusan, bagaimana nanti jika sudh dewasa?" tanya Cintya sambil pendangannya tertuju padaku."Mungkin Amel akan lebih waspada lagi, Tante." Gadis itu menggeliat mulai tidak nyaman berada di gendonganku.Aku pun akhirnya menurunkan gadis kecil itu dengan perlahan, lalu gadis tersebut kembali memandangi setiap sisi tembok yang sudah berhiaskan berbagai model kartun kesukaannya."Bagaimana cara melukis semua ini dalam waktu sekejab, Bunda?" tanya Amel sambil memandang wajahku."Semua itu adalah hasil kerja dari tangan Tante Cintya, Sayang. Bunda hanya mengikuti apa yang sudah ada dalam desain Tante kamu. Tidak lebih," jelasku pada Amelia lalu terlihat kepalanya menga

    Last Updated : 2022-11-25
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   24. Hari Yang Di Tunggu

    Hari terus berjalan, tanpa terasa aku sudah semakin jauh dengan kedua anakku. Bahkan Mama Zakia kini sudah tidak aktif lagi nomernya membuat aku menjadi hilang kontak dengan kedua anakku. Tidak terasa sudah satu setengah tahun aku bekerja di dunia desain interior dan eksterior. Bahkan sekarang perusahaan tempat aku bekerja sudah merambah ke luar kota hingga luar pulau. Omset yang di peroleh Irene hampir menyamai perusahaan induk yang dipimpin oleh ayahnya.Sampai suatu ketika Ayah Irene pun datang ke ruanganku hanya sekedar melihat cara kerja kami yang membuat perusahaan meroket."Apa kabar, Ann?" sapa Pak Burhan, ayah Irene."Alhamdulillah sehat, Pak!" balasku."Kerja yang bagus. Saya sangat luas dengan kepemimpinan kamu selama satu tahun terakhir ini, Ann. Kamu butuh semangat agar lebih maju lagi, tunggu hadiah dari perusahaan atas kinerja kamu!" kata Pak Burhan."Terima kasih, Pak. Mobil kemarin sudah cukup bagi saya, sekali lagi terima kasih!" kataku dengan nada rendah.Aku tidak

    Last Updated : 2022-11-26
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   25. Pria Masa Lalu

    "Annasta kamu Annasta binti Lukman kah?" tanya lelaki yang ada di depanku. "Benar, aku Annasta. Maaf dengan siapa?" tanyaku sedikit berpikir siapa dia."Bagaimana kabar kamu, Ann? Apakah Jasen bisa membuatmu bahagia?" tanya pria tersebut."Baik, sangat baik. Sedang apa kamu di sini Hanest ?" tanyaku.Hatiku berdetak lebih kencang saat mendengar suara Hanes. Sungguh hari yang sial atau untung bertemu dengan lelaki masa laluku, aku pun tidak bisa berpikir ulang. Namun, yang pasti debaran dulu masih ada buat lelaki di depanku ini."Menikahlah denganku, Ann! 'Kan kubuat senyummu selalu ada," katanya.Aku hanya bisa tersenyum dan berniat meninggalkan Hanest sendiri, tetapi tanganku ditahannya lalu sekali hentak tubuhku masuk dalam pelukannya. Jantung ini semakin berpacu, membuatku merasa tidak nyaman."Ann!" lirihnya sambil membelai wajahku."Apakah debaran ini masih untukku?" tanyanya."Hans, bisakah kamu lepaskan aku? Ini adalah jalanan para karyawan dan masih lingkup kantor, jadi tolon

    Last Updated : 2022-11-27
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   26. Cafe Biru

    Aku mulai melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju sebuah cafe. Cafe Biru terlihat sangat ramai, banyak pengunjung yang datang sekedar ngopi dan berbincang rungan, ada juga yang datang bersama keluarga. Semua terlihat asyik dengan desain yang beranaka ragam.Aku datang ke tempat ini karena pemilik cafe lah yang menjadi klienku. Dia seorang wanita yang cantik dan lembut. Seorang singgle parent juga dia."Hallo, apa kabar Ibu Ann?" sapanya."Hallo juga Bu, aku baik-baik saja." Kulihat pemilik cafe itu menuju tempat yang sepi dan lebih santai, kami mulai membicarakan kerja sama ini."Silahkan duduk, Ibu Ann," kata pemilik cafe tersebut yang bernama Herta."Terima kasih, Bu Herta," balasku, lalu aku pun duduk didepan Herta.Kami mulai membicarakan masalah desain ruang untuk cabang cafe biru yang lain. Sambil mendiskusikan model desainnya ada hidangan ringan berupa cemilan kentang goreng dan jus mangga."Tema apa untuk cabang cafe nanti, Bu?" tanyaku."Aku ingin tema remaja, jangan

    Last Updated : 2022-11-28
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   27. Opname

