Pernikahan itu digelar dengan sederhana dan tidak banyak tamu undangan yang hadir. Itu semua karena Brian memang membatasinya, dan jelas itu tidak sesuai dengan rencana awal. Undangan pernikahannya dengan Pretty sudah disebar dan semua orang jelas sudah tahu siapa pengantinnya.Itu sebabnya saat ini Brian merahasiakan semua itu dari publik. Hanya orang-orang tertentu saja yang menghadiri pernikahan mereka. Namun, Brian tetap mendaftarkan pernikahannya dengan Naomi secara resmi pada negara. Mereka memiliki akta nikah yang sah dan diakui oleh negara.Air mata mengalir perlahan membasahi pipi Naomi yang saat ini dihiasi oleh sentuhan make up terbaik dari make up artis ternama tentu saja. Brian tidak akan membayar orang sembarangan untuk merias pengantinnya.“Setidaknya ini lebih baik dibandingkan dengan pernikahan yang hanya mendapatkan akta nikah dari negara,” ungkap Brian yang saat ini duduk di samping Naomi di dalam mobilnya. Mereka sudah dalam perjalan untuk pulang kembali ke mansion
“Apa yang terjadi di sini?” tanya Pretty dengan gusar dan wajahnya tampak murka.“Kau yang seharusnya lebih tahu tentang semua ini, Nona Pretty! Kau sudah membuat perusahaan dan agency malu karena video panas yang sudah viral!” jawab seorang pria bernama Markus – pemilik perusahaan tempat Pretty bekerja sebagai modelnya selama ini.“Video panas? Apa maksud kalian?” tanya Pretty lagi yang tidak mengerti sama sekali.“Kau belum melihat sosial mediamu pagi ini? Tentu saja belum. Aku yakin jika kau sudah melihatnya, kau tidak akan bisa bernapas dengan baik saat ini!” jawab Markus lagi dengan sangat emosi.Pretty memang tidak tahu apa-apa dan dia kehilangan seseorang yang selama ini dia andalkan untuk mengatur jadwal dan juga semua pemberitaan dirinya. Usai bercinta semalam, Pretty langsung terlelap dan tidak lagi melihat ponselnya. Yang bahkan, pagi ini saja dia juga terlambat bangun dan datang ke perusahaan agency. Itu semua karena dia sudah sangat terbiasa diurus oleh Naomi selama ini.
Naomi tidak berani melihat lagi ke arah bawah sana. Dia melempar pandangannya ke luar jendela mobil dan berharap sopir itu segera berhenti di restoran yang mereka tuju. Jika tidak, Naomi mungkin saja akan mendapatkan perlakuan mesum lainnya dari pria yang sudah menjadi suaminya itu.Sementara itu, Brian menatapnya dari ujung mata dengan perasaan yang lucu. Dia tahu apa yang saat ini ada dalam pikiran Naomi. Sebelum Brian ingin mengerjai gadis itu lagi, mobil sudah berhenti di halaman parkir sebuah restoran ternama. Yang mana biasanya hanya orang dari kalangan paling atas saja yang mampu untuk makan di restoran ini.“Kita sudah sampai, Tuan Muda.” Charlos berkata dengan nada tegas dan jelas.“Tunggu di sini,” titah Brian saat sopir sudah membukakan pintu untuknya. Naomi tidak bergeming dan secara tidak sadar hanya menurut pada perintah itu.Charlos tidak berani bertindak membukakan pintu untuk Naomi meski dia sangat ingin melakukannya saat ini. Dia tahu jika Brian akan melakukan tugas
“A-apa? Aku tidak berbohong apa pun padamu! Jadi, jangan memfitnahku!” seru Naomi membela diri. Dia sungguh tidak tahu apa yang baru saja dikatakan Brian. Maksudnya, tentang kebohongan yang mana karena memang seingat Naomi dia tidak pernah berbohong pada pria itu. Dia selalu mengatakan semuanya dengan benar. “Kau bilang tidak lapar, tapi perutmu keroncongan,” ucap Brian dan tersenyum simpul. “Jangan membahas itu lagi! Kalau kau hanya ingin mempermalukan aku, lebih baik sekarang kita pulang,” ajak Naomi yang merasa kesal karena ucapan Brian tadi. Sesungguhnya dia merasa malu dan pipinya merona merah. “Kau tidak sabar ingin sampai di rumah? Apa yang akan kita lakukan siang-siang seperti ini di rumah, Sayang?” tanya Brian kembali menggoda. “Aku ingin tidur, karena aku sangat ngantuk. Pagi buta sudah bangun untuk bersiap. Padahal, aku masih sangat mengantuk,” jawab Naomi beralasan. “Bukannya kau sudah biasa bangun pagi buta saat menjadi asisten gadis gila itu? Kenapa baru sehari di
