"Jadi kita mau honeymon kemana?" tanya Edwin pada Rieka beberapa hari kemudian. Saat Rieka sudah menyatakan dirinya bersih lagi.
"Beneran mau honeymoon?" Rieka sedikit ragu menjawab. Tahu benar bagaimana sibuknya suaminya itu dengan segala urusan kantoran yang seakan tak ada habisnya.
Yakin mau ninggalin kantor lagi? Rieka ingat benar saat mereka honeymon setelah pernikahan, tiba-tiba terjadi masalah di perusahaan. Masalah yang mengharuskan Edwin untuk tetap bekerja meski sedang sakit, bahkan sampai colaps juga di kantornya.
"Iya kan memang sudah direncanain buat honeymoon kedua sesuai anjuran dokter Edmoon." Edwin mengatakan tekad bulatnya untuk menyukseskan program kehamilan yang sudah mereka rencanakan.
"Emang Mas Edwin bisa ninggalin kerjaan untuk waktu yang agak lama?" Rieka menyuarakan keraguannya.
"Bisa lah, buat apa para Anbu (Anak Buah) dibayar mahal kalau gak bisa nguru
Sesuai dengan rencana dan kesepakatan, Rieka dan Edwin akhirnya memutuskan untuk melakukan honeymoon season dua mereka di Jepang. Dengan memanfaatkan voucher perjalanan romantis yang telah dibooking oleh Irza sebagai hadiah pernikahan mereka. Daripada tidak dimanfaatkan, kan sayang.Tim khusus dari biro perjalanan yang terpilih pun ditugaskan untuk mengurus jadwal kegiatan, susunan acara dan time line serta segala akomodasi yang diperlukan. Untuk melayani client VVIP dengan pelayanan istimewa yang harus sangat memuaskan. Pelayanan sesuai dengan biaya tidak main-main yang harus dikeluarkan oleh Irza.Sore itu, setelah penerbangan yang cukup lama dengan rute Surabaya-Jakarta-Tokyo akhirnya Rieka dan Edwin tiba juga di Bandara Internasional Haneda. Penjemputan dilakukan oleh biro perjalanan dengan memasang spanduk bertuliskan 'Welcome Mr. and Mrs. Pradana'.Sambutan klasik dan sederhana tapi dapat memudahkan bagi mereka ber
"Kan masih ada hari-hari yang lain?" Rieka mencoba merayu suaminya itu."Gak bisa donk, nanti jadwalnya kacau dan mundur. Pokoknya dua hari sekali." Edwin tak mau 'jatah'-nya berkurang sama sekali. Udah dua hari sekali masa masih harus dipotong?"Tapi aku capek malam ini ... ""Udah kalau kamu capek biar aku aja yang kerja. Kamu tinggal diam dan menurut sama aku ya." Edwin bersikeras."Aaarrgh dasar Mas Edwin seenaknya.""Hahahaha, just leave it to me Honey." Edwin tertawa puas melihat Rieka akhirnya mau menuruti dirinya.Mereka berdua selanjutnya menyelesaikan prosesi makan malam romantis dengan syahdu. Sambil ditemani angin malam sepoi-sepoi yang bertiup ramah di musim semi negara empat musim ini.Stellar Garden Sky Lounge memang memiliki konsep outdoor restoran dengan taman indah berhiaskan bunga-bunga bermekaran beraneka warna. Lampu-
"Udah Mas Edwin naik sendiri aja, aku tungguin disini." Rieka memberikan penolakan."Oke, tungguin aku ya. Jangan kemana-mana." Pamit Edwin sebelum meninggalkan Rieka bersama crew tour."Iya-iya, sana buruan nanti ketinggalan lho." Rieka sudah tertawa geli melihat tingkah kekanakan Edwin."He likes Gundam very much. - Dia sangat menyukai Gundam." Yuki berkomentar pada Rieka setelah Edwin pergi."Absolutly. He has so many Gundam mobile build in our house. - Benar. Dia mempunyai banyak sekali Gundam mobile rakitan di rumah," Rieka menjawab dan langsung ditimpali dengan tawa renyah ketiga crew tour itu.Mungkin mereka tidak menyangka tamu VVIP yang harus mereka layani semaniak ini terhadap Gundam. Bukankah katanya dia adalah pengusaha sukses yang kaya raya? Kenapa sifatnya mirip otaku maniak begini?Setelah puas naik-naik dock, Edwin kembali kepada Rieka dan men
