Share

24. Sisa Perasaan

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lamunan Raka teralih mendengar pintu di geser dengan pelan dari balkon kamar Dewa dan melihat Dania muncul. Dengan rambut terurai dan kemeja putih kebesaran menyelimuti tubuhnya yang mungil. Sudah jelas itu kemeja yang dikenakan Dewa hari ini. Dan apa yang membuat Dania hingga memakai pakaian Dewa mengganggu pikirannya. Adiknya mencium Dania secara terang-terangan di lift, tentu saja lebih dari sekedar ciuman jika keduanya berada di tempat tertutup.

Dengan kaki telanjangnya, Dania berjalan menghampiri pagar balkon. Mengamati dengan pandangan kosong ke arah langit malam. Ya, Dewa benar-benar membuatnya tak bisa tertidur meskipun pria itu kini sudah terlelap seperti bayi tanpa dosa di ranjang setelah menuntaskan gairah pada tubuhnya. Tubuhnya remuk redam karena kelelahan tapi matanya tak bisa terpejam. Menghirup udara malam dengan bebas seperti meredakan rasa sakit di tubuh dan meringankan beban di hatinya. Dalam hati meyakinkan diri bahwa inilah pilihan yang tak akan pernah ia sesali.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Adik Musuh   25. Rasa Bersalah Zaffya

    "Wajahmu pucat sekali," komentar Richard ketika menyodorkan sepiring nasi goreng.Zaffya menatap tak suka ke arah piring yang disodorkan Richard. Steak dengan beberapa kacang polong."Hanya ini yang bisa kutemukan di kulkas. Kau harus memakan semuanya." Mata Richard melirik kacang polong dengan tatapan tegas.Zaffya mengerutu. "Aku alergi kacang polong.""Itu bukan alergi.""Aku tidak tahan bau dan bentuknya yang aneh.""Ya, dan itu bukan alergi.""Aku tidak menyukainya.""Apa kau tidak tahu berapa banyak nutrisi yang terkandung?""Tidak akan sebanyak uangku." Zaffya mengiris steaknya dan menyuapkan ke mulut. Menikmati bibir Richard yang terkatup rapat."Aku berjanji akan membuatmu memakan makanan itu saat kau mengandung anakku. Aku tidak ingin anakku memiliki alergi aneh yang harus kau turunkan padanya," gerutu Richard sambil melahap makan malamnya.Sesaat Zaffya kembali terpaku dan berhenti mengunyah. Tulang punggungnya terasa kaku dan perutnya kenyang seketika hingga hampir membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   26. Terluka

    Pesanan datang tepat ketika Zaffya benar-benar sudah tak bisa menahan rasa lapar dalam perutnya."Apa kau begitu kelaparan?" Richard menarik piringnya mendekat. Ia bahkan belum memegang sendoknya dan Zaffya sudah menyuapkan risotto ke mulut untuk kedua kalinya.Zaffya hanya mengangkat bahu sekali dan masih terus menuntaskan rasa lapar yang melilit tanpa merasa terusik dengan tatapan penuh tanya Richard. "Aku mempunyai pertemuan yang berat tadi sore. Beberapa keluhan dan pekerjaan yang tak sesuai target. Ternyata kemarahan bisa membuatmu sangat lapar.""Ya, kau membuang tenagamu dua kali lipat saat kau marah."Zaffya mengerti. Terlalu sibuk mengunyah daripada membuka mulutnya untuk berbincang seperti biasa.Tak sampai sepuluh menit, isi piring Zaffya tandas dan ia masih merasa sangat lapar. Tapi ia tak akan membiarkan Richard tahu. Berbeda dengan selera makannya yang cukup besar, Richard nampak sedikit enggan menghabiskan makanannya. Pria itu bahkan menyisakan hampir setengah isi pirin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   27. Merasa Kacau

    Makan siang berlalu dengan sangat indah dan penuh kerinduan seperti yang Richard janjikan. Richard datang tepat waktu dan menatapnya penuh binar cinta. Bahkan Zaffya bisa melihat burung kecil beterbangan di sana. Kebahagiaan membuat dadanya mengembang sangat bangga. Keputusanya sepadan dengan apa yang didapatnya siang hari ini.Akan tetapi, sepertinya Tuhan memang selalu mempunyai rencana tak terduga. Pagi itu, Richard menemukan pil kontrasesi Zaffya tergeletak di wastafel. Matanya berkedip tiga kali demi memastikan bahwa ada yang salah dengan penglihatannya. Namun, terpaksa ia menelan pil kecewa dan hatinya terhujam keras. Itu benar-benar pil kontrasepsi.'Jadi, bukan hanya perasaanku saja. Inikah alasanmu menghindari pembicaraan tentang anak?'Lima menit kemudian, setelah ia berhasil menguasai diri untuk tidak melemparkan tinjunya ke kaca. Richard mendengar pintu kamar mereka terbuka. Samar-samar suara Zaffya yang sedang bercakap dengan ponsel. Richard mengambil napas panjang dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   28. Awal Kehamilan

