Beranda / Rumah Tangga / Menikahi Adik Musuh / 45. Pernikahan Bisnis

Share

45. Pernikahan Bisnis

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-26 06:24:46

Dewa terbangun ketika Dania mengurai pelukannya, dengan matanya yang masih mengantuk, ia ikut bangkit dan turun dari ranjang. Mengikuti langkah Dania menuju kamar mandi. Ya, morning sickness Dania sudah menggantikan alarm paginya.

Seperti biasa, Dania memuntahkan seluruh isi perutnya ke lubang toilet, dan Dewa selalu dengan sigap menguncir rambut Dania di belakang dan menggosok punggung istrinya. Berharap bantuan kecil itu bisa meredakan kerja keras Dania menghadapi gangguan-gangguan kehamilan tersebut. Ada rasa ngeri melihat keringat yang selalu membasahi wajah Dania. Menegaskan seberapa besar tenaga yang dihabiskan wanita itu untuk mengosongkan isi perut yang memang sudah kosong.

“Apa kakakmu mengatakan kapan hal seperti ini akan berakhir?”

Dania menggeleng. Mengambil tisu yang dipegang Dewa dan mengusap bibirnya. “Yang pasti akan berhenti setelah anak ini lahir.”

Mata Dewa melotot. “Tujuh bulan lagi?”

Dania mengangguk, mengusap bibirnya lagi dengan punggung tangan.

“Kau bilang kaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Adik Musuh   46. Ada Udang Di Balik Batu

    “Apa Mama yang menyuruhmu menjadi sekretarisku?” sergah Dewa begitu ia berhenti di tengah lorong yang tengah mereka lintasi. Menghadap Mikha yang mengekor di belakangnya penuh tuduhan.Mikha menggeleng dengan cepat. “Ini hanya kebetulan, Dewa. Aku kebetulan sedang butuh kegiatan.”“Kau bisa bekerja di perusahaan papamu.”Mikha menghela napas pendek. “Kau tahu aku sama sekali tak tertarik bekerja di perusahaan papaku. Aku hanya ingin memulai karirku dengan usahaku sendiri.”Dewa diam. Mengamati lekat-lekat wajah Mikha. Mikha memang wanita mandiri dan berjiwa bebas. Tak suka kekangan dalam pencapaian yang ingin di raih. Terbukti beberapa salon kecantikan yang dipegang wanita itu sudah memiliki cabang di beberapa kota besar. Dan semua pencapaian itu tanpa ikut campur koneksi atau kekuasaan orang tua Mikha.Bekerja sebagai sekretaris? Dewa tahu itu hanya untuk kesenangan Mikha saja, sebelum Dewa benar-benar menemukan kriteria sekretaris yang memenuhi syarat dan ketentuan-ketentuan yang ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Menikahi Adik Musuh   47. Rencana Licik Siapa?

    Esok harinya, Dewa memeriksa seluruh pakaiannya sebelum turun dari mobil. Mengumpat keras menemukan noda merah itu menghiasi kerah jasnya lagi. Ia bahkan tak ingat darimana noda itu tertinggal di sana. Kemarin di kemeja dan sekarang bahkan di jas. Dewa mengumpat keras sambil melepas jasnya dan melempar ke jok belakang.Bertekad akan mencari tahu siapa pelaku yang sepertinya memiliki niat busuk. Dua kali bukanlah kebetulan, dan ia bahkan tak pernah mendapatkan noda sialan itu sebelum-sebelumnya. Sekarang, ia hanya berharap Dania tak curiga atau bersikap aneh karena pulang tanpa mengenakan jas seperti biasa.Harapannya ternyata tak berjalan semulus yang ia perhitungkan. Mata Dania yang mengamati dirinya dengan kernyitan tersamar di dahi membuat Dewa merasa seperti berdiri di kaca rapuh. Yang sewaktu-waktu bisa pecah dan menjatuhkan tubuhnya di antara pecahan yang tajam."Aku meninggalkan jasku di mobil." Dewa menyesal kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut sialannya. "Ac mobilku

