Bab 40 : Bu Sani siuman"Mm, gimana ya?" Gumam Rendy. Rendy menimbang-nimbang sebelum Ia memutuskan. Karena ia tahu sifat Tira seperti apa. Ia hanya tidak mau membuat ketidaknyamanan bagi Tira saat berada di dekat dirinya."Memangnya lo bener-bener nggak bisa bantu Tira semalam aja? "Tanya Tisa kepada Rendi dengan nada sedikit memohon."Gue nggak masalah. Cuma masalahnya ada di Tira, dia mau nggak bermalam di kos-kosan gue? "Ucap Rendi kepada Tisa." lo nggak usah khawatir, karena sebelum gue bicara sama lo soal ini, gue Udah tanyain sama Tira dan dia mau. Lo jemput aja dia di taman dekat Rumah Sakit. Gue akan kirim lokasinya. Oke, " ucap Tisa sembari mematikan sambungan teleponnya setelah ia berterima kasih kepada Rendi, karena Rendy sudah berkenan menolongnya untuk membiarkan Tira tidur semalam di kos-kosannya.Tisa bergegas mengirimkan lokasi tempat di mana Tira berada, dan Tisa berharap jika langkahnya ini sudah benar, membiarkan Tira bersama Rendy untuk sementara waktu. Dia hanya
Bab 41 : Ditolak?Benerapa saat kemudian, Alex tiba di rumah Pak Arya. Ia berjalan menuju ke teras depan rumah, kemudian mengetuk pintunya. saat Alex mengetuk pintu, bu Mira sedang ada di dapur dan ia tentu saja langsung mengarahkan kakinya menuju ke depan pintu untuk membuka dan melihat siapa yang bertamu saat itu. Padahal, waktu mulai petang dan ia pun tidak menunggu seseorang. Tentu saja bu Mira sangat aneh karena ia tak menunggu seseorang di rumahnya. Namun tetap saja bu Mira harus membuka pintu itu sebelum Pak Arya memarahi dirinya. saat tiba di depan pintu, bu Mira langsung membuka pintunya kemudian ia melihat ke arah di mana Alex berada dan Ia pun sangat terkejut melihat kedatangan Alex yang sangat tiba-tiba." Ada apa Nak Alex?" Tanya bu Mira kepada Alex bu Mira menunjukkan rasa penasarannya Karena Alex terlihat sangat cemas." Maaf Bu, apa Tisa ada di rumah? Ini aku mau bertemu dengannya, apa boleh? " tanya Alex kepada bu Mira yang masih berdiri di hadapan Alex. Bu Mira terl
Bab 42 : PenguntitTisa terkejut saat menerobos kerumunan orang itu. Dan ternyata, di sana ada Tira yang tengah dihakimi warga srkitar kos kosan. Tentu saja Tisa langsung menanyakan apa yang terjadi dengan Rendy dan Tira."Maaf, bapak dan ibu. Tenang! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka berdua diperlakukan seperti ini?" Tanya Tisa pada beberapa orang masyarakat yang ada di hadapannya."Nikahkan keduanya!" Seru semuanya pada Tisa dan juga Rendy."Kalian ini bukan suami istri, tapi tinggal bersama!""Sudah! Bawa saja dia ke mejid dan nikahkan mereka berdua," Tira terlihat tak berdaya dan hanya diam saat masa itu menuduhnya melakukan hal yang tidak-tidak."Pak, Bu, ini semua pasti salah paham kalian harus tenang dan jangan main hakim sendiri. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Ayolah, jangan seperti ini," ucap Tisa mencoba bernegosiasi dan menenangkan sebagian warga.Namun, seolah-olah warga tak terima dengan apa yang dikatakan oleh Tisa. Mereka mengarak Tira dan Rendy ke rumah