    "Apakah dia akan menyukaiku?"Richard mengira Zaffya sudah terlelap dalam dekapannya saat ia berniat untuk turun dari ranjang rumah sakit yang seharusnya tak cukup luas untuk dua orang dewasa. Dalam keheningan yang begitu dingin dan lama."Apakah aku akan menjadi ibu yang baik untuknya?""Zaff?" Richard melonggarkan pelukannya dan membawa wajah Zaffya menghadapnya. Kecemasan, kekhawatiran, dan kehilangan kepercayaan diri. Hal-hal normal yang dilalui para ibu hamil di beberapa minggu pertama."Apakah dia akan kekurangan gizi jika aku tidak makan kacang polong?" tuntut Zaffya merasa tidak berdaya."Tenanglah." Richard mengelus rambut Zaffya menyalurkan ketenangan. "Ini tidak akan seperti yang kau takutkan."Zaffya menggeleng. "Kau menjauhiku. Apa karena tahu aku hamil dan tubuhku akan menjadi gemuk?""Zaff, aku hanya marah karena pil kontrasepsi yang kau sembunyikan dariku.""Karena aku belum siap menjadi seorang ibu. Hal-hal inilah yang kutakutkan dan sekarang menjadi kenyataan.""Seha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   29. Kabar Tak Terduga

    "Kau boleh berhenti," gumaman lirih Dewa mengalihkan perhatian Dania dari pil yang akan masuk ke mulutnya.Dania mengernyit tak memahami perkataan Dewa baru saja. Matanya memperhatikan raut Dewa melewati cermin rias. Pria itu baru saja datang dengan raut ditekuk langsung duduk di sisi ranjang. Rambutnya sedikit mencuat tak teratur dan dasi yang sudah terurai."Kau boleh berhenti meminumnya jika kau tidak ingin." Dewa bertanya kenapa dia harus memperjelas kalimatnya. Jika Dania tidak mendengarkan, bukankah itu lebih baik.Dania melirik pil yang sudah siap ditelannya. Seringai dan dengkusan tipis mencela kata-kata Dewa. Dalam hati tertawa terbahak dengan permintaan Dewa. "Kenapa? Apa kau berubah pikiran untuk memiliki anak denganku?"Dewa mendesah, tapi tak menjawab. Jika Dania ingin, mungkin ia juga menginginkan ada anak di antara mereka. Mungkin dengan begitu, kehidupan rumah tangga mereka bisa menjadi sedikit lebih hangat. Atau setidaknya Dania bisa sedikit tersenyum dan mendapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   30. Apakah Janin Itu Milikku?

    Pagi itu, Dania hampir terjungkal ke belakang ketika kakinya terpeleset menginjak tangga terakhir. Tetapi tubuhnya tertahan lengan yang menopang sebagian besar berat tubuhnya."Apa kau baik-baik saja?" Jantung Raka seperti terlepas, beruntung kesigapannya menyelamatkan gadis itu.Dania mematung. Terkejut setengah mati jika saja ia benar-benar terjatuh dan membahayakan janin dalam kandungannya. "Terima kasih, Kak."Raka tertegun. Wajahnya dan Dania begitu dekat dan punggung gadis itu menempel di dadanya. Sudah jelas gadis itu merasakan degupan jantungnya yang begitu keras. Reaksi akrab ketika ia berada sedekat ini dengan Dania. Jika tidak ada batasan yang harus ia jaga, jika tidak ada martabat yang harus ia lindungi, Raka pasti sudah menempelkan wajah mereka."Lepaskan tanganmu darinya!" desis Dewa tajam dari arah belakang keduanya. Dengan kasar menarik pergelangan tangan Dania, memisahkan kedua tubuh yang saling menempel. Sungguh pemandangan yang memuakkan."Aauuuwww..." Dania mengera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   31. Kehamilan Zaffya