Naomi terdiam dan melotot pada Brian, setelah itu matanya tajam bergerak ke kiri dan ke kanan seperti sedang memberitahukan sesuatu pada Brian. Sejujurnya, tentu saja Brian tahu apa maksud gerakan mata Naomi itu. Akan tetapi, dia bersikap seolah-olah tidak tahu dan justru semakin menjadi.“Sayang ... kau tidak perlu malu. Kita sudah menjadi sepasang suami istri sekarang,” ucap Brian lagi dengan suara yang lumayan keras dan membuat Naomi menunduk malu.“Kau bisa diam?” tanya Naomi dengan suara tertahan.“Kenapa? Kau malu didengar oleh orang lain? Begitu juga tadi saat kau mengatakan hal itu padaku, Nao!” jawab Brian yang jelas langsung membuat Naomi merasa malu.Ternyata dia sudah salah berhadapan dengan orang, yang menurutnya akan merasa malu dan diam karena marah. Teryata, Naomi justru mendapatkan balasan yang lebih dari apa yang sudah dia katakan tadi.“Apa aku sudah bisa makan semua ini? Aku tidak tertarik lagi dengan harganya dan dengan pembahasanmu yang tidak penting. Perutku sud
“Lihat itu! Dia dulu sangat sombong dan angkuh pada kita. Sekarang, nasibnya tak lebih rendah dari seekor anjing jalanan.”“Iya. Dia dulu pernah menghinaku dengan sangat kejam.”“Dia adalah jalang yang dibuang.”“Tidak ada yang akan menyelamatkannya dari rasa malu ini!”“Benar! Dia begitu senangnya bergoyang di atas ranjang dengan lelaki itu dan kemudian videonya viral.”“Sekarang, dia akan mulai dipesan dengan harga sepuluh dollar per malam.”Nyanyian dan kicauan dari para rekan sesama profesinya itu terdengar sangat menyakitkan hati Pretty. Dia sungguh tidak menyangka jika sekarang dia berada di titik terendah dalam hidupnya menjadi bahan hinaan juga cemo’ohan orang lain.Tubuhnya diseret seperti seekor binatang keluar dari dalam perusahaan. Kedua tangannya berusaha menutupi bagian dada yang terbuka. Hanya sebuah segitiga berenda berwarna coklat yang dikenakannya saat ini. Itu pun berbentuk g-string yang membuat bagian bawah itu sama saja hampir terbuka dan diekspos.“Tolong, berika
“Kalian lama sekali sampainya? Kalian mampir ke mana?” tanya Queen yang menunggu di rumah dengan pakaian yang masih sama seperti tadi.Memang tadi setelah melakukan pernikahan itu, Queen langsung berbaur dengan tamu lainnya sehingga tidak melihat lagi kapan Brian membawa Naomi pergi dari tempat itu. Saat pulang pun, Queen menunggu mereka dan tak kunjung datang.Baru setelah dua jam menunggu, Queen melihat Brian dan Naomi memasuki mansion. Deru mobil sport Brian tentu saja tidak terdengar sampai ke dalam mansion. Semua itu karena memang mobil itu mempunyai suara mesin yang sangat halus hampir tak terdengar.“Kau menunggu kami, Queen?” tanya Naomi tanpa menjawab pertanyaan gadis itu.“Tentu. Aku ingin mengajakmu ke kamarku. Apa kau mau, Nao? Ayolah ...,” desak Queen dengan wajah berbinar.“Hmm ... tapi, aku sangat lelah, Queen. Aku ingin tidur sejenak. Bagaimana kalau nanti malam saja?”“Nanti malam? Apa kau tidak akan malam pertama? Aku tidak ingin mengganggu malam pertama kalian.”Na
