Share

Bab 4. Hari Pernikahan

Penulis: dsifadian
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ini seperti mimpi buruk bagi Aurora, melihat calon suaminya mengucapkan sumpah dan janji diatas Altar bersama gadis lain.

Aurora tersenyum mengejek dirinya sendiri, yang sampai sekarang masih kuat berdiri ditengah kerumunan tamu yang menyaksikan. Mereka saling menyatakan cinta dan mengucap janji untuk setia selamanya, lalu mengakhiri dengan kecupan dibibir. Sampai pertahanannya runtuh, Aurora berjalan mundur dan berbalik keluar dari tempat berlangsungnya prosesi pernikahan.

Ketika keluar dia bertemu beberapa tamu undangan papanya, mereka menatapnya dengan iba. "Nona Aurora, bukankah seharusnya ini hari pernikahanmu? Mengapa malah adikmu yang ada disana?" Salah satu mereka bertanya.

Aurora hanya tersenyum dengan canggung. Dia tidak ingin menjawab atau mungkin bingung harus menjawab apa!

Untuk itu Aurora lebih memilih menghindar, saat tak sengaja dia menabrak seseorang sampai hampir jatuh, tetapi orang itu sigap menahan pinggangnya.

Parasnya luar biasa sangat tampan. Tubuhnya tinggi dan tegap, tetapi wajahnya terlihat datar. Pria itu melepaskan tangannya dan Aurara berdiri dengan tegap.

Mata hazel itu memincing seolah memikirkan sesuatu, Aurora seperti familiar dengan wajahnya. Akan tetapi tidak ingat sama sekali. Begitu juga yang dirasa pria itu, alis tebal yang membingkai wajah tampannya menaut hampir menyatu, deru nafasnya sangat berat seolah meresai aroma yang manis dan segar milik Aurora!

Mereka hanya saling menatap tetapi tidak saling mengenal. Merasa pernah bertemu, tetapi ini pertama kalinya. "Philip, aku mencarimu kemana-mana. ternyata kamu disini..." Seorang gadis cantik tiba-tiba datang dan membuat mereka tersentak dan merasa canggung.

Gadis itu cantik dengan dress merah menyala selutut. Rambutnya lurus digerai. Philip merangkulnya dengan lembut. "Ada telpon, aku mencari tempat untuk mengangkatnya. Didalam berisik."

Gadis itu mengangguk. Dia lalu menatap Aurora dan berkata, "Kamu tuan putri Adelina?"

Aurora tersenyum dengan tipis lalu mengangguk dan menjawab, "Benar."

"Senang bertemu denganmu. Aku Alyra, grup danceku yang akan tampil mengisi acara disini." Sahut Alyra. Dia mengulurkan tangannya, senyumnya sangat manis dan wajahnya terlihat ramah.

Aurora membalas uluran tangannya dan tersenyum dengan canggung. "Aurora. Nice to meet you too."

"Sayang, kamu tidak ikut ngedance. Akan lebih baik, jika kita langsung pergi sekarang." Philip menyahut. Dia melihat jam tangan rolexnya.

Alyra mengangguk setuju. Hari ini dia tidak akan ikut memeriahkan pesta pernikahan Nona Keluarga Adelina, karena kekasihnya mengatakan akan membawanya kesuatu tempat setelah 3 bulan mereka tidak bertemu.

***

Philip Mayer berdiri memandang gadis yang sangat cantik dimatanya. Mereka berada disebuah tempat didekat pantai, pemandangannya sangat indah dan menarik perhatian para pengunjung. Itu sebuah restoran Romance outdoor, bukan hanya para pasangan yang masuk, tetapi dipersilahkan umum dari gadis-gadis remaja sampai dewasa.

Philip memeluk tubuh ramping itu dari belakang, dan melihat ombak pantai yang berlomba-lomba sampai kepermukaan pasir putih. Suasana ini sangat romantis.

Dia berbalik dan melingkarkan tangannya kepinggang Philip, tersenyum dengan lembut. "Aku sudah memutuskan, aku... bersedia menikah denganmu."

Philip mengusap rambut itu dengan halus, ini jawaban yang dia nanti. Setelah menunggu 6 tahun, akhirnya gadis itu bersedia menemaninya sampai menghembuskan nafas terakhirnya.

Alyra menyenderkan kepalanya didada Philip, lalu berkata dengan lirih, "Aku ingin kita selamanya bersama. Terimakasih sudah menungguku selama enam tahun."