    “Kau tidak bisa melakukan apa pun,” komentar Zaffya setelah Richard bercerita panjang lebar tentang kejadian di rumah sakit pagi tadi. Keduanya sedang duduk di ruang santai, menikmati teh hijau hangat buatan Richard, menghadap pemandangan mahal yang hanya bisa dinikmati pemilik penthouse di gedung ini. Ditambah Zaffya lah pemilih gedung ini. Ouhhh, istrinya memang sekaya itu dan ia akan berhenti mengeluhkan hal itu. Semua waktu dan emosinya akan ia habiskan untuk pernikahan mereka. Mungkin sedikit tentang adiknya. Bukannya menghitung kekayaan Zaffya yang berada jauh di atas levelnya.Richard memilih mengalah untuk tinggal di tempat Zaffya, dengan segala kemewahan dan selera mahal wanita itu. Ia takut, keterbatasan ekonominya membuat tekanan emosi Zaffya terganggu. Belum pernah ia sekhawatir ini. Bahkan setelah ratusan kali ia menghadapi keluhan-keluhan para ibu hamil dan kelahiran yang ia tangani, Richard tak pernah secanggung ini. Jika ia tak bisa memberikan yang terbaik untuk Zaffya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menikahi Adik Musuh   32. Kedatangan Dewa

    “Dan??” Richard mengetuk pintu kamar Dania. Tak mendaatkan jawaban setelah memanggil nama adiknya tiga kali, Richard memutar handle pintu dan mendorong masuk. Ranjang kosong dengan selimut yang menjuntai ke lantai. Richard segera menyeberangi ruangan menuju pintu kamar mandi di sudut.“Dan?” Richard melihat Dania yang tengah bersimpuh di depan toilet. Richard mengurut punggung Dania. Hatinya mencelos melihat keringat membasahi seluruh wajah Dania. “Apa kau baik-baik saja?”Dania mengusap sisa-sisa muntahan di bibir dengan napas terengah dan mengangguk. Dengan bantuan kakaknya, ia kembali ke ranjang.“Aku akan mengambilkanmu teh hangat.”Dania menggeleng. Mengambil air putih di nakas dan meneguknya hingga tersisa setengah bagian.Wajah Dania yang pucat membuat Richard mendesah dalam hati dan mengelus rambut Dania dengan sayang. “Apa kau ingin makan sesuatu untuk membuat perutmu lebih baik?”“Selera makan Dan tiba-tiba menghilang. Mungkin pengaruh kehamilan.”“Tapi kau tetap harus makan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Menikahi Adik Musuh   68. Welcome Baby Boy (End)

    "Bayinya lahir dengan selamat. Karena bayi lahir prematur dan memiliki berat badan di bawah normal, kami membawanya ke ruang NICU di lantai empat. Anda bisa melihatnya di jam-jam tertentu.""Bagaimana keadaan istri saya, Dok?""Istri Anda masih belum sadar dan sedang berada di ruang pemulihan. Setelah sadar, kami akan memeriksanya sekali lagi sebelum membawanya ke ruang perawatan. Keadaannya masih sangat rentan."Rasanya Dewa bisa kembali bernapas. Tubuhnya jauh di kursi dengan kelegaan yang luar biasa. Karena keadaan Dania yang belum boleh dilihat, Dewa pun pergi ke lantai empat, untuk melihat bayinya.Tak ada sepatah kata pun yang bisa mengungkapkan perasaan Dewa. Pertama kali Dewa menatap bayi mungilnya, dan ia langsung jatuh cinta. Hanya itu satu-satunya perasaan yang bisa ia telaah. Setetes air mata jatuh, kebahagiaan dan rasa pedih bercampur aduk memenuhi dada Dewa. Melihat bayi mungilnya yang rapuh, tak berdaya, dan sangat kecil dan harus berjuang hidup di sana sendirian. Dewa

  • Menikahi Adik Musuh   67. Akhir Mikha

    Sepertinya Raka tak bisa lagi memasang senyum palsu di bibir kepada para tamu yang diperkenalkan mamanya. Dengan alasan hendak ke kamar mandi sebentar, Raka melepas lengan Alra yang melingkari lengannya. Berjalan ke dalam rumah. Entah kenapa, firasat buruk menyergap dadanya hanya dengan memikirkan Dania yang tak berhenti memenuhi kepalanya. Ditambah ia pun tak melihat Dania sejak Zaffya entah pergi ke mana dengan Nadia Farick sedangkan Dewa terjebak dengan teman-temannya tak jauh dari tempatnya.Seorang pelayan berlari ke arahnya dan menyenggol pundaknya. Pelayan itu berhenti sejenak untuk meminta maaf dengan wajah pucat. Lalu berlari ke dalam pesta. Raka hanya mengerutkan kening dan mengabaikannya. Melanjutkan langkahnya. Teapi kemudian jantung Raka berdebar keras, melihat beberapa pelayan berlari ke arah ruang tengah dengan terburu-buru, dan bukan ke arah taman belakang. Raka tak tahu apa yang begitu menarik perhatian para pelayan itu, tapi kakinya ikut bereaksi dan berlari menngiku