“Ada apa, Mi? Kenapa tidak boleh aku mencobanya? Bukan kah ini bubur sehat dan bergizi? Siapa pun tentu saja boleh mencobanya bukan?” tanya Queen dan mengerutkan keningnya dengan penuh rasa penasaran.Paulina tidak langsung menjawab pertanyaan Queen dan seperti sedang memikirkan jawaban yang tepat untuk tidak membuat Queen bertanya lebih lanjut. “Mami sudah memasukkan obat untuk King di dalam bubur yang ini. Obat kapsul yang harus dicampur dengan bubur seperti yang dokter katakan dan perintahkan,” terang Paulina pada akhirnya kepada Queen.“Oh, begitu kah? Baiklah. Aku akan mencoba yang ada di dapur saja nanti. Apakah itu boleh?”“Tentu saja, Sayang. Kau boleh menikmatinya sesuka hatimu.”“Baiklah. Mami silakan lanjutkan menyuapi King, dan terima kasih karena sudah menyayangi juga merawat King seperti anakmu sendiri, Moms. Seperti kau menyayangiku sejak kecil,” ungkap Queen dengan tulus dan juga senyum yang indah.“Itu bukan masalah besar, Sayang. Kalian sama di mataku dan aku mencint
“King! Aku yakin dia bisa membawamu ke jalan yang seharusnya kau tempuh,” jawab Zahra dengan keyakinan penuh.“Jangan konyol, Moms. Dia tidak sebanding denganku! Aku ini kakaknya, meski kami tidak sedarah. Aku tidak akan pernah tertarik dengan bocah ingusan seperti dia,” bantah Dayana dengan sangat tegas di depan Zahra dan wajahnya tampak sangat kesal.Dia segera pergi dari hadapan Zahra dan tidak ingin lagi membahas masalah yang sensitif itu. Bagaimanapun juga, Dayana menyadari bahwa dia sudah salah jalan. Namun, dia juga tidak meminta dirinya menjadi seperti itu. Semuanya terjadi dan mengalir apa adanya tanpa diminta dan dipaksa. Jadi, apa yang harus dia lakukan selain pasrah dan menerima semua keadaan itu dengan hati luas?Dayana memang gadis yang berasal dari keluarga terpandang dan bisa dikatakan semua yang dia lakukan pasti akan menjadi konsumsi publik. Akan tetapi, dia juga tidak bisa berpura-pura demi membuat orang lain senang dan puas. Dia ingin tetap menjadi dirinya sendiri,
Zahra tidak bisa berkata-kata saat baru saja mendengar pengakuan dari putrinya itu. Dadanya terasa penuh dan sangat sesak sehingga tidak bisa bernapas dengan baik. Dia tidak menduga bahwa Dayana akan mengakui hal besar dan sangat mengejutkan itu padanya dan Gerald.Saat ini Zahra bisa melihat perubahan warna pada wajah Gerald. Pria itu jelas sedang marah besar pada Dayana dan dia masih diam saja berusaha menahannya. Hal itu tentu saja mengingat bahwa Dayana adalah putri mereka satu-satunya.“Sayang ... tolong ralat lagi kata-katamu itu. Katakan padaku kalau kau hanya bercanda dan semua itu mungkin hanya sebuah prank atau kejutan untuk kami. Kau ingin membuat daddy marah seperti saat Mami marah ketika kalian bersekongkol membuatku cemburu dan marah besar saat itu kan?” tanya Zahra dengan menguatkan hati dan mencoba tetap tenang.“Tidak. Kali ini aku sangat serius dan aku memiliki pacar wanita. Dia adalah Jeslyn yang sering datang ke sini dan aku sering menginap di apartemennya,” jawab
Zahra kembali ke kediamannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia baru saja mengunjungi pemakaman keluarganya dan kemudian mendapati fakta bahwa King menaruh hati pada Dayana. Dia tidak akan mempermasalahkan hal itu jika memang sudah begitu takdirnya.“Ada apa, Sayang? Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Gerald yang menatap istrinya dengan pandangan heran.“Bukan apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa lucu saat seorang pria menyukai gadis, tapi mereka selalu bertengkar tiap kali bertemu,” jawab Zahra kepada Gerald.“Siapa yang kau maksud? Apakah itu kisah kita dulu?” tanya Gerald dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Dayana.“Tidak. Aku mengatakan tentang King. Eh ... tapi, ternyata kisah kita juga hampir sama seperti itu. Dulu aku dan kau juga selalu saja berdebat dan bertengkar tiap kali bertemu.”“Kau benar, Sayang. Kau tahu? Semua itu membuatku senang dan hidupku menjadi lebih berwarna.”“Jadi, kau suka bertengkar denganku?”“Hem ... sepertinya aku lebih suka berteng