Sementara itu Rieka sudah celingak-celinguk kebingungan, berdiri di tengah ramainya kerumunan manusia.Tadi Rieka meminta ijin ke toilet sebentar kepada Edwin, tapi sepertinya suaminya itu tidak mendengar ucapannya. Alhasil waktu Rieka kembali ke tempat terakhir mereka bertemu, Edwin sudah tak ada lagi disana. Mungkin dia sedang melanjutkan kegiatan belanjanya.Cukup lama Rieka menanti di sana tapi Edwin tak kunjung datang juga. Kemana sih dia? Akhirnya Rieka memutuskan untuk bergerak dan mencari Edwin di beberapa toko souvenir. Menyeruak diantara keramaian, berharap dapat menemukan sosok Edwin, suaminya.Tapi bahkan sampai di penghujung jajaran toko, Rieka tak dapat menemukan sosok Edwin. Rieka mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menghubungi suaminya itu.Seakan memperparah kesialannya hari ini, Rieka mendapati ponselnya sudah dalam keadaan mati. Pasti akibat sangking excited-nya mau jalan-jalan,
Setelah kemarin seharian berwisata di daerah Yokohama, acara wisata hari ini tidak jauh-jauh dari hotel mereka. Hanya di seputaran Tokyo saja, sebelum nanti sore harinya mereka check out untuk berganti suasana hotel. Meninggalkan daerah perkotaan dan menginap di daerah pegunungan yang sejuk.Untuk acara hari ini hanya Yuki yang menemani Edwin dan Rieka jalan-jalan. Iya benar jalan-jalan dengan kaki saja karena tujuan yang tidak terlalu jauh dengan hotel mereka. Tentu saja tujuan pertama mereka adalah Tokyo Tower. Bangunan yang manjadi icon khas dari kota Tokyo, sungguh tidak lengkap rasanya kalau tidak mengunjunginya sebagai salah satu tujuan utama wisata di kota ini.Tokyo Tower, menawarkan berbagai hal yang menarik. Selain pemandangan dari atas langit kota Tokyo, kita juga dapat menikmati pertunjukan iluminasi di dalam ruangan dan lainnya di observatorium yang memiliki efek berbeda-beda berdasarkan waktunya.Yuki menjelaskan mulai dari bagian-bagian towe
Sore harinya sesuai dengan time line tour, Edwin dan Rieka keluar dari hotel. Mereka melanjutkan perjalanan bulan madu ke Onsen Ryokan di Kota Kurokawa Onsen. Kota Kurokawa Onsen ini berdekatan dengan gunung Aso, Kumamoto. Kota ini lebih menyerupai sebuah desa di pegunungan dengan lebih dari 30 hotel atau ryokan beroperasi seolah-olah mereka satu kesatuan yang utuh. Sehingga kita dapat menganggap ryokan yang berbeda sebagai kamar yang terpisah. Hampir semua penginapan disini memiliki onsen yang terbuka di alam. Ryokan-ryokan di Kurokawa Onsen ini bekerja bersama untuk mempertahankan pemandangan alam kota yang menakjubkan. Salah satu upaya mereka adalah menyatukan desain papan nama untuk menghindari tampilan yang berantakan. Selain itu, pohon-pohon secara teratur dipangkas. Kota onsen ini didekorasi dengan sekitar 300 lentera, menciptakan mahakarya pemandangan malam yang indah. Ryokan yang menjadi pilihan pihak travel