"Bahkan sampai enam puluh tahunpun aku akan tetap menunggumu." Balas Philip. Dia mendekap tubuh itu dengan erat.

Beberapa saat kemudian, Philip berdiri didekat pantai bersama Louis Zayn-Asisten Pribadinya. Sedangkan Alyra sedang didandani oleh seorang MUA didalam kamar Fila disamping Restoran Romance.

"Kau sudah memastikan semuanya?"

"Semuanya sudah beres tuan." Jawab Louis Zayn.

Satu jam lagi, acara yang sebenarnya akan dimulai. Hari yang ditunggu-tunggu Philip Mayer, dan dipersiapkan dengan matang untuk melamar sang kekasih dihadapan semua orang!

Bab terkait

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 5. Bertemu lagi

    Untuk menghibur diri dan menenangkan hatinya, Aurora pergi ke Pantai Malavi, Terletak dibagian barat kota Ivaly. Bajunya belum sempat diganti, Gaun Long Sleeve Evening dress warna putih kelap-kelip gold itu melekat sempurna ditubuhnya. Gaun itu sangat cantik, dan cocok untuknya, sehingga orang akan mengira, dia tuan putri dari kerajaan.Setelah melepaskan High heels setinggi 9 cm didalam mobilnya, Aurora berjalan masuk menuju Area Pantai Malavi. Kakinya putih dan bersih menginjak pasir putih tanpa alas. Udaranya sangat sejuk disore hari. Tempatnya sangat ramai.Pantai Malavi terkenal dengan pemandangannya yang indah, airnya biru jernih dan pasirnya bersih tanpa sampah bertebaran. Aurora berjalan dibibir pantai, deburan ombak yang teratur kadang kala menyapa punggung kakinya. Saat ini dia berdiri memandang lautan, menarik nafasnya perlahan dan membuangnya. Udaranya sangat sejuk membuat fikirannya tenang dan hatinya merasa rileks.Matanya tertuju keselatan pantai, disana ada sebuah Res

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 6. Harus pergi

    Dimeja nomer 25, didekat pantai yang berjarak 4 meter dari air pantai, Aurora duduk sendiri menghadap pemandangan yang menakjubkan. Dia bertopang dagu menyaksikan sebentar lagi matahari terbenam. Semua pengunjung tidak sabar menyaksikannya. Mungkin sekitar 35 menit lagi!Semribit angin menjelang malam sangat dingin menyapa tubuhnya sampai gaun bawahnya serasa ingin terbang. Restoran Romance dan beberapa restoran didekatnya sudah dipadati pengunjung, padahal bukan malam minggu. Ditemani segelas Lemon Juicy dan Seafood yang menggugah selera diatas piring, tetapi tidak sedikitpun barang tersentuh sekedar saos tiramnya, sampai angin merebut kehangatannya menjadi dingin. Aurora hanya menyukai aromanya yang lezat dan hangat, dia merasa tubuhnya lebih ringan setelah beberapa hari pola makannya tidak teratur.Patah hati membuat Selera makannya menurun dan membuatnya sedikit kurus. Tetapi kecantikan naturalnya tidak pudar meskipun tertelan beban dan banyak fikiran. Aurora memejamkan mata dan

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 7. penantian yang sia-sia

    Aurora berlari kesana kemari selama hampir satu jam, tetapi tidak menemukan seseorang yang dia cari sampai matahari telah hampir terbenam. Dia memutuskan masuk kedalam Restoran Romance, siapa tau orang yang dia cari ada didalam.Dia melihat laki-laki dibalut jas hitam berjalan keluar dari dalam Restoran, dia tampan, Aurora menghampirinya dan bertanya, "Tuan apa kamu mengenal tuan Philip?"Saat itu memang Louis sedang keluar dari dalam Restoran, Louis sendiri merupakan asisten pribadinya Philip. "Ya." Jawabnya singkat, rupanya wajahnya tak kalah dingin dan datar, meski tampan dan nampak berwibawa dengan pakaian rapi formal.Aurora tersenyum lega seakan menemukan oksigen tepat untuk mengurangi detak jantungnya yang memburu akibat berlari kesana-kemari dan kembali bertanya, "Dimana dia?" Laki-laki itu diam dan tidak menjawab. Tapi dibalik punggungnya muncul seorang Laki-laki yang dia cari. Wajah laki-laki itu dingin dan datar, ketampanannya melebihi Louis, sayangnya sedikit saja tidak a