Bab 43 : Diculik lagiTisa dan Rendy saling bertatapan. Keduanya seolah tau kalau yang mereka incar adalah Tira. Entah siapa dalangnya, mereka berdua pun berusaha membentengi Tira dari para penjahat itu. "Oh, jadi kalian mau mode so jagoan? Anak ingusan! Kau mau berkelahi dan babak belur?!" Peringatan dari salah seorang preman itu, tak membuat Tisa gentar. Ia malah semakin takut orang-orang itu membawa Tira.Perkelahian pun tak bisa dihindari. Tisa berkelahi dan mencoba melindungi Tira, kakaknya. Namun, karena jumlah mereka terlalu banyak, alhasil Tisa pun lengah.Sebuah balok kayu berukuran besar, menimpanya. Mengakibatkan pandangannua kabur dan seketika menjatuhkan dirinya di atas tanah. Tisa terkapar tak sadarkan diri."Tisa ...!" Teriak Rendy dan Tira bersamaan saat melihat Tisa tak sadarkan diri.Saat Rendy lengah, seseorang memukul pundaknya dan Rendy pun jatuh pingsan. Tentu saja hal itu membuat Tira ketakutan dan memutuskan untuk berlari tak tentu arah.Ia berlari sekuat tena
Bab 44 : Korban prostitusiPak Arya pucat saat Tisa mengucapkan satu nama yang ditanyakannya. Diam dalam tanya Tisa, Pak Arya langsung pergi."Tunggu, Pak! Apa bapak kenal sama Mommy Queen?" Tanya Tisa satu kali lagi."Memangnya, ada apa dengannya hingga kau menanyakan soal itu pada Bapak?" Jawab Pak Arya dengan nada bicara penuh keraguan, seperti ada yang disembunyikan dari Tisa."Saat di Bali, Tira berada di tangannya. Dia lah yang akan membuat Tisa menjadi sumber uang baginya.""Apa?! Apa yang kau katakan itu benar? Kurang ajar!" Ucap Pak Arya mengepalkan tangannya. Ia merasa dipermainkan oleh wanita germ* itu."Pak, kita lapor polisi saja. Toh kita nggak akan pernah bisa mengejar mereka tanpa polisi. Semuanya ulah Mommy Queen, menurut aku, Pak. Dia penjahat kaya raya dan buka jasa prostitusi.""Jangan! Jangan lapor polisi!""Kenapa? Apa Bapak masih khawatir dengan image bapak? Sekali ini saja, pikirkan nasib anak bapak, Tira! Jika bapak tak mau membuat laporan, biar aku yang buat!
Bab 45 : Pergi ke HotelTira mulai memikirkan perkataan orang di depannya. Tira mulai bisa tenang dan berniat melarikan diri dengan caranya. Setiap perkataan yang dikatakan orang itu, ia dengarkan dan Ia sudah mengambil keputusan."Baiklah! Aku akan melayani pria itu. Katamu, dia itu anggota dewan yang kesepian ya? Yang tidak mendapatkan kepuasan dari istrinya? Baiklah, berikan bajunya!" Ucap Tira yang kini lebih tenang.Di hadapan wanita itu, Tira melepas pakaian dan langsung menggantinya. Wanita perias itu, takjub melihat tubuh Tira yang nyaris sempurna. Tak bisa juga Ia gambarkan seperti apa tubuhnya itu. Yang jelas, Tira bakal menjadi primadona Mommy Queen."Kau beruntung! Tuhan anugrahkan tubuh montok dan nyaris sempurna. Kenapa kau telanjang di hadapanku?""Kita kan sama-sama wanita. Kau tak akan menyakiti atau berbuat hal yang aneh bukan? Kenapa juga aku harus takut?" Katanya sembari bergegas mengenakan kembali pakaiannya.Ia mulai memoles wajahnya secantik mungkin hingga tak a
Bab 46 : Wanita malamAlex tergugu saat melihat wanita yang Ia cintai ada di hadapannya namun dalam bentuk lain. Alex memindai ke arah Tira tanpa Tira sadari. Bermesraan seperti wanita nakal. Merayu pria yang menjadi clien dari perusahaannya."Sayang, kau naik saja ke atas." Bisik pak Broto yang suara bisikannya masih bisa didengar jelas oleh Alex. Alex pun berpikir hal lain saat Tira bersikap nakal dan tak tau malu."Tira!" Sapa Alex denan suara tegasnya.Tira mendongak, Ia tak percaya jika Alex yang merupakan satu-satunya pria yang Ia inginkan dalam hidupnya malah memergokinya layaknya seorang wanita nakal.Kedua manik mata Tira langsung mengeluarkan air mata yang berada di ujung matanya saja. Matanya menunjukan jika Iantak berdaya. Tira masih memberikan kode pada Alex, berharap Alex peka dan bisa menolongnya.'Kenapa kamu diam, Ra?' Batin Alex yang melihat Tira malah mundur satu langkah, menjauh dari meja."Kau kenal dia?" Tanya Pak Broto sembari mengarahkan pandangannya pada Tir