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Menikahi Adik Musuh   48. Menjelaskan

    Dania mengangguk. Menangkap keterkejutan di wajah Dewa. Entah karena kebohongan pria itu terungkap atau karena terkejut menemukan dia menyembunyikan hal tersebut. Dania tak cukup memahami Dewa sedalam itu.Dewa menggeram keras. Tangannya yang terkepal terasa sangat gatal ingin meninju sesuatu demi meluapkan kemarahan pada dirinya sendiri. Menyangkal atau menjelaskan ketidaktahuannya hanya akan seperti membuat alasan dan tidak mau mengakui kesalahan. Kata maaf pun tak akan membuat Dania merasa lebih baik. "Kauingin aku melakukan apa agar kau memercayai kata-kataku, Dan?" bisiknya dengan lemah.Dania memejamkam mata dan menghela napas. Ia tak ingin Dewa melakukan apa pun. Mungkin sedikit waktu untuk dirinya sendiri? Dania juga tak yakin. "Terakhir kalinya kita berada di persimpangan, aku merasa mendapatkan pilihan yang benar dengan berada tetap berada di sisimu, Dewa. Tetapi, sekarang aku tak yakin keputusan itu benar atau tidak."Napas Dewa tersekat. Dengan gerakan tergesa, ia mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Menikahi Adik Musuh   49. Rencana Makan Malam

    Dewa mengamati beberapa alat kecantikan Dania yang Dania yang berjajar rapi di meja rias. Sedikit yang ia kenali namanya seperti bedak, lotion, lipstik, sisir, hairdryer, serta beberapa botol yang entah isinya apa. Sepertinya produk untuk perawatan kulit wajah dan tubuh seperti yang ia miliki tapi dengan merk yang berbeda. Juga ada beberapa benda yang berbentuk seperti pensil, penjepit atau entah apa namanya yang terasa asing bagi mata Dewa."Dewa, sarapanmu sudah siap." Dania muncul dengan kepala melongok di antara celah pintu.Langsung saja Dewa menegakkan punggung dan menoleh ke belakang. Tersentak kaget seolah ketahuan mencuri barang milik istrinya. Sambil berpura-pura menyentuh dasi untuk memperbaiki simpulnya yang sudah rapi, Dewa berkata, "Aku ... sedikit lagi.""Apa kau perlu bantuan?"Dewa menggeleng. Cara mengikat dasi Dania tak akan lebih rapi dari caranya. Tetapi bukan itu alasannya menolak tawaran Dania kali ini. Terkadang, meski ia harus mengulang memperbaiki ikatan dasi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Menikahi Adik Musuh   50. Rencana Mikha Yang Gagal

    Dania tersenyum ketika mendengar bel apartemennya berbunyi. Ia meletakkan bukunya di nakas ranjang, turun dari kasur, dan bergegas keluar menyambut Dewa."Salmon Salad?" Dewa menunjukkan kotak yang terbungkus plastik berwarna orange di wajah Dania.Senyum Dania berkembang ketika mengangguk mengiyakan, mengambil alih kedua plastik makanan di kedua tangan Dewa lalu berjalan ke arah dapur.Langkah Dewa terhenti ketika melihat amplop undangan berwarna hitam dengan tinta perak bertuliskan nama kakaknya dan Alra Wardhana tergeletak di meja ruang tamu. "Siapa yang mengirim undangan itu?""Kurir.""Apa kauingin datang?"Dania mendongak dan meletakkan salah satu kotak makanan di hadapan Dewa. "Kau harus datang."Dewa diam sesaat. "Kita lihat nanti.""Dia kakakmu, Dewa. Kau harus mengucapkan selamat."Dewa terkekeh sinis. "Selamat untuk apa? Dia tidak menginginkan pernikahan ini."Dania menatap wajah Dewa."Atau berterimakasih karena melindungi pernikahanku?"Mungkin terima kasih lebih tepat."