Sore harinya sesuai dengan time line tour, Edwin dan Rieka keluar dari hotel. Mereka melanjutkan perjalanan bulan madu ke Onsen Ryokan di Kota Kurokawa Onsen.Kota Kurokawa Onsen ini berdekatan dengan gunung Aso, Kumamoto. Kota ini lebih menyerupai sebuah desa di pegunungan dengan lebih dari 30 hotel atau ryokan beroperasi seolah-olah mereka satu kesatuan yang utuh. Sehingga kita dapat menganggap ryokan yang berbeda sebagai kamar yang terpisah. Hampir semua penginapan disini memiliki onsen yang terbuka di alam.Ryokan-ryokan di Kurokawa Onsen ini bekerja bersama untuk mempertahankan pemandangan alam kota yang menakjubkan. Salah satu upaya mereka adalah menyatukan desain papan nama untuk menghindari tampilan yang berantakan. Selain itu, pohon-pohon secara teratur dipangkas. Kota onsen ini didekorasi dengan sekitar 300 lentera, menciptakan mahakarya pemandangan malam yang indah.Ryokan yang menjadi pilihan pihak travel tou
Edwin mengamati dan memastikan kerapian penampilannya sendiri yang terpantul dari full body mirror yang ada di wardrobe room. Sudah rapi dan ganteng maksimal dengan tuxedo hitam andalannya. Dasi kupu-kupu hitam juga terkalungkan di leher, menambahkan kesan resmi serta derajat ketampanannya. Sebuah jam tangan Richard Mille RM 56-02 Sapphirebikinan Perancis juga ikut menyempurnakan penampilan Tuan besar Wijaya sore ini. Hari yang sudah dinantikan sebagai hari perhelatan pesta pertunangan antara Putra keluarga Wijaya dan Putri keluarga Sampoerna, Linggar dan Ditha. Setelah dua pekan menikmati honeymoonmerekadi Jepang, Edwin dan Rieka kembali pulang ke Surabaya. Dan kedatangan mereka disambut dengan kabar menghebohkan tentang rencana pertunangan ini. Bagaimana gak heboh mengingat terakhir kali Edwin mendengar kabar hubungan Linggar dan Ditha sedang mengalami pertengkaran hebat. Ditambah lagi dengan
Suasana di kediaman keluarga Wijaya sore ini sudah sangat ramai. Booth-booth makanan dengan segala macam sajian dari catering kenamaan Sono Kebun, telah stand by di seluruh sudut ruangan. Ruang tamu plus ruang tengah yang kini disatukan menjadi sebuah party hall super luas. Ada apakah gerangan disana? Tentu saja sedang ada acara Tasyakuran kelahiran serta aqiqah dari putra pertama Edwin dan Rieka. Sang Pewaris Tahta Keluarga Pradana. Para undangan yang hadir tidak terlalu banyak, karena ini merupakan private party sederhana saja. Hanya ada keluarga dekat dari masing-masing keluarga Rieka dan Edwin. Serta tentunya beberapa sahabat dekat dan staff kepercayaan Pradana juga turut hadir diundang untuk memeriahkan acara. "Selamat sore, Good evening. Terima kasih atas kehadiran saudara sekalian. Saya selaku perwakilan dari kepala keluarga Pradana mengucapkan selamat datang dan selamat menikmati acara serta hidangan seadanya yang telah kami persiapkan." Mahes yang kali ini didapuk sebagai p
Edwin keluar dari mobilnya saat Soleh baru menghentikan mobil di pelataran parkir rumah sakit. Dia bahkan tidak menunggu sampai posisi mobil sudah benar untuk di parkirkan terlebih dahulu.Calon papa itu sudah berlarian dari parkiran mobil, memasuki gedung rumah sakit. Langsung menuju ke ruangan bersalin yang sudah dia ketahui letaknya. Waktu Rieka keguguran dan perlu tindakan kuretase kan di ruangan bersalin itu juga dulu.Edwin menghampiri salah satu perawat yang bertugas, menanyakan tempat Rieka dirawat. Perawat itu pun mempersilahkan Edwin untuk masuk ke ruangan persalinan.Di dalam ruangan Edwin dapat melihat Rieka yang sudah terbaring diatas bed pasien sedang posisi tubuh miring kiri. Dengan selang infuse yang sudah ditangan terpasang di tangannya."Honey? Honey kamu gimana keadaannya?" Edwin menghampiri Rieka, mengamati keadaan wanita yang sangat dicintainya itu dengan seksama.Rieka terlihat sangat pucat