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 8. Merasa tidak asing

    Suasana malam yang indah! gemerlap bintang menghiasi langit malam dan bulan bersinar terang. Suasananya sangat syahdu diiringi semribit angin malam dan suara ombak yang teratur. Tempatnya tidak jauh dari Restoran Romance, dipesisiran pantai Malavi, Aurora duduk di bangku kayu dibawah pohon kelapa.Menyaksikan malam sendirian, dan ponselnya terus berdering. Hatinya tidak sekalipun berinisiatif mengangkatnya karena dia tau, percuma pulang dan menyaksikan acara resepsi pernikahan mantan kekasihnya dan adik tirinya. Dia hanya akan tertawa bodoh menyaksikan luka hatinya! Tetapi dia akan bangkit dan membuktikan kepada mereka semua, dia bisa bahagia dengan caranya! "Akhhhh!!!"Suara teriakan seseorang membuatnya tersentak kaget, Aurora lalu menoleh kesamping kananya dan samar-samar dikegelapan dia melihat sosok pria. Cahaya lampu disana redup menyala kuning terang, sehingga tidak terlalu jelas.Tapi lama kelamaan korneanya menyesuaikan cahaya yang ada, Aurora melihat jelas sosok tersebut. A

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 9. Penawaran gila Aurora

    "Apa? Apa yang kamu katakan?" Philip merasa gusar dan marah. Dia membentak Louis, "Kamu tau apa akibatnya?"Reputasinya akan terancam! Dia tidak bisa mengatakan dengan mudah acaranya batal atau ditunda, mereka menunggu terlalu lama. Seharusnya diumumkan dari tadi sebelum belnya berbunyi, sedangka semua orang sudah tidak sabar menanti. Lamaran ini impian para gadis, seharusnya Alyra menjadi gadis yang paling bahagia didunia!"Tuan, sekali lagi maafkan saya. Ini diluar prediksi kami. Keteledoran ini seharusnya tidak terjadi!." Philip mengusap wajahnya dengan kasar dan sangat gusar. Dia baru saja ditinggal pergi Alyra, dan sekarang reputasinya terancam!Aurora merasa iba, dia tau reputasi Philip akan buruk jika acara ini tidak berjalan. Philip akan dipermalukan dan rasanya menyedihkan. Dia baru saja merasakannya tadi pagi.Tetapi semua tidaklah mudah, harus ada timbal balik. Aurora menyentuh ragu bahu Philip, dan berkata, "Aku bisa membantumu." Philip tersentak dan langsung menatap Aur

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 10. Pernikahan dan Reputasi

    Kini Aurora dan Philip berdiri diatas Rooftop layaknya sepasang kekasih. Para pengunjung dan tamu sangat kagum dengan mereka, Gadis itu sangat cantik, dan Laki-lakinya sangat tampan. Mereka sangat cocok!Mereka tak henti-hentinya memuji, apalagi setelah mengetahui, gadis itu yang tadi gaunnya ketumpahan minuman dan tidak marah. Mereka jadi gosip hangat sekarang!Philip memegang mic lalu berkata, "Dimalam yang spesial ini, saya ingin memperkenalkan seseorang yang sangat... Spesial." Dikalimat akhir, Philip menjeda ucapannya dan menatap Aurora, kornea matanya seolah mengejek gadis itu.Kemudian dia kembali berkata, "Ini adalah hari yang kami tunggu-tunggu sangat lama..." Philip menghadap samping dan menatap Aurora, entah kenapa keduanya terlihat gugup. Hanya saja Philip berusaha menutupinya dan bersikap tenang.Philip menggenggam tangan Aurora yang terasa dingin, dan berkata, "Sayangku...Maukah kamu mengisi kekosongan hidupku, dan menemaniku sampai kita menutup mata untuk yang terakhir