    "Mas Jasen!" lirihku saat terlihat nama mantan suamiku.Kudial panggilan itu dan langsung kudengar berbagai umpatan meluncur bebas dari mulut suamiku yang ada diseberang."Kau bawa kemana anak perempuanku, Ann?!" tanya Mas Jasen dengan nada lantang."Apa saja yang kamu lakukan, Mas? Anak sampai kehilangan tenaga dan dehidrasi hingga harus opname?" aku melempar banyak tanya pada mantanku itu."Apa maksud kamu itu, Ann? Amel selalu aku beri makanan bergizi juga susu kesukaannya, bagaimana bisa kosong perutnya hingga siang?" bantah Mas Jasen."Jangan tanya padaku, Mas. Tanyakan saja semua pada rubah betina piaraan kamu itu!" tegasku pada Mas Jasen.Hening, aku hanya mendengar suara tuts yang ditekan silih berganti. Sepertinya Mas Jasen sedang sibuk. Apakah dia masih ada dikantor pada jam istirahat.Aku tidak mau ambil pusing, segera saja aku matikan sambungan telepon itu dan aku mulai mengurus administrasi Amel agar dia segera mendapat perawatan yang maksimal."Amelia harus sehat, semang

    Last Updated : 2022-12-01
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   28. Dokter Frans.

    Aku sangat nelangsa melihat nasib putriku, dia harus berjuang demi kebahagiaan sang ayah. Namun, Ayahnya tidak pernah melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dari cerita Yoga aku menarik kesimpulan bahwa wanita rubah itu sangat pandai bersilat lidah, dan memainkan perannya.Tetapi aku juga harus memastikan sendiri seperti apa kelakuan si rubah betina itu. Hingga muncul sebuah ide untuk menghubungi kedua orang tersebut."Bang, bagaimana menurut kamu jika bunda menghubungi ayah dan mama Audre untuk datang ke sini?" Aku meminta pendapat pada pria kecilku.Lama Yoga diam, terlihat dari sinar matanya bahwa anak itu sedang menimbang sesuatu. Dengan menghembuskan napas kasar, akhirnya Yoga buka suara."Jika Bunda kuat melihat kemesraan mereka berdua, Yoga tidak bisa menahannya. Namun, jika Bunda belum siap sebaiknya jangan dihubungi," balas Yoga yang sangat memperhatikan perasaanku."Tetapi ini sudah menyangkut nyawa adik kamu, Bang. Apakah mereka tidak ingin melihat keadaan Amelia?" cecarku."

    Last Updated : 2022-12-01
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   29. Rahasia

    "Silahkan masuk, Nyonya!" kata Dokter Frans ramah.Aku pun masuk dalam ruangan dokter muda tersebut. Lalu sang dokter berjalan menuju pada sebuah rak dan ditariknya sebuah file. Setelah mendapatkan file tersebut, Dokter Frans pun kembali berjalan mendekat pada meja kerjanya dan duduk di kursi."Begini, Nyonya Ann. Saya hanya ingin menjelaskan beberapa penyakit yang sudah diderita gadis kecil itu sejak empat bulan yang lalu, ketahuilah gadis kecil itu sangag kuat walau tubuhnya sedang digerogiti penyakit berbahaya," ucap Dokter Frans."Sakit berbahaya? Seberapa bahayanya, Dok?" tanyaku."Adik Amel memiliki penyakit mag akut, dengan disertai asam lambung. Anda tentu tahu dua penyakit ini 'kan, Nyonya?" tanya Dokter.Aku hanya menganggul kecil meski tidak begitu paham dengan informasi tersebut. Lalu tiba-tiba pintu terbuka dengan paksa. Muncul seorang pria yang sangat aku kenal, Mas jasen bersama istri."Frans, apa maksud semua ini!" hentak Jasen."Duduk dulu, Mas!" ucap Dokter Frans.Ma

    Last Updated : 2022-12-02
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   30. Tamu Aneh

    Plak!Sebuah tamparan mendarat dipipiku, seketika aku terhenyak dan melihat sosok itu. Sungguh tidak aku duga bila tangan itu berani melukis lagi wajahku saat aku bukan lagi istrinya."Mas, kau sudah keterlaluan! Keluar kalian dari ruanganku, dan ingat suatu saat nanti keadaan akan membalik padamu!" ancam Frans.Tanpa ragu tangan Frans mengusap bekas gambar tangan Jasen di pipiku dengan kapas yang dibaluri alkohol. Perih dan nyeri aku rasakan pada permukaan pipiku. Frans terlihat sangat telaten merawat lukaku. Mas Jasen yang masih berada dalam ruang pemeriksaan itu menjadi naik darah melihat tangan Frans menyentuh kulitku. Tanpa banyak bicara sebuah bogem meluncur pada rahang kanan Frans. Pemuda itu berhasil menghindar dari bogem tersebut."Apaan kamu itu, Mas?" hentakku pada sang mantan. "Kau masih istri sahku secara hukum, Ann. Mengapa berani sekali kau menyodorkan wajahmu pada pria lain dan didepan mataku? Kau sudah menjadi J4l4ng kah, Hah?!" pungkas Jasen."Tutup mulut ember kam

    Last Updated : 2022-12-05

Latest chapter

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status