Semangat sih semangat, tapi tetap saja Joko dikalahkan oleh realitas yang menghadang. Mau dicari dimana pun tetap tak ada warung lontong balap di pagi buta begini. Nihil.Tapi Joko tahu benar, Pak Edwin tak akan mau menerima alasan apapun tentang kegagalannya dalam menjalankan tugas.Aaarrrgggh bisa gila!Ditengah kegalauan akutnya, Joko tiba-tiba kepikiran sebuah ide cemerlang. Kalau gak ada yang jual, gimana kalau bikin sendiri saja? Pasar tradisional kayaknya sudah buka deh pagi buta begini. Yang penting bisa dapat kan lontong balap sesuai pesanan.Tapi siapa yang masak ntar? Aku kan gak bisa masak sama sekali?Oiya, Bi Ijah kan pinter masak. Pasti dia bisa bikin Lontong balap yang enak.Akhirnya Joko menetapkan hatinya untuk pergi ke pasar tradisional. Membeli semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat lontong balap. Kemudian membawanya ke Wijaya Manshion. Joko langsung meminta bantuan Ijah untuk memasak dan
Setelah beberapa bulan berlalu dalam kedamaian, Edwin tidak menyangka bahwa pengalamannya yang luar biasa karena proses ngidam-mengidam Rieka akan terjadi lagi dalam waktu singkat.Hanya berselang beberapa hari saja sejak Rieka diketahui positif hamil, Edwin harus memulai lagi petualangan serunya. Petualangan apa? Tentu saja untuk menuruti dan mencari semua keinginan Rieka dalam rangka ngidam part dua.Keinginan yang kadang aneh-aneh dan sering gak masuk akal sama sekali. Kalau dulu di kehamilan pertamanya Rieka sangat menyukai makanan manis, kali ini berbeda. Kali ini Rieka lebih menyukai makanan asin dan pedas. Kalau dulu sukanya kue-kue pastry, sekarang beralih ke jajanan dan makanan kuliner jalanan khas pedagang kaki lima.Kapan hari Rieka meminta sate batas kota yang pernah dimakan Naruto, Edwin terpaksa harus membelikan disana sambil Selfi dengan gambar Naruto-nya. Pernah lagi Rieka minta belikan bakso telur, yang isinya telornya ada dua. Mana ada kan? Akh
Rieka bergegas turun dari mobil begitu Edwin memarkirkan Porche-nya di car port. Dia mendahului langkah Edwin untuk masuk ke dalam rumah, tak sabar untuk segera melakukan tes untuk mengetahui kepastian kehamilannya. Lebih jauh Rieka bahkan sudah berjalan cepat, setengah berlari."Honey, jangan buru buru. Kamu pake high heels loh. Hati-hati nanti jatuh," tegur Edwin sudah sangat khawatir Rieka akan terpeleset dengan heels sepatunya yang hanya setipis jari telunjuk itu."Hehehe, iya maaf Mas. Aku penasaran pengen cepetan liat hasilnya." Rieka memperlambat langkahnya.Rieka langsung mengarah ke kamar mereka di lantai dua. Masuk ke kamar mandi bahkan tanpa melepas heels dan pakaian pestanya terlebih dahulu.Edwin yang dengan setia menunggui Rieka keluar dari kamar mandi dengan harap-harap cemas. Menanti perguliran detik demi detik jam yang terasa sangat lambat berjalan.Rieka kok lama b