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 11. Perjanjian Pernikahan

    Aurora memandang langit-langit malam dari atas Balkon, dia tidak pulang kekediaman keluarga Adelina, melainkan tinggal disebuah Panthouses milik Philip. Philip membawanya kesana dengan paksa setelah pertengkaran tadi. Dia memang tidak berniat pulang dan ingin nginap dihotel awalnya. Panthouses mewah itu terletak dipusat ibu kota Ivaly, Negara Satara. Diantara bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.Aurora menyalakan ponselnya yang tadi dimode pesawat dan mengecek sosial media, Berita acara tadi ternyata sudah menjadi topik hangat di kota Ivaly. Berita itu mendapatkan banyak komentar baik dan langsung menjadi Viral! Kemungkinan besar saat ini para media tengah mencarinya beserta Philip untuk mendapatkan pundi-pundi dollar dari berita.Yang Aurora bingung, siapa sebenarnya Philip? Sampai acara kejutan tadi begitu menghebohkan kota Ivaly. "Sepertinya dia bukan orang sembarangan! Kenapa aku tidak mencari tau saja, siapa itu Philip?" Aurora membuka sosial medianya, mencari nama Philip,

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 12. Perusahaan ini milik ibuku

    Pria setengah abad tapi masih terlihat gagah dan berwibawa. "Papa fikir kamu sudah lupa perusahaan ini." Hirawan bertanya dengan nada tak acuh.Aurora tersenyum sinis, "Kenapa?""Kabur dari pernikahan adikmu, lalu tiba-tib bertunangan dengan orang lain tanpa sepengetahuan papa. dan sekarang memutuskan menikah tanpa meminta izin! Aurora, aku ini siapa kamu?" Sentak Hirawan, raut wajahnya terlihat marah dan matanya menatap tajam anak gadisnya.Aurora membelalakkan matanya, berita pertunangan di malam itu tidak membuatnya kaget jika Hirawan mengetahuinya. Tapi kalau pernikahan, dari mana papanya tau?Aurora menahan rasa cemasnya dan terlihat tenang, dia menjawab tak kalah acuh, "Bukankah papa juga memutuskan menikahkan Alice kepada Erick tanpa memikirkan aku?" Aurora tidak mau kalah, dia membalas ayahnya.Hirawan terdiam dan tidak tau harus menjawab seperti apa. Yang dikatakan putrinya memang benar, dia memutuskan mengizinkan Erick menikahi Alice, sedangkan Putrinya yang satu terluka dan

Bab terbaru

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 47. Sedang membutuhkanmu!

    Saat malam sudah semakin larut, Aurora belum bisa memejamkan kedua matanya dengan rapat. Dia terus membolak-balikkan badan diatas ranjang didalam sebuah kamar hotel yang telah dipesan untuk satu malam. Sedangkan Jeffry juga memesan satu kamar disebelahnya, Jeffry pendatang baru yang tentu saja belum terlalu mengenal kota Ivaly yang besar. Aurora memikirkan Philip, Pria itu sekarang sedang marah, Philip bukan orang sembarangan yang bisa melakukan apapun sesukanya. "Kamu satu-satunya keluarga mama sekarang. Maafkan mama hampir saja mencegahmu datang kedunia." Lirihnya seraya mengusap perut dengan perasaan amat bersalah. Sekarang dia berjanji akan menjaga calon anaknya baik-baik, dan tidak akan membiarkan siapapun melukainya ataupun membahayakan nyawanya. Pagi hari menjelang, Aurora sudah bersiap-siap untuk meninggalkan kamar. Ketika membuka pintu, dia berpapasan dengan Jeffry yang akan menghampirinya. "Selamat pagi, Aurora." Sapa Jeffry tersenyum. Senyumnya manis ditambah wa

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 46. Merasa dipermainkan

    Philip masih marah atas kejadian tadi. Seharusnya Aurora menepati janjinya, namun gadis itu rupanya tidak bisa dipercaya. Flashback on! "Aku mohon, anak ini tidak bersalah apapun. Jangan menghukumnya! Dia berhak lahir kedunia..." Aurora bersimpuh dibawah seraya menangis untuk nyawa calon anaknya. Kedua tangan Philip mengepal kuat, matanya menyala tajam seakan ingin menghancurkan apapun. Dia seperti iblis yang sedang marah, sampai Aura disekitarnya ikut terasa mencengkam menakutkan. "Aku nggak menginginkan apapun darimu, tuan. Pernikahan ini memang salahku, tapi anak ini... dia keluargaku satu-satunya. Aku mohon... Izinkan dia tetap hidup!" Aurora terisak-isak mengatakannya. Dia terus memohon agar Philip luluh, dia tidak perduli lagi grup Adelina ataupun Philip. Sekarang Aurora hanya menginginkan anaknya hidup. Meski anak itu akan terlahir tanpa seorang ayah. "Kau..." Philip menahan nafasnya lalu mendorong pundak Aurora menjauhi kakinya hingga Aurora jatuh. "Pergi dari s

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 45. Harusnya sedikit bersabar!