  • Menikahi Adik Musuh   66. Insiden

    Suara musik yang mengalun indah dan pelan, dengan berbagai jenis bunga menghiasi sepanjang jalan masuk ke taman belakang kediaman Sagara. Dengan konsep pesta kebun, yang terlihat santai dan elegan."Kau gugup? Kauingin kembali? Jangan membuatku salah paham, Dan," bisik Dewa mendekatkan bibirnya di telinga Dania saat mereka melintasi halaman samping rumah menuju halaman belakang, tempat pernikahan akan berlangsung. Genggaman tangan Dania di tangannya semakin mengetat, dan kegugupan tergaris jelas di sepanjang bibir wanita itu yang menipis. Menandakan bahwa Dania menggigit bibir bagian dalam. "Kau hanya boleh gugup karenaku."Dania memutar bola matanya jengah. Sempat-sempatnya pria itu mengurusi kecemburuan di saat kegugupan mendera dirinya sekuat ini. Gaun yang ia pakai adalah pilihan terbaik dengan harga fantastis, Dania tak akan bertanya darimana uang Dewa karena suaminya sudah melarang dan mewanti-wanti bahwa ia hanya perlu memilih gaun yang membuatnya terpesona. Dan tanpa sengaja p

  • Menikahi Adik Musuh   65. Memperbaiki Hubungan

    Dengan perut besar, Dania tampak begitu riang menatap semua benda-benda yang memenuhi toko tempat peralatan bayi. Dewa tak berhenti mengawasi Dania, mengekor ke mana pun wanita itu melangkah. Setiap gerakan lincah Dania membuatnya was-was, karena terlalu bersemangat memeriksa satu persatu benda-benda mungil yang memenuhi rak-rak yang berjajar panjang.Mata Dania tak berhenti beredar, berpindah dari satu rak ke rak yang lain. Bahkan tak jarang Dewa lah yang dengan sigap menyingkirkan benda-benda di depan Dania sebelum wanita itu menabraknya."Sepertinya sudah cukup." Dania akhirnya merasa kelelahan, menatap tiga troli besar yang penuh dengan pakaian dan segala macam pernak-pernik untuk bayi."Kauyakin?" tanya Dewa sangsi. Ini kalimat 'sepertinya sudah cukup' yang Dania ucapkan untuk ketiga kalinya.Dania mengangguk dengan mantap. Lalu mencari tempat duduk dan menemukan kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Kakiku pegal sekali."Dewa menatap Dania yang menjauh,

  • Menikahi Adik Musuh   64. Berbelanja

    Take LoveDewa & Dania###Part 28###"Untuk pertama kalinya, Mama melihat mereka sebagai pasangan yang cocok," gumam Monica dengan senyum di bibir.Raka mengikuti arah pandang Mamanya. Sudah cukup kesal hanya dengan mendengar cara bicara Dania dan Dewa bicara, sekarang ia benar-benar merasa gerah melihat pasangan yang duduk di meja. Dewa sibuk menyuapkan makanan dari kotak bekal untuk Dania, -makanan yang katanya dibuat oleh Dewa-. Melihat bentuk makanannya dari jarak sejauh ini, Raka tak yakin dengan rasanya. Tapi Dania tampak menikmati makanan itu seolah itu adalah makanan terlezat yang pernah gadis itu makan. Padahal, makanan yang ia pesan untuk sarapan Dania adalah makanan khusus wanita hamil yang direkomendasikan oleh ahli gizi, yang kemudian ia berikan pada koki dengan tangan ajaib yang tak mungkin diragukan lagi keahlian memasaknya. Apalagi dibanding dengankan dengan tangan Dewa.Apakah cinta memang sebuta itu? CkDewa bahkan tak pernah menginjakkan kaki di dapur, tapi adikny