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Menikahi Adik Musuh   51. Kegilaan Mikha

    Take LoveDewa & Dania🌹🌹🌹Part 15🌹🌹🌹"Hentikan, Dewa!" ketus Dania di antara napas terengahnya dengan kedua telapak tangan mendorong dada Dewa menjauh darinya. Pria itu benar-benar kelewatan. Mungkin ia tak perlu menggunakan lipstik berwarna mencolok melihat bagaimana merahnya warna bibirnya karena Dewa tak berhenti melumat di mana pun dan kapan pun ada kesempatan.Dewa terkekeh. Merasa begitu puas dengan hasil karyanya di bibir Dania. Jemarinya mengusap sepanjang bibir Dania yang basah.Dania menjauhkan wajahnya dari tangan Dewa. Menghadap ke arah pintu lift yang langsung membuka dan melihat dua pasang paruh baya sedang menunggu. Beruntung ia melepas ciuman tersebut di waktu yang tepat, jika tidak Dania tak bisa membayangkan bagaimana caranya menahan malu terpergok melakukan kemesuman di tempat umum. Ia bahkan tak bisa menghadap ke arah cctv yang ada di sudut lift karena merasa malu. Dewa benar-benar keterlaluan.Dewa membawa Dania keluar dengan meletakkan tangannya di pingga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikahi Adik Musuh   52. Hampir Kehilangan

    Take LoveDewa & Dania🌹🌹🌹Part 16🌹🌹🌹Dewa tak berhenti mengetukkan ujung sepatunya ke lantai, mengusapkan telapak tangannya ke seluruh wajah dengan gerakan frustrasi. Tubuhnya berdiri, berjalan, dan kembali duduk. Berulang-ulang dan tak akan berhenti sebelum pintu yang ada di depannya terbuka dan memberitahunya bahwa setidaknya istrinya masih hidup. Tidak, Dania dan anaknya. Mereka berdua harus hidup. Dewa tak bisa kehilangan salah satu dari mereka. Ia baru saja bisa bernapas dengan normal. Ia baru saja mendapatkan kehidupannya. Kisah cintanya baru saja dimulai. Ia tak sanggup mengalami kehilangan lainnya lagi.Seharusnya ia menjemput Dania ke toilet meskipun Jendra sudah datang. Tidak, bahkan seharusnya ia mengikuti Dania ke toilet dan menunggu wanita itu di depan toilet.Pendarahan? Apakah itu darah anaknya?Pintu di depannya terbuka, Dania yang tak sadarkan diri berbaring di ranjang yang di dorong oleh dua orang perawat dan Richard. Dewa mengikuti mereka, tapi Richard mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikahi Adik Musuh   53. Membutuhkan Dewa

    Take LoveDewa & Dania###Part 17###Masih ada yang nungguin pasangan ini?###"Tidak ada cctv?!" berang Dewa pada dua petugas keamanan restoran yang berdiri dengan kepala tertunduk di hadapannya. "Restoran besar macam apa yang tidak menyediakan cctv untuk menjaga keamanan pelanggannya? Istriku dan hampir mati di toilet karena perbuatan orang tak bertanggung jawab dan kaubilang tidak ada cctv yang mengarah ke toilet.""Maafkan kami, Tuan," ujar salah satu dari yang lain. "Cctv tersebut sedang mengalami perbaikan kemarin. Jadi ...""Kebetulan macam apa ini?" dengus Dewa mulai membaca gelagat yang mencurigakan dari kedua orang tersebut. "Berapa yang kaudapatkan dari orang itu untuk menutupi kejahatannya? Aku akan membayarmu sepuluh kali lipat."Kedua orang itu menggeleng dengan wajah yang semakin memucat. "Tidak, Tuan. Tidak seperti itu.""Kaupikir aku percaya?! Huh?!" Dewa maju satu langkah. Mencengkeram kerah baju pelayan tersebut. "Jika aku menangkap pelakunya, kupastikan kalian be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21