    "Menurutmu, kenapa Aurora bisa menikah?" Didalam mobil, Erick bertanya. Alice yang menunduk fokus pada ponselnya seketika menengadahkan kepalanya, "Mana aku tau. kenapa memangnya? Jangan pernah lupa kalau kita sudah menikah, Erick Axelio!" Ketus Alice dengan kesal. ia benci seseorang yang terus menanyakan saudara tirinya, terlebih Erick suaminya sendiri yang notabennya merupakan mantan kekasih Aurora. Erick mendecih lalu menyahut, "Aku hanya bertanya. Apa itu juga salah?" "Salah! Karena kamu sekarang sudah menikah! Jadi, jangan coba-coba mencari tau informasi apapun tentang Aurora atau gadis lain!" Ancam Alice. "Ya, baiklah sayang. Jangan marah-marah. Alangkah baiknya kita kepusat perbelanjaan untuk menyenangkan hatimu." Hibur Erick mengalihkan perhatiannya. Sifat Alice dan Aurora itu jauh berbeda. Mereka memang sama-sama punya pendirian kuat, tapi Aurora mudah diluluhkan dan dikendalikan, berbeda dengan Alice yang harus mengendalikan dan mendominasi. Kalau tau begitu,

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 44. Izinkan tetap hidup!

    "Apa kamu bilang?" Kedua bola mata Philip membulat tajam, dia mendekati Aurora mencengkram rahangnya kuat. Tidak ada yang boleh bermain-main dengan Philip Mayer! Siapa Aurora? berani sekali mempermainkannya! "Katakan sekali lagi!" Bentak Philip, suaranya menekan dan membuat Aurora ketakutan. Hasil USG-nya bahkan jatuh, kedua tangannya berusaha mendorong tangan Philip yang sangat kuat. Tenaganya kalah, wajah Aurora merah dan kehabisan oksigen. "Ka mu...A ku.. ti dak, bi sa ber nafas!" dada Aurora kembang kempis. Philip yang belum puas terpaksa menarik tangannya, Aurora langsung terbatuk dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Jangan pernah bermain-main denganku!" Bentak Philip mengancam. Aurora tidak mampu melawan sekarang, tenaganya kalah, dan dia pasti kalah melawan pria berkuasa seperti Philip Mayer. Tidak berselang lama, pintu ruangan terbuka, muncul dokter Brave dan perawat serta Louis. "Nyonya, mari ikut kami keruang tindakan!" Perawat membantu merapikan pakaia

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 43. Berubah fikiran?

    "Panggil suster dan bawakan obat P3K untuk mengobati lukanya!" Philip memberi perintah terhadap Louis. Louis menjalankan tugasnya baru dia memindahkan mobil milik Philip keparkiran mobil. Aurora dibawa kekursi stainless diruang tunggu lalu mereka duduk disana menunggu suster yang datang. Bukan hanya siku, tapi beberapa bagian kaki juga lecet. Setelah perawat pergi, nama Aurora dipanggil untuk segera memasuki ruang pemeriksaan. Aurora harus menjalani serangkaian pemeriksaan terlihat dahulu, untuk memastikan bagaimana kondisi janin yang tumbuh dirahimnya. Seluruh tubuhnya merasakan ketegangan, keringat dingin menetes saat seorang dokter menyuruhnya berbaring diranjang pemeriksaan untuk melakukan USG. Bukan hanya dokter, ada juga dua perawat yang membantu lalu Philip dan Louis menunggu diluar ruangan. "Permisi nyonya, saya akan mengoleskan gel diperutmu..." Izin perawat. Aurora mengangguk ragu, suster mengeluarkan kemejanya dari dalam rok span hitam pendeknya lalu membuka

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 42. Sanggupkah?