  • Menikahi Adik Musuh   63. Masih Terpengaruh

    Take LoveDewa & Dania###Part 27###Raka belum menghabiskan makanannya ketika ponsel pria itu kembali berdering. Wajahnya berubah tegang, setelah mendengar kalimat dari seberang."Kecelakaan?"Dania menegakkan punggung. Tak bisa menahan tubuhnya untuk sedikit condong ke arah Raka."Luar kota?" ulang Raka tak percaya. Kenapa hal seperti ini datang di saat yang tepat seperti ini. "Baiklah. Aku ..." Raka menghela napas pendek. "Aku tak tahu apakah bisa langsung mengeceknya. Aku sedang di rumah sakit.""...""Oke, akan aku usahakan." Raka menurunkan ponselnya, mengurut kening dengan tangan kiri dan pundaknya menurun seolah beban seberat ribuan ton tertumpu di sana."Apa Kak Raka harus pergi?"Raka mendesah keras."Biar Dan yang menjaga Mama. Kak Raka bisa pergi."Raka diam. Mempertimbangkan tawaran Dania."Sepertinya masalah Kakak sangat mendesak.""Bagaimana dengan Dewa? Dia pasti akan menerorku.""Biar Dan yang mengurusnya.""Baiklah," putus Raka setelah memikirkan kembali tawaran Da

  • Menikahi Adik Musuh   62. Merawat Mertua

    Take LoveDewa & Dania###Part 26###"Mau ke mana kau?" tanya Dewa melihat Dania sudah berpakaian rapi dengan sibuk mengaplikasikan pelembab di wajah. Satu tas kecil sudah siap di meja rias."Jika kau tidak ingin ke rumah sakit, sebaiknya kau tak mencegahku." Dania mengakhiri sesi dandannya dengan mengoleskan lipbalm di bibir. Bibirnya sudah merah tanpa bantuan lipstik, setidaknya hal itu yang bisa ia banggakan dibandingkan dengan wanita-wanita yang mengejar Dewa. Dania mengusir pemikiran gila itu, untuk apa dia memedulikan wanita-wanita di sekitar Dewa."Apa kau mencoba menjadi lebih keras kepala melebihiku?""Katakan ya jika memang terlihat seperti itu. Kaupikir hanya kau yang bisa menjadi keras kepala di sini."Dewa menggeram frustrasi. Seperti biasa, langsung mengangkat kedua tangan ke kepala dan menggusur keseluruh jemari di antara rambut yang masih basah. Menang melawan wanita yang sedang hamil jelas bukan kemenangan."Sebelum kau mengalahkan orang lain, kalahkan dulu keegoisa

  • Menikahi Adik Musuh   61. Bertengkar Lagi

    Take LoveDewa & Dania###Part 25###Dania terkejut melihat Dewa duduk mematung di sofa ruang tamu saat masuk ke dalam apartemen. Pria itu duduk dengan kedua siku disanggah lutut, dan wajah tenggelam dalam kedua telapak tangan. Kefrustrasian jelas terlihat dari rambut kusut Dewa yang sepertinya berkali-kali tergusur oleh jemari. Dania juga melihat jas Dewa yang terlempar begitu saja di sofa, bersama dasi yang jatuh di lantai.Apa Dewa memiliki masalah lagi dengan pekerjaan? Cubitan kecil menyakiti hatinya karena ia tak bisa membantu kesulitan Dewa selain hanya sebagai pendukung dan tempat bersandar pria itu. Dania ingin melakukan lebih."Dewa?" Dania menyentuh pundak Dewa dengan perlahan. Hampir mengira Dewa tertidur karena pria itu sama sekali tak bergerak. Sekali lagi ia mengangkat tangan ke arah Dewa dengan panggilan yang sedikit lebih keras. "Dewa?""Dari mana kau?" desis suara dingin Dewa ketika pria itu bergerak menaikkan kepala menatap Dania yang berdiri di sampingnya.Dania

  • Menikahi Adik Musuh   60. Bertemu Raka

    ###Hari ini, Dewa pulang lebih malam. Dania menunggu di ruang tengah sambil menonton televisi dengan toples dalam pelukannya ketika pintu apartemen terbuka. Dania bergegas menghampiri Dewa. Memeluk tubuh dan menghirup aroma Dewa yang sangat ia rindukan seharian penuh."Apa kau sangat merindukanku?" Dewa merangkul Dania dan keduanya berjalan masuk.Dania mengelak dengan menggelengkan kepala. "Aku bosan seharian menghabiskan waktu di apartemen sendirian.""Kau harus bersabar." Dewa melemparkan jasnya ke sofa dan duduk."Kauingin minum atau langsung mandi?""Kopi." Dewa menyandarkan kepala di punggung sofa. Menatap layar televisi yang menampilkan film romance tanpa suara. Sama sekali bukan seleranya, tapi melihat adegan ketika si pria mencium perut wanita hamil di sampingnya dengan air mata berurai, Dewa memahami perasaan itu. Perasaan takjub dan terharu. Keajaiban yang tak pernah ia sangka datang di hidupnya.Dania melewati sofa menuju dapur. Tak lama kembali dengan cangkir kopi yang m

DMCA.com Protection Status