"Mas, jangan lupa kasih selada yang banyak, terus gak pake irisan tomat. Sambelnya banyakin juga." Rieka menambahkan detail pesanannya sebelum Edwin menuruni mobil."Beli 3 yah Mas," tambah Rieka sambil tersenyum lebar, nyengar-nyengir."Iya-iya," Edwin sudah pasrah saja untuk menuruti semua permintaan sang Ratu Rieka. Dia mendatangi stand penjual kebab dan memesan tiga buah kebab sesuai order.Tak lama kemudian pesanannya selesai, Edwin segera kembali ke mobilnya dan menyerahkan pesanan kepada Rieka. Yang langsung digigitnya dengan sangat lahap seperti orang kelaparan saja."Nih buat Mas Edwin satu, buat aku dua." Rieka menyodorkan satu kebab untuk Edwin."Kamu beneran doyan kebab ya?" Edwin menerima pemberian Rieka dan ikutan memakan kebabnya.Rieka hanya mengangguk sebagai jawaban, sambil terus mengunyah dan memamah biak, menghabiskan kedua kebab miliknya. Cukup lama mereka berdua duduk di mobil sambil menikmati suasana jalanan pasar mala
Kemeriahan pesta pertunangan Linggar dan Ditha terus berlanjut. Mulai dari prosesi resmi bersulang wine, memotong kue bahkan sampai pertukaran cincin kedua calon mempelai sudah dilaksanakan dengan lancar. Selanjutnya setelah seluruh prosesi resmi acara serta prosesi pemotretan selesai, yang tersisa hanyalah sesi ramah tamah saja. Rieka dan Edwin menyempatkan diri untuk berkeliling ballroom menyapa para kolega bisnis, serta kerabat dekat dari keluarga mereka. Sebelum akhirnya keduanya undur diri untuk duduk di bagian VVIP sambil menikmati hidangan yang yang tersaji disana. Edwin mengamati Rieka yang sepertinya sedang tidak bersemangat menyantap makanan di piringnya. Dari tadi istrinya itu hanya memutar-mutar sendok dan garpunya, memainkan makanan di atas piring. Bahkan tanpa menyuapkan ke mulutnya. Kenapa dia? "Honey?Makanannya gak enak ya?" tanya Edwin menyelidik. "Apa kamu mau coba ganti makanan yang lainnya?" "E
Bagas yang dapat merasakan ada yang tidak beres dengan kedua pasangan itu segera cepat-cepat mohon diri dan menggiring Rischa untuk segera memasuki ballroom. Bisa makin runyam kalau si cewek cablak ini dibiarkan terus ngomong gak jelas begitu."Tunggu, jangan cepat-cepat jalannya Gas!" Rischa kewalahan mengikuti langkah Bagas yang lerlalu cepat untuk dirinya."Kamu itu ya, bisa gak sih kamu menahan diri dan mengerem omongan kamu sedikit?" Geram Bagas setelah menghentikan langkah di tempat yang sedikit lenggang."Haaah? Emangnya kenapa?" Rischa tak dapat mengerti kenapa Bagas jadi terlihat semarah itu kepadanya."Dokter Rieka itu habis keguguran ... " Bagas tentu tahu apa yang telah terjadi dengan Rieka. Ya meski pun menyatakan menyerah untuk mendapatkan Rieka, tapi tetap saja dia selalu update tentang info mengenai dokter itu.Apalagi dengan papanya yang masih setia menjadi pasien Rieka. Tentu saja sedikit banyak Bagas jadi tahu a
"Waduh nambah satu lagi ini orang yang menyebalkan," Linggar mengeluhkan kedatangan Mahes.Kakak iparnya ini sama saja kerasnya dengan Edwin, kakak kandungnya dalam memberikan didikan kepadanya. Bahkan Mahes ini sering lebih sadis kalau ngomong, nusuk banget."Siapapun juga bakal ngamuk kalau liat kelakuan minus kamu itu, Nggar!" Laras ikutan menyeletuk mendukung ucapan suaminya."Kemana perginya Mbak Laras yang dulu selalu membelaku? Kenapa sekarang jadi ikutan menyebalkan begini?" Linggar pura-pura merengek manja pada Laras."Gak ada! Adanya sekarang Larasati yang bijaksana. Yang tahu mana benar dan salah." Jawab Laras sok bijak sekaligus congkak."Saking bijaknya sampai keasikan arisan ya?" Mahes balik menggoda nakal pada istrinya itu."Iiiiiih Mas Mahes bukannya memuji malah buka aib istrinya sendiri. Kesel deh, gak ada jatah buat kamu malam ini!" Sewot Laras pada suaminya."Hahaha kapok!" Linggar tertawa ngakak mendengar pe