Bab 47 : Dilematis.Pak Baroto mematikan roko yang baru saja Ia nyalakan. Tangannya meraih pinggang Tira yang mungil setelah itu didudukannya di atas pangkuannya.Tatapan bengis Tira berikan padanya. Tira tak sudi jika harus melayani si tua bangka tak tau diri itu."Ayolah, sayang! Aku ingin mencicipi keperawananmu." Bisik Pak Baroto yang membuat Tira semakin mual dengam ucapannya.Tira memutar otak dan mempunyai sebuah ide berilian. "Okay! Aku mau lima miliar dulu. Gimana? Keperawananku mahal, Dad!" Jawab Tira langsung menghindar agar Pak Baroto penasaran padanya.Tatapan Pak Baroto pada Tira semakin liar. Ia mulai tak sabar dan langsung mengeluarkan ponselnya. Dikirimnya sejumlah uang yang Tira inginkan. Namun setelah itu, barulah Tira mnjalankan rencananya."Om, aku mau ke dapur dulu. Mau buat teh, biar Om puas dan menikmati malam ini." Tira pergi tanpa menunggu persetujuan dari Pak Baroto. Ia membuat minuman itu di pantri hotel dan setelah itu langsung menyajikannya dengan mesra.
Bab 54 : Malam paling indah menjadi bumerang“Perusahaan Ayahmu bangkrut akibat ulahnya sendiri, Tisa.”“Apa maksud Om?” tanya Tisa bingung dengan apa yang dikatakan olehPak Joni. Pak Joni seolah tak salah dalam hal ini. Pak Joni malah menyalahkan Ayahnya.“Iya, Sa. Ayahmu korupsi di perusahaan kami. Para Investor menarik semua dana yang mereka berikan dan berpindah ke perusahaan Om.”“Benarkah? Apa Om punya buktinya?”Pak Joni langsung mengambil beras dari runagannya dan memberikannya pada Tisa. Tisa melihat memang benar apa yang dikatakan oleh Pak Joni saol Ayahnya itu. “Jika Ayah korupsi, lalu uangnya kemana? Kami nggak pernah loh Om, liat uang segeda ini.”“Entahlah soal itu. yang jelas, Ayahmu sering berurusan dengan Mommy Queen yang seorang Bandar obat-obatan terlarang.”Tisa semakin tercengang mendengarnya. Tubuhnya lemas saat mengetahui soal itu. sedikitpun Ia tak percaya namun itu bukan tanpa bukti. Bukti-bukti foto juga ditujukan oleh Pak Joni. Ingin sekali Tisa percaya pada
Bab 53 : Apa yang terjadi?Tisa mengepalkan tangan di bawah meja dan ingin sekali melayangkan beberapa pukulan pada waita iblis itu. Namun, Ia tak mau gegabah karena bisa saja nyawa Ibunya dalam bahaya jika Ia melakukan tindakan seenaknya.Tisa masih bisa menahannya hanya demi keselamatan Ibunya saja. Bahkan Ia tak menyangka kalau Ayahnya mengenal sosok Mommy Queen.“Lepaskan istriku!” pekik Pak Arya dengan tegas. Nada suaranya menggema di ruangan vvip itu. amarahnya memuncak pada saat Mommy Queen menghinanya. Pak Arya menegaskan jika dirinya tak bisa dipermainkan.“Kau menyayanginya?” tanya Mommy Queen dengan ekspresi mengolok Pak Arya.“Bukan urusanmu! Dia Ibu dari anak-anakku! Tak ada alasan bagiku untuk tidak menyayanginya! Urusanmu bukan dengannya, tapi denganku! Lepaskan dia!”“Ha ha ha, siapa kau? Yang berani memerintah Mommy Queen. Tidak semudah itu, Arya dwi pangga!” jawab Mommy Queen dengan manik mata penuh dendam membara. Entah apa yang terjadi pada mereka di masa lalu.“K