Bab terbaru

  • Menikahi Adik Musuh   68. Welcome Baby Boy (End)

    "Bayinya lahir dengan selamat. Karena bayi lahir prematur dan memiliki berat badan di bawah normal, kami membawanya ke ruang NICU di lantai empat. Anda bisa melihatnya di jam-jam tertentu.""Bagaimana keadaan istri saya, Dok?""Istri Anda masih belum sadar dan sedang berada di ruang pemulihan. Setelah sadar, kami akan memeriksanya sekali lagi sebelum membawanya ke ruang perawatan. Keadaannya masih sangat rentan."Rasanya Dewa bisa kembali bernapas. Tubuhnya jauh di kursi dengan kelegaan yang luar biasa. Karena keadaan Dania yang belum boleh dilihat, Dewa pun pergi ke lantai empat, untuk melihat bayinya.Tak ada sepatah kata pun yang bisa mengungkapkan perasaan Dewa. Pertama kali Dewa menatap bayi mungilnya, dan ia langsung jatuh cinta. Hanya itu satu-satunya perasaan yang bisa ia telaah. Setetes air mata jatuh, kebahagiaan dan rasa pedih bercampur aduk memenuhi dada Dewa. Melihat bayi mungilnya yang rapuh, tak berdaya, dan sangat kecil dan harus berjuang hidup di sana sendirian. Dewa

  • Menikahi Adik Musuh   67. Akhir Mikha

    Sepertinya Raka tak bisa lagi memasang senyum palsu di bibir kepada para tamu yang diperkenalkan mamanya. Dengan alasan hendak ke kamar mandi sebentar, Raka melepas lengan Alra yang melingkari lengannya. Berjalan ke dalam rumah. Entah kenapa, firasat buruk menyergap dadanya hanya dengan memikirkan Dania yang tak berhenti memenuhi kepalanya. Ditambah ia pun tak melihat Dania sejak Zaffya entah pergi ke mana dengan Nadia Farick sedangkan Dewa terjebak dengan teman-temannya tak jauh dari tempatnya.Seorang pelayan berlari ke arahnya dan menyenggol pundaknya. Pelayan itu berhenti sejenak untuk meminta maaf dengan wajah pucat. Lalu berlari ke dalam pesta. Raka hanya mengerutkan kening dan mengabaikannya. Melanjutkan langkahnya. Teapi kemudian jantung Raka berdebar keras, melihat beberapa pelayan berlari ke arah ruang tengah dengan terburu-buru, dan bukan ke arah taman belakang. Raka tak tahu apa yang begitu menarik perhatian para pelayan itu, tapi kakinya ikut bereaksi dan berlari menngiku

  • Menikahi Adik Musuh   66. Insiden

    Suara musik yang mengalun indah dan pelan, dengan berbagai jenis bunga menghiasi sepanjang jalan masuk ke taman belakang kediaman Sagara. Dengan konsep pesta kebun, yang terlihat santai dan elegan."Kau gugup? Kauingin kembali? Jangan membuatku salah paham, Dan," bisik Dewa mendekatkan bibirnya di telinga Dania saat mereka melintasi halaman samping rumah menuju halaman belakang, tempat pernikahan akan berlangsung. Genggaman tangan Dania di tangannya semakin mengetat, dan kegugupan tergaris jelas di sepanjang bibir wanita itu yang menipis. Menandakan bahwa Dania menggigit bibir bagian dalam. "Kau hanya boleh gugup karenaku."Dania memutar bola matanya jengah. Sempat-sempatnya pria itu mengurusi kecemburuan di saat kegugupan mendera dirinya sekuat ini. Gaun yang ia pakai adalah pilihan terbaik dengan harga fantastis, Dania tak akan bertanya darimana uang Dewa karena suaminya sudah melarang dan mewanti-wanti bahwa ia hanya perlu memilih gaun yang membuatnya terpesona. Dan tanpa sengaja p