“Apa benar kau tidak masalah sendirian, Nak?” tanya Zahra pada King dengan suara yang sangat lembut.“Aku tidak sendiri, Moms. Masih ada mamiku juga di sini,” jawab King saat melihat Auriel turun dari tangga.“Kakak. Kapan kau datang?” tanya Auriel yang langsung menyapa Zahra dengan sangat ramah.“Belum lama. Aku bahkan sudah mengunjungi Zacky, Mami, dan Daddy bersama King.” Zahra menjawab sopan dan kemudian keduanya bercium pipi kanan dan pipi kiri.Zahra memang sudah menerima kehadiran Auriel dan King sejak lama. Mereka sudah sangat baik satu sama yang lainnya. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk saling berselisih lagi. Lagi pula, semuanya sudah cukup jelas dan tidak ada hal besar yang harus diperdebatkan lagi.“Silakan duduk, Kak. Aku akan membuatkanmu minum,” ucap Auriel dengan sangat ramah.“Tidak perlu, Sayang. Aku tidak tamu di sini dan jangan memperlakukanku seperti tamu,” tolak Zahra dengan senyum lebar.“Tapi, tidak ada salahnya seorang adik menjamu kakaknya yang datang
“Dad, aku dan Mami datang.”“Zack! Apa kau bahagia di sana bersama Bianca? Apa kau bertemu dengan Mami dan Daddy juga? Kalian pasti bahagia sudah berkumpul di sana bukan? Kenapa kalian semua meninggalkan aku sendiri di sini? Kalian tidak ingin mengajakku? Apakah aku masih begitu menyebalkan bagi kalian?”“Moms ...,” lirih King dengan nada pilu saat mendengar Zahra bertanya beruntun seperti itu di depan makam saudara kembarnya – Zacky.“Tuan Muda Zacky yang terhormat. Apa kau liat dengan siapa aku datang hari ini? Kau pasti senang melihatnya bukan? Lihatlah, dia begitu mirip denganmu saat kau masih muda. Aku bahkan merasa seperti usiaku baru dua puluh tahun saat berada di sampingnya,” ungkap Zahra yang sengaja menghibur diri dengan berkelakar seperti itu.King hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar candaan Zahra pada Zacky yang kini hanya bisa mereka temui dalam bentuk batu nisan yang indah dan elegan itu. Meskipun begitu, Zahra tampak sangat bahagia dan seperti dia memang sedang be
Auriel sangat bahagia saat melihat putranya sudah kembali tersenyum dan tertawa seperti itu. Sudah sejak lama dia tidak melihat tawa King yang begitu lepas, bahkan dulu dia nyaris tak pernah tersenyum sama sekali. Hal itu membuat hati Auriel merasa sedih dan juga merasa bersalah karena tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dalam hati putranya itu.“Aku berpikir, Mami akan memberikan syarat yang luar biasa dan membuatku sedikit takut,” ucap King kepada Auriel yang masih menatap putranya yang dulu kecil itu tertawa bahagia.“Aku mana mungkin memberikan syarat yang membuatmu menderita, Nak. Kau adalah sumber kebahagiaanku dan kau adalah segalanya dalam hidupku. Karena kau ada, makanya aku masih ada dan berdiri di depanmu saat ini, Sayang.” Auriel mengungkapkan isi hatinya kepada King dengan sungguh-sungguh.“Oh, Moms. Jangan bicara seperti itu lagi dan membuat aku sedih.”“No, Sayang. Kau tidak boleh lagi bersedih setelah banyaknya kesedihan yang sudah kita lalui bersama dengan hebat.