Bab 52 : Sang penolong. Dalam suasana kerisauan soal Ibunya yang tiba-tiba saja diculik Mommy Queen, ada tamu yang datang ke Rumah Pak Arya. Pak Arya juga masih memejamkan matanya dan Ia belum tau kalau istrinya diculik. Tisa berinisiatip untuk membukakan pintu, sementara Tira menunggu di Sofa. Ia juga penasaran, siapa yang datang ke Rumahnya. Detik berikutnya, Tisa terkejut melihat kedatangan Alex yang begitu tiba-tiba sekali. Tisa langsung mempersilahkan masuk dengan harapan Alex membawa kabar gembira bagi keluarganya. Namun, saat Alex masuk ke Rumah Tira malah berekspresi sebaliknya dari Tisa. Yah, mungkin karena alex yang menunjukan banyak perubahan siakap padanya. Makanya, Tira merasa kecewa dengan Alex. Kali ini, Alex ditemani oleh Rendi saat datang ke Rumah mereka. “Mau ngapain? Bukannya kita udah nggak akan bisa bersatu? Bukannya keluarga kamu menginginkan Tisa?” tanya Tira bernada sinis pada Alex juga menatap tak suka ada Tisa. Tisa hanya menatap sekilas pada Tira. Ia j
Bab 51 : Penculikan IbuTisa terbengong. Takut salah bicara pada Tira. Di lubuk hatinya, Ia masih menyisakan sedikit rasa cinta untuk Alex. Namun, Ia berusaha menutupinya karena takut Tira terluka."Kok nanya aku?" Ucap Tisa dengan nada candaan saat Tira bertanya pendapatnya soal keinginan Pak Joni dan Bu Sani."Iyalah! Mereka mau kau yang jadi menantunya. Gimana?""Mana bisa aku kepikiran hal seperti itu? Ah! Kau ini!" Tisa menyikut Tira, ingin menegaskan jika dirinya tak punya perasaan sedikitpun pada Alex."Baiklah kalau kau tak suka, ya nggak papa. Yang jelas, aku rasa Alex juga sudah tas cinta padaku. Apalagi, setelah aku kembali.""Apa? Kau merasa Alex seperti itu? Berengsek sekali jika sampai hal itu benar adanya. Lihat saja nanti! Aku akan berikan dia pelajaran jika sampai Ia tak menikahimu. Kau tenang saja, ya?"Tira tak menjawab lagi. Di pikirannya sekarang hanya menginginkan satu hal yaitu kembali menadapatkan perhatian Alex seperti sebelumnya.Tira malah insecure dengan pe
Bab 50 : Tau semuanya.Tisa dan Tira duduk di ruang tamu setelah Alex memersilahkan mereka untuk masuk. Sementara itu, Alex pun segera memberitahukan Ibunya jika Tisa dan Tira berkunjung ke rumah mereka.Saat Alex memanggil Ibunya, Bibi membawa sesuatu dari dapur dengan ekspresi kebingungan saat melihat kedua orang wanita cantik dengan penampilan yang berbeda."Silahkan," kata Bibi sembari menyajikan makanan kecil juga minuman di atas meja.Tira hanya membalas senyum pada Bibi, sementara Tisa diam tak bereaksi apa-apa. Saat ingin menegur pun Tisa menahannya. Ia tak ingin menunjukan kedekatannya dengan anggota keluarga Alex. Ia terlalu takut rasa itu kembali hadir, Ia juga menyadari kalau rasa yang baru saja hadir itu akan musnah seketika hanya karena kebodohan Tira.Detik berikutnya, Bu Sani tiba di ruang tamu. Tisa melihat wanita paruh baya itu lemas di atas kursi roda. Manik matanya berkaca-kaca saat Bu Sani memandangi Tisa. Tisa mencoba membuang tatalannya dan memilih melihat ke ar
Bab 49 : Maaf, aku khilaf!Tisa terbengong mendengar ucapan dari Tira. Ia tak menyangka kalau Tira akan mengatakan hal yang membuatnya gagu apalagi saat Tira seolah memaksanya.Tisa belum menjawab ajakan Tira. Ia hanya mengambilkan makanan dan meletakannya di pangkuan Tira yang sebagian tubuhnya masih ditutupi selimut tebal."Makanlah yang banyak. Buktikan pada Ayah juga kalau kau serius mau membantunya. Jika aku punya cara lain untuk membantu Ayah, aku pasti akan lakukan. Hanya saja, kau tau kan sifat Ayah itu sangat keras. Ia bahkan sampai tega membentak dan memukul jika kita sampai salah langkah.""Bukan itu, Sa. Aku hanya ingin menagih janji Alex padaku. Sebuah janji yang tak akan pernah mungkin aku hapus begitu saja.""Janji?" Lagi-lagi Tisa tertegun, pikirannya menerka apa yang menjadi ganjalan Tira."Tisa, aku bisa saja melepaskan Alex dan bisa juga mencari pria yang jauh lebih kaya juga mapan. Aku mampu melakukannya. Tapi ..," Tira tak melanjutkan kata-katanya. Ia kembali menu