  • Menikahi Adik Musuh   65. Memperbaiki Hubungan

    Dengan perut besar, Dania tampak begitu riang menatap semua benda-benda yang memenuhi toko tempat peralatan bayi. Dewa tak berhenti mengawasi Dania, mengekor ke mana pun wanita itu melangkah. Setiap gerakan lincah Dania membuatnya was-was, karena terlalu bersemangat memeriksa satu persatu benda-benda mungil yang memenuhi rak-rak yang berjajar panjang.Mata Dania tak berhenti beredar, berpindah dari satu rak ke rak yang lain. Bahkan tak jarang Dewa lah yang dengan sigap menyingkirkan benda-benda di depan Dania sebelum wanita itu menabraknya."Sepertinya sudah cukup." Dania akhirnya merasa kelelahan, menatap tiga troli besar yang penuh dengan pakaian dan segala macam pernak-pernik untuk bayi."Kauyakin?" tanya Dewa sangsi. Ini kalimat 'sepertinya sudah cukup' yang Dania ucapkan untuk ketiga kalinya.Dania mengangguk dengan mantap. Lalu mencari tempat duduk dan menemukan kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Kakiku pegal sekali."Dewa menatap Dania yang menjauh,

  • Menikahi Adik Musuh   64. Berbelanja

    Take LoveDewa & Dania###Part 28###"Untuk pertama kalinya, Mama melihat mereka sebagai pasangan yang cocok," gumam Monica dengan senyum di bibir.Raka mengikuti arah pandang Mamanya. Sudah cukup kesal hanya dengan mendengar cara bicara Dania dan Dewa bicara, sekarang ia benar-benar merasa gerah melihat pasangan yang duduk di meja. Dewa sibuk menyuapkan makanan dari kotak bekal untuk Dania, -makanan yang katanya dibuat oleh Dewa-. Melihat bentuk makanannya dari jarak sejauh ini, Raka tak yakin dengan rasanya. Tapi Dania tampak menikmati makanan itu seolah itu adalah makanan terlezat yang pernah gadis itu makan. Padahal, makanan yang ia pesan untuk sarapan Dania adalah makanan khusus wanita hamil yang direkomendasikan oleh ahli gizi, yang kemudian ia berikan pada koki dengan tangan ajaib yang tak mungkin diragukan lagi keahlian memasaknya. Apalagi dibanding dengankan dengan tangan Dewa.Apakah cinta memang sebuta itu? CkDewa bahkan tak pernah menginjakkan kaki di dapur, tapi adikny

  • Menikahi Adik Musuh   63. Masih Terpengaruh

    Take LoveDewa & Dania###Part 27###Raka belum menghabiskan makanannya ketika ponsel pria itu kembali berdering. Wajahnya berubah tegang, setelah mendengar kalimat dari seberang."Kecelakaan?"Dania menegakkan punggung. Tak bisa menahan tubuhnya untuk sedikit condong ke arah Raka."Luar kota?" ulang Raka tak percaya. Kenapa hal seperti ini datang di saat yang tepat seperti ini. "Baiklah. Aku ..." Raka menghela napas pendek. "Aku tak tahu apakah bisa langsung mengeceknya. Aku sedang di rumah sakit.""...""Oke, akan aku usahakan." Raka menurunkan ponselnya, mengurut kening dengan tangan kiri dan pundaknya menurun seolah beban seberat ribuan ton tertumpu di sana."Apa Kak Raka harus pergi?"Raka mendesah keras."Biar Dan yang menjaga Mama. Kak Raka bisa pergi."Raka diam. Mempertimbangkan tawaran Dania."Sepertinya masalah Kakak sangat mendesak.""Bagaimana dengan Dewa? Dia pasti akan menerorku.""Biar Dan yang mengurusnya.""Baiklah," putus Raka setelah memikirkan kembali tawaran Da