“Apa kau benar-benar tidak akan datang, Sam?” tanya Queen yang saat ini masih membuka jendela kamarnya dan menunggu kedatangan sang kekasih.Dia berharap, Samuel bisa segera menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan kembali menemui dirinya. Cinta baru saja bersemi di antara mereka. Tentu saja hati berbunga bunga dan masih tetap ingin bersama lebih lama. Akan tetapi, sepertinya semua itu tidak akan terjadi malam ini dan Queen tidak bisa lebih lama menunggu.Gadis itu terlelap setelah jam dinding berada di angka satu. Dia tidak bisa lagi menahan kantuknya dan dia sadar bahwa Samuel tidak akan datang malam ini.“Selamat malam, Sayang. Apa kau menungguku datang?” tanya sebuah suara yang berbisik di telinga Queen saat ini.Perlahan, Queen membuka matanya dan wajah seorang pria tampak samar-samar di hadapannya saat ini. Pria itu tersenyum dengan sangat manis padanya dan memberikan sebuah kecupan di bibirnya. Dari kecupan itu saja, Queen tahu bahwa Samuel telah datang malam ini.“Aku menun
Charlos tidak pernah menyangka jika hidupnya akan didatangi oleh seorang gadis ingusan seperti Thabita. Dia tidak hanya menyebalkan, tapi juga sangat menganggu sehingga Charlos kehilangan waktu istirahatnya karena gadis itu terus saja mengusik ketenangannya.“Berhentilah bermain-main, Thabita. Aku tidak suka bercanda untuk masalah pernikahan!” tegur Charlos sekali lagi kepada Thabita dengan wajah yang masam.“Aku juga tidak pernah main-main soal pernikahan. Bukankah pernikahan itu adalah impian semua orang? Aku selalu bermimpi mempunyai suami yang usianya lebih tua dariku,” sahut Thabita yang tidak mau kalah.“Kalau begitu, kau carilah sugar daddy yang mau mengurusmu! Aku belum terlalu tua asal kau tahu!”“Usiamu bahkan sudah menginjak kepala 4 bukan? Apa itu belum terlalu tua namanya?” tanya Thabita dan jelas ucapan gadis itu membuat Charlos kehilangan kendalinya saat ini.Bagaimanapun juga, Charlos adalah pria biasa yang masih memiliki emosi tak terkontrol. Dia sudah biasa dilatih d
Namun, meskipun Thabita senang mendengarnya dia tentu juga merasa bingung dengan pernyataan Charlos tadi. Apakah benar pria itu akan membawanya pulang bersama rombongan tuan besarnya? Bukankah Charlos hanyalah seorang ajudan dan semua itu pasti tidak mudah baginya untuk berhasil meyakinkan bos untuk membawa wanita asing bersama mereka pulang.“Apa lagi yang kau pikirkan? Jangan banyak bergerak dan tetaplah tenang di atas ranjang ini. Aku tidak akan mengobati lukamu lagi jika kau masih tidak mendengarkan aku!” ancam Charlos pada Thabita dengan tegas dan terdengar tidak main-main.“Baiklah, Sayang. Apapun yang kau katakan,” sahut Thabita sengaja menggoda Charlos dengan sebutan sayang.Benar saja, wajah Charlos langsung memerah seperti merasa malu dan tidak bisa tenang di depan Thabita. Bagaimana bisa dia menjadi tidak konsen saat Thabita memanggilnya sayang seperti tadi? Apa yang gadis itu pikirkan dan Charlos membalikkan badan untuk membuang kecanggungannya dengan alasan akan meletakka