Bab 48 : RumitPak Arya mencengkram pergelangan tangan Tira dan menariknya hingga Tira ada di belakang Pak Arya. Pak Arya juga melentikan jari telunjuknya pada Alex, pertanda memperingati Alex."Aku larang kau temui anakku! Jangan harap kau bisa menemuinya lagi!" Ucap Pak Arya langsung menyeret Tira masuk ke dalam rumahnya.Alex masih berdiri di sana. Menatap nanar kepergian Tira dan juga Pak Arya. Namun, ada keanehan dalam hatinya. Ia sama sekali tak takut akan ancaman Pak Arya. Ia tak takut jika tak akan bertemu lagi dengan Tira karena hatinya kini samar setelah semua yang Ia lewati bersama Tisa.Walaupun Tisa tomboy, Alex tetap merasakan getaran rasa saat bersama dengan Tisa. Entah perasaan apa itu, entahlah. Alex juga belum tau pasti.Alex pun pergi setelah Pak Arya dengan tegas mengusirnya dari pelataran rumahnya. Ia juga masuk ke dalam mobil dan pergi.Sementara itu di dalam rumah, Tira berusaha melepaskan gengaman tangan bapaknya yang kasar. Saat tangan Ayahnya terlepas, ia jat
Bab 47 : Dilematis.Pak Baroto mematikan roko yang baru saja Ia nyalakan. Tangannya meraih pinggang Tira yang mungil setelah itu didudukannya di atas pangkuannya.Tatapan bengis Tira berikan padanya. Tira tak sudi jika harus melayani si tua bangka tak tau diri itu."Ayolah, sayang! Aku ingin mencicipi keperawananmu." Bisik Pak Baroto yang membuat Tira semakin mual dengam ucapannya.Tira memutar otak dan mempunyai sebuah ide berilian. "Okay! Aku mau lima miliar dulu. Gimana? Keperawananku mahal, Dad!" Jawab Tira langsung menghindar agar Pak Baroto penasaran padanya.Tatapan Pak Baroto pada Tira semakin liar. Ia mulai tak sabar dan langsung mengeluarkan ponselnya. Dikirimnya sejumlah uang yang Tira inginkan. Namun setelah itu, barulah Tira mnjalankan rencananya."Om, aku mau ke dapur dulu. Mau buat teh, biar Om puas dan menikmati malam ini." Tira pergi tanpa menunggu persetujuan dari Pak Baroto. Ia membuat minuman itu di pantri hotel dan setelah itu langsung menyajikannya dengan mesra.
Bab 46 : Wanita malamAlex tergugu saat melihat wanita yang Ia cintai ada di hadapannya namun dalam bentuk lain. Alex memindai ke arah Tira tanpa Tira sadari. Bermesraan seperti wanita nakal. Merayu pria yang menjadi clien dari perusahaannya."Sayang, kau naik saja ke atas." Bisik pak Broto yang suara bisikannya masih bisa didengar jelas oleh Alex. Alex pun berpikir hal lain saat Tira bersikap nakal dan tak tau malu."Tira!" Sapa Alex denan suara tegasnya.Tira mendongak, Ia tak percaya jika Alex yang merupakan satu-satunya pria yang Ia inginkan dalam hidupnya malah memergokinya layaknya seorang wanita nakal.Kedua manik mata Tira langsung mengeluarkan air mata yang berada di ujung matanya saja. Matanya menunjukan jika Iantak berdaya. Tira masih memberikan kode pada Alex, berharap Alex peka dan bisa menolongnya.'Kenapa kamu diam, Ra?' Batin Alex yang melihat Tira malah mundur satu langkah, menjauh dari meja."Kau kenal dia?" Tanya Pak Broto sembari mengarahkan pandangannya pada Tir