  • Menikahi Adik Musuh   62. Merawat Mertua

    Take LoveDewa & Dania###Part 26###"Mau ke mana kau?" tanya Dewa melihat Dania sudah berpakaian rapi dengan sibuk mengaplikasikan pelembab di wajah. Satu tas kecil sudah siap di meja rias."Jika kau tidak ingin ke rumah sakit, sebaiknya kau tak mencegahku." Dania mengakhiri sesi dandannya dengan mengoleskan lipbalm di bibir. Bibirnya sudah merah tanpa bantuan lipstik, setidaknya hal itu yang bisa ia banggakan dibandingkan dengan wanita-wanita yang mengejar Dewa. Dania mengusir pemikiran gila itu, untuk apa dia memedulikan wanita-wanita di sekitar Dewa."Apa kau mencoba menjadi lebih keras kepala melebihiku?""Katakan ya jika memang terlihat seperti itu. Kaupikir hanya kau yang bisa menjadi keras kepala di sini."Dewa menggeram frustrasi. Seperti biasa, langsung mengangkat kedua tangan ke kepala dan menggusur keseluruh jemari di antara rambut yang masih basah. Menang melawan wanita yang sedang hamil jelas bukan kemenangan."Sebelum kau mengalahkan orang lain, kalahkan dulu keegoisa

  • Menikahi Adik Musuh   61. Bertengkar Lagi

    Take LoveDewa & Dania###Part 25###Dania terkejut melihat Dewa duduk mematung di sofa ruang tamu saat masuk ke dalam apartemen. Pria itu duduk dengan kedua siku disanggah lutut, dan wajah tenggelam dalam kedua telapak tangan. Kefrustrasian jelas terlihat dari rambut kusut Dewa yang sepertinya berkali-kali tergusur oleh jemari. Dania juga melihat jas Dewa yang terlempar begitu saja di sofa, bersama dasi yang jatuh di lantai.Apa Dewa memiliki masalah lagi dengan pekerjaan? Cubitan kecil menyakiti hatinya karena ia tak bisa membantu kesulitan Dewa selain hanya sebagai pendukung dan tempat bersandar pria itu. Dania ingin melakukan lebih."Dewa?" Dania menyentuh pundak Dewa dengan perlahan. Hampir mengira Dewa tertidur karena pria itu sama sekali tak bergerak. Sekali lagi ia mengangkat tangan ke arah Dewa dengan panggilan yang sedikit lebih keras. "Dewa?""Dari mana kau?" desis suara dingin Dewa ketika pria itu bergerak menaikkan kepala menatap Dania yang berdiri di sampingnya.Dania

  • Menikahi Adik Musuh   60. Bertemu Raka

    ###Hari ini, Dewa pulang lebih malam. Dania menunggu di ruang tengah sambil menonton televisi dengan toples dalam pelukannya ketika pintu apartemen terbuka. Dania bergegas menghampiri Dewa. Memeluk tubuh dan menghirup aroma Dewa yang sangat ia rindukan seharian penuh."Apa kau sangat merindukanku?" Dewa merangkul Dania dan keduanya berjalan masuk.Dania mengelak dengan menggelengkan kepala. "Aku bosan seharian menghabiskan waktu di apartemen sendirian.""Kau harus bersabar." Dewa melemparkan jasnya ke sofa dan duduk."Kauingin minum atau langsung mandi?""Kopi." Dewa menyandarkan kepala di punggung sofa. Menatap layar televisi yang menampilkan film romance tanpa suara. Sama sekali bukan seleranya, tapi melihat adegan ketika si pria mencium perut wanita hamil di sampingnya dengan air mata berurai, Dewa memahami perasaan itu. Perasaan takjub dan terharu. Keajaiban yang tak pernah ia sangka datang di hidupnya.Dania melewati sofa menuju dapur. Tak lama kembali dengan cangkir kopi yang m

DMCA.com Protection Status