    Aurora sesungguhnya merasakan sakit di pinggulnya karena jatuh tadi. Tapi dia tidak sudi ditolong oleh Erick. Sedangkan ibu itu menggendong anaknya yang menangis karena ketakutan. Erick masih menawarkan diri. dia baru akan sedikit membungkuk, namun tiba-tiba saja bahunya ditahan seseorang. Seketika Erick menoleh dan langsung mendapatkan tatapan tidak mengenakkan dari pria disampingnya. "Tidak perlu repot-repot mengotori tangan anda untuk menolong istri saya, tuan muda Axelio!" Philip berkata pelan dan menekan. Philip mengulurkan tangannya kehadapan Aurora yang tercengang melihatnya, "Ayo sayang..." Philip berkata pelan. Seolah dia sungguh mencintai Aurora. Nada bicaranya yang lembut seolah memang dia sangat perhatian sebagai suami. Aurora tidak bisa berdiri. Dia menengadah keatas lalu menggeleng pelan, keningnya yang mengerut serta bibirnya yang sedikit terbuka, sudah membuktikan dia menahan sakit. Philip menyadarinya bahkan melihat kemana tangan istrinya yang terus mendek

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 41. Kecelakaan

    Kening Aurora mengerut dan berfikir sejenak, sepertinya dia pernah mendengar grup Glorry. Seharusnya meetingnya baru dua hari lagi, sebab Kliennya dari luar negeri. Mungkin saja memang mendadak, jadi dia tetap ikut Louis tanpa kembali bertanya. Terlebih Tuan muda Philip sudah menunggu dimobil. Sampai dibasmant, Louis langsung membukakan pintu mobil penumpang belakang, namun Aurora mencegah. "Aku didepan saja!" "Tidak bisa, Nona. Silahkan masuk!" Louis kembali mempersilahkan. Aurora mengabaikan dan tetap ingin didepan. ia tidak mau duduk berdampingan dengan Philip, Pria yang tidak bisa dipegang janjinya. Saat baru membuka pintu, suara berat dan penuh penekanan Philip terdengar. "Mau duduk dibelakang, atau saya seret?" Aurora menutup kembali pintu mobil dengan keras lalu berjalan didepan Louis dan masuk kedalam mobil. Mobil Maybach hitam milik Philip keluar dari grup Mayer dan membelah keramaian kota Ivaly disore hari. Aurora diam saja, duduk bersandar di sandaran kursi

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 40. Meeting Mendadak

    Makan siang tiba, Aurora baru bisa bertemu Adara dilobby gedung pencakar langit milik grup Meyer. Adara pun sama halnya, menunggu Aurora untuk membahas percakapan tadi pagi yang harus terhenti karena datangnya Philip. Mereka duduk dikursi Coffeshop yang terlihat disebrang jalan gedung Meyer. "Nona Aurora, kamu... sungguh bekerja disini?" Tanya Adara, dia sungguh tidak percaya kalau Aurora bekerja dengan orang lain sekarang. Dia adalah nona muda Aurora Adelina yang statusnya sangat tinggi dan disanjung banyak orang dikota Ivaly. Namun setelah diusir dari grup Adelina, namanya hilang dan seperti tidak ada jejaknya. Setelah Aurora menceritakan semua kejadian yang dialami, Adara sungguh tidak menyangka ada orang sejahat Alice dan bahkan ayah kandung Aurora sendiri. "Untuk sementara aku butuh pamasukan. Setidaknya sampai aku bisa mengambil kembali grup Adelina." Jawab Aurora. "Semoga semuanya kembali ketangan kamu lagi, Nona Aurora. Saya benar-benar sedih. Saya terpaksa mengund

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 39. Timbal balik

    Mana mungkin grup Adelina gulung tikar?Perusahaan itu sudah berdiri lama dari Sesha Adelina masih hidup sampai mengalami kecelakaan tragis dan sampai sekarang.Meski Aurora marah kepada Ayahnya, namun dia tidak akan membiarkan grup Adelina merosot jatuh, karena disana memiliki banyak kenangan ibunya."Dari mana kamu tau semua ini?" Aurora bertanya pelan. Sungguh sulit dipercaya, bahkan Asisten pribadinya juga mengundurkan diri dan beberapa karyawan utama juga.Philip tersenyum smirk. Dia menyahut "Tidak perlu tau dari mana mendapatkannya. Gugurkan anak itu. kupastikan dalam waktu dekat, grup Adelina akan berpindah kembali padamu, Nona Adelina." Sebenarnya tidak ada gunanya juga anak yang tengah dikandung. Aurora tidak siap hamil sekarang, bahkan tidak tau siapa ayahnya.Yang terpenting sekarang, Grup Adelina berpindah kembali ke tangannya. Mengusir nyamuk-nyamuk gatal yang terus mengincar harta keluarga Adelina.Sangat tidak mudah juga untuk Aurora merelakan janinnya untuk digugurka

DMCA.com Protection Status